Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panjaitan, Novalin Cahaya Difa Elizabeth
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Alia Sudewaji
Abstrak :
Perselingkuhan melalui kontak virtual (cyber affair) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya trait kepribadian extraversion, agreeableness, dan conscientiousness, dan kepuasan hubungan yang rendah. Trait kepribadian, kepuasan hubungan, dan cyber affair juga berkorelasi satu sama lain. Kepuasan hubungan sudah pernah dijadikan moderator dalam penelitian trait kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepuasan hubungan sebagai moderator terhadap hubungan antara trait kepribadian dan cyber affair pada individu berpacaran usia dewasa muda. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan yaitu Social Media Infidelity-Related Behavior (SMIRB) oleh McDaniel et al. (2017) diadaptasi tim peneliti, IPIP-BFM-25 dimensi extraversion, agreeableness, conscientiousness (Akhtar & Azwar, 2018), dan Relationship Assessment Scale (RAS) adaptasi Vivian (2020). Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan partisipan sebanyak 734 orang. Analisis statistik yang dilakukan meliputi statistika deskriptif, korelasi, kovariat, dan moderasi guna menjawab pertanyaan penelitian. Hasilnya, trait kepribadian conscientiousness memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan cyber affair. Analisis moderasi menunjukkan tidak ada efek moderasi kepuasan hubungan pada hubungan antara trait kepribadian dan cyber affair. ......Infidelity through virtual contact (cyber affair) is influenced by various factors, including extraversion, agreeableness, and conscientiousness personality trait, and low relationship satisfaction. Personality traits, relationship satisfaction, and cyber affair are also correlated. Relationship satisfaction has been used as a moderator in personality trait research. This study aims to determine the role of relationship satisfaction as a moderator of the relationship between personality traits and cyber affair in young adult dating individuals. There are three measurements used in this study, namely Social Media Infidelity-Related Behavior (SMIRB) by McDaniel et al. (2017) adapted by the research team, IPIP-BFM-25 dimensions of extraversion, agreeableness, conscientiousness (Akhtar & Azwar, 2018), and Vivian's adaptation of Relationship Assessment Scale (RAS, 2020). The sampling technique used was convenience sampling, with 734 participants obtained. Statistical analysis includes descriptive statistics, correlations, covariates, and moderation to answer the research questions. As a result, the conscientiousness personality trait has a significant negative correlation with cyber affair. Moderation analysis indicates no moderating effect of relationship satisfaction on the relationship between personality traits and cyber affair.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Canberra, Australia : Department of Foreign Affairs
050 AUF 57 (1986)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
revolution in military (RMA)merupakan teori yang berkaitan dengan persenjataan masa depan, perkembangan teknologi, dan rekomendasi perubahan suatu organisasi militer. salah satu tren penting dua dasawarsa kedepan terutama yang terkait bidang defence and security adalah RMA, dengan fokus perhatian, pertama pada teknologi dengan penonjolan fitur-fitur command, control, communication, computers, inteligence, survaillence, and reconnaissance (C4ISR)
050 JDST 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Susantono
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini untuk mencari gambaran mengenai pola pencarian yang dilakukan oleh pejabat di Pusat Data dan Informasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Penelitian ini mencoba mengindentifikasi pola pencarian Informasi dalam mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sample. Sampel diambil sebanyak tiga orang kepala bidang di Pusat Data dan Informasi Pendidikan. Alat pengumpulan data yang digunakan. adalah wawancara. Model operasional penelitian yang digunakan adalah Model of Information Seeking of Professional yang dikembangkan oleh Leckie, Petigrew and Sylvain. Model ini mengambarkan tentang kebiasaan dan perilaku informasi oleh para profesional, Model ini terbagi dalam enam komponen yaitu : (1) peran/fungsi pekerjaan, (2) tugas, (3) karakteristik kebutuhan informasi, dan tiga faktor yang mempengaruhi pencarian informasi : (4) pemahaman atas sumber informasi, (5) sumber-sumber informasi, dan (6) hasil akhir. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pejabat eselon III sebagai kepala bidang mempunyai peran : (1) memberikan pelayanan kepada pejabat atasan dan masyarakat, (2) memberikan penyuluhan, pelatihan kepada masyarakat dan bawahan mereka, (3) memimpin dan bertanggungjawab atas kelancaran tugas bidang yang dipimpinnya, (4) mengadakan penelitian untuk mendapatkan data atau informasi dalam menjalankan tugas sehari-hari, (5) meningkatkan pengetahuan dengan membaca, mengikuti seminar. Kebutuhan informasi para pejabat eselon III dipengaruhi oleh kompleksitas masalah, konteks permasalahan, frekuensi kebutuhan, dan kepentingan. Sumber-sumber yang banyak digunakan adalah buku dan dokumen-dokumen yang berada didalam organisasi (Balitbang dan tujuh unit utama lainnya) termasuk database yang dikembangkan oleh depdiknas, serta dokumen-dokumen yang ada di internet. Pemanfaatan sumber-sumber informasi itu dikarenakan sumber-sumber tersebut sudah terbiasa digunakan dan pernah berhasil menggunakannya serta kualitas sumber informasi.
