Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nickie
"Latar Belakang: Konsep cell-free therapy mencakup cell homing yang melibatkan serangkaian proses fisiologis termasuk pengenalan sel, migrasi, proliferasi, dan diferensiasi, dan pada akhirnya mencapai regenerasi jaringan. Sel punca ligamen periodontal (hPDLSCs) memiliki kapasitas regenerasi periodontal yang unik. Eksosom Wharton’s Jelly (WJ-Eksosom) telah terbukti memiliki kemampuan memperbaharui diri dan diferensiasi menjadi berbagai jaringan. Namun, belum banyak yang meneliti mengenai pengaruh aktivitas migrasi dan proliferasi WJ-Eksosom terhadap hPDLSCs.
Tujuan: Membuktikan WJ-Eksosom dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 5% memiliki pengaruh terhadap aktivitas migrasi dan proliferasi hPDLSCs
Metode: Untuk melihat aktivitas migrasi (speed rate dan wound closure), pada kultur hPDLSCs dilakukan penambahan eksosom WJ 0,5%, 1%, dan 5% dibandingkan dengan kontrol pada waktu observasi 24 jam dengan metode scratch assay.Untuk melihat proliferasi, pada kultur hPDLSCs dilakukan penambahan eksosom WJ 0,5%, 1%, dan 5% dibandingkan dengan kontrol pada waktu observasi 24 jam dan 72 jam dengan metode cell counting kit-8. Uji statistik dilakukan analisis One-Way Anova.
Hasil: Terdapat peningkatan aktivitas migrasi dan proliferasi pada hPDLSCs yang dipaparkan WJ-Eksosom dengan kelompok perlakuan WJ-Eksosom dengan konsentrasi 5% memberikan hasil yang paling baik.
Kesimpulan: WJ-Eksosom memiliki pengaruh terhadap aktivitas migrasi dan proliferasi sel punca ligamen periodontal.

Background: The concept of cell-free therapy includes cell homing which involves a series of physiological processes including cell recognition, migration, proliferation, and differentiation, and ultimately achieving tissue regeneration. Periodontal ligament stem cells (hPDLSCs) have a unique periodontal regeneration capacity. Wharton's Jelly exosomes (WJ-Exosomes) have been shown to have the ability to self-renew and differentiate into various tissues. However, there has not been much research on the effect of WJ-Exosomes migration activity and proliferation rate on hPDLSCs.
Objective: To investigate the effect of WJ-Exosomes with 0,5%, 1% and 5% concentration on migration activity and proliferation rate of hPDLSCs
Methods: To determine the migration activity (speed rate and wound closure) on primary culture of hPDLSCs, WJ-Exosomes (0,5%,1% and 5%) is added and compared to control group at 24 hours examination with scratch assay. To determine the proliferation rate on primary culture of hPDLSCs, WJ-Exosomes (0,5%,1% and 5%) is added and compared to control group at 24 hours and 72 hours examination with cell counting kit-8 assay. Result then analayzed statistically with One-Way Anova.
Results: There was an increase in migration activity and proliferation rate of hPDLSCs with the highest result found in WJ-Exosomes 5%
Conclusion: WJ-Exosomes have effect on migration activity and proliferation rate of hPDLSCs
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siwi Rosari Tunggadewi
"Status gizi anak merupakan salah satu determinan terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Sesuai dengan ketentuan WHO, kondisi malnutrisi pada anak dapat dikategorikan menjadi stunting, wasting, underweight, dan overweight. Kondisi stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang dampaknya terlihat dalam jangka panjang. Kondisi wasting adalah kondisi malnutrisi kronis yang dampaknya dapat terlihat dalam jangka pendek dan memerlukan penanganan intensif sesegera mungkin. Sementara itu, kondisi underweight adalah kondisi yang menggambarkan kondisi stunting dan wasting yang terjadi bersamaan. Penelitian ini menggunakan metode PSM (Propensity Score Matching) untuk mengestimasi dampak dari penerimaan remitansi. Hasil analisis menunjukkan bahwa remitansi secara signifikan mempengaruhi kondisi stunting dan underweight anak. Sementara itu, penerimaan remitansi baru akan mempengaruhi kondisi wasting pada anak yang tinggal di daerah perkotaan. Ditemukan juga bahwa remitansi berdampak pada peningkatan risiko seorang anak mengalami overweight, khususnya pada anak yang tinggal di Pulau Jawa. Mekanisme dari kejadian ini dapat dijelaskan melalui kurangnya pengasuhan anak karena adanya anggota keluarga yang bermigrasi sehingga meskipun rumah tangga anak tersebut memiliki pendapatan tambahan dari remitansi, makanan yang dikonsumsi justru bukanlah makanan yang bergizi seimbang. Kemudian, apabila remitansi tersebut diperoleh dari ibu yang berperan sebagai migran, diketahui bahwa remitansi justru berdampak negatif terhadap kondisi malnutrisi anak, khususnya pada anak yang tinggal di luar Pulau Jawa dan tinggal di keluarga berpendapatan tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa peran seorang ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat digantikan dalam bentuk materil. Sementara itu, apabila remitansi tersebut diperoleh dari sosok ayah, maka ditemukan penurunan risiko seorang anak untuk mengalami malnutrisi pada ketiga indikator stunting, wasting, dan underweight, khususnya pada anak yang tinggal di Luar Jawa. Oleh karena itu, migrasi paternal memiliki dampak yang lebih baik dibanding migrasi maternal karena laki-laki memiliki kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari wanita dan memiliki kemungkinan untuk memperoleh upah yang lebih besar, sehingga kemungkinan sosok ayah tersebut dapat mengirimkan remitansi menjadi semakin besar.

