Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi NAA
(Naphthaleneaceticacid) dan Kinetin (6-furfurylaminopurine) terhadap
pertumbuhan akar adventif pada kultur in vitro daun Centella asiatica (L.) Urban
(pegagan) pada bulan Mei--Oktober 2007. Eksplan daun pegagan urutan ke-1
dengan ukuran 1 cm2 ditanam pada medium Murashige & Skoog (1962)
modifikasi, dengan penambahan empat macam kombinasi NAA dan Kinetin.
Ke empat macam kombinasi tersebut adalah NAA 4 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M0),
NAA 3 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M1), NAA 5 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M2), dan NAA
6 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M3). Kultur daun diinkubasi pada fotoperiodisitas 16
jam selama 40 hari. Akar adventif dibentuk secara tidak langsung dari kalus
yang bertekstur kompak. Pembentukan akar adventif terjadi pada minggu ke-3
hingga akhir pengamatan. Medium M0, M1, M2, dan M3 mampu mendukung
pembentukan akar adventif. Medium M1 merupakan medium yang lebih baik
dibandingkan medium kontrol (M0) berdasarkan persentase eksplan yang
membentuk akar adventif per perlakuan (58,3%) dan rata-rata hari inisiasi akar
adventif (hari ke-24). Medium M3 merupakan medium yang lebih baik
dibandingkan medium kontrol (M0) berdasarkan rata-rata berat basah akar
adventif (359,2 mg) dan rata-rata berat kering akar adventif (11,7 mg).
Hasil pengamatan mikroskopis terhadap akar adventif pegagan yang
tumbuh secara in vitro maupun akar pegagan yang tumbuh secara in vivo
menunjukkan kesamaan. Secara morfologi terdapat tudung akar, primordia
8
akar lateral, dan akar lateral. Secara anatomi terdapat epidermis, korteks, dan
jaringan pembuluh. Analisis kualitatif terhadap senyawa terpenoid, steroid,
saponin, dan fenolik menunjukkan bahwa akar adventif pegagan yang tumbuh
secara in vitro mengandung senyawa terpenoid dan steroid."
Universitas Indonesia, 2007
S31475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Septeza Dewi
"ABSTRAK
Physalis angulata L. merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat
tradisional, oleh karena itu untuk menjaga ketersediaannya perlu dilakukan
budidaya, salah satunya dengan kultur in vitro. Penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui respons eksplan daun P. angulata pada medium MS
vitamin MS + 2,4-D 0,3 mg l -1 (M1); MS vitamin MS + 2,4-D 0,4 mg l -1 (M2);
MS vitamin MS + NAA 0,5 mg l-1 & BAP 0,5 mg l-1 (M3), MS vitamin B5 + 2,4-
D 0,3 mg l -1 (M4); MS vitamin B5 + 2,4-D 0,4 mg l-1 (M5); MS vitamin B5 +
kombinasi NAA 0,5 mgl & BAP 0,5 mg l-1 (M6). Eksplan dikultur dengan
fotoperiodesitas 12 jam. Terdapat 4 kategori respons, yaitu terbentuknya kalus
(K), Akar adventif (A), kalus yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya akar
advenif (KA), serta kalus yang kemudian juga diikuti dengan tumbuhnya akar
adventif dan tunas adventif (KAT). Eksplan dapat membentuk K dan KA
diseluruh medium, sedangkan eksplan yang membentuk A saja hanya terlihat di
medium M2. Sementara itu, eksplan yang membentuk KAT juga hanya terlihat di
medium M3 dan M6. Secara keseluruhan, eksplan menunjukkan respons banyak
terbentuk di medium M6. Pada penelitian ini, eksplan dapat merespons media
perlakuan melalui tahapan kalogenesis dan organogenesis.

ABSTRACT
Physalis angulata L. is plant widely used in traditional medicines, therefore to
keep its availability the cultivation is required, one way to ensure its availability is
by using in vitro culture. Research aims to know response of P. angulata?s leaves
explant on medium MS supplemented with MS vitamins + 2,4-D 0,3 mg l -1 (M1);
MS supplemented with MS vitamins + 2,4-D 0,4 mg l -1 (M2); MS supplemented
with MS vitamins + NAA 0,5 mg l-1 & BAP 0,5 mg l-1 (M3), MS supplemented
with B5 vitamins + 2,4-D 0,3 mg l -1 (M4); MS supplemented with B5 vitamins +
2,4-D 0,4 mg l-1 (M5); MS supplemented with B5 vitamins + kombinasi NAA 0,5
mgl & BAP 0,5 mg l-1 (M6). The explant were cultured with photoperiodisity in
12 hours. The result show there are four categories response, the first, explant
response to form a callus (K), explant response to form adventitious root (A), next
is the callus formation that followed by the growth of adventitious root (KA), and
the last one callus formation that followed by the growth of adventitious root and
adventitious shoot. The explant could form K and KA in every medium, but the
one that form A only found in M2. However, the explant that form KAT only
found in several medium, which are medium M3 and M6. Overall, the explant
show response many formed in medium M6. By this research, the explant could
response to several action, such as through organogenesis and calogenesis."
2016
S65622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library