Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvia AS
"Latar Belakang : Insiden Acute Kidney Injury (AKI) pada pasien coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) yang dilaporkan dari berbagai penelitian adalah 23% sampai dengan 81% dengan mortalitas yang makin tinggi dengan semakin tingginya serum kreatinin. Terdapat perbedaan komorbiditas yang mendasari populasi yang diperiksa, serta variasi dalam praktik dan metode diagnosis dan pelaporan AKI. Evaluasi dini pemantauan fungsi hati, ginjal, serta parameter hematologi, sangat penting untuk memprediksi perkembangan COVID-19. Berdasarkan hal diatas perlu diketahui variabel apa yang dapat mempengaruhi terjadinya AKI.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah menganalisis insiden AKI pada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU RSCM dan menganalisis pengaruh umur, jenis kelamin, komorbid, kreatinin, ureum, trombosit, leukosit, nilai Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR), C- Reactive Protein (CRP), obat vasoaktif dan obat nefrotoksik terhadap angka kejadian AKI pada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU RSCM.
Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional retrospektif dengan desain case control study. Data yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di ICU RSCM. Kriteria penerimaan adalah pasien dengan usia
≥ 18 tahun dan terkonfirmasi COVID-19 dengan RT-PCR positif. Kriteria penolakan adalah pasien dengan riwayat transplantasi ginjal, dan pasien Chronic Kidney Disease (CKD) gagal ginjal yang menjalani dialisis. Kriteria pengeluaran adalah pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap.
Hasil : Dari 370 pasien yang terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di ICU RSCM, 152 pasien memenuhi kriteria inklusi dari 148 subjek yang direncanakan. Hasil analisis bivariat didapatkan usia, komorbid, ureum, kreatinin dan obat vasoaktif mempunyai perbedaan bermakna terhadap angka kejadian AKI. Setelah dilakukan analisis multivariat regresi logistik didapatkan komorbid (odd ratio 2,917; 95 % confidence interval, 1,377 – 6,179; p value 0,005) dan obat vasoaktif (odd ratio 2,635; 1,226 – 5,667, p value 0,013) merupakan faktor prediktor AKI pada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Kesimpulan : Insiden AKI pada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta adalah 30,9%. Komorbid dan obat vasoaktif merupakan faktor prediktor AKI pada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Background: The incidence of Acute Kidney Injury (AKI) in COVID-19 patients treated in the Intensive Care Unit (ICU) reported from various studies is 23% to 81%, with higher mortality with higher serum creatinine. There are differences in the underlying comorbidities of the populations examined, as well as variations in practice and methods of diagnosing and reporting AKI. Early evaluation and monitoring of liver and kidney function, as well as hematological parameters, is very important to predict the development of COVID-19. By examining the predictor factors for the incidence of AKI in COVID-19 patients treated in the RSCM ICU, were there any predictor factors that were different from previous studies.
Purpose: The aim of this study was to analyze the incidence of AKI in COVID-19 patients treated at the RSCM ICU and to analyze the effect of age, gender, comorbidities, creatinine, urea, platelets, leukocytes, Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR), CRP, vasoactive drugs, and nephrotoxic drugs on the incidence of AKI in COVID-19 patients treated in the RSCM ICU.
Methods: This research is a retrospective observational study with a case-control study design. The data to be used is secondary data from the medical records of COVID-19 patients treated in the RSCM ICU. The acceptance criteria are patients aged ≥ 18 years and confirmed COVID-19 by positive RT-PCR. The criteria for rejection were patients with a history of kidney transplantation, and CKD patients undergoing dialysis. The exclusion criteria were patients with incomplete medical record data.