The purpose of this research is to examine information seeking of public affair at Pusat Data dan Informasi Pendidikan. This research trying to identification information seeking process in daily duty. This research is qualitative research with study-case method. The operational model of this research is Model of information seeking of professional, which developed by Leckie, Pettigrew and Slyvain. The model was developed through a careful analysis and interpretation of empirical studies on the information habits and practices of professionals. The model have six components are: (1) work roles, (2) associated tasks, and (3) characteristic of information needs and three factors affecting information seeking: (4) awareness, (5) sources, (6) outcomes. The research results show that public affair has role; (1) given services to their upper manager and public, (2) given education, training to public, and their staffs, (3) responsible to their duty (4) taken research to solve the problems, (5) improve their knowledge with reading books and attending a seminar. The public affair information needs are affecting by complexity, context, frequency and importance. The most use information source are; books and documents in internal organization, including databases, which developed by the organizations and Internet.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T 11596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrun Mubarok
Abstrak :
Konflik panjang Libia-Barat, terutama Amerika Serikat, pada akhirnya usai juga. Setelah bersikap anti Barat selama tiga dekade, Libia di tahun 1999 menunjukan sikap kebalikannya. Libia menjadi kooperatif dan bersedia menaati tuntutan-tuntutan Barat. Mulai dari kesediaannya bertanggung jawab atas segala kerugian akibat serangkaian aksi pengeboman yang dituduhkan kepadanya, Libia juga bersedia melucuti senjata pemusnah massal yang dimilikinya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk meneliti alasan perubahan kebijakan luar negeri Libia tersebut. Dalam tesis ini diuraikan apa-apa yang menjadi tujuan-tujuan dan faktor-faktor pendorong mengapa Khadafi menjadi bersikap kooperatif terhadap Barat. Penulisan tesis ini menggunakan pendekatan "kualitatif" dengan metode "studi kasus". Kerangka pemikiran dibangun dengan menggunakan teori pembuatan kebijakan luar negeri yang ditulis oleh para pakar politik seperti David Easton, William D. Coplin, James N.Rosenau, K.J. Holsti, dan lain-lain. Hasil dari penulisan ini adalah bahwa faktor ekonomi dan keamanan nasional merupakan alasan dan tujuan utama perubahan Kebijakan Luar Negeri Libia terhadap Barat. Membaiknya hubungan Libia-Barat akan berimplikasi terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan politik domestik Libia, dan berpengaruh pada perubahan konstelasi politik Timur Tengah.
