Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dharsono Sony Kartika
Bandung: Rekayasa Sains, 2004
111.85 DHA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dharsono Sony Kartika
Bandung: Rekayasa Sains, 2007
111.85 DHA e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chiang, Yee
London: Methuen, 1954
745.619 51 CHI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fuller, Peter
Nedlands: University of Western Australia, 1986
701 FUL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Howes, Frank
London: Secker & Warburg, 1948
780.1 HOW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Koen Vermeir
"This edited volume will take the 250th anniversary of the philosophical enquiry as an occasion to reassess Burke?s prominence in the history of ideas. Situated on the threshold between early modern philosophy and the Enlightenment, Burke?s oeuvre combines reflections on aesthetics, politics and the sciences. This collection is the first book length work devoted primarily to Burke?s philosophical Enquiry in both its historical context and for its contemporary relevance."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401147
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Grahita Indra Wimaya
"[ABSTRAK
Industri hiburan di Indonesia seperti perfilman dipenuhi dengan aktor-aktor yang berdarah
?Indo? (setengah Indonesia setengah asing). Hal tersebut dikarenakan kebanyakan dari
mereka berwajah cantik dan tampan dan secara keseluruhan memiliki bentuk fisik yang
menarik. Penggunaan orang Indonesia mixed race tersebut sering kali secara tidak disadari
memberi makna bagi konstruksi keindahan fisik tersendiri dalam masyarakat. Film Lost in
Love merupakan contoh baik dari bagaimana orang mixed race merepresentasikan bagaimana
keindahan fisik ideal di Indonesia itu seharusnya. Film yang bertajuk drama cinta ini
dibintangi oleh 3 aktor yang semuanya berketurunan Eropa atau biasa disebut ?Indo?. Pisau
analisa utama dalam penelitian ini adalah teori mengenai hiperrealitas dari Jean Baudrillard
dan teori mengenai aestetik dari Immanuel Kant. Metode yang digunakan adalah
dekonstruksi yang biasanya digunakan dalam menganalisa post-strukturalisme dalam karya
sastra. Penggunaan aktor-aktor Indo dalam film Lost in Love tidak jauh-jauh dari
komodifikasi yang biasanya dilakukan dalam industri perfilman dan untuk ke depannya,
aktor-aktor berdarah Indo sepertinya akan kerap mewarnai industri perfilman dan hiburan
secara umum di tanah air karena selain wujud fisik yang menawan, permintaan akan mereka
tetap banyak.ABSTRACT In Indonesia, people of mixed race ancestry who are usually called ?Indo? are usally looked
up because of their perceived beauty superiority. The entertainment industry usually employ
people who look like them because they attract audiences. These Indos can be found
especially in the movies. Lost in Love is one of those films that like to use attractive eurasians
because of their unique looks. This drama genre movie casts 3 Indos as their main characters.
Indos contributions to the entertainment industry subconsciously affects how their physical
beauty are represented and perceived by society. This research mainly use Jean Baudrillard‟s
hyperreality and Immanuel Kant‟s aesthetic as analytical tool and deconstruction as the
method. Ultimately, besides being the tool of commodification, these Indos will probably still
be widely used in the entertainment industry in the future because of the increasing demand., In Indonesia, people of mixed race ancestry who are usually called “Indo” are usally looked
up because of their perceived beauty superiority. The entertainment industry usually employ
people who look like them because they attract audiences. These Indos can be found
especially in the movies. Lost in Love is one of those films that like to use attractive eurasians
because of their unique looks. This drama genre movie casts 3 Indos as their main characters.
Indos contributions to the entertainment industry subconsciously affects how their physical
beauty are represented and perceived by society. This research mainly use Jean Baudrillard‟s
hyperreality and Immanuel Kant‟s aesthetic as analytical tool and deconstruction as the
method. Ultimately, besides being the tool of commodification, these Indos will probably still
be widely used in the entertainment industry in the future because of the increasing demand.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bardjan
"ABSTRAK
Makalah ini didasari oleh konsep pastiche sebagai salah satu idiom dalam wacana estetik posmodernisme, terutama mengenai penerapannya dalam film sebagai karya seni dalam budaya populer. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur dalam film Pulp Fiction yang disutradarai oleh Quentin Tarantino yang sesuai dengan konsep pastiche. Unsur-unsur dalam film tersebut ialah judul film, adegan krusial di Jack Rabbit Slim’s, kostum pemain, shot dalam beberapa adegan, dan kalimat-kalimat dalam naskah film. Metode pengumpulan data yang dilakukan ialah melalui studi literatur melalui buku referensi untuk memenuhi kelengkapan tinjauan teoritis, melalui artikel-artikel di internet untuk melengkapi analisis, serta dengan menonton langsung film Pulp Fiction beserta beberapa film rujukan lain. Kesimpulan dari penulisan makalah ini menunjukan bahwa film Pulp Fiction mengandung sejumlah rujukan dari film-film terdahulu dan mengangkat sejumlah budaya pop pada film terdahulu.