Results: Of the 370 patients with confirmed COVID-19 who were treated at the RSCM ICU, 152 patients met the inclusion criteria of the 148 planned subjects. The results of bivariate analysis showed that age, comorbidities, urea, creatinine, and vasoactive drugs had significant differences in the incidence of AKI. After multivariate logistic regression analysis, we found comorbid (OR 2.917; 95% CI, 1.377 – 6.179; p value 0.005) and vasoactive drugs (OR 2.635; 1.226 – 5.667, p value 0.013) is a predictor factor for AKI in COVID-19 patients treated at the ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Conclusion: Incidence of AKI in COVID-19 patients treated at ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta is 30.9%. Co-morbidities and vasoactive drugs are predictors of AKI in COVID-19 patients treated at the ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Gathmyr
"Latar Belakang: Acute Kidney Injury pada COVID-19 merupakan komplikasi penting dan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian diduga diperantarai kondisi inflamasi dan disregulasi imun, baik di awal maupun selama perawatan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara IL-6, IL-10, TNF-" dengan AKI dan memprediksi perburukan hematuria, dan kejadian AKI Metode: Studi potong lintang dan prospektif kohort melibatkan 43 pasien COVID-19 derajad sedang dan berat yang dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat di Jakarta, Indonesia dari bulan November 2020 hingga Januari 2021. Selama observasi dilakukan pemeriksaan darah lengkap, serum kreatinin, urinalisis, kadar IL-6, IL-10, TNF-" pada hari pertama dan hari ketujuh pengobatan atau sebelum hari ketujuh jika pasien meninggal atau dipulangkan, dan perubahannya di analisis. Insiden AKI ditentukan ketika perubahan serum kreatinin dan urin output memenuhi kriteria pedoman Kidney Disease Improving Global Outcomes. Uji korelasi dilakukan terhadap peningkatan sitokin dengan perubahan hematuria dan kreatinin. Uji Wilcoxon dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar sitokin diantara status albuminuria. Selanjutnya dilakukan uji Receiver Operator Characteristic untuk melihat kemampuan prediksi IL-6, IL-10, TNF-" terhadap perburukan hematuria dan kejadian AKI, menggunakan AUC minimal 0,7 dengan batas bawah IK 95% lebih dari 0,5 dan nilai p <0,05 Hasil: Terdapat korelasi antara peningkatan kadar serum IL-10 dengan perubahan serum kreatinin (r= -0,343; p 0,024) tetapi tidak pada perubahan IL-6 dan TNF-a. Perubahan hematuria tidak berkorelasi dengan peningkatan ketiga kadar sitokin. Juga tidak ada perbedaan dalam kadar sitokin di antara kelompok albuminuria. Kadar serum TNF-" dihari pertama perawatan dapat memprediksi AKI pada hari ke tujuh, AUC 85%; p=0,045 (IK 0,737-0,963), tetapi tidak dapat memprediksi perburukan hematuria Kesimpulan: Terdapat korelasi antara peningkatan IL-10 dengan perubahan serum kreatinin. TNF-! pada hari pertama perawatan dapat memprediksi kejadian AKI di hari ketujuh perawatan pasien COVID-19 derajat sedang dan berat.

