Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Lakase (EC 1.10.3.2) adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi dari substrat yang kaya akan elektron seperti guaiakol. Lakase menggunakan oksigen sebagai oksidan sehingga senyawaan fenolik menjadi radikal fenoksi yang akan menghasilkan reaksi coupling oxidative membentuk polimer fenolik. Isolasi enzim lakase dilakukan dari jamur Phellinus gilvus yang merupakan jamur pelapuk putih. Enzim kasar yang diperoleh memiliki aktivitas spesifik sebesar 15,02 unit/mg protein. Hasil reaksi guaiakol yang dikatalisis lakase (ekstrak kasar), selanjutnya diekstraksi dengan etil asetat dan didapatkan cairan kental berwarna merah seberat 3,81 gram (4,28%). Analisis dengan KLT silika gel menghasilkan 4 bercak dengan Rf 0,20; 0,46; 0,57 dan 0,63. Senyawaan hasil reaksi dimurnikan dengan menggunakan kromatografi kolom silika gel. Didapatkan kristal hasil reaksi yang berwarna putih kecoklatan dengan titik leleh 84 – 85 oC. Analisis lanjutan terhadap kristal hasil reaksi menggunakan spektrofometer UV, FTIR dan GCMS menunjukkan nilai m/z = 246, yang dibandingkan dengan database menunjukkan bahwa kristal hasil reaksi adalah senyawa 4,4’ – biguaiakol. Senyawa hasil reaksi diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metoda bleaching b-karoten. Hasil pengujian menunjukkan aktivitas senyawa hasil reaksi lebih kuat dibandingkan dengan senyawa asalnya yaitu guaiakol.
[Universitas Indonesia, ], [2005, 2005]
S30588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Weediyanti
Abstrak :
Kanker merupakan penyebab kematian terbanyak urutan ketiga di Indonesia. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari sel tubuh. Salah satu dari penyebab kanker adalah adanya radikal bebas reactive oxygen species (ROS) pada tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki elektron tidak berpasangan, sehingga bersifat reaktif. Radikal bebas dapat distabilkan dengan antioksidan. Fikosianin adalah salah satu zat yang memiliki aktivitas antioksidan dan dengan begitu memiliki potensi untuk mencegah kanker. Spirulina platensis adalah penghasil fikosianin yang paling dikenal. Kandungan dari fikosianin pada Spirulina dapat dioptimalkan melalui jenis dan kandungan nitrogen pada media kultivasi. Penelitian ini akan mengkaji hal tersebut dengan memvariasikan sumber nitrogen pada medium Zarrouk, yaitu NaNO3 dan NH4NO3, dan konsentrasinya untuk kultur Spirulina platensis. Kultivasi dilakukan pada fotobioreaktor 250 mL dengan aerasi 250 mL/min, pencahayaan kontinyu 2200 lux, dan suhu 27 – 30 °C, selama 165 jam periode kultivasi. Fikosianin kemudian diekstrak dengan metode sonikasi dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Profil pertumbuhan, yield fikosianin, dan aktivitas antioksidan terbaik didapat dari kultur dengan NaNO3 0,03 M sebagai sumber nitrogen. Yield fikosianin yang didapat adalah sebesar 22,996 ± 0,072 mg/g dengan nilai IC50 sebesar 1.438,681 ± 50,274 ppm. ......Cancer is the third leading cause of death in Indonesia. Cancer is a disease caused by abnormal growth of body cells. One of the causes of cancer is the presence of free radicals reactive oxygen species (ROS) in the body. Free radicals are compounds that have unpaired electrons, this condition will make them reactive. Free radicals can be stabilized by antioxidants. Spirulina platensis is the best known producer of phycocyanin. The content of phycocyanin in Spirulina can be optimized through the type and concentration of the nitrogen in the cultivation medium. This study will examine this matter by varying the nitrogen sources in Zarrouk medium, namely NaNO3 and NH4NO3, and their concentrations for Spirulina platensis culture. Cultivation was carried out in a 250 mL photobioreactor with aeration of 250 mL/minute, continous lighting of 2200 lux, and temperature of 27 – 30 °C for 165 hours of cultivation. Phycocyanin then was extracted by ultrasonication method and tested for its antioxidant activity by DPPH method. The best growth profile, phycocyanin yield, and antioxidant activity were obtained from culture that used NaNO3 0.03 M as nitrogen source. The yield of phycocyanin obtained was 22,996 ± 0,072 mg/g with an IC50 value of 1.438,681 ± 50,274 ppm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Wulandari
