Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Nur Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Kampung Laut merupakan daerah yang mengalami perubahan bentang alam, dari wilayah perairan menjadi wilayah daratan. Perubahan bentang alam tersebut juga membawa perubahan di masyarakat antara lain terkait pengelolaan sumber daya, dari common menjadi private. Tulisan ini menguraikan bagaimana pengelolaan wisata trekking mangrove dalam dinamika pengelolaan sumber daya di Kampung Laut. Penelitian menggunakan metode etnografi dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta focus group discussion FGD . Tulisan ini mencoba menunjukkan pengelolaan wisata trekking mangrove secara common. Di sini juga akan dijelaskan mengenai dampak wisata dari segi ekonomi, bagaimana wisata trekking mangrove berkontribusi bagi ekonomi masyarakat setempat.
ABSTRACT
Kampung Laut is a region that already had landscape change, from estuary to land. Landscape change also bring alteration to the people there, resources management among others, from common to private. This thesis try to explain about mangrove tourism in terms of land changing and change of resource management in Kampung Laut. The research conducted with ethnography methodology and data collection method that been used are in depth interview, partisipatory observation, and focus group discusiion FGD . This thesis try to explain mangrove tourism management in lsquo common rsquo way. This also will explain about the impact of mangrove tourism from the economic side, how mangrove tourism contribute to local people rsquo s economy.
2017
S69555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffa Yuki Dewanti
Abstrak :
Kabupaten Bandung Barat memiliki daya tarik untuk pengembangan wilayah agrowisata karena merupakan salah satu produsen hortikultura terbesar di Indonesia dengan produksi buah sebesar 583.539 dan sayuran 677.480 Kw/tahun. Letaknya yang tidak jauh dari Kota Bandung memberikan keuntungan karena sering dikunjungi wisatawan saat mengunjungi kawasan Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran spasial mengenai pola wilayah yang memiliki potensi untuk pengembangan wilayah agrowisata serta menguji hubungan signifikansi antar indikator maupun variabel. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial dengan mengevaluasi unsur fisiogeografis dan sosiogeografis dan analisis statistik dengan bantuan alat SPSS. Hasil menunjukan bahwa pola spasial pengembangan wilayah agrowisata di wilayah penelitian yakni di Kecamatan Lembang, Kecamatan Cisarua, dan Kecamatan Cikalong Wetan memiliki 8 tipologi. Wilayah yang paling berpotensi dengan tipologi fisiogeografis dan sosiogeografis tinggi adalah Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalong Wetan seluas 6,049 Km2. Sedangkan, wilayah yang tidak berpotensi dengan tipologi fisiogeografis dan sosiogeografis rendah adalah Desa Ganjarsari dan Desa Puteran Kecamatan Cikalong Wetan masing-masing seluas 14,086 dan 10,325 Km2, Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua seluas 12,209 Km2, di Kecamatan Lembang terdapat Desa Cibogo seluas 3,12 Km2 , Desa Cikahuripan seluas 7,31 Km2, Desa Pagerwangi seluas 4,65 Km2, Desa Suntenjaya seluas 16,03 Km2, Desa Wangunharja seluas 7,85 Km2, Desa Wangunsari seluas 3,61 Km2. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara indikator aksesibilitas (sosiogeografis) dengan unsur fisiogeografis, maka akan lebih mudah untk mengembangkan wilayah agrowisata pada lokasi yang memiliki kriteria tersebut. ......Bandung Barat District has an attraction for the development of agro-tourism areas because it is one of the largest horticulture producers in Indonesia, with fruit production is 583,539 Kw /year and vegetables is 677,480 Kw /year. This location not far from the Bandung city and provides benefits because it is often visited by tourists when visiting to around of Bandung area. The purpose of this study is to obtain a spatial picture of regional patterns that have the potential for developing agrotourism areas and evaluating significance relationships between indicators and variables each other. The analysis used is spatial analysis by evaluating physiogeographic and sociogeographic elements and used statistical analysis by SPSS tools. The results showed that the spatial pattern of the development of