The long conflict of Libya with the West, particularly with the United States, finally ended. Libya in 1999, started to show cooperative attitudes toward them. Starting with its readiness to extradite the two Libyan suspects of Lockerbie explosion, Libya has also shown greater docility with a view above all to reaching the settlement with the West over dompensation to the families of the victims of Pan Am 103, UTA Flight, and Berlin explosion. In 2003, Libya agreed to dismantle its weapons of mass destruction (WMD). The purpose of this research is to understand the reasons for shift in Libyan foreign policies towards the West. It is trying to find out the influential factors and the objectives of its being cooperative with them. This research is based on "qualitative approach" with "case-study method". David Easton, William D. Chaplin, K.J. Holsti, etc analyze the secondary data with the theoretical frame of foreign policy making written. The result shows that the economic reasons and national security are the main factors and the objectives of Libyan change in foreign policies. With the improving relation between Libya and the West, there will be significant changes in Libyan condition of economy, society, and politics. It will also influence the Middle East Politics.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahfudin
Abstrak :
Tesis ini mencoba membahas perubahan kebijakan luar negeri Libya terhadap Amerika Serikat. Hubungan antara Libya dan Amerika Serikat pada awal masa pemerintahan Muanunar Qadhafi memburuk. Libya-AS terlibat konflik. Konflik Libya-AS mengalami eskalasi. AS menyerang Libya dengan embargo dan sanksi-sanksi lewat PBB. Libya mengalami kerugian di berbagai sektor akibat embargo AS dan sanksi PBB itu. Libya terkucil di dunia internasional. Runtuhnya rezim Taliban dan Saddam Hussein merupakan salah satu faktor terjadinya perubahan kebijakan politik luar negeri Libya terhadap Amerika yang dulu anti-Barat kini menjadi mitra kerjasama. Akhirnya pada tanggal 28 Juni 2004, Amerika Serikat juga membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Libya, menyusul dicabutnya embargo dan sanksi PBB atas Libya pada bulan September 2003. Untuk menganalisa perubahan kebijakan Libya tersebut penulis menggunakan teori perubahan politik dan kepentingan nasional. Menurut J.Barry Jones perubahan dapat dilihat dari 1. Adanya perubahan pada kuantitas dan kualitas, 2. Adanya faktor penyebab, baik simple Causality maupun Systemic dynamics, dan 3. Adanya perbedaan antara konsep sudut pandang perubahan bagi aktor dengan konsep sudut pandang perubahan di mata para analis. Faktor lain, Libya melakukan modernisasi dan liberalisasi. Maka, tidak ada alasan bagi AS untuk menolak Libya bergabung di dunia internasional. Ditambah dengan kebijakan-kebijakan Libya dalam hal persenjataan dan terorisme yang akomodatif dan kompromis. Hal ini berkaitan dengan keinginan Libya untuk menghilangkan berbagai hambatan politik yang disebabkan oleh program persenjataan, dan tuduhan-tuduhan serta stereotip negatif yang dituduhkan AS pada Libya. Adapun untuk menganalisa permasalahan faktor-faktor perubahan kebijakan Libya tersebut penulis menggunakan model kepentingan nasional (national interest) yang dikemukakan oleh Hans J. Morgenthau, James N. Rosenau dan George F. Kennan. kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, bahwa semua kebijakan luar negeri cenderung cocok dengan dan merefleksikan salah satu dari tiga pola aktivitas; memelihara keseimbangan, imperialisme, dan politik prestise. Kedua negara mendorong perubahan hubungan ke arah kerjasama. Libya menghendaki survive, citra positif dan tidak mau mengalami nasib serupa Irak. Sedangkan kepentingan politik luar negeri AS dalam hal ini adalah kekuasaan, dan suplai pasokan minyak ke AS terjamin. Adapun tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan sifat penelitiannya adalah case study.
