Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Chairany
"Industri Pertanian menjadi leading sector program sustainable development goals (SDGs) yaitu pada produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Salah satu indikator program produksi dan konsumsi yang berkelanjutan adalah  Food Loss dan Food Waste (FLFW). Produk pertanian yang memiliki potensi yang sangat luas yaitu cabai rawit. Tetapi cabai rawit merupakan produk yang mudah rusak. Tantangan yang dihadapi para pemegang kepentingan di sektor pertanian dalam mewujudkan program SDGs adalah bagaimana memenuhi permintaan pasar dalam menyediakan cabai rawit yang berkualitas sehingga potensi FLFW bisa dihindari. Sehingga penelitian ini dibuat untuk pemegang kepentingan rantai pasok cabai rawit dalam memodelkan permasalahan tersebut. Penelitian ini melakukan prioritasi aksi pengurangan FLFW dengan menggunakan manajemen risiko, lean supply chain, dan system dynamics. Peneliti memberikan rekomendasi tiga alternatif strategi yaitu contract led by collector, contract led by cooperative, dan contract between farmer and Retailer. Hasil dari simulasi model menunjukkan bahwa strategi contract led by collector menghasilkan penurunan FLFW tertinggi. Sedangkan contract between Farmer and Retailer merupakan strategi yang paling tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap penurunan FLFW. Model pada penelitian dapat dijadikan sebagai model dasar untuk kasus yang serupa pada produk pertanian lainnya dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

The agricultural industry is the leading sector for the sustainable development goals (SDGs) program: sustainable production and consumption which one indicator of it is Food Loss and Food Waste (FLFW), especially in agricultural products. One agricultural product with vast potential to reduce its FLFW impact in Indonesia is cayenne pepper, a perishable product. The challenge faced by stakeholders in the agricultural sector in realizing the SDGs program is how to meet market demand by providing quality products in an efficient and effective supply chain system to avoid the potential for FLFW. This research aims to find the best strategy to establish this system. This research prioritizes the strategy for FLFW reduction using a combination of three perspectives: risk management, lean supply chain, and system dynamics. The findings recommend three alternative strategies: a contract led by collectors, a contract led by cooperatives, and a contract between farmer and retailer. The model simulation results show that the led-by-collector contract strategy produces the highest FLFW reduction. In comparison, the contract between Farmer and the Retailer is the least contributing strategy. Furthermore, the model in this study can be used as a basic model for similar cases in other agricultural products and further development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylsha Tiara Wiyutama
"Aglonera merupakan startup yang bergerak dalam bidang distribusi produk hasil pertanian kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam sektor makanan dan minuman. Meskipun telah beroperasi selama hampir 1,5 tahun, masih belum terdapat brand awareness terhadap Aglonera bagi target konsumen secara luas. Untuk meningkatkan jangkauan serta kesadaran masyarakat terhadap keberadaan solusi digital pertanian dan UMKM yang ditawarkan oleh Aglonera, maka dirancang program komunikasi pemasaran terpadu dengan big idea Sahabat Serba Ada dan tagline Langganan Andalan Jualan.Program ini diharapkan dapat membantu Aglonera untuk menjangkau target konsumen yang lebih luas serta memberikan dampak terhadap peningkatan reach dan engagement dari masing-masing saluran komunikasi Aglonera baik online ataupun offline. Program ini dirancang untuk dijalankan selama 6 bulan dengan penggunaans sejumlah elemen komunikasi pemasaran terpadu. Adapun biaya yang dibutuhkan dalam eksekusi program adalah senilai Rp 195.600.000. Selain jabaran Analisa situasi dan permasalahan, akan dijelaskan pula proses implementasi hingga monitoring dan evaluasi, guna memastikan program berjalan dengan lancar dan efektivitas masing-masing upaya komunikasi dapat diarahkan dan dievaluasi.

Aglonera is a digital-startup company with a mission to give out solution regarding the distribution of agricultural products to micro, small and medium enterprises (SMEs) within food and beverage sector. Even though Aglonera has been operating for almost 1.5 years, there is still no brand awareness of Aglonera for a broad target audience. To increase the reach and public awareness of the existence of Aglonera, an integrated marketing communication program was designed with the big idea Aglonera Sahabat Serba Ada and the tagline Langganan Andalan Jualan. This program is expected to help Aglonera to reach a wider target audience and have an impact on increasing the reach and engagement of each Aglonera communication channel both online and offline. This program is designed to run for 6 months with the use of a number of elements of integrated marketing communication. The costs required to execute the program are worth Rp 195,600,000. In addition to the description of the situation and problem analysis, the implementation process through monitoring and evaluation will also be explained, to ensure the program runs smoothly and the effectiveness of each communication effort can be directed and evaluated"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library