Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilda Nur Puspita
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Desiandini
Abstrak :
Keberhasilan produksi apoptin rekombinan dalam bentuk native pada penelitian sebelumnya (Khalid, 2012) membuka jalan untuk mengembangkan produksi protein antikanker ini ke skala yang lebih besar. Di dalam studi ini, dilakukan optimasi kultivasi bakteri rekombinan apoptin dalam stirred tank fermentor dan bakteri yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtilis 168 rekombinan apoptin hasil transformasi dengan sistem Gateway menggunakan plasmid pOXGW12His8Arg. Parameter yang dioptimasi adalah konsentrasi induksi xylose, kecepatan agitasi dan laju aerasi. Variasi konsentrasi induksi xylose dilakukan dalam shake flasks dengan volume kultur 100 ml dengan konsentrasi 0-5% b/v sedangkan variasi kecepatan agitasi dan laju aerasi dilakukan dalam stirred tank fermentor dengan volume kultur 3L dengan kecepatan dan laju masing-masing adalah 150-250 rpm dan 0,5-1,5 NL/min. Hasil yang didapat adalah pertumbuhan bakteri optimum dicapai pada konsentrasi xylose 1% b/v, kecepatan agitasi 250 rpm, dan laju aerasi 1,5 NL/min dengan nilai laju pertumbuhan spesifik bakteri untuk masing-masing variasi adalah 0,628 h-1; 0,630 h-1; dan 0,747 h-1. ......The success of recombinan apoptin production in native form in the previous research (Khalid, 2012) open the way to develop this anticancer protein production to the larger scale. In this study, optimization of recombinant apoptin bacteria cultivation is carried out in a stirred tank fermentor using Bacillus subtilis 168 with plamid pOXGW12His8Arg which transformed by Gateway method. The optimized parameters are xylose-inducer concentration, agitation speed, and aeration rate. The xylose-inducer concentration variation is carried out in a shake flasks with 100 ml volume broth, while the agitation speed and aeration rate variation is carried out in a stirred tank fermentor with 3L volume broth. The xylose concentration is varied between 0-5% w/v, while agitation speed and aeration rate are varied between 150-250 rpm and 0,5-1,5 NL/min respectively. The best condition in this cultivation is 1% w/v of xylose, 250 rpm of agitation speed and 1,5 NL/min of aeration rate giving the specific growth rate value for each parameter of 0,628 h-1; 0,630 h-1; dan 0,747 h-1 respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Nur Puspita
Abstrak :
ABSTRAK
Pembentukan deposit kerak CaCO3 oleh air sadah pada sistem perpipaan di industri maupun rumah tangga menimbulkan banyak permasalahan teknis dan ekonomis. Pengolahan air sadah dan pencegahan pembentukan kerak umumnya dilakukan secara kimiawi seperti resin penukar ion dan penambahan inhibitor kerak. Namun, metode ini tidak cukup aman karena dapat mengubah sifat kimia larutan serta investasinya yang besar. Agitasi mekanik merupakan metode alternatif secara fisik untuk mengatasi pembentukan kerak (CaCO3). Campuran larutan NaHCO3 dan CaCl2 digunakan untuk menghitung kandungan ion Ca2+ sebagai indikator terbentunya kerak melalui metode titrasi kompleksometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agitasi mekanik dapat meningkatkan laju presipitasi CaCO3.