This thesis tries to extend a change of foreign policy of Libya toward United States of America. The relationship between Libya and USA was deteriorates in the early a period of Muammar Qadhafi government. Libya and USA involved a conflict it was escalate. USA attacked Libya with embargo and sanctions trough out United Nations. Libya gets misfortune in all field caused USA embargo and the sanctions of PBB. Libya was isolated from sight of world. The determination of Taliban and Saddam Hussein caused Libya to change its foreign policy toward USA, from No-Western nowadays open to become closer partner. Finally on 28 of June 2004, USA reopened his relationship with Libya, and decides to cut in touch UN embargo and sanction to Libya on September 2003. To analyses the change of it's policy, the writer uses politic change and national interests theory. According to Barry Jones analyses, that the change of its policy can be seen from three views; because of quantity and quality change. 2. Cause of Simple Causality and systemic dynamic theory and 3- Existence of different among change viewpoint concept to actor with change viewpoint concept in sight of each analysis. USA and Libya relation increase while modernization in Libya occurs, no reason for America to refuse Libya joining in International World. When Libya is ready with it's own accommodation in weapons and suspected as terrorism country, the matter relates to desire of Libya to eliminate various resistance of politic and it's damage images. For analyzing the factors of relationship change of Libya and USA, the author uses the model of national interest that have been told by Hans J, Morgenthau, James N Rosenau and Goerge F Kerman. National interest each country is running after the power, all abroad policy tends compatible and reflect one of three pattern of activities; looking after balance, prestige politic and imperialism. Both countries push a change of relation up to cooperation. Libya wishes survive, positive image and don't want to suffer as Iraq. But USA policy hopes as diplomacy victory. Then USA consortiums oil able to supply more. The type of this research is qualitative using method of collecting data trough out study of literatures and it's characteristic of research is study case.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Indah Qomarijah
Abstrak :
Perselingkuhan melibatkan kedekatan emosional dan atau kegiatan seksual yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang telah maupun belum menikah dengan orang lain yang bukan pasangan resmi. Menurut beberapa penelitian perselingkuhan dapat terjadi akibat hubungan yang intens di tempat kerja. Penelitian ini mempermasalahkan "Peranan Cinta dan Doa terhadap Sikap Mengenai Perselingkuhan". Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, yang mengambil subyek wanita karir di suatu Bank. Cinta yang dimaksudkan di sini adalah "kondisi emosi yang mendekatkan individu pada individu yang lain karena didorong oleh suatu rangsangan seksual atau rasa romantis, sehingga keduanya bersepakat untuk tetap bersatu." Cinta mengandung tiga komponen utama, yaitu keintiman (intimacy), gairah (passion) dan komitmen (commitment). Sedangkan doa adalah "permohonan suci sang hamba kepada Sang Khaliq, agar dijauhkan-Nya dari segala penyebab yang memisahkan atau memalingkan cinta suami-istri pada orang lain. Doa juga memberi harapan seseorang untuk memelihara dan merawat keluarganya, agar tercapai keluarga yang damai, aman dan sejahtera di dunia dan akhirat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga kasus yang diteliti bersikap negatif terhadap perselingkuhan dalam arti tidak setuju, menjauhi perselingkuhan, sedangkan dua kasus yang lainnya menunjukkan sikap positif terhadap perselingkuhan, artinya setuju, mendekati atau menganggap biasa perselingkuhan. Hal ini berkaitan dengan makna doa. Pada kasus yang besikap negatif terhadap perselingkuhan beranggapan adanya dapat menjauhkan dirinya terhadap perselingkuhan, sebaliknya pada dua kasus lainnya tidak mengetahui dan meragukan terkabulkan doanya sehingga sikapnya menunjukkan positif terhadap perselingkuhan. Studi ini membuktikan bahwa cinta dengan segala komponennya secara bersama-sama merniliki peranan positif terhadap sikap mengenai perselingkuhan, dalam arti selama ketiga subyek mencintai pasangan (diukur dengan mematuhi semua komponen-komponennya) dan benar-benar berdoa dengan menjalankan semua prosedur yang ditetapkan oleh syariah maka sikapnya akan menjauhi perselingkuhan. Hasil penelitian yang lain ditemukan bahwa pada subyek yang pada masa berpacaran telah berselingkuh, maka setelah menikahpun juga akan melakukan perilaku yang sama untuk berselingkuh. Hal itu membuktikan teori bahwa perilaku yang dianut seseorang pada masa berpacaran maka bisa dilakukan kembali Iagi hingga pada masa perkawinan.
