Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Martyna Theodora
Abstrak :
Pembinaan yang dilakukan adalah pembinaan terhadap UMKM Sofisticake dimana UMKM Sofisticake bergerak di industri roti dan kue. Sofisticake merupakan usaha mikro yang beroperasional di Depok. Target Sofisticake adalah meningkatkan pertumbuhan penjualan dan keuntungan. Penilaian dilakukan berdasarkan analisa marketing  yaitu analisa internal dan eksternal, analisa marketing mix dan analisa ansoff. Solusi yang ditawarkan adalah membentuk strategi ekspansi melalui strategi agen. Proses business coaching dilakukan selama 1.5 bulan dan diharapkan dapat memberi ruang UKM untuk memperbesar kapasitas. Metode pengumpulan data  dengan pendekatan kualitatif. Pelaksanaan bisnis coaching dilakukan sebagai aktivitas harian UMKM bersama ......The guidance that is providing guidance to SMEs Sofisticake where Sofisticake SMEs engaged in bread and cakes industry . Sofisticake is a micro-enterprises operating in Depok . Target Sofisticake is to expand its sales volume and  margin. Assessment is based on the analysis of marketing , Through internal and external analysis , marketing mix analysis and Ansoff Analysis . The solution offered is to establish an expansion strategy through strategies agent . Business coaching process is carried out for 1.5 months and is expected to enlarge the capacity of SMEs . Data collection methods through a qualitative approach . Business coaching is done through daily activities of SMEs together with coach .
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahyudin Syafei
Abstrak :
Dalam suatu negara yang sedang melaksanakan program pembangunan (untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan kualitas hidup masyarakatnya), maka tentunya berbagai persoalan yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan itu sendiri merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan proses pembangunan itu harus ditempuh dalam tahapan-tahapan dan meliputi banyak hal. Perubahan-perubahan dengan sendirinya akan terjadi, baik yang positif maupun yang negatif dan yang mungkin berasal dari luar maupun dari lingkungan masyarakat. Perubahan yang dimaksud termasuk perubahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Salah satu faktor penting sebagai sumber perubahan dalam masyarakat adalah masuknya atau diperkenalkannya ide-ide baru atau hal-hal baru dalam masyarakat. Masuknya ide-ide baru atau hal-hal baru itu sebagai akibat adanya interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan lainnya, seperti misalnya antara pemimpin dengan pengikutnya. Jadi, perolehan ide-ide baru itu bisa bersumber dari orang perorang, saluran media massa (TV, radio, surat kabar), maupun lewat kunjungan keluar daerah (mobilitas geografis). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masuknya ide-ide baru atau hal-hal baru itu akan membawa perubahan-perubahan dalam diri seseorang yang dapat dilihat dalam sikap, perilaku, cara berpikir maupun tindakan. Seperti dalam penggunaan teknologi sederhana yang kemudian beralih kepada teknologi canggih dalam upaya meningkatkan hasil produksi mereka. Melalui komunikasi yang hidup dalam masyarakat, akan terjadilah suatu proses dalam diri manusia, baik melalui pengenalan maupun pemahaman tentang sesuatu yang dikomunikasikan itu, yang pada akhirnya akan menghasilkan sikap menerima atau menolak terhadap hal-hal baru, yang ditawarkan kepada anggota masyarakat. Daniel Lerner, seorang tokoh yang berhasil mengungkapkan tentang pengaruh komunikasi dalam menggerakkan dan mempercepat proses modernisasi dalam masyarakat transisi yang sedang membangun. Dalam karyanya itu dikatakan bahwa komunikasi (media massa), urbanisasi, dan literasi (pendidikan) mendorong masyarakat yang sedang berkembang meningkatkan mobilitas, psikis (mental) yang dituangkannya ke dalam konsep empati. Menurut Lerner dengan memiliki empati, anggota masyarakat secara kejiwaan akan menjadi personalitas yang mobil, yaitu mampu membayangkan masa depan menuju kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, anggota masyarakat yang memiliki empati itu akan berusaha untuk membangun dirinya dengan cara melakukan hal-hal baru.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
Abstrak :
ABSTRAK
Program intervensi ini benujuan untuk mcmbcrdayakan masyamkat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (lzekzlessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengcnai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai ahcmalifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini mcnggunakan teori Learned Hegnlessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health BcliefMode1(Roscnstock, 1974). Tcknik intervensi menggunakan Comrmmig' Empowerment (Dalton, 2001) dan Erperiential Leamizzg (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter; pcnghuni liar, dimana mayoritas penduduknya ad alah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka scbagian bcsar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ckonomi, sehingga mcreka sangat terbebani oleh binya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatiil dan pcngembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini un tuk mengawali program pemberdayaan masyamkat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pcrtemuan tatap muka lzmgsung dan komunikasi yang intensif dan tcrcncana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan kctemmpilan warga sehingga mcrcka lebih berclaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dcngan terbentuknya agen perubahan yang bertimgsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk diiadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agcn pcmbahan ini telah berhasil menumbuhkan kcsadaran dan pengertian kepada warga untuk bcrpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari altematifpcngobatan yang murah sehingga dapat mengumngi bcban mere]-ca. lntervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup schat.
