Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Rachmat Razak Muzaki
Abstrak :
Perangkat Wave Energy Converter (WEC) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan konversi energi dari gelombang laut menjadi gelombang mekanik (Hjerm, 2013) WEC disusun oleh sistem transmisi Hydraulic power Take-Off (HPTO) yang memungkinan konversi daya pada HPTO (Jusoh et al., 2019). Meski begitu, belum banyak riset yang membahas performa rancangan dan penerapan power smoothing dalam menjaga kestabilan daya HPTO. Riset ini bertujuan untuk membahas penerapan power smoothing pada rangkaian HPTO dan efeknya terhadap performa rancangan. Performa rancngan HPTO yang dianalisis adalah torsi (Nm), putaran motor (RPM), dan daya yang dihasilkan (kW). Sementara Aspek smoothing HPTO yang dievaluasi adalah pengaruh dari variabel volume serta tekanan precharged gas akumulator tipe gas/bladder terhadap perfroma HPTO. Simulasi parameter dilakukan melalui MATLAB/Simscape dan Simulink sementara proses optimasi parameter komponen HPTO dilakukan dengan fitur Response Optimizer menggunakan algoritma Sequential Quadratic Programming pada konfigurasi rancangan yang berbeda. Pada riset ini parameter divariasikan untuk melihat efeknya terhadap performa dan kestabilan rancangan HPTO. Hasil simulasi yang diperoleh menunjukkan bahwa akumulator mempengaruhi kestabilan dan nilai performa berupa torsi (Nm), putaran motor (RPM), dan hasil daya (kW) pada HPTO single absorber. ......Wave Energy Converter (WEC) is a technology that converts wave energy into mechanical energy (Hjerm, 2013). It is done through Hydraulic power Take-Off (HPTO), a transmission system that allows WEC to capture the energy. However, the research that discusses the HPTO design performance and its power smoothing application is minimal. This research aims to discuss the implementation of power smoothing through the use accumulator in keeping the system performance and power stability. The design performance that will be analyzed is the torque (Nm), rotation of motor (RPM), and power output (kW) . On the contrary, the HPTO smoothing aspect that is evaluated is the effect of the variable volume and precharged gas accumulator type gas/bladder pressure on HPTO performance. Parameter simulation is carried out through MATLAB/Simscape and Simulink. Furthermore, the HPTO component parameter optimization process is carried out with the Response Optimizer feature using the Sequential Quadratic Programming algorithm in different design configurations. In this research, the parameters were varied to see the effect on the performance and stability of the HPTO design. The simulation results obtained show that the accumulator affects the stability and performance values in the form of torque (Nm), motor rotation (RPM), and power output (kW) on a single absorber HPTO.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Deva Ardhiansyah
Abstrak :
WEC merupakan teknologi yang mampu mengonversi energi dari gelombang laut menjadi energi listrik. Energi yang dibawa oleh gelombang laut akibat hembusan angin menyimpan energi yang dapat diserap dan diolah oleh WEC untuk menghasilkan listrik. Hydraulic power take-off (HPTO) merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu rancangan WEC yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik yang dihasilkan oleh floating absorber menjadi energi listrik. HPTO biasanya dilengkapi dengan akumulator hidrolik. Akumulator digunakan untuk menyetabilkan tekanan fluida dan mencegah terjadinya kavitasi pada sistem HPTO. Penggunaan akumulator pada unit HPTO menunjukkan hasil yang positif dalam menyetabilkan aliran fluida dan menghasilkan listrik pada kondisi gelombang yang relatif lebih kecil. Tedapat beberapa jenis akumulator yang beredar di pasaran, yaitu akumulator tipe Gas-Charged dan Spring-Loaded. Dalam rancangan WEC, akumulator tipe Gas-Charged adalah yang paling sering digunakan. Pengujian terhadap penggunaan akumulator tipe Spring-Loaded sebagai alternatif pengganti Gas-Charged pada HPTO belum pernah dilakukan. Penelitian ini akan membahas tentang perbandingan performa antara kedua tipe akumulator tersebut dalam dalam menyimpan energi pada suatu rancangan WEC. Serangkaian perhitungan dan simulasi telah dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai landasan teori terkait dan perhitungan dari software MATLAB (Simulink, Simscape). Variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah nilai hydraulic power dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulator tipe Spring-Loaded memiliki performa energy storage yang lebih baik dibandingkan akumulator tipe Gas-Charged. Hal tersebut disebabkan karena akumulator tipe Spring-Loaded memiliki pressure ratio yang lebih besar daripada akumulator tipe Gas-Charged. ......WEC is a technology for converting energy from ocean waves into electrical energy. The energy carried by ocean waves due to wind gusts stores energy that can be absorbed and processed by WEC to generate electricity. Hydraulic power take-off (HPTO) is a vital component in a WEC design that converts kinetic energy generated by the floating absorber into electrical energy. HPTO is usually equipped with a hydraulic accumulator. The accumulator stabilizes fluid pressure and prevents cavitation in the HPTO system. The application of accumulators in HPTO units shows positive results in stabilizing fluid flow and generating electricity in relatively smaller wave conditions. There are several types of accumulators on the market, namely Gas-Charged and Spring-Loaded type accumulators. In the WEC design, the Gas-Charged type accumulator is the most commonly used. Testing of the application of Spring-Loaded type accumulators as an alternative to Gas-Charged on HPTO has never been done. This study will discuss about the comparative analysis of performance between those types of accumulators in storing energy in a WEC design. A series of calculations and simulations have been carried out by considering some related theoretical bases and MATLAB software (Simulink, Simscape) functions. The variables considered in this study are the value of hydraulic power and supply time. The results of this study indicate that the Spring-Loaded accumulator has better energy storage performance than the Gas-Charged type accumulator as the Spring-Loaded type accumulator has a larger pressure ratio.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessica Astrini