The nutritional status of children is one of the most important determinants in their long-term growth and development. According to WHO guidelines, malnutrition in children can be categorized into stunting, wasting, underweight, and overweight. Stunting is a condition of chronic malnutrition with long-term impacts, while wasting is acute malnutrition with short-term effects requiring immediate intensive care. Meanwhile, underweight can be defined a combination of stunting and wasting. This study uses the Propensity Score Matching (PSM) method to estimate the impact of remittances. The analysis shows that remittances significantly affect children's stunting and underweight conditions. Remittances then increase the possibilities of a children to be wasted only if that children live in urban areas. It was also found that remittances increase the risk of overweight, particularly for children living in Java. This can be explained by the lack of childcare due to migrating family members; despite additional income from remittances, the consumed food may not be nutritionally balanced. If the remittance comes from a mother who is a migrant that seeks for better job, it negatively impacts child malnutrition, especially for those living outside Java and in high-income families. This indicates that a mother's role in a child's growth and development cannot be replaced materially. In contrast, if the remittance comes from the father, there is a reduction in the risk of malnutrition (stunting, wasting, and underweight), especially for children living outside Java. Therefore, paternal migration has a more positive impact than maternal migration because men have better job opportunities and higher potential wages, increasing the likelihood of sending remittances."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Asrianti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Platelet-Rich Plasma (PRP) Eksosom terhadap potensi regenerasi jaringan pulpa gigi dengan evaluasiin vitro viabilitas sel, aktivitas migrasi, dan ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) sel punca pulpa gigi manusia (hDPSCs). HDPSC diambil darisembilan gigi molar tiga dari sembilan donor sesuai kriterian inklusi, dan isolasi serta kultur dilakukan dengan metode enzyme digestion (ED) yang dipanen antara P3 dan P4. Setelah starvatation, hDPSCs dikultur di dalam enam media, yaitu sebagai berikut: Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) dan 10% PRP sebagai kelompok kontrol, dan 0,5%, 1%, dan 5% PRP eksosom sebagai kelompok eksperimental. Semua kelompok memiliki tiga rangkap biologis (Triplo). Uji viabilitas sel dievaluasi dengan MTT assay, aktivitas migrasi sel dengan Scratch Assay dan Transwell Migration Assay, dan ekspresi VEGF-A dengan Enzyme- Linked Lmmunosorbent Assay (ELISA). Analisis data dilakukan dengan uji One Way ANOVA (p <0,05) serta uji Kruskal-Wallis dan post hoc Mann-Whitney (p<0,05). Nilai rata-rata viabilitas hDPSCs tertinggi pada 24, 48 dan 72 jam observasi pada kelompok PRP-Eksosom 5% (p <0,05). PRP Eksosom 5% menunjukkan aktivitas migrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain, meskipun tidak terdapat perbedaan bermakna dengan kontrol PRP 10% (p> 0,05). Ekspresi VEGF-A hDPSCs tertinggi terdapat pada kelompok PRP Eksosom 5% pada 72 jampengamatan. Dapat disimpulkan bahwa eksosom PRP 5% berpotensi menginduksi regenerasi pupa gigi manusia.

