Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghea Rianty Purnamasari
"ABSTRAK
Sufiks merupakan salah satu jenis afiks yang berfungsi untuk membentuk
sebuah kata. Berdasarkan penelitian ini, di dalam bahasa Melayu, khususnya di
dalam Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, sufiks –kan, baik yang berdiri
sendiri sebagai sebuah sufiks di belakang bentuk dasar maupun yang membentuk
kombinasi afiks, jumlah dan penggunaannya sangat produktif. Oleh karena itu,
penelitian ini mengambil sufiks –kan sebagai tema. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini membahas
pola-pola pembentukan kata bersufiks –kan, unsur-unsur yang mendampinginya,
dan makna kata bersufiks –kan yang ada di dalam Hikayat Abdullah bin Abdul
Kadir Munsyi.

ABSTRACT
Suffix is one of affixes type which has a function to form a word. Based
on this research, in the Malay language, specially in Hikayat Abdullah bin Abdul
Kadir Munsyi manuscript, -kan suffix which attached on the backside of a base as
an independent suffix and –kan suffix which combined with preffix on a base, are
productive. Therefore, this study raised –kan suffix as its theme. This research is a
qualitative descriptive analysis method. This study discusses about the patterns of
a –kan suffix word form, the elements which attached on it, and the meanings of
–kan suffix word form in Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi manuscript."
2014
S60134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Mahardika Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas ranah semantis kata yang berkolokasi dengan verba berafiks preposisi tentang dalam korpus pemelajar BIPA, yang dikumpulkan sejak tahun 2011 sampai 2016, berdasarkan perilaku semantis verba berafiks preposisi tentang. Penelitian ini bertujuan memaparkan penggunaan preposisi tentang berdasarkan perilaku semantis verba sebagai kolokat kiri dan ranah semantis kata yang menjadi kolokat kanan. Metode yang digunakan adalah rancangan metode gabungan. Dengan menggunakan rancangan ini, metode analisis kuantitatif dan kualitatif akan digabungkan untuk menganalisis ranah semantis kolokat kanan verba berafiks preposisi tentang dalam korpus pemelajar BIPA. Data dianalisis dengan perangkat lunak Sketch Engine untuk melihat perilaku semantis verba berafiks yang berkolokasi secara signifikan dengan preposisi tentang. Kemudian, kata yang berkolokasi dengan preposisi tentang diklasifikasi berdasarkan UCREL Semantic Analysis System USAS category system. Hasil penelitian berupa ranah semantis kata yang berkolokasi dengan verba berperilaku semantis tindakan dan keadaan. Kata yang berkolokasi dengan verba berperilaku semantis tindakan tentang berada pada ranah semantis A, B, C, E, F, G, H, I, L, M, O, P, Q, S, T, W, X, Y, dan Z, sedangkan kata yang berkolokasi dengan verba berperilaku semantis keadaan tentang berada pada ranah semantis A, B, C, F, G, I, L, M, O, Q, S, T, X, Y, Z. Berdasarkan ranah semantis tersebut, dapat dilihat penggunaan preposisi tentang oleh pemelajar BIPA.

