Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selvie Marviana
Abstrak :
Waduk Serbaguna Gajah Mimgkur merupakan salah satu wadiilc terbesar di Jawa Tengah. Pembangunan waduk besar merupakan sushi investasi yang mahal sekaligus memiliki nilai manfaat yang besar, salah satunya adalah irigasi pada lahan persawahan. Dalam pengelolaan daerah irigasi selama lebih dari 10 tahun, maka tujuan dan penelitian mi adalah untuk mengetahui perkembangan dari pemanfaatan debit air inigasi terhadap produktivitas padi pada setiap musim tanam yang ada di wilayah penelitian, dalam masa pengelolaan tersebut di atas, yalta path tahun 1990/1991 dan 1995/1996. Metode yang digunakan dalazn penelitian mi adalah dengan analisa korelasi peta debit air inigasi terhadap peta produktivitas padi. Kaitan debit terhadap produktivitas juga ditinjan dari kerapatan saluran irigasi, dan tekatur tanah yang menentukan efisiensi inigasi serta sifat-sifat tanah yang mendükung dalam pertumbuhan tanaman. Dari analisa peta menunjuickan pemanfaatan debit yang baik, yaitu tingkat debit yang ada menunjukkan tingkat produktivitas yang berada satu sampai dua tingkat lebih tinggi dan Waduk Serbaguna Gajah Mimgkur merupakan salah satu wadiilc terbesar di Jawa Tengah. Pembangunan waduk besar merupakan sushi investasi yang mahal sekaligus memiliki nilai manfaat yang besar, salah satunya adalah irigasi pada lahan persawahan. Dalam pengelolaan daerah irigasi selama lebih dari 10 tahun, maka tujuan dan penelitian mi adalah untuk mengetahui perkembangan dari pemanfaatan debit air inigasi terhadap produktivitas padi pada setiap musim tanam yang ada di wilayah penelitian, dalam masa pengelolaan tersebut di atas, yalta path tahun 1990/1991 dan 1995/1996. Metode yang digunakan dalazn penelitian mi adalah dengan analisa korelasi peta debit air inigasi terhadap peta produktivitas padi. Kaitan debit terhadap produktivitas juga ditinjan dari kerapatan saluran irigasi, dan tekatur tanah yang menentukan efisiensi inigasi serta sifat-sifat tanah yang mendükung dalam pertumbuhan tanaman. Dari analisa peta menunjuickan pemanfaatan debit yang baik, yaitu tingkat debit yang ada menunjukkan tingkat produktivitas yang berada satu sampai dua tingkat lebih tinggi danWaduk Serbaguna Gajah Mimgkur merupakan salah satu wadiilc terbesar di Jawa Tengah. Pembangunan waduk besar merupakan sushi investasi yang mahal sekaligus memiliki nilai manfaat yang besar, salah satunya adalah irigasi pada lahan persawahan. Dalam pengelolaan daerah irigasi selama lebih dari 10 tahun, maka tujuan dan penelitian mi adalah untuk mengetahui perkembangan dari pemanfaatan debit air inigasi terhadap produktivitas padi pada setiap musim tanam yang ada di wilayah penelitian, dalam masa pengelolaan tersebut di atas, yalta path tahun 1990/1991 dan 1995/1996. Metode yang digunakan dalazn penelitian mi adalah dengan analisa korelasi peta debit air inigasi terhadap peta produktivitas padi. Kaitan debit terhadap produktivitas juga ditinjan dari kerapatan saluran irigasi, dan tekatur tanah yang menentukan efisiensi inigasi serta sifat-sifat tanah yang mendükung dalam pertumbuhan tanaman. Dari analisa peta menunjuickan pemanfaatan debit yang baik, yaitu tingkat debit yang ada menunjukkan tingkat produktivitas yang berada satu sampai dua tingkat lebih tinggi dan tingkat debit ditunjukkan oleh ranting Bekonang dan Sragen Hulu pada setiap musim tanam. Pemanfaatan yang balk juga dituqjukkan ranting Sragen Hilir path musim tanam 1 dan musim tanam 2, tahun 1995/1996. Sedangkan ranting Sukoharjo menunjukkan pemanfaatan debit belum sebaik ranting lainnya. Jul menunjukkan bahwa tingkat debit bukan faktor utama yang mengendalikan tingkat produktivitas, karena untuk mencapai suatu tingkat produktivitas di wilayah penelitian, tidak selalu membutubkan tingkat debit yang sama pula path sualu musim tanam. Dan ditinjau dari karakteristik irigasi yang lain, yaitu kerapatan saluran dan efisiensi irigasi, menunjukkan bahwa efisiensi inigasi dan sifat tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman ikut berperan dalam produktivitas padi, karena dengan tiz*gkat debit yang rendah pada ranting dengan efisiensi irigasi tergolong tinggi, menunjukkan tingkat produktivitas yang tinggi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pera Meliyanti
Abstrak :
