Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezki Ashidiqi
Abstrak :
Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh temperatur kalsinasi dan jenis aktivasi kimia pada kaolin belitiung sebagai bahan baku zeolit. Tujuan dari aktivasi kaolin adalah untuk menjadi bahan baku pembuatan zeolit sebagai katalis proses hydrocracking minyak bumi. Pada penelitian ini menggunakan metode literature review. Penelitian ini mengambil hasil karakterisasi literatur dengan perbedaan media penukar kation NaOH, KOH, NH4Cl, NH4NO3, dan HNO3. Selain data perbedaan media penukar kation, perbedaan temperatur yang diambil pada suhu 500, 550, 600, 650, 700, 750°C. sampel- sampel yang didapatkan dari literatur merupakan karakterisasi Fourier transform infrared (FTIR) Spectroscopy dan X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRD), dan X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRF). Hasil yang diperoleh adalah dengan pemberian media penukar kation yang bersifat asam merupakan metode yang cocok untuk membuat zeolit sebagai cangkang katalis, sementara perlakuan pemberian media penukar kation KOH merupakan metode yang baik untuk membuat zeolit secara efisien. ......In this study to determine the influence of calcination temperature and type of chemical activation in kaolin Belitiung as the raw material of zeolite. The purpose of kaolin activation is to be the raw material of zeolite manufacture as a catalyst for petroleum hydrocracking processes. In this study used the literature method of review. This research took the results of the characterization of literature with the difference of media exchanger of NaOH, KOH, NH4Cl, NH4NO3, and HNO3. In addition to the difference data of cation exchangers, temperature difference taken at 500, 550, 600, 650, 700, 750°C. The samples obtained from literature are characterization of Fourier transform infrared (FTIR) Spectroscopy and X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRD), and X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRF). The results obtained is with the medium administration of cation of cations of acid is a suitable method to make zeolite as a catalyst shell, while the treatment of the media giving KOH cation exchanger is a good method to make zeolite efficiently.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Wardana
Abstrak :
Grafit dari biomassa sebagai elektroda alternatif untuk baterai sudah banyak dikembangkan untuk menghasilkan kapasitansi energi yang tinggi dan siklus penggunaan yang lama. Penelitian ini menentukan dan membandingkan jenis grafit NiO dan Non NiO terbaik untuk dijadikan katoda superkapasitor yang bersumber dari biomassa Tempurung Kelapa Sawit, Tempurung Kemiri, dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Optimalisasi dilakukan dengan mengkombinasi proses aktivasi kimia (KOH) menggunakan konsentrasi  5 molar pada rasio 1 : 5 dan aktivasi fisika (Ar) menggunakan injeksi 0,2 L/min pada temperatur 950°C selama 45 menit. Modifikasi sampel dilakukan dengan impregnasi prekrusor Ni(NO2)3pada grafit, yang di ubah menjadi NiO melalui penguraian termal pada temperatur 300°C selama 90 menit. Dari hasil karakterisasi XRF ditemukan senyawa NiO dan menunjukan rendahnya persentase kehadiran logam alkali dan alkali tanah pada seluruh sampel grafit kecuali K+ dan Cl-. Hasil XRD menunjukan struktur yang masih didominasi grafit amorfus dengan chemical formula C16.00 (Orthorombik) yang ditemukan pada interval 25-27o . Hasil EIS menunjukan nilai Rp terendah dimiliki oleh superkapasitor AW 3 sebesar 79,62, nilai tersebut sesuai dengan hasil pengujian CV yang memiliki Kapasitansi Spesifik (Cp) tertinggi sebesar 7,39748, tetapi nilai Cp teringgi berbanding terbalik dengan hasil BET yang menunjukan luas permukaan terbesar dimiliki oleh TKKS Non-NiO sebesar 319,298 m2/g. Untuk memperdalam analisis dilakukan karakterisasi FTIR dengan tujuan mengetahui pengaruh kehadiran ikatan OH, C=C, dan C-O dan gugus fungsi lainnya terhadap peforma superkapasitor. Jadi, penggunaan grafit sebagai (katoda) dan LTO sebagai (anoda) sebagai bahan superkapsitor menjadi pilihan yang paling tepat jika penggunaan parameter scan rate (mV/s) optimal. ......Graphite from biomass as an alternative electrode for batteries has been widely developed to produce high energy capacitance and long cycle usage. This research determines and compares the best types of NiO and Non-NiO graphite to be used as supercapacitor cathodes sourced from biomass such as Palm Kernel Shell, Candlenut Shell, and Empty Fruit Bunch (EFB). Optimization is done by combining chemical activation processes (KOH) using a 5 molar concentration at a 1:5 ratio and physical activation (Ar) using an injection of 0.2 L/min at a temperature of 950°C for 45 minutes. Sample modification is carried out by impregnating Ni(NO2)3 precursor on graphite, which is converted into NiO through thermal decomposition at a temperatur of 300°C for 90 minutes. From XRF characterization results, NiO compounds