ABSTRACT
The objective of this intervention program tk to empower the population of Kanioung Lio RW 20 by providing a relativehf inexpensive medication alternatifsolution This program also aims on reducing the lteblessness ofthe population particularht on health issues. The main objective ofthts intervention is to gain the populations awareness and understanding about TOGA cultivation as a relativehr inexpensive mediation alternative. This community awareness 119 based on Learned Helolessness theory by .Se ligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The intervention technique ts based on Community Empowerment (Dalton, 2001) and Experiential Learning (David A. Kolb, 1996) The population of this village is categorized as squatter, untamed population, where the majority ofthe population are migrants (outsidens) with low education level, who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is the main issue of this population which burdens them of today 's medication _/ee. The approaching method in developing this intervention program done through qualitative method and the expansion of change agent needed in this intervention to began this community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention program conducted with_R>rmal and in_RJrmalvt1sits, direct meeting and intensive and planned communication which jbcus on the capacity building ofthe community as an ejort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more independent and capable. The first stage ty' this intervention program was conducted _/br 6' months (November 2006-July 2007) and nas successhtl by the _Rrrmation of change agent that well functioning and there a speci/ic area provided for TOGA center from Kampung Lia RW 20. This agent of change has ejectively escalate the awareness and understanding of the population medication alternative to reduce their economical burden. Thejbllow up of this first stage still need to be innzlemented to fuyill the objective and expectation of the community of Karnpung Lio RW 20, the escalation of skills and ability to wards healthy life.
2007
T34087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
Abstrak :
ABSTRAK
Program intervensi ini bertujuan untuk mcmberdayakan masyarakat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (helplessness) warga kampung temebul tcrutarna dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengenai tanarnan obat keluarga (T OGA) sebagai altematifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini menggunakan teori Learned Heblessness yang dikemukakan oleh Seligman (l975) dan The Heallh Belief Model (Rosenstock, 1974). Teknik intewensi menggunakan Communig/ Empowerment (Dalton, 2001) dan Experien!ia1Leaming (David A. Kolb, 1996). Pcnduduk kampung ini tergolong katcgori squatter; penghuni liar, dimana mayoritas penduduknya adalah pendatang dan berpendidikan rendah, ser-ta tempat tinggal mereka sebagian besar tidak mcmenuhi standar mmah yang sehat. Permasalahan utama mercka adalah kelidakmampuan dalam segi ekonomi, sehingga mereka sangat terbebani oleh biaya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program intcrcnsi ini dilakukan melalui rnetode kualitatifl dan pengembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervcnsi ini dilakukan dengan kunjungan formal dan informal, pertemuan tatap muka langsung dan komunikasi yang intensif dan terencanzr, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung scbagai upaya mcnumbuhkan kemampuan dan kcterampilan warga sehingga mereka Iebih berdaya dan mandiri. Tahap awal dad program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dengan terbentuknya agen perubahan yang berfungsi dengan balk dan adanya lahan khusus untuk dijadikan pusat TOCA dari kampung Lio RW 20. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadarzm dan pcngcrtian kepada warga untuk berpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari altcmatifpengobatan yang murah sehingga dapat mengurangi beban mereka. Inten/ensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersarna warga kampung Lio RW 20 ini bisa temapai, yaitu pcningkatan kemampuan dan keterampilan hidup sehat. Kata Kunci: He¢Iessness, TOGA, agen pcrubahan vii
ABSTRACT
Community Emponermentjbr Farnibt Medical Plant (T OGA) Cultivation (Medication A lternative for The Population of Kampung Lio RW 20) The objective of this intervention program is to ennrower the population of Kampung Lio RW 20 by providing a relatively inexpensive medication alternaty solution. T his program also aims on reducing the heblessness ofthe population particularly on health issues. The main objective of this intervention Ls to gain the population is awareness and understanding about T OGA cultivation as a relatively inexpensive mediation alternative. This community awareness is based on Learned Hemlessness theory by Seligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The intervention technique is based on Cont/nunigt Empowerment (Dalton, 2001) and Experiential Learning (David A. Kolb. I 996) The population of th is village is categorized as squatter, untamedpopulation, where the majority ofthe population are migrants (outsiders ) with low education level, who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is the main issue of this population which burdens them of today iv medication _/ee. The approaching method in developing th is intervention program done through qualitative method and the expansion of change agent needed in this intervention to began th is community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention program conducted with jbrmal and irwrmal visits, direct meeting and intensive and planned Communication which joctts on the capacity building if the communigr as an effort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more independent and capable. The_;?ir1s?t stage of this intervention program was conducted for 8 months (November 2006-Jubr 2007) and was successjitl by the for'mation of change agent that well functioning and there a specyic anea provided _hrr TOCA center jrorn K amprrng Lio RW 20. This agent of change has ejectivelv escalate the awareness and understanding of the population medication alternative to reduce their economical burzlen. Thejollaw up of this first stage still need to be implemented to ful/ill the objective and expectation of the community of Kampung Lio RW20, the escalation of skills and ability to wards healthy IW.