ABSTRACT
CaCO3 deposit formation crust by hard water in piping systems in industrial and household raises many technical and economical problems. Treatment and prevention of hard water scale formation is generally carried out chemically, such as ion exchange resins and the addition of scale inhibitors. However, this method is less secure because it can alter the chemical properties of the solution as well as a great investment. Mechanical agitation is an alternative method to cope physically scaling (CaCO3). Mixture solution between NaHCO3 and CaCl2 are used to calculate the content of Ca2+ ions as an indicator of CaCO3 deposit formation through complexometric titration. The results showed that the mechanical agitation can increase the rate of precipitation of CaCO3.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Fatah Ismail
Abstrak :
Perilaku masyarakat dunia terhadap teknologi informasi menyebabkan terdorongnya para ilmuwan dan insinyur dalam mengembangkan permesinan dalam skala mikro, salah satunya adalah biomachining. Biomachining merupakan permesinan berskala mikro yang hemat energi dan ramah lingkungan karena menggunakan mikroorganisme sebagai cutting tool-nya. Mikroorganisme yang digunakan merupakan bakteri aerob sehingga membutuhkan adanya aerasi untuk membantu respirasi dari bakteri tersebut. Salah satu manfaat agitasi adalah untuk meningkatkan laju aerasi sehingga dapat mempengaruhi kinerja bakteri dalam melakukan proses biomachining. Dengan menggunakan photolithography, benda kerja yang berupa tembaga akan memiliki pola yang nantinya menjadi pola pemakanan bakteri. Pada penelitian ini, dilakukan proses biomachining menggunakan bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans dengan penambahan agitasi pada kecepatan 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm. Parameter yang akan diukur adalah kekasaran permukaan, profil permukaan, MRR (material removal rate) dan SMRR (specific material removal rate). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan agitasi pada proses biomachining berpengaruh secara signifikan terhadap profil permukaan, MRR, dan SMRR. Hasil dari proses biomachining dengan kondisi 150 rpm memiliki nilai MRR, SMRR, kedalaman dan lebar pemakanan yang paling tinggi. Selain itu ditemukan bahwa penambahan agitasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perbedaan nilai kekasaran. ......The behavior of the society about information technology encourage scientists and engineers in developing micro-scale machining, one of which is biomachining. Biomachining is a micro-scale machining that use energy efficiently and environmental friendly because it uses microorganisms as its cutting tool. Microorganisms which used is an aerobic bacterium that requires aeration to aid respiration. One of the benefits of agitation is to increase the rate of aeration so that it can affect the performance of the bacteria in the biomachining process. By using photolithography, the copper workpiece will have a pattern that would become a bacteria pattern feeds. In this study, conducted biomachining process using bacteria acidithiobacillus ferrooxidans with the addition of agitation at a speed of 50 rpm, 100 rpm and 150 rpm. The parameters to be measured is the surface roughness, surface profile, MRR (material removal rate) and SMRR (specific material removal rate). The results of this study show that the addition of agitation in the biomachining process affect significantly to surface profile, MRR, and SMRR. Biomachining‟s results on the condition of 150 rpm has the highest value of MRR, SMRR, depth and width of feeds. In addition it was found that the agitation was not give a significant effect on the roughness value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rifki
Abstrak :
