Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Geung Seob
Abstrak :
Kalimat yang mengandung dua verba, atau lebih, secara berderet dalam bahasa Indonesia cukup banyak terdapat baik dalam karya tulis fiksi dan berita jurnalistik, maupun dalam karya tulis nonfiksi. Perihal verba berderet (selanjutnya disingkat dengan VB) ini sejak lama telah disinggung-singgung secara sepintas baik dalam tata bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia. Pembahasan tentang VB Melayu terdapat dalam tata bahasa Melayu yang ditulis oleh Garth Van Wijk (1985) dan Spat (1989). Pemerian tentang VB bahasa Indonesia ditemukan dalam tulisan Slametmuljana (1959), Fokker(1972), Kridalaksana (1985, 1986, 1988), Ramlan (1886), Moeliono dan Dardjowidjojo (1988), dan Aiwi (1993). Tulisan--tulisan tersebut tidak menyinggung adanya konstruksi VB dan hanya secara sepintas membahas fungsi dan hubungan verba. Khususnya, penyebutan adanya konstruksi VB dalam bahasa Indonesia ditemukan dalam sejumlah tulisan yang terbatas, yaitu dalam Rohanady (1989) dan Lapoliwa (1990a, b). Karya-karya itu memfokuskan pengamatan pada verba kedua (selanjutnya disingkat dengan V2). Dalam bahasa-bahasa Afrika Barat, Asia Timur, Asia Tenggara, Papua Nugini dan kreol Karibia terdapat juga konstruksi yang memiliki VB yang tidak dikenal dalam bahasa-bahasa Eropa, yang dikenal dengan nama "serial verb constructions". Pemerian "serial verb constructions" telah tersebar di dalam berbagai tulisan baik di dalam bidang sintaksis, seperti Li & Thompson (1976), Lord (1982), Foley & Van Valin (1984), Nichols & Woodbury {1985), Bradshaw (1987), Crowley (1987), Foley & Olson (1987), Sebba (1987), Baker (1989), dan Kang (1991a, 1993), di bidang semantik seperti Li & Thompson (1973), Jansen {1978), dan Blake (1994). Berdasarkan fakta-fakta yang disebutkan di atas, penelitian yang memfokuskan pengamatan pada verba pertama (selanjutnya disingkat dengan V1) belum mendapat perhatian ahli bahasa Indonesia untuk dideskripsi secara mendalam. Hal ini menjadi alasan pokok saya untuk membahas konstruksi VB yang khususnya memfokuskan V1 dalam bahasa Indonesia. Ciri-ciri semantis VB merupakan permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini. Permasalahan pokok ini dapat diuraikan menjadi beberapa pokok bahasan dan subpokok bahasan pada subbab berikut ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saputra Effendi Sumadinata
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam dab ini berturut_turut akan dikemukakan becerada masalah yang menJaai pusat perhatian telaah ini tt1juan yang hendak dicapai telaah serta ruang lingkup masa_iahnya (1.2), sumber serta korpus data yang digunakan dalam telaah, cara pengutipannya, dan alasan pemilihannva (i.3), garis besar anaii.sis data yang aigunakan daiam upaya meng_ungkaokan perilaku sintaktis dan semantis (1. 4), organisasi penyajian basil telaah (1.5), dan beberapa tanda dan sing_katan yang digunakan dalam telaah (1.6).Dalam seksi ini akan dipaparkan masalah yang menjadi pusat perhatian telaah ini. Akan tetadi, sebelumnya, akan dikemukakan masalah penggunaan istilah yang dapat menimbul_kan salah pengertian, yakni istilah adverbia dan adverbial, kateqori dan funqsi (lihat juga Bab II).
1990
D1624
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam tahun-tahun terakhir, berbagai parameter tipologi telah dipakai untuk mengklasifikasikan konstruksi klausa relatif pada bahasa-bahasa di dunia, termasuk, misalnya, urutan kata dan cara-cara di mana elemen nominal (seperti pronominal resumtif) dipakai untuk menyatakan peran sintaktik/semantik dari nomina induk nasonal dalam kalimat relatif. Parameter klasifikatori seperti ini penting untuk memahami variasi Kros-linguistik pada pembentukan klausa relatif dan kendala-kendala yang ada pada variasi tersebut. Makalah ini mengkaji parameter yang terkait lebiih jauh, yakni apakah verba dapat menyatakan peran sintaktik/semantic seperti ini. Contoh-contoh yang solid dari strategi ini disajikan baik dari bahasa-bahasa Austronesia (Kambera, Tukang Besi, Nias) maupun bahasa-bahasa non-Austronesian (Turki, Lhasa Tibet, Dolakha Newari, Ute, Cuszco Quechua, Macushi, dan Apurna). Akan tetapi, sejumlah bahasa yang semula-mula tampak memiliki strategi permarkkahan verba ternyata tidaklah demikian halnya. Bahasa-bahasa ini mencerminkan interaksi dari sistem Vois yang luas dengan kendala-kendala yang kuat pada asesibilitas terhadap relativisasi. Hal ini digambarkan dengan contoh-contoh dari bahasa Austronesia seperti bahasa Indonesia, Malagasi, Tagalog, dan Seediq
Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia,
410 LIJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Kurniasih
Abstrak :
Tujuan dari skripsi ini pada dasarnya untuk mengetahui bagaimana membedakan keterangan keadaan dengan keterangan adverbial, khususnya adverbial cara. Untuk itu maka dilakukan tinjauan atas unsur keterangan yang dimiliki oleh suatu kalimat. Kemudian dilakukan tinjauan atas hubungan unsur tersebut dengan bagian-bagian lainnya dalam kalimat tersebut, yaitu dengan penggunaan konstruksi terwijl. Langkah tersebut dilakukan untuk dapat melihat bagaimana ciri-ciri unsur pem_bentuk keterangan keadaan. Selain itu untuk melihat bagaimana penggunaan konstruk_si terwijl dapat membedakan keterangan keadaan dengan keterangan adverbial cara. Hasil tinjauan sintaktis di sini menunjukkan bahwa untuk membedakan keterangan keadaan dengan keterangan adverbial cara secara struktur dapat dengan penggunaan konstruksi terwijl. Namun hal itu tidak terlepas pula dari adanya keterlibatan semantis di dalamnya, yang juga sangat menentukan.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S15819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Ayu Rahma Dwisiandri
