Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1996
362.11 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Nugroho
"Rumah sakit wajib melakukan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang berkesinambungan. Masing-masing rumah sakit baik dari rumah sakit publik ataupun privat berbeda dalam pengelolaan peningkatan mutu rumah sakit yang berkesinambungan. Tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran dampak akreditasi terhadap mutu rumah sakit dan peningkatan mutu berkesinambungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan uji statistik dan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian RSIA Kartini dan RS Budi Kemuliaan dengan uji statistik tidak ada perbedaan rata-rata indikator mutu sebelum dan sesudah akreditasi. Hasil wawancara ketiga rumah sakit bahwa akreditasi memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Berdasarkan dari analisis grafik nilai rata-rata indikator mutu menunjukan RSIA Kartini mengalami peningkatan sebelum akreditasi dan penurunan setelah akreditasi. Sedangkan RS Budi Kemuliaan mengalami peningkatan sebelum akreditasi dan mengalami stagnasi bahkan penurunan setelah akreditasi. Secara keseluruhan akreditasi rumah sakit memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Akan tetapi hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan, biaya dan manusia.

Hospitals are obliged to hospitals accreditation to improve the quality of continuous hospital services. Each hospital from public or private hospitals differs in the management of continuous quality improvement of hospitals. The purpose of this research is to get an overview of the impact of accreditation on hospital quality and continuous quality improvement. This research is quantitative and qualitative research. Quantitative research using statistical tests and qualitative research with in-depth interviews and focus group discussions. The results of Kartini Mother and Children Hospital, Budi Kemuliaan Hospital with statistical tests showed no difference in average quality indicators before and after accreditation. The results of the interviews of the three hospitals that accreditation has a positive impact on improving the quality of hospitals. Based on the analysis of the average value of quality indicators, Kartini Mother and Children Hospital improved before accreditation and decreased after accreditation. While Budi Kemuliaan Hospital experienced an increase before accreditation and stagnated even decreased after accreditation. Overall hospital accreditation has a positive impact on improving the quality of hospitals. However, this is influenced by several factors such as leadership, cost and human beings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Haryo Yudo Prabowo
"Standar Akreditasi Rumah Sakit merupakan penilaian sejauh mana rumah sakit sudah melaksanakan program keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011. Rumah Sakit X belum sepenuhnya melaksanakan pelayanan berbasis keselamatan pasien.
Penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dilanjutkan metode kualitatif bertujuan melihat persiapan Rumah Sakit X dalam menghadapai Akreditasi Bidang Keselamatan Pasien tahun 2016.
Pada penelitian ini dihasilkan kuesioner keselamatan pasien berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012. Uji Reliabilitas menghasilkan 65 pernyataan kuesioner menjadi 47 pernyataan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 17 komponen penilaian dari Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012 masih harus ditingkatkan pelaksanaannya di Rumah Sakit X.