Korosi pada logam menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Sebagai usaha untuk mencegah terjadinya korosi pada logam yang diakibatkan oksidasi dengan udara luar, maka salah satunya dapat dilakukan dengan pelapisan. Lapis listrik nikel adalah proses mendepositkan logam nikel murni ke permukaan material konduktif secara kimia dengan bantuan arus listrik searah. Nanokristalin NC material merupakan bahan yang penting pada aplikasi industri karena sifatnya yang unik terutama pada sifat mekanik, yaitu pada kekerasan dan daya lekat lapisan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan pelapis nanokristalin pada elektrodeposisi seperti rapat arus, proses elektrodeposisi, dan penambahan zat aditif organik, salah satunya adalah sakarin. Penelitian ini menggunakan 2 parameter, yaitu aditif sakarin 0, 0.5, 1.0, 5.0, 10 g/l dan agitasi udara menggunakan agitasi dan tidak menggunakan agitasi . Dari hasil penelitian diatas akan didapatkan hasil ukuran butir bisa di dapatkan dari XRD , ketebalan lapisan, kekerasan uji kekerasan Vickers , laju korosi Uji kabut garam , dan kekuatan daya lekat Heat and quech test . Larutan elektrolit yang umum digunakan dalam industri lapis listrik nikel adalah larutan nikel Watts. Temperatur operasi yang akan digunakan adalah 55 oC dengan tingkat keasaman 4.0-4.2, tingkat keasaman langsung bisa didapatkan berdasarkan formula elektrolit dari Watts bath.Hasil penelitian menunjukkan dengan kenaikan jumlah sakarin dan penambah perilaku agitasi pada proses maka ukuran butir terendah didapat pada angka 35 nm dengan menggunakan sakarin sebanyak 10 g/L, kekerasan tertinggi didapat pada angka 593 HV dengan menggunakan sakarin sebanyak 10 g/L, Tingkat korosifitas terbaik didapat pada grade 8 dalam artian 0,1 dari luas area dengan menggunakan sakarin sebanyak 0, 5, dan 10 g/L, Tingkat adhesifitas terbaik didapat pada klasifikasi 5B tidak terdapat blister dengan menggunakan sakarin sebanyak 0, 5, dan 10 g/L. Semakin meningkatnya jumlah sakarin yang diberikan maka ukuran butir dan tingkat korosifitas akan semakin menurun, sedangkan kekerasan, dan adhesifitas yang akan semakin meningkat. Pemberian agitasi dalam proses akan menjadikan ukuran butir semakin menurun pula.
Corrosion in metal causes many losses. There are efforts to prevent corrosion in metal caused by oxidation with outside air, one of which is by coating. Nickel Electroplating is a process to deposit pure nickel metal into conductive material surface chemically with assistance of direct current. Nanocrystalline NC material is an important material in industry application because its unique nature, mainly mechanical and chemical natures. There are some techniques to obtain Nanocrystalline coating in electro deposition such as current density, mode of electrodeposition, and addition of organic additive substance, one of which is saccharine. This study uses 2 parameters, namely saccharine additive 0, 0.5, 1.0, 5.0, 10 g l , and air agitation using agitation and without using agitation . From the experiment results above, we will obtain a Cristal measurement result it can be obtained from XRD , coating thickness thickness meter , hardness Vickers Hardness , corrosion rate Salt Spray Test , and Kekuatan daya lekat Heat and quech test . Electrolyte solution generally used in nickel elektroplating industry is Watts nickel solution. Operation temperature to be used is 55 oC with acidity level by 4.0 4.2. The results showed that the increase of saccharin amount and the increase of agitation behavior on the process, the lowest crystal size was obtained at 35 nm using saccharin as much as 10 g L, the highest hardness was obtained at 593 HV by using saccharin as much as 10 g L, the best corrosive level Is obtained in grade 8 in terms of 0.1 of the area by using saccharin as much as 0, 5, and 10 g L. The best adhesive level is obtained in the 5B classification no blister using saccharin of 0, 5, and 10 g L. The increasing number of saccharine given will lead to decreasing size of crystallite size and corrosivity and also will lead to the increasing hardness and adhesivity. The provision of agitation in the process to produce size of crystal will be also decreasing.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Juan Carlos
Abstrak :