ABSTRACT
This paper based on the concept of pastiche as one of an idiom in posmodernism aesthetic discourse., especially about its application in film as an artwork in popular culture. This paper aims to anayze some elements of the Pulp Fiction film written and directed by Quentin Tarantino which are matched with the concept of pastiche. The elements of this films are: the title of the film, Jack Rabbit Slim’s crucial scene, costumes of the casts, some shots in scenes, and lines in film. The methods used for the analysis are done through literature studies, browsing on internet articles, and directly watching the Pulp Fiction film and its other reference films. The conclusion of this paper shows Pulp Fiction contains some references from past films and pays homage to some pop cultures in past films.;"
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jannatul Firdaus
"Latar Belakang: Dental Aesthetic Index DAI merupakan indeks untuk melihat kebutuhan perawatan ortodonti dengan menilai komponen klinis dan estetik. Indeks ini memberikan penjelasan secara objektif mengenai kebutuhan perawatan ortodonti melalui 10 komponen penilaian.
Tujuan: Mengetahui gambaran kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan DAI pada pasien di Klinik Spesialis Ortodonti RSKGM FKG UI tahun 2010 ndash; 2014.
Bahan dan Metode: Digunakan 52 pasang model studi awal pasien ortodonti. Dilakukan penilaian DAI dengan melibatkan 10 komponen. Hasil penilaian berupa skor dibagi menjadi 4 kategori. Kategori 1 yaitu tidak/sedikit dibutuhkan perawatan, kategori 2 yaitu dapat dilakukan perawatan sesuai pilihan pasien, kategori 3 yaitu sangat membutuhkan perawatan, dan kategori 4 yaitu harus dilakukan perawatan.
Hasil: Diperoleh gambaran kebutuhan perawatan ortodonti yaitu kategori 3 36,5 , kategori 4 32,7 , kategori 2 25 , dan dan kategori 1 5,8 . Gambaran permasalahan yang banyak ditemukan yaitu ketidakteraturan gigi anterior RB 96,2 dan RA 94,2 , overjet tidak normal 81 , dan hubungan molar tidak normal 76,9.
Kesimpulan: Gambaran kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan DAI pada pasien di Klinik Spesialis Ortodonti RSKGM FKG UI tahun 2010-2014 sebagian besar sangat membutuhkan perawatan 36,5 . Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang datang sebagian besar adalah membutuhkan perawatan dan sesuai dengan hasil penilaian DAI pada penelitian ini.

Background: Dental Aesthetic Index is an index to see the orthodontic treatment need by assessing clinical and aesthetic component. This index objectively explains the orthodontic treatment needs based on 10 components of assessment.
Purpose: To identify the description of orthodontic treatment need based on DAI on patients from orthodontic specialist clinic of RSKGM FKG UI in 2010 2014.
Materials and Method: 52 pairs of pre treatment orthodontic study models were used. The assessment was based on DAI by involving 10 components. Assessment results in scores and categorized into 4 category. Category 1 is no slight treatment need, category 2 is elective treatment need, category 3 is highly desirable of treatment need, and category 4 is mandatory treatment need.
Result: The description of orthodontic treatment need are, category 3 36,5 , category 4 32,7 , category 2 25 , and category 1 5,8 . The description of problems that were found are mandibular anterior irregularity 96,2 , maxillary anterior irregularity 94,2 , abnormal anterior overjet 81 , and abnormal molar relationship 76,9.
Conclusion: The orthodontic treatment need based on DAI on patients from orthodontic specialist clinic of RSKGM FKG UI are mostly patients who need treatment as highly desirable 36,5 . This result shows that the patients who came were mostly patients who need the treatment, and in accordance with the result of DAI assessment in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amoga Lelo Octaviano
"Fotografi panggung merupakan pemotretan terhadap segenap aktivitas yang terjadi dalam pementasan seni pertunjukan yang memiliki berbagai karakteristik dan keunikan seperti tercermin dalam pola gerak (movement) tertentu, penggunaan kostum dan setting, serta penggunaan tata cahay yang beragam. Secara khusus hasil pemotretan fotografi panggung dapat dihadirkan sebagai karya seni fotografi melalui pemilihan efek tematis tertentu dan pendekatan kreatif-estetik. Bermuara atas pengalaman memotret 'melukis dengan cahaya' serta ungkapan perasaan estetik akan fotografi gerak (movement photography).
Berbekal kecanggihan apparatus fotografi digital, perangkat keras maupun perangkat lunak, banyak memberi pilihan kemudahan dan kebebasan berolah-kreasi menuangkan perasaan estetiknya. Namun tentu saja kepekaan estetik menjadi yang utama terkait bahasa ungkap fotografi yang terklasifikasi sebagai fotografi seni maupun fotografi ekspresi. Oleh karenanya, yang menjadi pijakan dasar atas bahasa ungkap ini adalah kesadaran estetik terhadap elemen-elemen unsur seni dan memadukannya dengan kemampuan teknis pemotretan.
Pemilihan fokus pemotretan pada gerakan aktor sebagai pola dasar kreasi, diwujudkan sebagai karya seni fotografi panggung atas pertimbangan estetik ide kreatif (ideasional) dan kemampuan teknis pemotretan (teknikal). Teknik pemotretan yang digunakan melalui berbagai pertimbangan yang berorientasi pada kemungkinan-kemungkinan impelmentasi praktis, sehingga dihasilkan tematis karya foto tercipta, yakni freezed, blurred, dan multiple-images sebagai karya fotografi seni."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21: 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>