Waduk Sermo merupakan salah satu waduk yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air irigasi pada daerah irigasi Kalibawang. Fluktuasi debit di musim penghujan dan kemarau menunjukkan berkurangnya infiltrasi yang disebabkan peningkatan lahan kedap air (impervious cover) akibat perubahan tata guna lahan yang terus terjadi pada daerah tangkapan air waduk Sermo menjadi permasalahan utama yang mengancam ketersediaan air irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap perubahan ketersediaan air irigasi waduk dan pola tanam pada daerah irigasi yang terlayani waduk Sermo. Tahapan analisis diawali dengan deliniasi daerah aliran sungai (DAS) untuk mengidentifikasi spesifik karakteristik hidrologis DAS. Selanjutnya melakukan analisis peta tata guna lahan tahun 2010, 2020 serta berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Kabupaten Kulonprogo dan skenario untuk mengetahui luas perubahan tata guna lahan pada daerah aliran sungai (DAS) dan mendapatkan nilai CN (curve number) yang mengindikasikan kondisi lahan kedap air. Pemilihan tahun hujan dengan probabilitas 80% dengan menggunakan metode Weibull digunakan sebagai salah satu input dalam menghitung debit andalan menggunakan tools HEC-HMS dan metode FJ Mock. Guna menentukan rekomendasi pola tanam sesuai ketersediaan air, dilakukan perhitungan kebutuhan air irigasi berdasarkan pola tanam eksisting tahun 2020 dan analisis neraca air untuk mengidentifikasi kondisi surplus dan defisit air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase luas lahan kedap air (impervious cover) meningkat menjadi sebesar 29,18% pada tahun 2020. Adanya perbedaan yang signifikan antara debit andalan pada bulan basah dan bulan kering. Pada tahun 2020, debit andalan tertinggi tercatat pada bulan April sebesar 52,81 m³/s dan terendah pada bulan Oktober sebesar 0,32 m³/s. Hasil perhitungan neraca air menunjukkan bahwa adanya defisit air pada bulan akhir jadwal tanam padi (Juni dan Juli) serta bulan-bulan kering (Januari hingga Oktober) saat masa tanam palawija yang ada pada daerah irigasi. Alternatif pola tanam yang diajukan adalah padi-padi-palawija. Guna menghindari kekurangan air pada jadwal tanam padi maka awal masa tanam II digeser ke bulan Maret, sehingga periode masa tanam I antara bulan November hingga Februari, masa tanam II adalah antara bulan Maret hingga Juni serta masa tanam III antara bulan Juli hingga Oktober. ......Sermo dam is one of the essential dam in providing irrigation water for Kalibawang irrigation area. Fluctuations in discharge in the rainy and dry seasons indicate a decrease in infiltration caused by an increase in impervious cover due to changes in land use that continue to occur in the Sermo reservoir catchment area, which is the main problem that threatens the availability of irrigation water. This study aims to analyze the effect of land use changes on availability of reservoir irrigation water and crop planning in irrigated areas served by the Sermo reservoir. The analysis stage begins with watershed deliniation to identify specific hydrological characteristics of the watershed. Furthermore, conducting an analysis of the land use map in 2010, 2020 and based on the spatial and regional planning (RTRW) of Kulonprogo Regency and scenarios to determine the area of land use changes in watersheds and get a CN (curve number) value indicating the condition of the impervious cover. The selection of rainy years with a probability of 80% using the Weibull method is used as one of the input in calculating the dependable discharge using hec-hms tools and FJ Mock method. In order to determine the recommendations for crop planning according to water availability, irrigation water needs are calculated based on existing crop patterns in 2020 and water balance analysis to identify water surplus and deficit conditions. The results showed that the percentage of impervious cover increased to 29.18% in 2020. There is a significant difference between the dependable discharge in the wet month and the dry month. In 2020, the highest discharge was recorded in April at 52.81 m³/s and the lowest in October at 0.32 m³/s. The results of the water balance calculation show that there is a water deficit in the final month of the rice planting schedule (June and July) as well as the dry months (January to October) during the planting period of palawija in irrigated areas. The alternative planting pattern proposed is padi-padi-palawija. In order to avoid water shortages in the rice planting schedule, the beginning of planting period II is shifted to March, so that the planting period I is between November and February, the planting period II is between March to June and the planting period III is between July and October.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wijantoko
Abstrak :

ABSTRAK
Negara Indonesia pada awalnya merupakan sebuah negara agraris, di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari hasil pertanian Perkembangan industri, pertumbuhan penduduk, dan faktor lainnya yang teijadi selama ini menuntut pembahan sebagian dari daerah pertanian untuk dijadikan daerah industri, daerah hunian, dan fungsi lainnya yang mengakibatkan berubahnya tataguna Iahan sebelumnya.