Hospital Accreditation Standards is an assessment for hospitals to implement patient safety programs in accordance with the Regulation of the Minister of Health No. 1691 of 2011. Hospital X wasnot yet fully implementing patient safety based on the Hospital Accreditation 2012.
Descriptive research with quantitative method continued by qualitative method was implemented to study the preparation of Hospital X which will undergo Accreditation in 2016.
The research also developed questionnaire on Patient Safety based on The Hospital Accreditation 2012. Reliability test was done with the result of that 47 out of 65 questionnaires were reliable. The research found 17 points of The Hospital Accreditation 2012 still need improvement in implementation at Hospital X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Raka Jeni
"ABSTRAK
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan pemerintah kepada rumah sakit yang telahmemenuhi standar yang telah ditetapkan. Akreditasi rumah sakit di Indonesiadilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar akreditasi. Di RSUDharma Yadnya sudah melaksanakan akreditasi 4 standar : Pencegahan danPengendalian Infeksi, Kualifikasi dan Pendidikan Staf, Hak Pasien dan Keluarga danSasaran Keselamatan Pasien. Pada standar PPI paling banyak meninggalkanPerencanaan Perbaikan Strategis PPS yaitu sebanyak 23 item dari 11 elemen penilaiandibandingkan dengan tiga standar lainnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalahuntuk diketahui proses pelaksanaan perbaikan 23 item dan hambatan yang ditemukan.Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan datawawancara mendalan dan telaah dokumen, dengan 4 orang partisipan. Hasil penelitianini menunjukkan pada re-survey pertama tahun 2016 terselesaikan 5 elemen penilaian,re-survey kedua tahun 2017 terselesaikan 16 elemen penilaian dan menyisakan 2elemen penilaian yang belum tercapai yaitu pada pemenuhan sarana ruang isolasidengan ruangan bertekanan negatif dan filtrasi HEPA. Dengan kendala harga alat danpemeliharaan yang mahal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk membangunbangunan rumah sakit yang baru apalagi untuk keperluan investasi, harusmemperhatikan arsitektur rumah sakit yang ditentukan oleh standar akreditasi rumahsakit.

ABSTRACT
Hospital accreditation is the government 39 s recognition to hospitals that have met theestablished standards. Hospital accreditation in Indonesia is conducted to assess hospitalcompliance with accreditation standards. Dharma Yadnya Hospital have implemented 4accreditation standard Infection Prevention and Control, Qualification and StaffEducation, Patient and Family Rights and International Patient Safety Goals. At mostinfection prevention and control standards leave strategic improvement planning asmany as 23 items from 11 assessment elements compared with three other standards.The purpose of this research is to know the implementation process to improve 23assessment element and obstacles found. The method of this research is qualitativeresearch, using deep interview and document review technique, with 4 participants. Theresult of this study showed that in the first re survey of 2016 completed 5 elements ofassessment, the second re survey of 2017 completed 16 elements of assessment andleaving 2 elements of assessment that have not been achieved, that is the fulfillment ofisolation facilities with negative pressure rooms, and HEPA filtration. With expensivetool and maintenance cost constraints. This research concluded that to build a newhospital building especially for investment purposes, must pay attention to hospitalarchitecture which determined by hospital accreditation standard. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwa Wahyudi Firdaus
"Latar Belakang: Berdasarkan hasil survei akreditasi, dari 17 RSUD Kelas D di provinsi DKI Jakarta, 16 RSUD terakreditasi Paripurna dan satu RSUD terakreditasi Utama. Walapun telah trakreditasi, masih ditemukan banyak rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. 
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memahami lima elemen penilaian yang menjadi isu pasca survei akreditasi, persiapan, kendala, dan strategi penyelesaian yang dilakukan oleh RSUD. 
Metode penelitian: Penelitian kualitatif dengan desain studi kasus dengan telaah dokumen akreditasi untuk lima elemen penilaian yang menjadi isu dan lebih lanjut akan dilakukan wawancara terhadap pihak RSUD, Dinas Kesehatan, dan Surveior. 
Hasil dan Pembahasan: Lima elemen penilaian yang menjadi isu tersebut adalah MFK 5d, KPS 9b , PPI 6b, PMKP 4e dan AKP 5.2e. Untuk memenuhi elemen penilaian tersebut, RSUD telah menyiapkan dokumen, SDM, dan sarana dan prasarana. Kendala yang dihadapi yaitu pemahaman RSUD, perbedaan pemahaman antar surveior, kurangnya pemenuhan fasilitas yang dipersyaratkan, pola pikir pegawai yang kurang tepat, dan kurang efektifnya penyelenggaraan pelatiahan. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pemahaman, melakukan pelatihan yang efektif, dan menyediakan sarana dan prasarana berdasaikan standar akreditasi. 
Kesimpulan: RSUD Kelas D telah menyiapkan diri untuk memenuhi standar akreditasi, namun belum sepenuhnya optimal, perlu adanya identifikasi masalah yang menghambat dan  strategi penyelesaian masalah yang tepat.