were found, indicating a low percentage of alkali and alkaline earth metal presence in all graphite samples except K+ and Cl-. The XRD results show a structure still dominated by amorphous graphite with a chemical formula of C16.00 (Orthorhombic) found in the 25-27o interval. The EIS results show the lowest Rp value is owned by supercapacitor AW 3 at 79.62, and this value corresponds to the CV testing results, which have the highest Specific Capacitance (Cp) at 7.39748. However, the highest Cp value is inversely proportional to the BET results, which show that the largest surface area is owned by Non-NiO EFB at 319.298 m2/g. To deepen the analysis, FTIR characterization is carried out to determine the influence of the presence of OH, C=C, and C-O bonds, and other functional groups on supercapacitor performance. So, the use of graphite as a cathode and LTO as an anode for supercapacitor material becomes the most appropriate choice with optimal scan rate parameters (mV/s).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Handoko
Abstrak :
Saat ini Indonesia sedang mengalami masalah dalam pasokan energi. Selain menurunya cadangan minyak dan semakin melambungnya harga minyak mentah sangat menguras uang negara untuk subsidi BBM. Indonesia adalah negara yang memiliki cukup banyak cadangan gas bumi. Dalam pendistribusiannya gas membutuhkan pipa atau bisa juga dikompresi ke dalam suatu tangki bertekanan tinggi. Pembuatan pipa untuk distribusi gas tentunya memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Penggunaan tangki bertekanan memiliki resiko karena gas dalam tangki bertekanan tinggi, selain itu dibutuhkan tangki dengan ketebalan yang cukup besar. Metode alternatif yang dapat digunakan untuk penyimpanan gas adalah adsorpsi. Dalam keadaan teradsorpsi suatu gas mempunyai densitas yang mendekati densitas cairnya. Dengan adsorpsi suatu tangki dapat menyimpan gas hingga dua kali lebih banyak dengan tekanan yang relatif kecil yaitu sekitar 1/10 nya sehingga ketebalan tangki pun dapat dikurangi. Salah satu material yang dapat digunakan untuk adsorpsi adalah karbon aktif. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses oksidasi dan aktivasi. Penelitian ini berfokus pada pembuatan karbon aktif menggunakan aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Karbon aktif hasil aktivasi kimia umumnya memiliki luas permukaan yang besar yaitu sekitar 3000 m2/g, sedangkan karbona aktif hasil aktivasi fisika memiliki luas permukaan paling besar sekitar 1100 m2/g. Bahan baku yang digunakan adalah batubara. Proses aktivasi fisika dilakukan dengan melakukan karbonisasi dan proses aktivasi. Temperatur aktivasi dapat bervariasi antara 700-850oC. Proses aktivasi kimia dilakukan dengan menggunakan KOH dengan perbandingan massa tertentu sebagai activating agent. Temperatur aktivasi dapat bervariasi antara 700-850oC. Pengembangan yang dilakukan pada aktivasi kimia adalah autoclave yang dapat berputar sehingga distribusi gas pada material akan lebih merata dan dapat menghasilkan lebih banyak tumbukan antara molekul gas dan molekul batubara.
Currently, Indonesia is experiencing problems in energy supply. In addition to the decrease of oil reserves and the soaring price of crude oil is draining state funds for fuel subsidies. Indonesia is a country that has enough natural gas reserves. In the gas distribution pipes need or it could be compressed into a high pressure tank. Manufacturing of pipes for gas distribution is time consuming and cost a lot of money. The usage of pressurized tanks are high risk because of the high-pressure gas in the tank, also it takes a tank with a large thickness. Alternative methods that can be used for gas storage is adsorption. In the adsorbed state a gas has a density that approaching the density of the liquid. In the adsorbed state, a gas tank can hold up to two times more with a relatively small pressure of about 1 / 10 so that the thickness of the tank can be reduced. One material that can be used for adsorption is activated carbon Activated carbon is a carbon compound that has increased capability of adrosption by activation of oxidation processes. This study focuses on the manufacture of activated carbon using physical activation and chemical activation. Chemicaly activated carbon usually have a large surface area of about 3000 m2/g, while the activated carbon from physical activation only can reach maximum surface area of about 1100 m2/g. The raw material used is coal. The physical activation is done by carbonization and activation processes. Activation temperature can vary between 700-850oC. Chemical activation process is done by using a certain mass ratio KOH as activating agent. Activation temperature can vary between 700-850oC. The development that carried out on chemical activation is an autoclave which can rotate so that the gas distribution in the material will be more evenly distributed and can result in more collisions between gas molecules and the molecules of coal.