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian logam berat Pb, Cd dan Cu dalam medium terhadap pertumbuhan Melastoma malabathricum L. serta kemampuannya mengakumulasi logam berat tersebut di akar, batang dan daun. Empat puluh delapan stek batang dibagi ke dalam 10 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol, kelompok medium yang diberi 25, 50, 75 μM PbCl2; 20,100, 200 μM CdCl2; 10, 45, dan 130 μM CuCl2. Pengamatan parameter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah daun. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 1 bulan dan diakhiri dengan pengukuran kadar logam berat dalam akar, batang dan daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian 25 μM PbCl2, 50 μM PbCl2 dan 75 μM PbCl2 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan M. malabathricum, karena tanaman tersebut dapat tetap tumbuh normal, sehingga tergolong tanaman yang toleran terhadap Pb. Penghambatan pertumbuhan M. malabathricum terjadi pada perlakuan 20, 100, 200 μM CdCl2, 45 μM CuCl2, dan 130 μM CuCl2, namun pertumbuhan meningkat pada medium yang diberi 10 μM CuCl2. Hasil pengujian kadar logam berat memperlihatkan Pb, Cd dan Cu lebih banyak terakumulasi dalam jaringan akar dibandingkan dengan batang dan daun. Dalam hal ini, M. malabathricum tidak dapat digolongkan sebagai tanaman hiperakumulator ketiga logam tersebut.
This research is aimed to know the impact of heavy metal (Pb, Cd, Cu) in the medium on the growth and performance of Melastoma malabathricum and also its ability in accumulating heavy metals in roots, stems and leaves. Fourty eight of stems are grouped into ten treatments which are control, medium with 25, 50, 75 μM PbCl2; 20, 100, 200 μM CdCl2; 10, 45 and 130 μM CuCl2. The observation of growth parameter includes height of plants, length of roots and the amount of leaves produced. The research was done once in two days for one month and ended with measurement of heavy metal content in roots, stems and leaves. The result showed that treatment with 25, 50 and 75 μM PbCl2 did not affect the growth of M. malabathricum. This is because those plant can still grow normally, so it is categorized as a plant that tolerant to Pb. The inhibition on the growth of M. malabathricum occured in treatment of 20, 100, 200 μM CdCl2; 45, and 130 μM CuCl2. However, the growth of plant increase in the medium that were given 10 μM CuCl2. Based on heavy metal measurement, Pb, Cd, Cu were more accumulated in the root tissue compared to stem and leaves. In this case, M. malabathricum can not be categorized as hyperaccumulator plant of those metals.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
Abstrak :
Salah satu upaya untuk mengatasi krisis energi adalah mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dengan cara memanfaatkan sumber energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang dapat digunakan adalah energi manusia. Energi manusia dapat dimanfaatkan pada pembangkit listrik tenaga pedal. Pembangkit listrik tenaga pedal merupakan suatu metode untuk membangkitkan energi listrik dengan cara memodifikasi sepeda biasa atau sepeda statis yang dihubungkan ke alternator, kemudian energi listrik yang dihasilkan oleh alternator disimpan dalam elemen penyimpan energi listrik (baterai). Energi listrik yang tersimpan dalam baterai ini digunakan untuk menyalakan beberapa peralatan listrik rumah tangga seperti lampu, televisi, radio, dan beberapa peralatan listrik yang memiliki daya listrik yang rendah. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pembangkit listrik tenaga pedal mampu mencatu beberapa peralatan listrik yang memiliki daya listrik yang kecil. Daya listrik rata-rata yang dihasilkan pada saat pengisian akumulator adalah 17,5 watt. Dari perhitungan yang dilakukan, waktu yang dibutuhkan untuk mengayuh sepeda untuk mengisi ulang akumulator untuk menyuplai kebutuhan energi listrik harian sebesar 219 wattjam adalah 19,43 jam. Menurut perhitungan, besar energi total yang harus dikonsumsi untuk mengayuh sepeda selama 19,43 jam dengan kecepatan rata-rata 1,1134 m/s adalah 1256,88784 kkal.
One effort to overcome the energy crisis is to reduce dependence on fossil energy sources by utilizing alternative energy sources. One of the alternative energy that can be used is human energy. Human energy can be used on pedal power. Pedal power is a method for generating electrical energy by modifying the ordinary bicycle or an exercise bike connected to the alternator, and electric energy generated by the alternator is stored in electrical energy storage element (battery). Electrical energy stored in batteries is used to power some household electrical appliances such as lights, television, radio, and some electrical equipment that has low electrical power. From the testing conducted, the results show that pedal power can supply some electrical equipment that has small electric power. Average electric power produced at the time of charging the accumulator is 17,5 watts. From the calculations performed, the time required to pedal to recharge the accumulator to supply the daily electricity needs of 219 watthours is 19,43 hours. According to calculations, the amount of energy must be consumed to pedal for 19,43 hours with an average speed of 1,1134 m/s is 1256,88784 kcal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library