Background: Acute Kidney Injury is an important complication and is associated with increased risk of death in COVID-19 due to inflammatory conditions and immune dysregulation, both at the beginning and during treatment. Aim: To determine the relationship between IL-6, IL-10, TNF-α with AKI and their ability to predict the worsening of hematuria, and the incidence of AKI. Methods: 43 moderate and severe COVID-19 patients treated from November 2020 to January 2021 at Pertamina Central Hospital in Jakarta, Indonesia were included in this cross-sectional and prospective cohort study. During observation, tests including complete blood count, serum creatinine, urinalysis, levels of IL-6, IL-10 and TNF-α were performed on the first and seventh day of treatment, or before day 7 if the patient died or was discharged, and the changes were analyzed. The incidence of AKI is determined when changes in serum creatinine and urine output meet the criteria in the Kidney Disease Improving Global Outcomes guidelines. Correlation test was performed on increased cytokines with changes in hematuria and creatinine. Wilcoxon test was performed to obtain differences in cytokine levels among albuminuria status. Receiver Operator Characteristic test was then carried out to see the predictive ability of IL-6, IL-10, TNF- α on the worsening of hematuria and the incidence of AKI. Results: There was a correlation between increased serum IL-10 levels with changes in serum creatinine (r= -0.343; p 0.024), but not in IL-6 and TNF-a levels. On the other hand, changes in hematuria did not correlate with an increase in the levels of the three cytokines. There was also no significant difference in the levels of cytokines among albuminuria groups. Serum TNF-! levels on the first day of treatment were able to predict AKI on the seventh day (AUC 85%; p=0.045; 95%CI 0.737-0.963), but did not predict the worsening of hematuria. Conclusion: There was a correlation between increased serum IL-10 with changes in serum creatinine. TNF-! on the first day of treatment can predict the incidence of AKI on the seventh day of treatment for moderate and severe COVID-19 patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadhila Shabrina Putri
"Anuraga Maternity Care and Birthing Center hadir sebagai fasilitas kesehatan dan persalinan di dalam Kawasan Pengembangan Transit Oriented Development di Manggarai, wilayah padat penduduk di DKI Jakarta, dengan tujuan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kelurahan Manggarai, dengan luas 95.30 Ha dan 35.072 jiwa penduduk, termasuk 17.440 jiwa perempuan, membutuhkan perhatian khusus terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi untuk memastikan kelahiran generasi yang berkualitas. Kehadiran Anuraga di Manggarai Neighborhood Center, berdampingan dengan fasilitas penunjang ibu, anak, dan difabel, memudahkan akses bagi masyarakat Manggarai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan persalinan yang berkualitas.

Anuraga Maternity Care and Birthing Center stands as a healthcare and birthing facility within the Transit Oriented Development (TOD) area of Manggarai, a densely populated area in DKI Jakarta. It aims to lower the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). Kelurahan Manggarai, with an area of 95.30 hectares and a population of 35,072 people, including 17,440 women, requires a special attention to the health and safety of mothers and babies to ensure the birth of a quality generation. The presence of Anuraga in the Manggarai Neighborhood Center, alongside supporting facilities for mothers, children, and people with disabilities, facilitates access for Manggarai community to obtain quality healthcare and birthing services.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Agung Prabowo Mukti
"

Latar belakang: Operasi modifikasi Bentall merupakan pilihan utama terhadap tatalaksana penyakit aorta diseksi dan nondiseksi yang membutuhkan perbaikan pangkal aorta. Kerusakan ginjal akut (KGA) pascaoperasi modifikasi Bentall merupakan kejadian yang cukup sering ditemukan. Metode: Desain penelitian ini adalah kohort analitik retrospektif. Pasien dengan penyakit aorta diseksi tipe A dan nondiseksi aorta yang telah menjalani prosedur modifikasi Bentall (Januari 2015 sampai Desember 2018), dilakukan analisis faktor risiko preoperasi dan intraoperasi terhadap kejadian KGA pascaoperasi. Uji statistik dengan melakukan analisis bivariat dan multivariat. Hasil: Total subjek penelitian 82 pasien (43 pasien diseksi, dan 39 pasien nondiseksi). KGA tampak lebih besar pada kelompok diseksi (79,1% vs 39%, p = 0,001). Onset dini KGA pascaoperasi banyak ditemukan pada grup diseksi (p <0,05). Riwayat merokok (OR 4,130; p = 0,01) dan lama MHCA (OR 1,054; p = 0,001) merupakan faktor risiko yang paling memengaruhi kejadian KGA pascaoperasi tanpa membedakan stadium KGA. Simpulan: AKI pascaoperasi modifikasi Bentall ditemukan lebih banyak pada grup diseksi aorta. Riwayat merokok dan lama MHCA merupakan faktor risiko yang paling memengaruhi kejadian KGA pascaoperasi modifikasi Bentall tanpa membedakan stadium KGA. Onset kejadian KGA pascaoperasi dini didominasi oleh pasien pada grup diseksi aorta. 


