Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gridanty Della Kaisha
"Skripsi ini berisi analisis iklan berbahasa Jerman operator telefon seluler Congstar di Instagram yang ditinjau dari segi semantik dan semiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis makna semantik dan tanda semiotik yang terkandung dalam iklan operator telefon seluler Congstar di Instagram. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa makna semantik yang paling sering muncul dalam iklan-iklan ini adalah makna referensial dengan objek rujukan yang berkaitan dengan konteks iklan. Selain itu, pemasang iklan juga menggunakan adjektiva yang mengandung makna afektif positif agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk atau informasi yang diiklankan. Makna semantik lainnya yang muncul dalam iklan-iklan ini adalah makna asosiatif, situatif, dan stilistik. Kemudian, dari segi semiotik, tanda yang paling sering muncul dalam iklan adalah ikon. Tanda ikon yang digunakan oleh pemasang iklan adalah gambar-gambar yang berhubungan dengan konteks iklan untuk membantu konsumen memahami isi iklan. Tanda lainnya yang muncul dalam iklan-iklan ini adalah simbol. Simbol yang digunakan oleh pemasang iklan memiliki makna yang berhubungan dengan konteks iklan sehingga konsumen dapat dengan mudah mengerti kaitan antara simbol dengan konteks iklan tersebut.

This thesis discusses semantic and semiotic analysis on German' s mobilephone operator ndash Congstar ndash ads in Instagram. The aim of this thesis is to describe which semantic meaning and semiotic sign appear on Congstar Ads in Instagram. Based on the analysis that has been done, the most frequent semantic meaning that appear on these ads is referential meaning. This kind of meaning has a reference object that is related to its context. Furthermore, there is also positive affective meaning that appear on adjectives. These adjectives can help advertisers to increase customer's trust on the products or information that has been published. The other semantic meanings in these ads are assosiative, situative, and stylistic meaning. Beside semantic meaning, there are also semiotic signs that appear on these ads, such as icon and symbol. 'Icon' is the most frequent sign that appear on these ads. The function of this sign 'icon' is to catch consumer' s attention and to help the consumers understand more easily about the content of the ads. Another sign that appear on these ads is 'symbol' . Advertisers mostly use a sign 'symbol' that is related with the context of the ads so the customers can understand the relation between symbol and the context.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartila
"Iklan merupakan suatu strategi yang ampuh bagi para pengusaha (produsen) untuk melakukan penawaran-penawaran barang dan jasa. Demikian juga dengan produk rokok agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut maka promosi produk rokok dilakukan melalui iklan. Di Indonesia industri rokok secara langsung dan tidak langsung telah menggerakkan kegiatan perekonomian yang berasal dari cukai dan pajak reklame. Peranan para pengusaha untuk menarik agar produknya laku dipasaran, dilakukan penawaran-penawaran melalui iklan diberbagai media. Namun, iklan-iklan rokok tersebut banyak melakukan pelanggaran misalnya menampilkan isi dan kemasan rokok, mengajak konsumen untuk menkonsumsi rokok, serta penayangan berulang-ulang saat prime-time. Iklan rokok yang pernah dilarang pemerintah pemuatan dan penayangannya di media cetak dan media elektronik kini dapat dilihat lagi pemuatannya. Iklan rokok ini merayu setiap orang untuk merokok sedangkan pengetahuan bahaya dari merokok yang berdampak bagi kesehatan belum merata sampai ke masyarakat. Menyampaikan informasi tentang produk ke dalam sebuah tayangan iklan berdurasi pendek, atau pamflet poster, dan lain lain, yang menjadikan salah satu faktor pemicu iklan terlalu mengumbar janji, tidak kena sasaran ataupun membingungkan. Secara garis besar isi dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terdiri dari pembahasan dan pengaturan mengenai hak dan kewajiban konsumen, hak dan kewajiban pelaku usaha, perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, tanggung jawab pelaku usaha, klausula baku dan penyelesaian sengketa konsumen. UUPK memberdayakan Masyarakat umum, dimana UUPK tersebut mengamanatkan bahwa masyarakat adalah penyelenggara perlindungan konsumen sehingga mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap barang yang beredar di pasar namun tidak berwenang untuk memeriksa proses produksi. Bagi konsumen yang dirugikan dapat mengajukan gugatan kepada pelaku usaha baik secara individual maupun secara kelompok. Prosedur gugatan konsumen dapat diajukan pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) atau peradilan umum. Dengan denukian, kehadiran UUPK akan menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum bila terjadi penyalahgunaan iklan. Mengenai iklan rokok yang melakukan pelanggaran telah dilakukan tuntutan hukum berupa somasi, legal standing ataupun class action yang diajukan oleh lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat (LPKSM) terhadap produsen pelaku usaha. Meskipun masih perlu dibuktikan lebih lanjut dengan penelitian dan pengumpulan data secara kuantitatif namun dari hasil penyelesaian kasus-kasus yang ada, penulis melihat bahwa pemberlakuan pasal-pasal UUPK yang terkait dengan periklanan dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan shock therapy bagi pelaku usaha periklanan agar tidak menyalahi aturan-aturan tersebut dan senantiasa berupaya untuk memperhatikan hak hak konsumen."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T16652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursiatno
"Sejak tahun 1991 Pemerintah memberlakukan ketentuan untuk mencantumkan label peringatan kesehatan pada produk rokok. Pemahaman sasaran terhadap pesan diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan akibat buruk bahaya rokok. Namun disisi lain peningkatan jumlah perokok memperlihatkan kenaikan jumlah yang cukup mengkhawatirkan terutama pada remaja. Untuk mengetahui sejauhmana label peringatan kesehatan tersebut dibaca dan dimengerti oleh remaja maka diadakan studi dengan sasaran remaja/pelajar. Penelitian ini berdasar pada konsep Fishbein bahwa efek komunikasi tergantung sejauhmana komunikasi itu diperhatikan, difahami dan diterima.
Study ini merupakan crossectional survey, menggunakan 235 responden pada 6 SMU di Jakarta Timur yang diperoleh melalui simple random sampling. Untuk pengumpulan data digunakan kuesioner berisi atribut obyek sikap.
Dalam penelitian ini responden diminta informasinya yang berkaitan dengan atribut-atribut keyakinan atau yang diyakini dan atribut-atribut evaluasi terhadap obyek sikap berupa label peringatan kesehatan.
Hasil penelitian selanjutnya dikonfersikan pada 5 skala yaitu Sangat positip, positif, Netral, Negatif dan sangat negative.
Hasil memperlihatkan bahwa sikap responden adalah diantara negative dan sangat negative. Hal ini memperlihatkan bahwa responden mempunyai nilai yang negative terhadap obyek sikap dengan artian bahwa remaja / pelajar tidak mempunyai perhatian tentang keberadaan label peringatan kesehatan ataupun pemahaman terhadap isi pesan yang disampaikan. Analisa deskriptip memperlihatkan rendahnya pengetahuan akan bahaya akibat merokok dan ketidak pahaman tentang hubungan antara rokok dan penyakit yang ditimbulkannya.
Rekomendasi penelitian adalah bahwa kajian akademis perlu dilakukan agar dapat diperoleh upaya yang maksimal dalam rangka upaya pencegahan akibat bahaya rokok , secara praktis perlunya fihak terkait untuk meninjau kembali tentang pencantuman label peringatan kesehatan.
Kelemahan penelitian ini adalah jumlah responden yang kurang mencukupi apabila hendak digeneralisasikan kedalam populasi.serta sulitnya mengembangkan aribut-atribut sikap disebabkan dimensi sikap yang begitu luas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library