Abstrak :
Pengawetan dengan iradiasi sinar gamma diketahui dapat membuat kandungan produk tetap terjaga dan juga terbebas dari kontaminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek iradiasi gamma terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal DPPH, uji kadar fenol total menggunakan metode kolorimetri dengan reagen Folin-Ciocalteu dan uji kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 dan natrium asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi 5 kGy dan 7,5 kGy tidak menyebabkan perubahan secara signifikan (p>0,05) pada kadar fenol total, kadar flavonoida total dan aktivitas antioksidan. Sedangkan dosis iradiasi 2,5 kGy dan10 kGy menyebabkan perubahan secara signifikan (p<0,05) pada kadar fenol total dan kadar flavonoida total. Akan tetapi pada dosis iradiasi 2,5 kGy, aktivitas antioksidan tidak mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis 5 dan 7,5 kGy dapat digunakan untuk serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth karena tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total secara signifikan (p>0,05). Aktivitas antioksidan memiliki korelasi dengan kadar fenol total tetapi aktivitas antioksidan tidak berkorelasi dengan kadar flavonoida total. ......Preservation using gamma ray irradiation is known to preserve the content of the products and saving the products from contamination. The aim of this study is to evaluate the effect of gamma ray irradiation of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb powder on its antioxidant activity, total phenolic content and total flavonoid content. The evaluation of antioxidant activity have been done by DPPH radical scavenging methode, evaluation of total phenolic content with colorimetry methode using Folin-Ciocalteu reagent, and evaluation of total flavonoid content with colorymetry methode using AlCl3 and sodium acetate. The result shows that, at irradiation dose 5 and 7,5 kGy, there is no significant change (p<0,05) for total phenolic content, total flavanoid content and antioxidant activity. But at irradiation dose of 2,5 and 10 kGy, there were significant change (p<0,05) in total phenolic content and total flavonoid content compared to control (non-irradiated). Meanwhile antioxidant activity doesn’t change significantly at dose 2,5 kGy. It can be concluded that gamma ray irradiation at dose 5 and 7,5 kGy can be use for Peperomia pellucida (L.) Kunth herb because it shows no significant effect (p>0,05) on antioxidant activity, total phenolic content and also total flavonoid content. There is a correlation between antioxidant activity with total phenolic content but there is no correlation between antioxidant activity with total flavonoid content.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Pratiwi
Abstrak :
Turunan pirazolon merupakan senyawa yang kaya akan aktivitas biologi sehingga banyak digunakan dalam membuat obat-obatan dan sintesis produk. Pada penelitian ini turunan pirazolon disintesis menggunakan katalis nano magnetik Fe3O4. Katalis nano magnetik  Fe3O4 dibuat dari karat besi dan minyak jelantah. Sintesis katalis Fe3O4 ini didukung dengan analisis karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, EDS dan SEM. Edaravone merupakan senyawa pirazolon yang disintesis dengan etil asetoasetat dan fenil hidrazin. Edaravone menghasilkan yield sebesar 98,55%. Optimasi waktu, suhu serta berat katalis dilakukan uji terhadap senyawa 1 yang merupakan reaksi antara edaravone dan sinamaldehid. Kondisi optimum didapat pada waktu 15 menit dengan suhu 70°C dan berat katalis sebesar 5% (b/b). Senyawa 1 dan 3 disintesis pada kondisi optimum. Namun, senyawa 2 disintesis dengan waktu dan suhu optimum menggunakan 10% berat katalis. Senyawa 1 menghasilkan yield sebesar 48,8%, senyawa 2 didapatkan yield sebesar 30,4%, dan senyawa 3 didapatkan yield sebesar 16,04%. Senyawa turunan pirazolon dianalisis menggunakan karakterisasi KLT, FTIR, UV-Vis, dan GC-MS. Terhadap ketiga senyawa turunan pirazolon dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan konsentrasi 250 ppm dan didapatkan hasil senyawa 3 memiliki % inhibisi tertinggi dibanding senyawa 1 dan 2 yaitu sebesar 79,2%.