ABSTRACT
This research discusses the semantic fields of words that collocate with verb with affix prepositions tentang mdash about in the corpus of BIPA Indonesian for foreign speaker learners, collected from 2011 to 2016, based on semantic behavior of verb with affix prepositions tentang. This research is aimed at describing the use of prepositions tentang based on semantic behavior of verbs as left collocates and the semantic field of the right collocated words. The combination of qualitative and quantitative methods was used to analyze the semantic fields right collocated verb with affix prepositions tentang in the corpus of BIPA learners. The data was analyzed using Sketch Engine software to see the semantic behavior of verbs with affix that significantly collocate with the prepositions tentang. Then those words are classified according to the UCREL Semantic Analysis System USAS . The results of this research are the semantic fields of words that collocate with verbs behave semantically in action and state categories. The words that are collocate with verb behaves semantically in action tentang being in the semantic fields A, B, C, E, F, G, H, I, L, M, O, P, Q, S, T, W, X, Y, and Z, whereas the words that are collocate with the verbs behave semantically in the state tentang being in the semantic fields A, B, C, F, G, I, L, M, O, Q, S, T, X, Y, Z. From the existing semantic fields, it can be seen the use of prepositions tentang by BIPA learners."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspitorini
"ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi fungsi afiks verbal ma-, -um-, mang-, -in-,
ka- dalam struktur internal kata dan klausa. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fungsional dan metode analisis morfologi sintaksis.
Data diambil dari teks prosa Jawa Kuno  diparwa yang diperkirakan disusun
pada akhir abad 10. Data dari dua sumber lain, yaitu, Wirāṭaparwa dan
Bhīsmaparwa digunakan sebagai pelengkap. Analisis data dilakukan dengan
melihat fungsi afiks ma-, -um-, mang-, -in-, ka- dalam struktur internal kata dan
korelasinya dengan ciri valensi sintaktis dalam struktur internal klausa.
Temuan yang diperoleh dari analisis struktur internal kata adalah (i) afiks
ma-,-um-, mang-, -in-, ka- bersifat derivatif karena mengubah makna leksikal dan
kelas kata morfem dasar menjadi verba berargumen satu atau dua; (ii) afiks ma-,-
um-, mang- membentuk verba berargumen satu, sedangkan afiks -um-, mang-, -in-
, ka- membentuk verba berargumen dua. Sebagai pembentuk verba berargumen
dua, afiks -um-, mang- juga memiliki fungsi sebagai pemarkah diatesis aktif,
sedangkan afiks ?in-, ka- sebagai pemarkah diatesis pasif.
Verba berargumen satu dikaji berdasarkan makna aspektual inheren verba.
Temuan yang dihasilkan adalah ada dua kelompok verba berafiks, yaitu (i) verba
berafiks ma- yang keberlangsungan situasinya bersifat nondinamis (nondynamic
situation), (ii) verba berafiks ?um- dan mang- yang keberlangsungan situasinya
bersifat dinamis (dynamic situation). Verba yang menyatakan situasi nondinamis
dibedakan menjadi dua, yaitu verba statif (keberlangsungannya bersifat tetap) dan
verba statis (keberlangsungannya bersifat sementara).
Perbedaan verba statif dari verba statis terkait dengan analisis afiks verbal
dalam struktur internal klausa yang menghasilkan temuan sebagai berikut. Klausa
dengan predikat berupa verba statif tidak dapat diperluas dengan unsur sintaktis lainnya, sedangkan predikat berupa verba statis dan dinamis dapat diikuti unsur
sintaktis lain.
Verba berargumen dua dikaji berdasarkan ciri ketransitifannya. Afiks
ma- cenderung membentuk verba transitif yang tidak mendasar (non-prototypical
transitive verbs) dibandingkan afiks ?um- dan mang-. Secara semantis verba macenderung
memiliki kadar ketransitifan yang rendah. Sebaliknya, afiks mangcenderung
membentuk verba berciri transitif yang prototipikal, yaitu (i) memiliki
agen yang melakukan tindakan dengan sengaja dan aktif, (ii) memiliki pasien
yang konkret dan terkena tindakan, (iii) verba menyatakan peristiwa berubah
dengan cepat, terbatas, tuntas. Oleh karena itu, subjek klausa berpredikat verba
mang- cenderung merupakan agent active. Ciri semantis tersebut menjadi
pembeda yang paling menonjol antara verba mang- dan verba ?um-. Subjek
klausa berpredikat verba ?um- cenderung merupakan a conscious dative.
Analisis verba berafiks pada struktur internal klausa menghasilkan temuan
dua tipe klausa, yaitu (i) klausa yang urutan predikat dan subjeknya tersela
konstituen sintaktis lain, dan (ii) klausa yang urutan predikat dan subjeknya tidak
tersela konstituen sintaktis lain. Perbedaan tersebut berkaitan dengan jenis klausa
ditinjau berdasarkan ada tidaknya partikel topikal dalam klausa. Klausa berpola
predikat subjek yang tidak tersela konstituen lain dapat menjadi klausa topikal,
sedangkan klausa berpola predikat subjek yang tersela konstituen lain tidak dapat
menjadi klausa topikal. Temuan tersebut memperlihatkan perbedaan jenis klausa
yang dipicu oleh kebutuhan pada tingkat sintaktis dan pragmatik wacana.
Temuan penelitian ini berimplikasi pada kajian linguistik bahasa Jawa
Kuno dalam hal dua aspek tinjauan afiks verbal, yaitu kata dan klausa. Afiks
verbal bahasa Jawa Kuno tidak hanya merupakan kesatuan bentuk dan makna
dengan morfem dasar yang diimbuhinya, tetapi juga merupakan kesatuan bentuk
dan makna yang berkorelasi dengan ciri sintaktis verba berafiks yang
dibentuknya