Introduction: the Bentall modification procedure is considered the gold standard in treatment of patients with various aortic dissease requiring aortic root replacement. Postoperative acute kidney injury (AKI) are common among patients undergoing Bentall modification procedure. Methods: study design was retrospective cohort analytic. From January 2015 - December 2018, patients with type A aortic dissection and nondissection aortic who had undergone Bentall modification procedure was analize to find the correlation of preoperative and intraoperative risk factors with postoperative AKI. Bivariate and multivariate statistical analysis was perform. Results: 82 patients included, devided in to aortic dissection group (N = 43) and nondissection group (N = 39). Incidence of postoperative AKI found greater in aortic dissection group (79,1% vs 39%). early onset of postoperative AKI found greater in aortic dissection group (p < 0,05). History of smoking (OR 4,130; p = 0,01), and MHCA time (OR 1,054; p = 0,001) were associate with postoperative AKI. Conclusions: postoperative AKI after Bentall modification procedure found greater in aortic dissection. History of smoking and MHCA time associated with postoperative AKI after Bentall modification procedure. early onset of postoperative AKI dominated by patients in aortic dissection. 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbung, Nielda Kezia
"Latar Belakang: Cisplatin merupakan salah satu obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker. Namun, meskipun kemampuannya sangat baik dalam mengatasi kanker, cisplatin dapat menyebabkan nefrotoksisitas. Curcumin memiliki efek antioxidan dan anti inflamasi yang diperkirakan dapat melindungi ginjal dari toksisitas cisplatin. Namun, bioavailabilitas curcumin yang rendah menjadi perhatian utama. Pada percobaan ini, kami akan membandingkan efektivitas kurkumin dan nanokurkumin dalam hal
proteksi terhadap ginjal pada tikus yang diberikan cisplatin injeksi diperiksa menggunakan KIM-1 dan NGAL sebagai biomarker nefrotoksisitas akut. Metode: Tikus Sprague-dawley jantan dipilih secara acak dan dikelompokkan ke dalam 5 grup (n = 5 tikus/grup) dengan perlakuan yang berbeda; normal, cisplatin, cisplatin + curcumin, cisplatin + nanocurcumin 50 mg/kgBB, dan cisplatin + nanocurcumin 100 mg/kgBB. Dosis cisplatin yang digunakan sebesar 7 mg/kgBB. Pada hari ke 10, tikus dikorbankan dan ginjal diambil untuk dianalisis. Ekspresi KIM-1 dan NGAL pada ginjal dianalisa menggunakan RT-PCR. Hasil: Tidak ada perbedaan diantara seluruh kelompok (p>0.05). Namun, ekspresi kedua gen lebih rendah pada grup yang diberikan nanocurcumin. Konklusi: Ekspresi KIM-1 dan NGAL menurun setelah administrasi nanocurcumin, meskipun tidak signifikan.
Background: Cisplatin is one of the chemotherapy drugs that is commonly used to treat many kinds of cancer. However, despite its great effect, cisplatin can trigger nephrotoxicity due to its usage. Curcumin, has antioxidant and anti-inflammatory effect that has been suggested to be able to protect the kidney from cisplatin
toxicity. Nevertheless, its low bioavailability has become one of the major concern. In this experiment, we will compare the effectivity of curcumin and nanocurcumin in protecting the kidney from cisplatin-induced nephrotoxicity using KIM-1 and NGAL as the biomarker of acute kidney failure Method: Sprague Dawley rats are randomly divided into 5 groups (n = 5 rats/group) with different treatment; normal, cisplatin, cisplatin+curcumin, cisplatin+nanocurcumin 50 mg/kgBW, cisplatin+nanocurcumin 100mg/kgBW. The dose of cisplatin used in this research is 7mg/kgBW. On the 10th day of experiment, the rat is sacrified and the kidneys are taken for analysis. Then, KIM and NGAL expression in the kidney is analyzed using qRT-PCR. Results: There are no statistical significancy between all group (p>0.05). However,
expression of both KIM-1 and NGAL decrease in group treated using
Nanocurcumin Conculsion: The expression of both KIM-1 and NGAL are repressed by nanocurcumin, although it is statistically not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philip Budiman