Pyrazolone derivates are compounds that widely found in biological activity. Thus, this compound commonly used in drugs production and product synthesis. In this study pyrazolone derivatives were synthesized by  nano magnetic Fe3O4 catalyst. The nano-magnetic Fe3O4 catalyst is made from iron rust and used cooking oil. Synthesis of nano-magnetic Fe3O4 is supported by characterization analysis using FTIR, XRD, EDS and SEM. Edaravone is a pyrazolone compound synthesized with ethyl acetoacetate and phenyl hydrazine. Edaravone produce a yield of 98.55%. The synthesis pyrazolone derivate is done by mixing edarvone and aryl aldehyde like cinnamaldehyde, benzaldehyde, and 2-hydroxy-benzaldehyde. Compounds 1 and 3 are synthesized under optimum conditions. Nevertheless, compound 2 was synthesized with optimum time and temperature using 10% by weight of the catalyst. Compound 1, compund 2, and compound 3 yield 48.8%, 30.4%, and 16.04% respectively. The formed products are characterized by TLC, FTIR, UV-Vis and GC-MS. Antioxidant activity tests were carried out using compound 1,2, and 3 with consentrations of 250 ppm and the results obtained compound 3 had the highest % inhibition, amounting to 79.2%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salman Abbas
Abstrak :
Latar belakang: Radikal bebas merupakan molekul kecil yang memiliki elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif yang dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan stress oksidatif dan nitrosatif pada tubuh manusia. Timbulnya stress oksidatif dan nitrosatif dapat menyebabkan kerusakan sel pada tubuh manusia dan menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kardiovaskular, diabetes mellitus, hingga kanker. Antioksidan berperan dalam mengimbangi radikal bebas berlebih dalam tubuh. Daun sambung nyawa diketahui mempunyai berbagai komponen senyawa fitokimia yang memiliki potensi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumbens) dari daerah Solo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Proses maserasi dan ekstraksi daun sambung nyawa dilakukan dengan menggunakan tiga jenis pelarut yaitu etanol, etil asetat, dan n-heksana. Komponen fitokimia ekstrak daun sambung nyawa dilakukan analisis menggunakan uji fitokimia, analisis kadar total fenolik dan flavonoid, dan kromatografi lapis tipis (KLT). Evaluasi aktivitas antioksidan ekstrak daun sambung nyawa dilakukan menggunakan metode DPPH. Analisis data pada penelitian ini meliputi uji normalitas berupa uji Saphiro-Wilk dan uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Kruskal Wallis. Uji Mann-Whitney juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai IC50 aktivitas antioksidan antar dua kelompok jenis ekstrak daun sambung nyawa. Hasil: Senyawa fitokimia triterpenoid ditemukan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Flavonoid, glikosida, dan alkaloid ditemukan pada ekstrak etanol dan etil asetat, sedangkan tanin, saponin, dan steroid masing-masing secara berurutan hanya ditemukan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Uji KLT menunjukkan terdapat masing-masing tiga komponen senyawa pada ketiga ekstrak daun sambung nyawa. Aktivitas antioksidan bersifat moderat pada ekstrak etil asetat dengan rerata IC50 = 221,52 μg/ml, lemah pada ekstrak n-heksana dengan rerata IC50 = 292,857 μg/ml, dan tidak aktif pada ekstrak etanol rerata IC50 = 622,086 ¼g/ml. Terdapat perbedaan bermakna (p = 0,039) antara nilai IC50 ketiga jenis ekstrak daun sambung nyaw Kesimpulan: Ekstrak daun sambung nyawa, terutama ekstrak etil asetat dan n-heksana memiliki aktivitas antioksidan dan dapat digunakan sebagai antioksidan alami. ......Introduction: Free radicals are small molecules that have unpaired electrons and are highly reactive which in excessive amounts can cause oxidative and nitrosative stress in the human body. The emergence of oxidative and nitrosative stress can cause cell damage in the human body and cause various diseases such as cardiovascular, diabetes mellitus, and cancer. Antioxidants have an important role in protecting the body from excessive amounts of free radicals. Sambung nyawa leaves are known to have various phytochemical compounds that potentially become natural antioxidants. The aim of this study was to determine the phytochemical compounds and antioxidant activity of sambung nyawa (Gynura procumbens) leaf extracts from Solo. Method: This study used descriptive analytical design. The maceration and extraction process of sambung nyawa leaves were done using three solvents, ethanol, ethyl acetate, and n-hexane. The phytochemical components of the leaf