An affair involves an emotional closeness and sexual activities conducted by one of a married couple with other person who is not a lawful couple. According to several researches an affair may happen due to an intensive relationship in the workplace. For this purpose, this research is highlighting "The Role of Love and Prayer with respect to Altitudes towards Affair." This research is using a qualitative approach with a case study which takes a subject of a career female in a Bank. The love specified herein is "an emotional condition which makes an individual closer to another individual due to being .stimulated by sexual desire or romantic feeling, so that both individuals agree to remain united." Love contains three (3) main components, namely intimacy, passion and commitment. While prayer is "a holy request of a servant of God to the Creator, so that He will keep those individuals away from all the causes which separate or divert the love of a married couple to other individuals. Prayer also gives hope to someone to look after and take care of its family in order to result in a peaceful, safe and prosperous family both in the world and in the beyond. The research results show that one of three cases which was observed show negative attitude towards the affairs that's mean disagree, avoid the affairs, while the two other cases show positive attitude towards the affairs, that's mean agree, to be close or to recognize as an usual thing. This is correlated with the meaning of prayer. In the negative attitude of the case toward the affairs recognize that it is able to avoid from the affairs, but for the two other cases do not understand and hesitate for prayer response, and then their attitude show positive to the affairs. This study approved that love with all of it's component has positive role on hands towards the affairs attitude, in the meaning that the more the three of subject love the couple (measured by the obey able of the component) and pray concentrate and follow all the procedure that allowed by syari'ah the more of them avoid the affair. Other results of the research find that during the period of engagement between boy and girl has ever made an affair. And then after getting married, also does the same thing of affair as ever before. This proves the theory that a behavior possessed by someone during the period of engagement between opposite sex may be performed again later in a marriage life.
2006
T18138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Melani Zainuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia terjadi peningkatan perilaku hubungan seks ekstramarital (HSE) terutama yang dilakukan pria maupun wanita. Tidaklah dipungkiri wanita yang sudah menikah dapat saja melakukan HSE dengan pria menikah maupun pria lajang. Dengan semakin sempitnya waktu yang dimiliki oleh wanita menikah untuk dirinya sendiri, juga semakin pesatnya jumlah wanita lajang saat ini (BPS, 1990), maka diperkirakan lebih banyak wanita Iajang yang terlibat affair dengan pria menikah.

Wanita Iajang menarik untuk diteliti terutama yang berada dalam kelompok dewasa muda, mengingat pada periode ini seseorang diharapkan sudah menikah dan membentuk keluarga. Pada periode ini pula timbul kebutuhan akan intimacy. Terlibatnya wanita lajang dengan pria menikah meperlihatkan adanya kecenderungan pemenuhan intimacy melalui affair. Keterlibatan wanita lajang dengan pria menikah menurut penelitian sebelumnya akan berlanjut pada perilaku HSE jika mereka menikah suatu saat nanti.

Banyak faktor penyebab affair- wanita Iajang dengan pria menikah yang dikemukakan para ahli, diantaranya ?kesepian? dan ?kesenangan semata?. Wanita lajang pelaku affair ataupun yang bukan pelaku affair tentunya juga melakukan penyimpulan terhadap penyebab perilakunya sendiri.

Adanya penyimpulan terhadap penyebab peristiwa atau perilaku diri sendiri maupun orang lain disebut atribusi kausal. Dengan mengetahui pola atribusi kausal affair dari subyek pelaku affair, akan dapat membantu pembentukan suatu tingkah Iaku baru yang positif, mengingat atribusi kausal sangat berkaitan erat dengan sikap yang merupakan dasar dari tingkah laku seseorang.

Weiner mengajukan model 3 dimensi dalam teori atribusi kausal. Dimensi tersebut adalah locus, stability dan controllability. Dengan mengetahui dimensi lokus akan diketahui pula apakah faktor penyebab berkaitan dengan diri pelaku ataukah berada di luar diri pelaku. Sedang dimensi stabilitas berhubungan dengan ekspektansi apakah perilaku akan dipertahankan atau tidak di masa mendatang. Dimensi kontrolabilitas akan memperlihatkan apakah penyebab perilaku berada dalam kontrol diri atau dalam kontrol orang lain/lingkungan.

Dalam proses atribusi sering terjadi bias, diantaranya adalah actor observer effect, dimana seseorang akan mengatribusikan kegagalan atau perilaku negatif dalam penyebab yang eksternal sedangkan perilaku orang lain dalam penyebab internal.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan pola atribusi kausal affair wanita lajang pelaku affair dan bukan pelaku affair. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Causal Dimension Scale II yang dibuat oleh Russel dan kawan-kawan (1992). Subyek dalam penelitian ini berjumlah 67 orang, yang terdiri dari 34 pelaku affair dan 33 bukan pelaku affair.