Background: Based on the results of the accreditation survey, of the 17 Class D general hospital in DKI Jakarta province, 16 hospitals have Plenary Accreditation and one RSUD has Main Accreditation. Even though it has been accredited, there are still many recommendations that must be followed up. 
Objectives: This research aims to understand the five elements of assessment that are issues after the accreditation survey, preparation, obstacles and resolution strategies carried out by hospitals.
Method: Qualitative research with a case study design by reviewing accreditation documents for the five assessment elements that are issues and further interviews will be conducted with the Regional Hospital, Health Service and Surveyors. 
Results and Discussion: The five assessment elements that are the issue are MFK 5d, KPS 9b, PPI 6b, PMKP 4e and AKP 5.2e. To fulfill these assessment elements, RSUD has prepared documents, human resources, and facilities and infrastructure. The obstacles faced were the understanding of hospitals, differences in understanding between surveyors, lack of fulfillment of required facilities, inappropriate mindset of employees, and lack of effectiveness in organizing training. The strategy undertaken is to increase understanding, conduct effective training, and provide facilities and infrastructure based on accreditation standards. 
Conclusion: Class D Regional Hospital has prepared itself to meet accreditation standards, but is not yet fully optimal, it is necessary to identify problems that are hampering it and appropriate problem solving strategies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Ayu Yuliany
"Pelayanan gizi sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit dituntut memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar. Salah satu standar yang digunakan dalam penilaian pelayanan gizi rumah sakit di Indonesia adalah Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 yang menilai pelayanan gizi dalam 3 tiga bab standar. Terdapat beberapa model pengukuran mutu yang terbukti efektif dalam manajemen mutu, salah satu satunya adalah Kriteria Malcolm Baldrige. Peneliti menggunakan 7 tujuh kriteria yang terdapat dalam Malcolm Baldrige Health Care Criteria for Performance.
Penelitian ini bertujuan menilai mutu pelayanan gizi rumah sakit terAkreditasi Versi 2012 di Rumah Sakit Ari Canti ditinjau dari Kriteria Malcolm Baldrige tahun 2017 sebagai persiapan survey verifikasi akreditasi dan peningkatan mutu berkelanjutan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif, melalui wawancara mendalam informan kunci, telaah dokumen, dan observasi. Posisiskor mutu Pelayanan Gizi Rumah Sakit ter Akreditasi Versi 2012 ditinjau dari Kriteria Malcolm Baldrige berada pada skor 408, dalam jenjang predikat 'EarlyImprovement' dengan tingkat mutu 'Average'. Bidang Pelayanan Gizi Rumah Sakit Ari Canti dapat mengembangkan kesempatan untuk perbaikan pada kriteria kepemimpinan senior, dan pengembangan strategi.

Nutrition services as an integral part of health services in hospitals are required to provide quality services according to standards. One of the standards used inthe assessment of hospital nutrition services in Indonesia is the Hospital Accreditation Version 2012, which assesses nutrition services in three 3 standard chapters. There are several quality measurement models proven effective in quality management, one of which is the Malcolm Baldrige Criteria. Researcher used 7 seven criteria contained in Malcolm Baldrige Health Care Criteria for Performance.
This study aims to assess the quality of nutrition services of accredited hospitals Version 2012 at Ari Canti Hospital reviewed from Malcolm Baldrige Criteria in 2017 as a preparation of accreditation verification and continuous quality improvement survey.
This research is a descriptive analytic research with qualitative approach, through in depth interviews of key informants, document review, and observation. The score of the quality of Nutrition Services Accredited Hospital Version 2012 reviewd from the Malcolm Baldrige Criteria is 408, while in the levels of the predicate showed Early Improvement with the level of quality Average. Ari Canti Hospital Nutrition Services may develop opportunities for improvement on senior leadership criteria, and strategy development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library