The purpose of this study was to analyze the effect of Exosome Platelet-Rich Plasma (PRP) on their potential for human Dental Pulp regeneration by evaluating in vitro cell viability, migration activity, and expression of Vascular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) of human Dental Pulp Stem Cells (hDPSCs). hDPSCs was taken from nine third molars from nine donors thatfit to the inclusion criteria of this study, isolation and culture were carried out by the enzyme digestion (EZ) method harvested between P3 and P4. After starvatation,hDPSCs were cultured in six media, namely as follows: Dulbecco's Modified EagleMedium (DMEM) and 10% PRP as the control group, and 0.5%, 1%, and 5% PRP exosomes as experimental groups. All groups had a biological triplication (Triplo). Cell viability test was evaluated by MTT assay, cell migration activity with Scratch Assay and Transwell Migration Assay, and VEGF-A expression by Enzyme- Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Data analysis was performed using One Way ANOVA (p <0.05) and Kruskal-Wallis (p <0.05) and Pearson/Spearman Correlation test (p<0.05). The highest mean hDPSCs viability was at 24, 48 and 72 hours of observation in the PRP-exosome group 5% (p <0.05). Exosome PRP 5% showed higher migration activity compared to other groups, although there was no significant difference with PRP control 10% (p> 0.05). The highest expression of VEGF-A hDPSCs was found in the PRP exosome group 5% at 72 hours of observation. It can be concluded that the PRP 5% exosome have the highest potential ability in inducing pulp regeneration."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Asrianti Bagio B
"Latar Belakang: pulpa memiliki sifat low-compliance yang memengaruhi proses regenerasinya. Tujuan: menganalisis potensi Platelet- Rich Plasma (PRP) Eksosom terhadap regenerasi pulpa gigi secara in-vitro viabilitas sel, aktivitas migrasi, dan ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) hDPSCs. Metodologi: hDPSC sembilan gigi molar tiga dikultur dengan metode enzyme digestion (ED) yang dipanen pada P3 dan P4. Kemudian dikultur di dalam enam media, yaitu: Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) dan 10% PRP sebagai kelompok kontrol, dan 0,5%, 1%, dan 5% eksosom dari PRP. Semua kelompok memiliki tiga rangkap biologis (Triplo). Uji viabilitas sel dievaluasi dengan MTT assay, aktivitas migrasi sel dengan Scratch Assay dan Transwell Migration Assay, dan ekspresi VEGF-A dengan Enzyme-Linked Lmmunosorbent Assay (ELISA). Analisis data dilakukan dengan uji One Way ANOVA (p <0,05) serta uji Kruskal-Wallis dan post hoc Mann-Whitney (p <0,05). Hasil: viabilitas hDPSCs tertinggi pada 24, 48 dan 72 jam observasi pada kelompok Eksosom dari PRP 5% (p <0,05). Eksosom dari PRP 5% menunjukkan aktivitas migrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain, meskipun terdapat perbedaan tidak bermakna dengan kontrol PRP 10% (p >0,05). Ekspresi VEGF-A hDPSCs tertinggi terdapat pada kelompok PRP Eksosom 5% pada 72 jam observasi. Kesimpulan: eksosom dari PRP 5% berpotensi menginduksi regenerasi pupa gigi manusia.

Background: pulp has low-compliance properties that affect its regeneration process. Objective: to analyze the potential of Platelet-Rich Plasma (PRP) exosomes on the regeneration of dental pulp by in-vitro evaluation of cell viability, migration activity, and expression of Vascular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) hDPSCs. Methodology: hDPSCs of nine third molars cultured by enzyme digestion (ED) method were harvested at P3 and P4. Then cultured in six media, Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) and 10% PRP as a control group, and 0.5%, 1%, and 5% exosomes of PRP. All groups had a biological triple (Triplo). Cell viability assay was evaluated by MTT assay, cell migration activity by Scratch Assay and Transwell Migration Assay, and VEGF-A expression by Enzyme-Linked Lmmunosorbent Assay (ELISA). Data analysis was performed using One Way ANOVA (p < 0.05) and Kruskal-Wallis and post hoc Mann-Whitney tests (p < 0.05). Results: The viability of hDPSCs was highest at 24, 48 and 72 hours of observation in the Exosomes group of 5% PRP (p < 0.05). Exosomes from 5% PRP showed higher migratory activity compared to other groups, although there was no significant difference with 10% PRP control (p > 0.05). The highest expression of VEGF-A hDPSCs was found in the 5% PRP Exosomes group at 72 hours of observation. Conclusion: exosomes of 5% PRP have the potential to induce the regeneration of human dental pulp."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library