"Aki merupakan sebuah komponen penting dalam sebuah kendaraan roda empat, oleh karena aki sebagai penyedia arus listrik pada saat penyalaan yang membutuhkan energi listrik secara besar dan cepat, sehingga performa aki harus dipantau agar tidak memperngaruhi kenyamanan dalam menggunakan kendaraan roda empat. Kendaraan roda empat biasanya tidak memiliki indikator atau instrument yang memberi peringatan jika performa aki sudah berkurang, juga sulitnya dan tidak tepatnya melihat kondisi aki dengan melihat langsung indikator aki, jika aki tersebut dilengkapi dengan indikator. Sehingga pada penelitian kali ini dibuatnya aplikasi pemantauan performa aki yang berbasis android, sehingga performa aki dapat dilihat dengan mudah dan juga dapat nilai performa secara akurat, juga dalam penelitian kali ini, penelitian juga membuat perbandingan performa aki dalam tiga cara berkendara, yaitu Sport, normal, dan eco, dengan adanya tiga cara berkendara penelitian ini akan memiliki hasil perbedaan performa dengan cara berkendara. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil dua nilai voltase aki yang berurutan pada saat penyalaan sehingga kita dapat mengkalkulasi niali performa aki. nilai voltase aki tersebut diambil menggunakan bantuan OBD-II pada kendaraan roda empat menggunakan ELM327 yang terhubung dengan Raspberry Pi sebagai penyimpan, pengolah, dan pengirim data ke aplikasi android, sehingga data performa aki dapat langsung dilihat pada aplikasi android.Pada penelitian ini juga didapati aki yang digunakan tidak memiliki pengaruh terhadap suhu kerja aki, juga kendaraan roda empat yang digunakan juga memiliki pembebanan yang stabil dan juga memiliki perangkat untuk mengetahui energi yang keluar dan masuk dari aki, sehingga didapat nilai perhitungan pada performa aki dapat ditetapkan dengan menggunakan penurunan voltase aki paling besar dengan nilai yang didapat dari pengujian. Pada kendaraan roda empat ini memiliki teknologi yang memaksimalkan energi perlambatan untuk dijadikan energi listrik yang disimpan kedalam aki, sehingga pada cara berkendara sport memiliki nilai performa aki yang tinggi hingga +7% dan pada cara berkendara eco memiliki nilai performa aki yang lebih rendah -1,4% dari yang diberikan produsen aki, dan cara berkendara normal memiliki nilai performa aki +0,3% dari nilai performa yang diberikan oleh produsen aki.

The battery is an important component in a four-wheeled vehicle, because the battery as a storage of electric energy when starting. Starting requires large and fast electrical energy, so battery performance must be monitored to affect the comfort of using a four-wheeled vehicle. Four-wheeled vehicles usually do not have indicators or instruments that give a warning if the battery performance has decreased, it is also difficult to see the condition of the battery by looking directly at the battery indicator, if the battery is equipped with an indicator. So in this research, an Android-based battery performance monitoring application was made, so the battery performance can be seen easily and can also be accurately assessed performance, also in this research, this study also made a comparison of battery performance in three driving behaviour, Sport, Normal , and Eco, with the existence of three ways of driving behaviour this study will have the results of differences in performance by driving. This research was conducted by taking two consecutive battery voltage values at the time of ignition so that we can calculate the battery performance value. The battery voltage value is taken using OBD-II on four-wheeled vehicles using ELM327 which is connected to the Raspberry Pi as a storage, processing, and sending data to the Android application, so that battery performance data can be seen directly in the Android application. The battery not have an effect on the working temperature of the battery, also the four-wheeled vehicles used also have a stable loading and also the four-wheeled vehicles have a current sensor, a device to find out the energy that charge or discharge from four-wheeled vehicles battery, so that the calculation value on battery performance can be determined using the largest reduction in battery voltage with the value obtained from testing. This four-wheeled vehicle has technology that maximizes deceleration energy to be converted into electrical energy stored in the battery, so that in sports driving, the battery performance value is high up to + 7% and in eco-driving it has a lower battery performance value of -1, 4% of what the battery manufacturer provides, and normal driving has a battery performance value of + 0.3% of the performance value given by the battery manufacturer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Djunaedi
"ASBTRAK
Timah hitam merupakan salah satu komponen aki yang diperlukan sebagai bahan dasar pembuatan aki. Aki adalah salah satu komponen penting sebagai tenaga pcmbangkit lislrik untuk kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor di Indonesia tentunya juga terjadi peningkatan kebutuhan aki, dimana kebutuhan aki ditentukan juga oleh masa pakai kendaraan sehingga akan terdapat penumpukan aki bekas.