ABSTRACT
This research investigates the functions of Old Javanese verbal affixes ma-
-um-, mang-, -in-, and ka- in the internal structure of words and clauses. This
qualitative research utilizes functional approach and morphological-syntactical
method for analysis. Data were taken from an Old Javanese prose text  diparwa
which was composed approximately in the 10th century. Supplementary data were
taken from two other textual sources: Wirāṭaparwa and Bhīsmaparwa. Data were
analyzed by examining the functions of affixes ma-, -um-, mang-, -in-, and ka- in
the internal structure of words and their correlation with syntactical valency in the
internal structure of clauses.
Analysis of the internal structure of words yields these following results:
(i) affixes ma-,-um-, mang-, -in-, and ka- are derivative in character because they
can transform lexical meanings and the part of speech of a basic morpheme into a
verb with one or two arguments; and (ii) affixes ma-,-um-, and mang- creates
verbs with one argument, while affixes -um-, mang-, -in-, and ka- creates verbs
with two arguments. As markers of verbs with two arguments, affixes -um- and
mang- also function as active diathesis markers, while affixes -in- and kafunction
as passive diathesis markers.
Verbs with one argument are analyzed according to their inherent
aspectual meanings. This analysis found two groups of verbs with affixes: (i)
verbs with affix ma- which signify non-dynamic situations and (ii) verbs with
affixes -um- and mang- which signify dynamic situations. Verbs which convey
non-dynamic situations are further divided into two groups which consist of
stative verbs (which indicate permanent situations) and static verbs (which
indicate temporary situations).
The difference between those two groups of verbs is then linked to the
results of an analysis of verbal affixes in the internal structure of clauses, which
found that clauses with stative verbal predicates cannot be expanded using other syntactical elements, while clauses with static and dynamic verbal predicates can
be expanded using other syntactical elements.
Verbs with two arguments are analyzed according to their transitivity.
Affix ma- is more likely to create non-prototypical transitive verbs than affixes -
um- and mang-. Semantically speaking, verbs with affix ma- tends to show low
degree of transitivity, whereas the affix mang- tends to create prototypical
transitive verbs with these characteristics: (i) having agents who do intentional
and active actions, (ii) having concrete patients who become the objects of those
actions, and (iii) signifying events which are rapidly changing, limited, and
complete. Because of this, the subjects of clauses with verbal predicate mangtend
to be active agents. This semantic characteristic is the most distinguishing
feature between verbs with affix mang- and verbs with affix -um-. The subjects of
clauses with verbal predicate -um- tend to be conscious datives.
The analysis of verbs with affixes in the internal structure of clauses
results in two types of clauses which consist of (i) clauses whose predicate and
subject are separated by other syntactical constituents, and (ii) clauses whose
predicate and subject are not separated by other syntactical constituents. This
difference is related to the categorization of clauses which is based on the
presence or absence of topical particles in the clauses. Clauses with predicatesubject
pattern which are not separated by other syntactical constituents can be
considered as topical clauses, whereas clauses with predicate-subject pattern
which are separated by other syntactical constituents cannot be considered as
topical clauses. These findings demonstrate that clauses can be categorized
according to various linguistic needs at syntactical level and pragmatic-discourse
level.
The research findings can contribute to expanding the linguistic studies of
Old Javanese in two aspects related to the study of verbal affixes: words and
clauses. Old Javanese verbal affixes are not simply fusions of form and meaning
combined with the base morphemes to which they are attached, but also the fusion
of form and meaning which correlates with the syntactical characteristics of the
affixed verbs they create."
2016
D2233
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Alfa
"Skripsi ini membahas afiks-afiks bahasa Indonesia yang muncul dalam Friendster berbahasa Indonesia. Ternyata ragam bahasa informal yang digunakan dalam Friendster berpengaruh terhadap perilaku afiks-afiks yang muncul. Dengan demikian, penelitian ini juga memberikan deskripsi tentang perilaku-perilaku afiks yang muncul dalam Friendster sebagai salah satu sumber bahasa Indonesia ragam informal, yaitu dari segi jenis, frekuensi, kombinasi bentuk serta bentuk dasar. Dari perilaku-perilaku yang telah dideskripsikan, ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan dengan deskripsi perilaku-perilaku afiks yang sudah dijelaskan dalam buku-buku tata bahasa Indonesia.

This thesis is about Indonesian affixes which appear on Friendster with Indonesian. Indeed the informal language used on Friendster has impacts on the behaviors of the affixes. Hence, this project also describes the behaviors the affixes which appear on Friendster as one of the sources of Indonesian informal language, especially from the aspects of types, frequency, functions, type?s combinations and roots. From the described behaviors, some similarities and differences are found by comparing these behaviors with the ones already explained on Indonesian grammatical textbooks."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10985
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Triana Dewi
"Dalam skripsi ini, penelitian difokuskan pada penggunaan afiks dalam tulisan anak usia 10 mdash;11 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis afiks dan jenis afiks berdasarkan kelas kata yang terdapat pada tulisan tentang transportasi oleh anak usia 10 mdash;11 tahun. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil yang dibahas adalah anak usia 10 mdash;11 tahun paling banyak menggunakan jenis afiks; prefiks dan paling sedikit menggunakan jenis afiks; konfiks. Ada kecenderungan bahwa anak usia 10 mdash;11 tahun paling banyak menggunakan afiks pembentuk verba, yaitu afiks pembentuk verba transitif dan afiks pembentuk verba intransitif. Afiks me- sebagai pembentuk verba transitif paling banyak digunakan anak-anak dan afiks ber- sebagai pembentuk verba intransitif.

In this thesis, the research focused on the use of affixes in the writing of children aged 10 11 years. This research aims to identify the types of affixes and types of affixes based on the word class contained in the article about transportation by children aged 10 11 years. The method used is qualitative method. The results discussed are children aged 10 11 years most use the type of affix prefix and rarely use the type affix confix. There is a trend that children aged 10 11 years most use verb forming affixes, i.e, transitive verb forming affixes and intransitive verb formers. Affixes me as the most commonly used transitive verb formers of children and affixes ber form the intransitive verb. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library