2012
S1758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanno Widy Yunior
Abstrak :
Penyimpanan hidrogen pada media padat adalah yang teraman dengan kemampuan penyimpanan yang tinggi serta murah dibanding metode penyimpanan lainnya. Batubara sub-bituminous merupakan jenis batubara dengan cadangan terbesar di Indonesia dan jarang digunakan karena tidak merupakan batubara dengan kalori tinggi. Batubara sub-bituminous diubah menjadi karbon aktif dengan beberapa perlakuan mekanokimia serta termal. Karbon aktif merupakan media padat penyimpanan hidrogen yang murah, mudah didapatkan, dan memiliki kemampuan penyerapan yang baik karena adanya pori-pori pada permukaannya. Pada penelitian ini, karbon aktif dibuat dengan metode aktivasi kimia. Proses karbonisasi sebagai perlakuan awal dapat meningkatkan kadar karbon tetap dari sampel dari 45,73% menjadi 67,02%. Penambahan activating agent ZnCl2 dengan rasio karbon dan ZnCl2 sebesar 1:4 dalam proses mekanokimia pada Planetary Ball Mill (PBM) yang dilakukan selama 1 jam, kemudian sampel di aktivasi termal dalam kondisi inert dengan suhu 500 oC selama 1 jam. Peningkatan luas permukaan terjadi dari 90,41 m2g-1 (sampel awal) menjadi 452 m2g-1 dan diameter rata-rata pori turun dari 3,8 nm menjadi 3,6 nm. Volume pori total sampel akhir naik menjadi 0.4061 cm3g-1 dari sebelumnya 0.085 cm3/g (sampel awal), serta volume mikropori naik menjadi 0.195 cm3g-1 dari sebelumnya 0.014 cm3g-1. Kapasitas adsorpsi H2 pada sampel awal yaitu 0.123 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.110 wt % (4000 kPa | 25 oC), sedangkan kapasitas adsorpsi H2 pada sampel akhir yaitu 0.876 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.773 wt % (4000 kPa | 25 oC). ...... Hydrogen storage at solid media is more secure and cheaper than hydrogen storage in other methods, and also has high storage density. Sub-bituminous coal is the largest reserves in Indonesia and it is seldoms used because the calories is not high enough. Sub-bituminous coal was modified to activated carbon by mechanochemical treatment and thermal activation. Activated carbon can be the best for the solid media because of cheap, good availability, and good adsorption capacity because of many pores on its surface. In this research, activated carbon was formed by chemical activation. Carbonisation process as initial treatment could increase fixed carbon content of sample from 45.73% to 67.02%. addition of ZnCl2 with ratio of carbon:ZnCl2 was 1:4 in the mechanochemical treatment by Planetary Ball Mill (PBM) which was done in 1 hour, further more thermal activation was done in a inert condition in 1 hour with temperature 500 oC. Enhancement of surface area happened from 90.41 m2g-1 (initial sample) to 452 m2g-1, with average pore diameter decrease from 3.8 nm to 3.6 nm. Total pore volume in final sample increased to 0.4061 cm3g-1 from previously 0.085 cm3g-1 (initial sample), micropore volume also increased to 0.195 cm3g-1 from previously 0.014 cm3g-1. H2 Adsorption capacity for sample before treatment was 0.123 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.110 wt % (4000 kPa | 25 oC), while H2 adsorption capacity for the final sample was 0.876 wt % (4000 kPa | -5 oC) dan 0.773 wt% (4000 kPa | 25 oC).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andra Bernama Priatma Adji
Abstrak :
Pengunaan metana merupakan salah satu alternatif yang mernarik utnuk dipetimbangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat karena sumbernya yang besar, harganya yang tidak mahal dan emisi gas buang beracun yang rendah. Permasalahan yang ada saat ini untuk gas metana adalah wadah, transportasi dan teknologi penyimpanan. Teknologi penyimpanan gas metana saat ini masih dalam pengembangan salah satunya dengan menggunakan teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG) dengan tekanan yang lebih rendah yaitu 35,000 kPa sampai 50,000 kPa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karbon aktif dari sumber yang dapat dperbarui serta dapat mengatasi masalah lingkungan. Karena itu digunakan ampas kopi yang dalam setahun dapat terproduksi sebesar 247.5 ribu ton. Preparasi ampas kopi menjadi karbon aktif didapatkan dengan proses karbonisasi, aktivasi kimia dengan menggunakan KOH yang dilakukan dengan berbagai macam variasi molaritas, dan Aktivasi Kimia Fisika. Hasil yang pengujian kapasitas gas metana yang didapatkan adalah 0.221 kg/kg pada temperatur 27.6 C0 dan tekanan 32,7300 kPa. Luas permukaan karbon aktif diuji dengan metode BET sebesar 399.1 m2/g. ......The usage of methane is one of the alternative consideration to fullfil ythe increasing demands of fuel because it has large source, their prices not as expensive as liquid hydrocarbon and lower toxic gas emissions.The current problems for methane gas are the transportation and storage technology. Methane gas storage technology that currently still in the development is adsorbed natural gas (ANG) which has lower pressure than compressed natural gas at 35 to 50 bar. This research is conducted to gain activated carbon made from renewable resources and to find solution from coffee?s waste. Coffee's waste is a common problem in Indonesia whch produce 247.5 thousand tonne per year. The process to make activated carbon from coffee?s waste are carbonization, chemical activation and physio-chemical activation. This reseach obtain activated ccarbon that can adsorp methane by 0.221 kg/kg at 27.60C and 32.73 bar. The surface area itself is tested with BET method that has 399.1 m2/g of the area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library