Nikel merupakan logam penting yang banyak digunakan dalam paduan, misalnya baja tahan karat, paduan ruang angkasa, dan paduan khusus. Nikel ditambang dari dua jenis bijih: laterit dan sulfida. Laterit banyak ditemukan di daerah tropis seperti di Indonesia dan ditambang untuk memperoleh nikel dan kobalt. Pelindian bijih nikel laterit pada tekanan atmosfer saat ini banyak menarik perhatian karena biaya yang lebih rendah dibanding proses lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh waktu dan kecepatan agitasi pelindian atmosferik terhadap persentase perolehan nikel dari bijih laterit jenis saprolit. Bijih nikel saprolit dari Halmahera Timur digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui nilai perolehan nikel pada waktu dan kecepatan agitasi yang berbeda, pelindian teragitasi dilakukan selama 1, 3, dan 5 jam dengan kecepatan agitasi masing-masing 250 rpm, 500 rpm, dan 750 rpm. Selama penelitian, berat sampel yang telah dihaluskan (15 g), konsentrasi asam sulfat (5N (240.1 g/L)), volume asam sulfat (75 ml), dan suhu (100°C) dijaga konstan. Dapat dilihat bahwa dalam pelindian teragitasi, peningkatan waktu pelindian dari 1 jam hingga 5 hour memiliki pengaruh positif terhadap perolehan nikel. Peningkatan kecepatan agitasi dari 250 rpm hingga ke 750 rpm juga meningkatkan nilai perolehan nikel. ......Nickel is important metal that is mostly used in alloys, for example, in stainless steels, aerospace alloys and specialty steels. Nickel is mined from two types of ores: laterites and sulfides. Laterites are found mostly in tropical regions and are mined for their nickel and cobalt in countries like Indonesia. Leaching lateritic nickel ores with sulphuric acid at atmospheric pressure (AL) has been recently receiving more attention due to lower cost compared to other processes. The purpose of this study is to determine the effect of duration and agitation speed of atmospheric leaching to the recovery percentage of nickel from saprolitic type laterit ore. Saprolitic nickel ores from Eastern Halmahera were used during experiments. In order to study the recovery values at different time periods and different agitation speeds, agitative leaching experiments were carried out for 1, 3, and 5 hours with agitation speed 250 rpm, 500 rpm, and 750 rpm, respectively. During the experiments, weight of ground ore sample (15 g), concentrations of sulfuric acid (5N (240.1 g/L)), volume of sulfuric acid (75 ml), and temperature (100°C) were kept constant. It was shown that in agitative leaching, increasing leaching time from 1 hour to 5 hour had a positive effect on metal extractions. Increasing agitation speed from 250 rpm to 750 rpm also increased the recovery values of nickel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerra Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Maloklusi merupakan salah satu permasalahan yang paling banyak ditemukan dalam dunia kesehatan. Penggunaan braket ortodontik bertujuan untuk mengendalikan serta memperbaiki posisi rahang agar pengaruh dari maloklusi dapat dikurangi secara perlahan. Selama ini produksi braket ortodontik masih dilakukan secara impor. Dari sini munculah pembahasan untuk dapat memproduksi braket ortodontik secara nasional atau disebut sebagai behel nasional. Dari penilitian yang telah dilakukan ditahun sebelumnya, digunakan material jenis logam berupa Baja Tahan Karat 17-4PH. Untuk proses manufaktur behel tersebut, digunakan proses investment casting. Namum dari proses investment casting ini ditemukan bahwa hasil braket yang didapatkan memiliki permukaan yang kasar sehingga memerlukan pemrosesan akhir lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan proses manufaktur lain yaitu metal injection molding. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk meningkatkan laju penghilangan binder melalui proses solvent debinding dengan perlakuan agitasi serta kondisi vakum yang kemudian dibandingkan dengan kondisi normal.Hasil percobaan menunjukan bahwa dengan dilakukannya perlakuan agitasi akan memingkatkan laju penghilangan binder secara signifikan akibat adanya mekanisme pengadukan yang menyebabkan kemungkinan tumbukan antar partikel meningkat. Kemudian dengan kondisi vakum laju penghilangan binder sedikit lebih baik dari kondisi normal dengan mekanisme yang mirip dengan pengadukan, namun dengan harus dilakukannya penambahan pelarut secara berkala akibat titip uap pelarut yang menurun dalam kondisi vakum. Tidak ditemukan adanya crack atau cacat pada permukaan dengan adanya peningkatan laju penghilangan binder melalui dua perlakuan tersebut.
