Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Bela Damayanti
"TikTok telah mengalami peningkatan pengguna selama pandemi, dengan total sebesar 1,2 miliar pengguna aktif pada tahun 2021. Dengan peningkatan pengguna, TikTok juga perlu mempertahankan penggunanya dengan terus berinovasi. Salah satu upaya yang dilakukan TikTok adalah dengan menjawab kebutuhan edukasi melalui media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang memengaruhi keberlanjutan pengguna dalam menggunakan aplikasi TikTok untuk memperoleh konten edukatif. Penelitian ini memodifikasi Expectation-Confirmation Model dengan menambahkan variabel system quality dan information quality dari Information System Success Model, serta menganalisis faktor enjoyment dan interactivity yang berkaitan erat dengan pengalaman menggunakan media sosial. Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner secara daring dengan total 629 responden. Kemudian data responden diolah dengan CB-SEM dengan menggunakan AMOS 26. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor confirmation memengaruhi perceived usefulness dan satisfaction; faktor information quality, system quality, dan enjoyment memengaruhi satisfaction faktor interactivity memengaruhi perceived usefulness; faktor perceived usefulness tidak memengaruhi satisfaction, serta faktor perceived usefulness dan faktor satisfaction memengaruhi continuance intention penggunaan aplikasi TikTok untuk edukasi. Penelitian ini menyarankan agar TikTok mengembangkan fungsionalitas serta fitur yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna seperti fitur subtitle, speed adjustment, playlist, perpanjangan durasi konten, serta evaluasi algoritma yang lebih sesuai dengan preferensi konten edukatif pengguna. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan aplikasi TikTok untuk melakukan sosialisasi terkait fitur-fitur yang ada di TikTok agar dapat lebih berguna bagi proses pembelajaran pengguna.

TikTok has seen an increase in users during the pandemic, with a total of 1,2 billion active users in 2021. With the increase of users, TikTok also needs to maintain their user’s retention. One of the efforts made by TikTok is to answer educational needs through social media. The purpose of this study is to identify and analyze the factors affecting the continuance intention of TikTok users in obtaining educational content. Data from this study were collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. Then the respondent's data was processed by CB-SEM using AMOS 26. This study indicates that the perceived usefulness and the satisfaction affects TikTok user’s continuance intention for educational content. Satisfaction is affected by confirmation, enjoyment, system quality, information quality. Perceived usefulness is affected by confirmation and interactivity. Originality/value: This study suggests TikTok to develop functionality and features that are more aligned with user needs such as subtitle features, speed adjustments, playlists, content duration extensions, and algorithm evaluations that are more aligned with user preferences for educational content. In addition, this study also recommends TikTok to do socialization regarding the features available on TikTok so that it can be more useful for the user's learning process. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Manda Pramudhita
"Pusat perbelanjaan sering kali digunakan oleh masyarakat untuk berekreasi di ruang publik. Sebagai ruang publik, pusat perbelanjaan semestinya mampu berkontribusi dalam pembentukan kota dengan pembangunan yang mewadahi aktivitas konsumsi dan aktivitas sosial di perkotaan. Namun seiring perkembangannya, kebutuhan terhadap aktivitas sosial dalam pusat perbelanjaan tidak tercapai karena desain pusat perbelanjaan membuat ruang ini terisolasi dari ruang perkotaan, seperti halnya yang terjadi pada mal. Akibatnya, pusat perbelanjaan dengan jenis lifestyle center hadir untuk memenuhi kebutuhan ini. Karakteristik ruang lifestyle center telah memenuhi karakter spasial yang mempromosikan aktivitas sosial, menunjukkan bahwa lifestyle center tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik yang dikomersialkan tetapi juga sebagai ruang publik yang memenuhi tujuan sosial perkotaan. Dengan studi kasus pada One Satrio, sebagai pusat perbelanjaan dengan jenis lifestyle center, akan ditelusuri mengenai karakter spasialnya yang membedakannya dengan jenis pusat perbelanjaan lain sehingga dapat mewadahi aktivitas sosial masyarakat perkotaan.

Shopping centers are often used by the citizens for recreation in public spaces. As public spaces, shopping centers should be able to contribute to urban development by providing spaces that serve both consumption activities and social activities. However, as they evolved, the need for social activities within shopping centers has often not been met duet to designs that isolate them from urban environment, as seen in malls. Consequently, lifestyle center-type shopping centers have emerged to fulfill this need. the spatial characteristics of lifestyle centers meet the criteria that promote social activities, demonstrating that lifestyle centers function not only as commercial public spaces but also as public spaces that achieve urban social objectives. Through a case study of One Satrio, a lifestyle center-concept shopping center, this study will explore the spatial characteristics that distinguish it from other types of shopping centers, enabling it to accommodate urban social activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Yosephine Tm
"ABSTRAK
Maraknya penggunaan internet sebagai media komunikasi telah mengubah gaya pertukaran informasi dan marketing saat ini. Salah satu media yang populer adalah social media, dimana semua orang dapat saling memberikan pendapat dengan cukup bebas. Perusahaan sebagai penyedia produk dan jasa sudah selayaknya mengikuti trend ini dengan juga ikut serta dalam arus informasi bebas ini. Penelitian ini mengamati pengaruh akun social media terhadap brand equity. Penelitian dilakukan terhadap 2 brand yaitu Loreal dan Pantene sebagai representasi dari consumer goods. Dengan terlebih dahulu melakukan ekstraksi atas post yang dipilih dari beberapa akun social media dengan menggunakan content analysis, penelitian dilanjutkan dengan kuesioner kuantitatif atas sejumlah responden atas konsep aktivitas social media marketing dan brand equity.
Ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari aktivitas social media marketing terhadap brand equity tiap brand. Hal ini dipengaruhi oleh segi komunikatif sebuah akun media social yang membuatnya multifungsi dalam konsep marketing communication.

ABSTRACT
The current digital lifestyle has changed the way people exchange the information and hence, the way people do marketing. One of the media that has been very popular is social media, where everyone may gives their opinions over something without any significant bounderies. Companies who supplies both products and services should follow the communication trend and involve themselves in the free trade of information. This research is implemented on 2 brands : Loreal and Pantene as the representative of consumer goods. Prior to extracting the posts of selected social media accounts, the research conducted a content analysis followed by quantitative questionnaire to respondents towards social media marketing activities and brand equity.
It is found that on individual basis, there is significant influence from social media marketing activities towards brand equity. This is an impact of a communicative and well managed social media account which enables it to be multifunctional in marketing communication.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library