extract were identified using phytochemical tests, analysis of total phenolic and flavonoid contents, and thin-layer chromatography (TLC). The evaluation of the antioxidant activity of the sambung nyawa leaf extract was carried out using the DPPH method. Data analysis of this study including normality test of Saphiro-Wilk and the Kruskal Wallis for testing the hypothesis. The Mann-Whitney test was also carried out to determine the difference in the IC50 value of antioxidant activity between the two groups of sambung nyawa leaf extracts. Result: Triterpenoid was found in ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts. Flavonoids, glycosides, and alkaloids were found in ethanol and ethyl acetate extracts, while tannins, saponins, and steroids were found only in ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts, respectively. The TLC test showed that each extracts contained three componentsof phytochemical. The antioxidant activity was found moderate in the ethyl acetate extract with IC50= 221, 52¼g/ml, weak in the n-hexane extract with IC50 = 292, 857¼g/ml, and inactive in the ethanol extract with IC50 = 622,086 ¼g/ml. The IC50 values of the three types of sambung nyawa leaf extracts are significant statistically (p = 0,039). Conclusion: Sambung nyawa leaf extracts, especially ethyl acetate and n-hexane extracts, have antioxidant activity and can be used as natural antioxidants.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldithya Fakhri
Abstrak :
Latar belakang: Stres oksidatif adalah kondisi akumulasi radikal bebas di dalam sel atau jaringan akibat ketidakseimbangan produksi dan eliminasi radikal bebas. Stress oksidatif berkorelasi dengan banyak proses degeneratif dan patogenesis penyakit lainnya. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralisir antioksidan di dalam tubuh. Fitokimia yang terdapat di dalam tanaman merupakan salah satu sumber antioksidan eksogen yang paling banyak diteliti dan digunakan dalam pengobatan herbal. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut adalah buah kurma merah (Ziziphus jujuba). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti komponen fitokimia yang terdapat di dalam buah kurma merah (Ziziphus jujuba) serta aktivitas antioksidannya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Sampel yang digunakan adalah buah kurma merah (Ziziphus jujuba) yang didapatkan dari daerah Tangerang. Ekstrak sampel dibuat dengan 3 jenis pelarut, yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ketiga ekstrak dilakukan analisis komponen fitokimia secara kualitatif, kromatografi lapis tipis, dan uji kadar total. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji spektrofotometri menggunakan reagen 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Pengujian aktivitas antioksidan tidak dilakukan pada ekstrak n-heksana karena tidak dapat larut dalam pelarut etanol sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan pengukuran Hasil: Ekstrak n-heksana memiliki hasil positif pada komponen fitokimia triterpenoid dan alkaloid. Ekstrak etil asetat memiliki nilai positif pada komponen fitokimia flavonoid, triterpenoid, dan alkaloid. Ekstrak etanol memiliki hasil positif pada komponen fitokimia flavonoid, glikosida, triterpenoid, dan alkaloid. Uji kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa ekstrak n-heksana memiliki fraksi fitokimia flavonoid dan ekstrak etil asetat memiliki fraksi fitokimia fenol. Analisis antioksidan dari ekstrak etanol dan etil asetat menunjukan IC50 sebesar 224,78 μg/mL dan 525,23 μg/mL secara berturut-turut. Kesimpulan: Ekstrak buah kurma merah (Ziziphus jujuba) memiliki beberapa komponen fitokimia, yaitu triterpenoid, alkaloid, flavonoid, glikosida, serta fenol dan tergolong antioksidan aktif serta berpotensi untuk dikembangkan menjadi antioksidan alami kedepannya ......Background: Oxidative stress is a condition of accumulation of free radicals in cells or tissues due to an imbalance in the production and elimination of free radicals. Oxidative stress is correlated with many degenerative processes and the pathogenesis of other diseases. Antioxidants are compounds that can neutralize antioxidants in the body. Phytochemicals contained in plants are one of the most widely studied and used sources of exogenous antioxidants in herbal medicine. One of the plants that have the potential to be studied further is red dates (Ziziphus jujuba). This study aims to examine the phytochemical components contained in red dates (Ziziphus jujuba) and their antioxidant activity. Methods: This research is a descriptive-analytic study. The sample