ABSTRACT
Malocclusion is one of the most common problems in the medical field. The use of orthodontic brackets aims to control and improve the position of the jaw so that the influence of malocclusion can slowly be reduced. Until now, brackets production is still done by imports. From here comes the discussion to produce an orthodontic bracket nationally. Our latest research used Stainless Steel 17 4PH as the material and investment casting as the manufacturing processes. However, it is obtained that investment casting result have rough surfaces that require further processing end. Therefore, it is necessary to study other manufacturing processes for brackets production, namely metal injection molding. In this study, we conducted an experiment to enhance binder removal rate through the process of solvent debinding treatment with agitation and under vacuum. Then the results compared to the normal conditions.The experimental results showed that agitation treatment will enhance binder removal rate significantly due to the stirring mechanism that causes the possibility of collisions between the particles increases. Then the binder removal rate on the vacuum treatment conditions is little better than normal conditions by a mechanism similar to stirring, but with the addition of a solvent to be done on a regular basis due to the decline of the solvent boiling point under vacuum conditions. There were no cracks or defects found on the surface with an increased rate of binder removal through the two treatments.
2017
S66516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labitta Tsuraya Widagdo
Abstrak :
Indonesia memiliki ketergantungan terhadap impor kit untuk Polymerase Chain Reaction (PCR). Salah satu komponen krusial dalam PCR adalah DNA polimerase termostabil. Hal ini tidak sebanding dengan Indonesia yang terletak pada Ring of Fire, dimana Indonesia memiliki potensi ekosistem geothermal yang besar sebagai habitat bakteri termofilik penghasil DNA polimerase termostabil. Gen DNA pol I lokal dari Geobacillus thermoleovorans Batu Kuwung, Banten, telah berhasil dikloning pada plasmid pET-15b dan ditransformasikan pada Escherichia coli BL21. Meskipun GBK pol memiliki peran yang sangat penting dalam amplifikasi isothermal yang menjadikannya dapat diaplikasikan dalam PCR, untuk dapat memproduksi GBK pol secara komersil masih dinilai kurang layak secara ekonomi. Penelitian yang telah dilakukan untuk GBK pol masih memiliki keterbatasan dalam optimalisasi dan produksi scale-up. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan optimasi kondisi ekspresi seperti: kecepatan agitasi, waktu inkubasi setelah induksi, volume kerja dan peningkatan skala produksi pada 7,5 L bioreaktor untuk meningkatkan efisiensi, produksi dan ekspresi. Pada penelitian ini didapatkan kondisi optimum pada kecepatan agitasi 200 rpm, waktu inkubasi setelah induksi 4 jam dan 20% volume kerja. Selain itu, pada penelitian ini berhasil dilakukan produksi GBK pol pada 7,5 L bioreaktor dan menghasilkan konsentrasi protein tertinggi sebesar 0,042 µg/µL dengan waktu optimum untuk inkubasi setelah induksi selama 3 jam. ......Indonesia relies on imported kits for Polymerase Chain Reaction (PCR). In fact, one of the crucial components in PCR is thermostable DNA polymerase. This is not comparable to Indonesia’s potential which is located on the Ring of Fire. Consequently, Indonesia holds the potential for a large geothermal ecosystem which serves as a habitat for thermophilic bacteria capable of producing thermostable DNA polymerase. The local DNA pol I gene from Geobacillus thermoleovorans Batu Kuwung, Banten, has been successfully cloned into the plasmid pET-15b and transformed into Escherichia coli K pol in isothermal amplification, making it applicable for PCR, the commercial production of GBK pol is still considered economically unfeasible. The research conducted for GBK pol still has limitations in optimization and scale-up production. Therefore, in this study optimization of expression conditions was carried out, including the speed of agitation, post-induction incubation time, working volume and scale-up production at 7,5 L bioreactor to increase efficiency, production, and expression. In this study, the optimum conditions were obtained at an agitation speed of 200 rpm, a post-induction incubation time of 4 hours and 20% working volume. Furthermore, the production of GBK pol was successfully carried out in a 7.5 L bioreactor, resulting in the highest protein concentration of 0.042 µg/µL with the optimum post-induction incubation time for 3 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library