Aki bekas dapat didaur ulang yaitu dengan melebur timah hitam yang terdapat pada plat-platnya menjadi balangan hitam yang dapat digunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan aki baru. Telah dibuktikan pada literatur melalui penelitian-penelitian akan bahaya timah hitam terhadap kesehatan manusia. Pada proses peleburan aki bekas timah hitam yang terdapat pada plat positip fan negatip dilebur maka akan dihasilkan debu/fume timah hitam yang sangat berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah melampaui nilai ambang batas dan dalam waktu yang lama. Untuk itu penulis ingin melihat beberapa hubungan yang dapat berpengaruh pada pemaparan timah hitam terhadap pekerja peleburan aki bekas.
Penelitian ini dilakukan pada pekerja peleburan aki bekas di jalan Rawa Buaya Jakarta Barat dan di desa Cinangka Kecamatan Ciampea Bogor sebanyak 70 pekerja laki-laki. Sebagai pembanding adalah pekerja tahu tempe di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur dalam jumlah yang sama. Pada kedua sampel dilakukan pengambilan darah sebanyak 4 ml., untuk mengetahui kadar timah hitam dalam darah dan kadar Hb serta wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pekerja peleburan aki bekas sebanyak 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah melampaui nilai ambang batas (25 ug/100 ml. darah). Rata-rata pekerja mempunyai kadar timah hitam dalam darah sebesar 118.14 ug/100 ml. darah. Sedangkan pekerja tahu tempe yang dalam hal ini dijadikan sebagai pembanding (kontrol) 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah lebih kecil dari nilai ambang batas. Dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan maupun perbedaan antar variabel.
Dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ada perbedaan kadar timah hitam dalam darah antara pekerja peleburan aki bekas dengan pekerja tahu tempe. Dengan mempunyai masa kerja yang lebih lama dan kebiasaan merokok pada pekerja peleburan aki bekas akan meningkatkan jumlah kadar timah hitam dalam darah, yang mana dapat pula berpengaruh pada kadar Hb dalam darahnya. "
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhea Pramesti Ningrum
"ABSTRAK
Acute Kidney Injury (AKI) merupakan sindrom penurunan fungsi ginjal dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, serta eksresi zat sisa metabolisme secara tiba-tiba, yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal dalam beberapa hari. Dalam patofisiologinya,terdapat 3 jenis AKI yaitu AKI pra-renal, intrinsik, dan post-renal. Salah satu penyebab AKI adalah kondisi Ischemia Reperfusion Injury (IRI). IRI merupakan kondisi kerusakan jaringan yang disebabkan aliran darah balik ke jaringan setelah terjadi iskemia (anoksia, hipoksia). Iskemia yang terjadi pada jaringan ginjal menyebabkan berbagai kondisi yang berakibat pada stres oksidatif dan inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil BUN dan kreatinin pada tikus model Renal Ischemia-Reperfusion Injury. Sebanyak 24 ekor tikus jantan galur Sparague Dawley yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok normal (sham), iskemia 15 menit, 30, dan 45 menit. Setiap kelompok terdiri atas 6 tikus dengan berat badan antara 150-200gram. Induksi Renal Ischemia-Reperfusion Injury dilakukan dengan metode bilateral renal pedicle clamping. Pengamatan dilakukan sebelum dilaksanakan perlakuan atau jam ke 0 serta di jam ke 24, 48, dan minggu kedua setelah induksi melalui kadar kreatinin serum dan kadar BUN serum. Data diolah secara statistik secara SPSS dengan one way ANOVA method. Induksi Ischemia Reperfusion Injury selama 15 menit menyebabkan peningkatan kadar serum kreatinin dan BUN pada jam ke 24 (p<0,05), 48 (p<0,05) serta penurunan pada minggu ke 2 (p>0,05). Sedangkan pada Induksi Ischemia Reperfusion Injury selama 30 menit, peningkatan kadar serum kreatinin kadar BUN baru terjadi di jam ke 48 (p<0,05) serta penurunan di minggu ke dua (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, induksi Ischemia Reperfusion Injury menyebabkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN pada 24 jam setelah reperfusi serta penurunan pada 14 hari setelah reperfusi