2007
T34145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
Abstrak :
Program intervensi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi alternatif pengobatan yang relatif murah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan {helplessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengenai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai alternatif pengobatan yang relatif murah. Pemberdayaan warga ini menggunakan teori Learned Helplessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health Belief Model (Rosenstock, 1974). Teknik intervensi menggunakan Community Empowerment (Dalton, 2001) dan Experiential Learning (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter, penghuni liar, dimana mayoritas penduduknya adalah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka sebagian besar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ekonomi, sehingga mereka sangat terbebani oleh biaya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatif, dan pengembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pertemuan tatap muka langsung dan komunikasi yang intensi f dan terencana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan keterampilan warga sehingga mereka lebih berdaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dengan teibentuknya agen perubahan yang berfungsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk dijadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadaran dan pengertian kepada warga untuk berpartisipasi aktif dalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari alternatif pengobatan yang murah sehingga dapat mengurangi beban mereka. Intervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup sehat.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eirene Lamtiur Setyawati
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pemutusan perjanjian keagenan secara sepihak di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang sumber datanya adalah data sekunder. Pengaturan perjanjian di Indonesia dianggap sebagai pedoman agar perlindungan dan keadilan terwujud dalam suatu perjanjian, maka diharapkan pelaksanaannya berlangsung secara proporsional dan adil. Maka dari itu, perjanjian keagenan diharapkan dapat berlangsung secara proporsional mewujudkan pertukaran hak dan kewajiban secara adil. Dalam terjadinya kegagalan dalam pelaksanaannya, maka kadar kesalahannya harus diukur berdasarkan asas proporsionalitas, sehingga terhadap hal-hal kecil tidak serta merta mengakibatkan pemutusan kontrak. Mengacu pada analisis putusan-putusan, apabila terjadi sengketa pemutusan perjanjian keagenan secara sepihak, pada prinsipnya para pihak berupaya menempuh mekanisme yang mampu memberikan hasil terbaik bagi mereka. Peran Hakim dalam hal ini adalah sebagai penentu apakah suatu perjanjian keagenan sah atau tidak untuk diputus secara sepihak hakim merujuk pada perjanjian yang disepakati para pihak yang mengatur tentang pemutusan perjanjian keagenan serta pemberian ganti rugi kepada para pihak sebagai perlindungan hak bagi pihak yang dirugikan berdasarkan apa yang sudah diperjanjikan para pihak dalam perjanjiannya.
This thesis provides explanation regarding the unilateral termination of agency contract in Indonesia. This thesis applies a normative legal study, data source is secondary data. Setting agreement in Indonesia is considered as a guideline so that the protection and justice embodied in an agreement, it is expected that the implementation takes place proportionally and fairly. Therefore, the agency contract is expected to take place in proportion to realize the exchange of rights and obligations equitably. In the occurrence of failure in implementation, the levels of guilt should be measured based on the principle of proportionality, so that on the little things did not necessarily lead to termination of contract. The practice of the courts in resolving disputes, the parties seek to adopt a mechanism that is able to provide the fairest decision or the best result for them.  The role of the Judge is to determine whether an agency agreement is allowed or not tobe terminated uniterally. The judge refers to the agreement which regulates termination of the agency agreement and the provision of compensation to the parties as protection of the rights of the injured party based on what the parties have agreed in the agreement.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Oka Setiawan
Jakarta: Ind-Hill, 1995
346.07 KET l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novita Olivien