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan atribusi kausal affair pada kedua kelompok subyek penelitian. Kelompok pelaku affair mengatribusikan perilakunya dalam dimensi yang lebih internal, tidak stabil namun lebih terkontrol secara personal dibandingkan kelompok bukan pelaku affair. Dengan demikian baik pelaku rnaupun bukan pelaku, keduanya menganggap bahwa perilaku affair tidak akan dipertahankan, sedangkan faktor penyebab berada pada lokus internal atau berkaitan dengan diri pelaku serta dapat dikontrol oleh diri sendiri.

Sedangkan dalam atribusi kausal tidak melakukan affair antara kedua kelompok subyek juga terdapat perbedaan dalam dimensi stabilitas, dimana subyek bukan pelaku mengatribusikan perilakunya ke dalam dimensi internal, stabil, dan memiliki kontrol personal. Artinya, bukan pelaku affair tetap akan mempertahankan perilakunya untuk tidak melakukan affair. Pelaku affair mengatribusikan tidak melakukan affair disebabkan oleh sesuatu yang internal, tidak stabil tapi juga memiliki kontrol personal. Dengan demikian, pelaku affair memiliki anggapan bahwa subyek bukan pelaku diperkirakan akan melakukan affair di masa mendatang.

Tidak ditemukan indikasi bias atribusi bagi pelaku affair dalam mengatribusikan penyebab perilaku affair seperti yang dikemukakan oleh Jones, Nisbett dan Watson (dalam Brehm & Kassin, 1993), tetapi terjadi bias atribusi pada subyek bukan pelaku affair mengingat subyek mengatribusikan perilaku affair dalam lokus internal atau yang berkaitan dengan diri pelaku. Peneliti melihat adanya kemungkinan bahwa pelaku affair tidak memandang perilakunya sebagai hal yang negatif.

Faktor penyebab affair yang paling utama bagi pelaku affair adalah ?menghindari komitmen untuk menjalin hubungan formal?, sedangkan bagi bukan pelaku lebih memilih, ?menyukai pribadi yang matang'. Faktor penyebab tidak melakukan affair bagi bukan pelaku maupun pelaku affair lebih disebabkan pada ?kontrol diri yang kuat?.

Pada penelitian lanjutan sebaiknya dilakukan wawancara mendalam, terutama untuk menggali keterlibatan atau kedekatan emosional pada pasangan affair, agar kita terhindar dari pandangan bahwa affair terjadi akibat motif-motif hedonis; seperti alasan ?variasi seks? dan ?kesenangan semata?. Sampel penelitian juga dapat menggunakan pria lajang yang memiliki affair dengan wanita menikah, karena adanya perbedaan karakteristik, sehingga penelitian dengan menggunakan sampel tersebut akan mcnarik untuk dibuat. Adanya ketidaksesuaian hasil penelitian dengan toeri-teori yang ada merupakan hal yang menarik. Bias yang terjadi dalam penelitian ini dapat dihindari dengan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar dengan alat yang lebih baik.
1998
S2679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innieke Dwi Putri
Abstrak :
Penelitian ini membahas kumpulan kamu sadar saya punya alasan untuk Selingkuh_kan Sayang?_ karya Tamara Geraldine. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk ketidakadilan gender, bentuk perkawinan, penyebab, dan dampak perselingkuhan yang terjadi dalam cerpen ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik yakni penokohan, pendekatan gender untuk melihat bentuk ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen ini, pendekatan sosiologi untuk melihat bentuk perkawinan, serta pendekatan psikologi untuk melihat penyebab dan dampak perselingkuhan yang terjadi.
This research discusses the collection of short stories kamu sadar saya punya alasan Untuk Selingkuh_kan Sayang? by Tamara Geraldine. This research's aims are to describe the forms of gender injustice, of marriage, the causes, and impacts of adultery that happen in this short story. Method used in this research is descriptive analysis method. The approach used is the intrinsic approaches that are characterization, gender approaches to see the form of gender inequality in this short story collection, sociology approaches to see the marriage, and psychological approaches to see cause and effect adultery happens.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10939
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>