used was red dates (Ziziphus jujuba) obtained from the Tangerang area. Sample extracts were made with 3 types of solvents, namely n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The three extracts were analyzed qualitatively for phytochemical components, thin-layer chromatography, and total assay. Antioxidant activity test was carried out by spectrophotometric test using 2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) reagent. Testing of antioxidant activity was not carried out on the n-hexane extract because it cannot be dissolved in ethanol solvent so it does not meet the requirements for measurement Results: The n-hexane extract had positive results on the phytochemical components of triterpenoids and alkaloids. The ethyl acetate extract had a positive value on the phytochemical components of flavonoids, triterpenoids, and alkaloids. The ethanol extract had positive results on the phytochemical components of flavonoids, glycosides, triterpenoids, and alkaloids. Thin layer chromatography test showed that n-hexane extract had a flavonoid phytochemical fraction and ethyl acetate extract had a phenol phytochemical fraction. Antioxidant analysis of ethanol and ethyl acetate extracts showed IC50 of 224.78 g/mL and 525.23 g/mL, respectively. Conclusion: Red date fruit extract (Ziziphus jujuba) has several phytochemical components, namely triterpenoids, alkaloids, flavonoids, glycosides, and phenols, and is classified as an active antioxidant and has the potential to be developed into natural antioxidants in the future.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Laela
Abstrak :
Lakase (EC 1.1 0.3.2) adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi dari substrat yang kaya akan elektron seperti gua.iakol. Lakase menggunakan oksigen sebagai oksidan sehingga senyawaan fenolik menjadi radikal fenoksi yang akan menghasilkan reaksi coupling oxidative membentuk polimer fenolik. lsolasi enzim lakase dilakukan dari jamur Phel/inus gi/vus yang merupakan jamur pelapuk putih. Enzim kasar lakase yang diperoleh " memiliki aktivitas spesifik sebesar 15,02 uniUmg protein. Hasil reaksi guaiakol yang dikatalisis lakase (ekstrak kasar), selanjutnya diekstraksi dengan etil setat dan didapatkan cairan kental berwarna merah seberat 3,81 gram (4,28%). Analisis dengan KL T silikagel menghasilkan 4 spot dengan Rf 0,20; 0,46; 0,57 dan 0,63. Senyawaan hasil reaksi dimurnikan dengan menggunakan kromatografi kolom silika gel. Didapatkan kristal hasil reaksi yang ben.varna putih kecoklatan dengan titik leleh 84-85 °C. Analisis lanjutan terhadap kristal hasil reaksi menggunakan spektrofometer UV, FTIR I I dan GCMS menunjukkan nilai m/z = 246, yang dibandingkan dengan database menunjukkan bahwa kristal. hasil reaksi adalah senyawa 4,4' - biguaiakol. Senyawa hasil reaksi diuji aktivitas antioksidannya menggunakan ' metode bleaching fJ-karoten. Hasil pengujian menunjukkan aktivitas senyawa .. hasil reaksi lebih kuat dibandingkan dengan senyawa asalnya yaitu guaiakol
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Hapsari Nawawi
Abstrak :
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berpotensi sebagai antioksidan dan anti tirosinase sehingga dapat menghambat pembentukan melanin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan gel yang mengandung ekstrak jamur tiram yang mempunyai aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase, stabil dan aman. Metode yang digunakan adalah 1,1 difenil dipikrilhidrazil (DPPH) untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan dopakrom untuk mengetahui penghambatan terhadap enzim tirosinase. Parameter adanya aktivitas ditunjukkan oleh nilai IC50 dan persentase inhibisi. Uji stabilitas fisik terhadap sediaan gel selama 12 minggu dan uji keamanan kepada sukarelawan menggunakan metode single application closed patch epicutaneous test under occlusion. Hasil uji aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase menunjukkan ekstrak etanol 70% memiliki nilai IC50 yang lebih tinggi (79,0324 g/mL; 1,125 mg/mL) dibandingkan ekstrak air jamur tiram (94,4674 g/mL; 2,350 mg/mL). Ekstrak etanol 70% jamur tiram dibuat sediaan gel dengan 3 macam konsentrasi yaitu 0,2; 0,4 dan 0,8% (b/b). Hasil uji aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase terhadap sediaan gel menunjukkan persentase inhibisi yaitu gel 0,2% (52,63; 22,73%), gel 0,4% (64,9; 29,74%) dan gel 0,8% (70,47; 38,22%). Hasil uji stabilitas fisik selama 12 minggu menunjukkan ketiga konsentrasi gel bersifat stabil dan uji keamanan terhadap gel 0,8% tidak menimbulkan iritasi sehingga aman diaplikasikan ke kulit.