Perubahan tataguna lahan ini juga teijadi pada daerah sistem irigasi Empang Cisadana Perubahan ini tentu berdampak pada tata air yang ada di daerah sistem irigasi ini sehingga perlu adanya pengaturan kembali dalam penggunaan air yang tersedia Optimasi pemanfaatan air ini dilakukan agar tidak terjadi pemborosan air yang drsurnber pada saluran induk bendung Empang-Cisadane. Dalam perencanaan optimasi ini, data yang dipakai adalah sebagai berikut 1 1. Peta wilayah ingasi Empang 2. Data debit Sungai Cisadane dan Saluran induk Empang 3. Data iklim 4. Data pemakaian air untuk perikanan dan industri 5. Data hujan Stasiun Empang 6. Data pengopersian Pintu-pintu air pada saat ini

Dalam perhitungan optimasi ini pendekatan yang dipakai adalah dengan cara menginventarisasikan luas daerah irigasi bendung Empang-Cisadane yang ada pada saat ini. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan pengoperasian pintu yang telah dipakai selama ini. Dan dengan kondisi diatas bisa dilakukan perencanaan optimasi pintu-pintu air untuk penggunaan pada masa yang akan datang.
1997
S34652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Apriyana
Abstrak :
ABSTRAK
Kajian hidrologis yang terintegrasi dengan analisis waktu tanam di daerah irigasi diperlukan untuk mendukung sistem produksi tanaman pangan khususnya padi. Kajian dilakukan melalui (1) Identifikasi Karakteristik distribusi spasial Daerah Irigasi Kewenangan Pusat (2) Analisis distribusi temporal ketersediaan air irigasi pada tingkat Kecamatan berdasarkan sebaran daerah irigasi kewenangan pusat (3) Penentuan waktu tanam terbaik dan menghitung luas panen berdasarkan analisis neraca ketersediaan-kebutuhan air lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan Ketersediaan air di Daerah Irigasi (DI) Way Rarem Lampung dan Daerah Irigasi Colo Jawa Tengah dapat memenuhi pasokan irigasi pada MT I dan MT II bahkan di beberapa wilayah dapat digunakan hingga MT III. Ketersediaan air di DI Way Rarem meningkat pada Oktober minggu pertama (Oktober I) dan mencapai puncaknya pada Januari I selanjutnya mengalami penurunan sampai mencapai ketersediaan air terendah pada Agustus I. Ketersediaan air di DI Colo relatif konstan yang dapat dipenuhi dari pasokan irigasi dan curah hujan, kecuali pada Oktober II -November I karena jadwal rutin perawatan dan perbaikan bangunan dan saluran irigasi. Hasil penetapan waktu tanam tingkat kecamatan pada DI Way Rarem untuk MT I pada Oktober II sampai dengan Februari I, untuk MT II pada Februari II sampai dengan Juni I dan MT III dari Juli I sampai dengan Oktober I. Untuk DI Colo pada MT I pada November minggu ke satu/dua sampai dengan Februari minggu ke tiga/ Maret I, untuk MT II pada Maret minggu ke I/II sampai dengan April I/Juni III dan MT III dari Juli I/II sampai dengan September III.
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA 15:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Rozita
Abstrak :
Irigasi penting untuk kegiatan pertanian karena mendistribusikan air ke daerah irigasi dan menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman. Kegiatan irigasi mendapatkan air dari curah hujan dan sangat tergantung pada beberapa parameter iklim seperti suhu, kelembaban, lama radiasi dan kecepatan angin. Parameter iklim tersebut penting untuk pertanian karena dapat mempengaruhi tingkat evapotranspirasi yang akan menentukan tingkat kebutuhan air irigasi (IWR). Di sisi lain, berkurangnya area pertanian karena adanya konversi lahan pertanian secara bertahap akan mengurangi area layanan irigasi terutama di daerah perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak dari parameter iklim dan konversi lahan pertanian terhadap IWR. Kecenderungan parameter iklim dianalisis oleh Mann Kendal Test menggunakan seri data iklim 30 tahun. Dan konversi lahan pertanian dianalisis dengan metode analisis spasial menggunakan data citra satelit. Evaluasi IWR dihitung dengan metode KP 01. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa pengaruh konversi lahan pertanian lebih signifikan mempengaruhi IWR dari pada pengaruh parameter iklim. ......Irrigation is important for agricultural activity because it distributes water into irrigation area and provides water for crop growth. Irrigation activity gets water from rainfall and it is very depending on several climate variables for example temperature, humidity, duration of radiation and wind velocity. The climatic variables are important for agriculture since they affect the evapotranspiration rate that it will determine irrigation water requirement (IWR) rate. On the other hand, decreasing of agriculture area as the agricultural land conversion gradually will reduce irrigation service area particularly in the fast-growth area in development. The purpose of this study is analyzing the impact of climate parameters and agriculture land conversion on  IWR. The trend of climate parameters is analyzed by Mann Kendal Test using the 30 years of climatic data series. And the agriculture land conversion is analyzed by spatial analysis method using satellite imagery data. IWR evaluation is calculated by KP 01 method. The evaluation results indicated that the impact agricultural land conversion  significantly affects IWR rather than the climate parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library