ABSTRACT
Acute Kidney Injury (AKI) is a syndrome of decreased kidney function in regulating the body's fluid and electrolyte balance, as well as sudden excretion of metabolic waste, which is characterized by a decrease in kidney function within a few days. In its pathophysiology, there are 3 types of AKI namely pre-renal, intrinsic, and post-renal AKI. One of the causes of AKI is the condition of Ischemia Reperfusion Injury (IRI). IRI is a condition of tissue damage caused by blood flow back to the tissue after ischemia (anoxia, hypoxia). Ischemia that occurs in kidney tissue causes various conditions that result in oxidative stress and inflammation. This study aims to determine the profile of BUN and creatinine level as a biochemical marker for kidney disease in Renal Ischemia-Reperfusion Injury rat model. A total of 24 Sparague Dawley male rats were divided into 4 groups: normal (sham), ischemic 15 minutes, 30, and 45 minutes. Each group consists of 6 rats weighing between 150-200 gram. Induction of Renal Ischemia-Reperfusion Injury is performed using bilateral renal pedicle clamping method. Observations were made before the treatment or the 0th hour and at 24, 48, and the second week after induction through creatinine serum levels and BUN serum levels. The data is processed statistically by SPSS with the one way ANOVA method. Induction of Ischemia Injury Reperfusion for 15 minutes caused an increase in serum creatinine and BUN levels at 24 hours (p <0.05), 48 (p <0.05) and replacement at week 2 (p> 0.05). Whereas in the induction of Ischemic Reperfusion Injury for 30 minutes, the increase in serum BUN creatinine levels occurred at 48 hours (p <0.05) and decreased in the second week (p> 0.05). Based on these results, the induction of Reperfusion Ischemia Injury caused an increase in creatinine and BUN levels 24 hours after reperfusion and decreased 14 days after reperfusion."
2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Puspo Wardani
"ABSTRAK
Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan sangat penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu (AKI). Penelitian ini membahas tentang analisis cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Lawanggintung Kota Bogor tahun 2013. Berdasarkan data cakupan Linakes Kota Bogor, wilayah kerja Puskesmas Lawanggintung adalah wilayah dengan cakupan Linakes terendah yaitu 67,5%. Hal ini menarik minat peneliti untuk mengetahui faktor penyebab pemilihan tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Dari penelitian ini diketahui bahwa aksesibilitas terhadap jarak menjadi penyebab utama pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun paraji.

ABSTRACT
Birth assisted by health personnel is a very important factor in reducing maternal mortality rate ( MMR ). This study analyzed the coverage birth attended by health personnel in the Region Public/Community Health Centre Lawanggintung Bogor in 2013. Based on previous data, the coverage Public/community health centre Lawanggintung is the lowest with only 67.5 %. We would like to determine the reasons the people in that area not choosing health personnel as birth attendants. This study is a qualitative study by using method of interviews, observation and document review. Results showed that the accessibility due to the distance from home to health centre are the main reasons to choose traditional midwife instead of health personnel.
"
2014
S53777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>