Previous studies reported that oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) was potential as antioxidant and tyrosinase inhibitory effect so be able to inhibit melanin formation. The aim of the study was to formulate into gel containing Pleurotus ostreatus extract which had the antioxidant and tyrosinase inhibitor activity, stable and safe. The methode used 1,1- diphenyl-dipicrylhydrazil (DPPH) to determine antioxidant activity and dopachrome to determine tyrosinase inhibitory effect. The parameters for identifying the activity were determined by IC50 dan inhibitory percentage. Physical stability test was done for 12 weeks and safety test in human used single application closed patch epicutaneous test under occlusion method. The results showed that 70% ethanolic extract was higher in IC50 (79,0324 g/mL; 1,125 mg/mL) than water extract (94,4674 g/mL; 2,350 mg/mL). The 70% ethanolic extract was formulated into gel for three kinds concentrations (0,2; 0,4 and 0,8% (w/w). The results for antioxidant and tyrosinase inhibitory activities were gel 0,2% (52,63; 22,73%), gel 0,4% (64,9; 29,74%) dan gel 0,8% (70,47; 38,22%). The physical activity test for 12 weeks showed that three concentrations of gel were stable and safety test for gel 0,8% no irritation was found. It?s be concluded that the gel was safe for skin topical.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suki Handayani
Abstrak :
Penggunaan antioksidan alami mulai ber1
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rizqi
Abstrak :
Nanopartikel emas memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai konstituen anti-aging. Pembuatan nanopartikel emas menggunakan asam tetrakloroaurat (HAuCl4) dan ekstrak lidah buaya sebagai reduktor dengan dan tanpa natrium sitrat sebagai penstabil kimia telah berhasil dilakukan. Kedua variasi nanopartikel emas dikarakterisasi meliputi spektrum serapan, ukuran partikel, nilai potensial zeta, indeks polidispersitas, pH. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa ukuran partikel nanopartikel emas tanpa penstabil kimia dan nanopartikel emas dengan penstabil kimia berturut-turut adalah 10,256 ± 2,465 nm dan 11,476 ± 4,303 nm. Pengujian aktivitas antioksidan kedua variasi nanopartikel emas dilakukan dengan metode DPPH dan didapatkan nilai rata-rata persen inhibisi nanopartikel emas tanpa stabilisator kimia adalah 72,96%, sedangkan nilai persen inhibisi rata-rata nanopartikel emas dengan stabilisator kimia sebesar 74,61%. ......The antioxidant activity of gold nanoparticles has been developed as an anti aging constituent. In this study, synthesis of gold nanoparticles using tetrachloroaurate acid (HAuCl4) and aloe vera extract as reductor with ot without sodium citrate as chemical stabilizing agent has been done. Both variant were characterizated for absorption spectra, particle size, zeta potential, polydispersity index, and pH. From the analyses of particle size of gold nanoparticles without chemical stabilizing agent and with chemical stabilizing agent were 10.256 ± 2.465 nm dan 11.476 ± 4.303 nm. Antioxidant activity of gold nanoparticles were investigated by DPPH method. The mean of inhibition percent both varian were 72.96% and 74.61%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>