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memahami tindakan pustakawan sebagai agen dalam pengadaan koleksi tahun 2013 di Universitas Wijaya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasilnya menunjukan pengadaan koleksi yang dilakukan melalui sistem pengadaan barang kurang mendukung pengembangan koleksi perpustakaan. Penyusunan rencana yang menyimpang dari kebutuhan nyata dosen dan mahasiswa serta kelemahan pustakawan menggunakan wewenangnya dalam pengadaan praktik yang timbul karena adanya agen pengadaan. Kesadaran agen, mengubah struktur menjadi lebih aktif melibatkan pihak fakultas dan proses pengadaan yang menekankan permasalahan pengadaan diselesaikan sesuai aturan meskipun hasilnya kurang mendukung pengembangan koleksi perpustakaan Wijaya dan kurang memenuhi kebutuhan koleksi fakultas. Konsekuensi tindakan agen dinilai gagal menyerap anggaran yang tersedia dan sistem pengadaan koleksi selanjutnya dikembalikan ke pola pengadaan di Fakultas masing-masing dengan pustakwan dan perencanaan yang lebih kompeten. ...... The aim of this study is to identify and understand the actions of librarian as agent in 2013 acquisition process at the University of Wijaya. This research was conducted by using qualitative method that acquisition process less supporting library collection developments. Preparation of plans that deviate from the real needs of faculty and students, and librarians use weaknesses in acquisition authority are form of practices a rising from the acquisition agent. Conscious of agent are changing the structure of acquisition becomes actively involve faculties and emphasizes the completion of the acquition by the rules even though the results are less supportive of the development of the collection and the collection does not meet the needs of the faculty. As consequences of the actions, agent considered to have failed to absorb the available budget and acquisition systems return to each facultiens with more competent librarian and planning.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Agung Satyawan
Abstrak :
Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia dalam dekade belakangan ini melaju pesat. Keadaan ini tidak diikuti oleh kemampuan kota untuk mengakomodasikan pertumbuhan penduduk. Manifestasi yang segera tampak dari situasi ini adalah bertambahnya para pekerja yang bekerja di sektor informal. Penanganan pemerintah terhadap sektor ini ternyata bersifat mendua. Di satu pihat pemerintah memuji kreativitas para pekerja sektor informal, tetapi di lain pihak, kurang melindungi keberadaan sektor ini dengan membatasi ruang geraknya. Situasi semacam ini akan segara menimbulkan asumsi bahwa para pekerja sektor informal memendam potensi untuk mengadakan gerakan politik radikal. Namun kenyataanya, gerakan politik radikal ini jarang terjadi. Penelitian ini hendak mencari jawab mengapa gerakan politik radikal jarang dilakukan oleh para pekerja sektor informal meskipun pada kenyataannya mereka ini menghadapi pembatasan ruang gerak dalam melakukan pekerjaannya. Jawaban pertanyaan itu dapat ditinjau dari orientasi politik para pekerja sektor informal. Orientasi politik dalam pengertian ini adalah struktur mental seseorang yang berupa kesiapan untuk memberi respon terhadap obyek-obyek politik. Orientasi politik ini dapat dipilah menjadi tiga komponen yaitu kognitif yang berisi kepercayaan, afektif berisi perasaan dan evaluatif yang berisi penilaian terhadap obyek-obyek di dalam sistem politik. Masing-masing komponen tersebut berisi tiga sifat yaitu konformis, apatis, dan skeptis. Sifat konformis mempunyai makna adanya tanggapan yang sesuai dengan sistem politik yang berlaku. Sifat apatis menunjukkan tidak ada tanggapan terhadap sistem politik dan sikap skeptis mempunyai arti bahwa tanggapan tersebut terdapat ketidaksesuaian terhadap sistem politik. Ada dua hipotesa yang diajukan dalam konteks penelitian ini. Pertama semakin tinggi status sosial ekonomi akan membentuk orientasi politik yang sesuai dengan sistem politik. Yang kedua, peranan agen-agen sosialisasi politik juga akan berpengaruh terhadap kesejajaran orientasi politik dnegan sistem politik. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sangkrah Kotamadya Surakarta. Kota Surakarta dipilih berdasarkan faktor bahwa kota ini secara historis mengandung potensi konflik yang berdimensi sosial, ekonomi dan politik. Kelurahan Sangkrah dipilih karena keluarahan ini merupakan kelurahan terpadat penduduknya dan paling banyak warganya bekerja di sektor informal. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian nesar responden mempunyai orientasi politik konformis yaitu orientasi politik yang sesuai serta , mendukung sistem politik yang berlaku. Atas dasar hal ini, sangat beralasan bahwa para pekerja sektor informal jarang melakukan gerakan politik radikal. Disamping itu, tiadanya geraka politik radikal juga diakibatkan karena masyarakat yang bekerja di sektor informal bukanlah kelompok yang teroganisir. Hal ini disebabkan sangat beragamnya jenis pekerjaan di sektor informal dan tingginya mobilitas pekerja sektor informal baik ditinjau dari segi pekerjaan maupundari segi tempat berusaha. Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa status sosial ekonomi tinggi cenderung mempunyai orientasi politik konformis. Selain itu, campur tangan pemerintah terhadap agen-agen sosialisasi politik dapat membentuk orientasi politik yang bersifat konformis.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>