agrotourism areas in the study area, that is Lembang Subdistrict, Cisarua Sub- District, and Cikalong Wetan Sub-District had 8 typologies. The most potential area with a high physiogeographic and sociogeographic typology is Mandalamukti Village, Cikalong Wetan Sub-District with an area of 6.049 Km2. Whereas, the locations which have no potential area with low physiogeographic and sociogeographic typologies are Ganjarsari and Puteran Villages, Cikalong Wetan Sub-District, covering an area of 14,086 Km2 and 10,325 Km2, Pasirlangu Village, Cisarua District covering an area of 12,209 Km2, in Lembang Subdistrict, Cibogo Village covering an area of 3.12 Km2. Cikahuripan village covering an area of 7.31 Km2, Pagerwangi Village covering an area of 4.65 Km2, Suntenjaya Village with covering an area of 16.03 Km2, Wangunharja Village with covering an area of 7.85 Km2, Wangunsari Village with covering an area of 3.61 Km2. Statistical analysis shows that there is a significant relationship between accessibility indicators (sociogeographic) and physiogeographic elements, so it will be good to develop agrotourism areas in that locations which have these criteria.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Harry Kiswanto
Abstrak :
Sektor pertanian merupakan salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Bantul. Sektor ini memiliki peran penting terhadap perekonomian Kabupaten Bantul, karena merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB. Khususnya pada Kecamatan Dlingo yang telah ditetapkan menjadi kawasan strategis sosio-kultural dalam RTRW Kabupaten Bantul. Begitu juga kecamatan yang berada di sebelah selatan Kecamatan Dlingo yaitu Kecamatan Imogiri terdapat beberapa agrowisata yang sedang tahap pembangunan. Maka tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis wilayah kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Metode yang dipakai ialah analisis deskriptif dari hasil overlay ketiga peta dengan melihat variebel fisik dan sosial. Kemudian dilihat dari kelengkapan fasilitas yang ada pada wilayah keseseuaian. Adapun variebel fisik yang dipakai ilalah kemiringan lereng, dan jenis tanah dalam kepekaan terhadap erosi, serta variabel sosial terdiri dari pegginaan lahan dan fasilitas pendukung pariwisata. Hasil menunjukkan bahwa wilayah potensi pengembangan agrowisata berpotensi dikembangkan di Kecamatan Imogiri dibanding Kecamatan Dlingo. Wilayah potensi pengembangan tersebut tepatnya berada di tiga desa yaitu Desa Selopamioro, Desa Kebonagung, dan Desa Sriharjo. Wilayah tersebut juga sudah didukung dengan adanya agrowisata dan wisata alam yang menjadi daya tarik di tiga desa tersebut dan telah terdapat fasilitas sekunder dan kondisional yang lengkap. ......The agricultural sector is one of the development priorities in Bantul Regency. This sector has an important role in the economy of Bantul Regency, because it is one of the sectors that provides the largest contribution to GRDP. Especially in Dlingo District which has been designated as a socio-cultural strategic area in the RTRW of Bantul Regency. Likewise, the sub-district which is in the south of Dlingo District, namely Imogiri District, there are several agro-tourism which are in the development stage. So the purpose of this study is to analyze the land suitability area for the development of agro-tourism areas in Dlingo District and Imogiri District, Bantul Regency. The method used is descriptive analysis of the overlay results of the three maps by looking at physical and social variables. Then it is seen from the completeness of the existing facilities in the suitability area. The physical variables used are the slope of the slope, and the type of soil in terms of sensitivity to erosion, as well as the social variables consisting of land use and tourism support facilities. The results show that the potential area for agro-tourism development has the potential to be developed in Imogiri District compared to Dlingo District. The potential development areas are located in three villages, namely Selopamioro Village, Kebonagung Village, and Sriharjo Village. The area has also been supported by the existence of natural tourism which is an attraction in the three villages and there are complete secondary and conditional facilities.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library