Abstrak :
Makalah ini menganalisis sinonimi pada adverbia bahasa Jepang yang memiliki makna ‘akhirnya’. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia yatto, youyaku, dan tsuini. Data penelitian diperoleh dari tulisan-tulisan di Twitter yang mengandung kata yatto, youyaku, dan tsuini. Berdasarkan hasil analisis, yatto dan youyaku menunjukkan hasil akhir yang positif dan mengekspresikan emosi senang dan rasa lega pembicara. Adverbia tsuini lebih berfokus pada hasil akhir, dapat berupa sesuatu yang diharapkan maupun tidak, setelah mengalami proses yang panjang dan bertahap sehingga dapat juga mengekspresikan rasa kecewa pembicara. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk dapat menggunakan ketiga kata tersebut dengan benar. ......This research problematizes synonymy in Japanese adverbs that have meaning of ‘finally’. This research analyzes the similarities and differences between yatto, youyaku, and tsuini. The source of the data is from Twitter that contain words yatto, youyaku, and tsuini. Based on the result of the analysis, yatto and youyaku show positive end results and express the speaker’s happy emotion and feeling of relief. Tsuini focuses more on the end result, whether it is something that is expected or not, after a long and gradual process thus it can also express the speaker’s disappointment. The result of this research is expected to help Japanese learners in Indonesia use these three words correctly.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The purpose of the research: (1) to describe the construction of the noun phrase (NP) functioning as the adverbial in the engglish clause(ii) to describe the semantic role of the naoun phrase functioning as the adverbial....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Andriani
Abstrak :
Tujuan dari skripsi ini pada prinsipnya adalah untuk memberikan gambaran mengenai verba bentuk partisipium imperfektum (PI) yang dipakai sebagai keterangan adjektival, bagian nominal dari predikat nominal, keterangan keadaan, dan keterangan adverbial. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada dua langkah yang diambil. Pertama, mencari makna PI dan makna verba asal (VA) sehingga dapat dilihat apakah makna VA masih ditemukan pada PI. Langkah kedua adalah mengubah bentuk PI menjadi bentuk verba--akar yang berfungsi sebagai verba unit (VF), sehingga diperoleh gambaran hubungan PI dengan bagian yang diterangkannya. PI yang dapat dipakai sebagai keterangan adjektival, bagian nominal dari predikat nominal, keterangan keadaan, dan keterangan adverbial adalah PI yang mengandung makna sifat, keadaan, inkoatif, atau duratif. Namun, ada juga PI yang menggambarkan perbuatan, pergerakan, atau tingkat. Pada umumnya, makna VA masih dapat ditemukan pada PI. PI yang mengandung makna sifat atau keadaan disebut juga adjektiva deverbal. Data yang memiliki bentuk yang sama dengan PI, namun memiliki makna yang berbeda dari makna VA disebut juga adjetiva atau adverbia 'murni.' Hal menarik yang diperoleh dari analisis adalah untuk bentuk PI seperti - onderstaand(e), laatkomend(e), dan hardwerkend(e) - merupakan hasil gabungan adverbia dengan verba staan, komen, dan werken, tidak langsung diturunkan dari verba onderstaan, laatkomen, dan hardwerken. Di samping itu verba laatkomen dan hardwerken pun tidak ada. Hubungan PI dengan bagian yang diterangkannya, pada umumnya adalah hubungan antara subjek (S) dan PV. Jika PV diisi oleh verba transitif, maka hubungan yang akan terjalin adalah antara S, PV, dan objek langsung (O).
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S15769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Solikhin
Abstrak :
Skripsi ini membahas kata dan dalam buku Jip en Janneke pada kajian sintaktis dan semantis. Dan merupakan kata yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai konjungsi dan adverbia. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu letak perbedaan kata dan sebagai konjungsi dan kata dan sebagai adverbia. Hal itu dilakukan dengan menjabarkan posisi, elemen yang menyertai, makna dan pada kedua kelas kata tersebut, serta nuansa yang ditimbulkan kata dan dalam sebuah kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi, elemenelemen yang menyertai, dan makna dan sebagai konjungsi, dan dan sebagai adverbial berbeda sama sekali, nuansa yang ditimbulkan juga bervariasi.
This study discusses the word dan in Jip en Janneke III on syntactical and semantic aspects. Dan has two functions, namely as conjunction and adverb. This research is descriptive qualitative. This study aims to find the differences of the word dan as conjunction and dan as adverb. It is done by explaining position, attached elements, meaning of dan as conjunction and dan as adverb, and the nuance emerged by the word in a sentence. The result reveals that the position, attached elements, and meaning of dan as conjunction and dan as adverb are obviously different. The nuance incurred is also various.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15928
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library