Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhapsagita Malist Pamasiwi
Abstrak :
Tiongkok merupakan negara yang tertutup dan cenderung agresif dalam menjalankan hubungan luar negerinya. Selama tiga dekade terakhir, pertumbuhan kapabilitas Tiongkok secara besar-besaran menimbulkan kecurigaan bagi negara-negara lainnya di kawasan, tidak terkecuali ASEAN. Memasuki akhir tahun 1990an, Tiongkok kemudian mengubah pendekatannya dengan menerapkan konsep keamanan baru dalam menjalin kerjasama dengan ASEAN. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bertujuan memahami alasan Tiongkok dengan menerapkan konsep keamanan baru dan berusaha mengetahui keterkaitan konsep keamanan baru Tiongkok dengan kondisi soft power Tiongkok di ASEAN. Untuk memahami kedua hal tersebut, tulisan ini menggunakan konsep reassurance dan soft power sebagai kerangka berpikir. Konsep reassurance yang merupakan cara yang dilakukan negara untuk meyakinkan negara lain terhadap intensi baik yang dimilikinya. Dalam penerapannya, strategi ini ternyata dapat memiliki peran dalam peningkatan soft power suatu negara. Berdasarkan asumsi di atas, akan dianalisis alasan Tiongkok menerapkan konsep keamanan baru sebagai strategi reassurance dan dampaknya terhadap soft power Tiongkok di ASEAN. ......Before the late 1990s, China’s overtly aggressive actions in the South China Sea and its unwillingness to engage the region on a multilateral basis led to mistrust and fear on ASEAN. Moreover, China’s overwhelming development in economy and defense has strengthens the rise of “China threat” perception. Since the late 1990s, however, China’s policy toward ASEAN has shifted from one based on coercive behavior to regional institutions and accommodating approach based on active participation in ASEAN-based fora and a willingness to undertake actions that give the appearance of embracing ASEAN diplomatic norms. China promotes the implementation of its New Security Concept in any cooperation with ASEAN to gain trust and legitimacy. To provide the analysis, this writing takes reassurance and soft power theory as analytical framework. Reassurance is a strategy aim to reassure others about their benign intentions. Apparently, the application of this strategy could bring significant effect on the rise of soft power. By using qualitative method, this writing intent to understand why China implements the New Security Concept and observe its relevance with China’s Soft power in ASEAN.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Yunindra
Abstrak :
Tesis ini membahas hubungan antara ikatan jejaring sosial dengan proses berbagi pengetahuan yang dimediasi oleh kepercayaan. Kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cognitive based trust dan affective based trust. Penelitian ini penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong hadirnya proses berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, ikatan jejaring sosial dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu ikatan instrumental dan ikatan ekspresif. Sampel penelitian ini terdiri dari 254 karyawan kantor pemerintahan. Korelasi bertingkat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikatan instrumental dan ekspresif memiliki hubungan positif dengan proses berbagi pengetahuan. Cognitive based trust tidak dapat menjadi mediator antara ikatan instrumental dengan proses berbagi pengetahuan, sedangkan ikatan ekspresif dapat menjadi mediator bagi ikatan instrumental dan ekspresif dengan proses berbagi pengetahuan. Penelitian ini memberikan kontruibusi yang signifikan bahwa affective based trust dapat memediasi kedua bentuk ikatan jejaring sosial dengan proses berbagi pengetahuan. ...... The Focus of this study is to explore the relationship between social network ties and knowledge sharing process mediated by trust,which is consisted of cognitive based trust and affective based trust. This research is important because to know what factors that can encourage the emergence of the knowledge sharing process within an organization. To get a better understanding, social network ties in this study were divided into two, instrumental ties and expressive ties. The sample of this research consist of 254 employees of a goverment office. Hierarchical regression analysis was used to test the research hypotheses. The results show that the instrumental and expressive ties have a positive relationship with knowledge sharing process. Cognitive based trust does not function as a mediator between instrumental ties and knowledge sharing process, while expressive ties can be a mediator efectively mediated the relationship between instrumental and expressive ties with knowledge sharing process. The study discusees these significant contributions that affective based trust can mediate both forms of social network ties and the knowledge sharing process.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library