Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Navio Ramadhani Hereta Pratama
"Keputusan Indonesia untuk bekerja sama dengan Inggris dalam pembangunan dua kapal perang Frigate Merah Putih pada periode 2015–2020 menjadi anomali, mengingat sejarah panjang kerja sama Indonesia dengan Belanda sebagai mitra utama pengadaan kapal perang. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab mengapa Indonesia memutuskan akuisisi kapal perang Frigate jenis Arrow Head 140 buatan Inggris walaupun sudah punya sejarah panjang kerja sama pengadaan kapal perang dengan Belanda. Penulis menggunakan kerangka teori Decision Making Graham Allison, dengan fokus pada Model III (Governmental Politics Model), serta metode penelitian kualitatif dengan teknik causal process tracing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor utama: aktor domestik, kepentingan sektoral, dan dinamika politik dalam negeri. Faktor-faktor ini membentuk proses negosiasi kompleks yang menghasilkan perubahan pola kerja sama dari Belanda ke Inggris. Selain itu, diversifikasi mitra strategis, transfer teknologi, dan kebutuhan modernisasi pertahanan menjadi alasan utama dalam keputusan ini. Temuan ini memberikan pemahaman mengenai dinamika kebijakan pertahanan Indonesia di tengah tantangan geopolitik dan aspirasi kemandirian alutsista.
Indonesia's decision to collaborate with the United Kingdom in constructing two Frigate Merah Putih warships during the 2015–2020 period presents an anomaly, given its longstanding partnership with the Netherlands as the primary supplier of naval vessels. This study aims to answer why Indonesia chose the UK for acquiring Arrow Head 140 frigates despite its historical partnership with the Netherlands. The research employs Graham Allison's decision-making framework, focusing on Model III (Governmental Politics Model), and utilizes a qualitative approach with the causal process tracing method. The findings indicate that the decision was influenced by three main factors: domestic actors, sectoral interests, and internal political dynamics. These factors shaped a complex negotiation process that resulted in a shift in partnership from the Netherlands to the UK. Furthermore, strategic partner diversification, technology transfer, and the need for defense modernization emerged as key drivers of this policy. This study provides insights into Indonesia's defense policy dynamics amidst geopolitical challenges and aspirations for defense independence. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library