Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Im, Young Ho
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamuddin Finoza
Abstrak :
Dalam bagian terdahulu dari karangan ini telah dikemukakan beberapa masalah tentang adverbia. Dari pokok-pokok permasalahan yang dibahas dapatlah disimpulkan sebagai berikut. Pembicaraan mengenai adverbia selama ini lebih mementingkan arti dari pada bentuk. Di antara 9 orang penulis yang diringkaskan pendapatnya, hanya tiga orang (Zainuddin, Slametmuljana, dan C.A. Mees) yang membicarakan adverbia dari segi bentuk. Penulis yang lain membicarakan adverbia hanya dari segi arti. Dengan menyadari betapa pentingnya segi bentuk di samping arti, karangan ini menampilkan pambicaraan dari segi bentuk; karena bentuk kata dapat menentukan perubahan jenis kata. Kata tertentu yang mandapat afiks, diulang pengucapannya atau digabungkan dengan partikel, dapat merubah makna. Oleh sebab itulah dalam karangan ini selain segi arti segi bentukpun diuraikan pula. Di samping masalah arti. (semantis) dan bentuk (morfologis), segi sintaktis dalam adverbia harus pula diteliti. Adverbia yang unsurnya lebih dari satu kata pada dasarnya adalah satuan sintaktis sebab hubungan antar unsur, dan bentuk gabungan (frase adverbial) barulah jelas kedudukannya bila diuraikan dari segi sintaktis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S11003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Young Ho
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Aulia Rukmintha
Abstrak :
Kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua memiliki peran penting dalam pembentukan kata bahasa Jerman dan banyak ditemukan pada buku cerita berbahasa Jerman Ich Schenk Dir Eine Geschichte yang menjadi korpus data dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah jenis-jenis kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua apa saja yang di gunakan dalam buku cerita Ich Schenk Dir Eine Geschichte dan bagaimana penggunaan kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua pada suatu kalimat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua yang muncul pada buku cerita Ich Schenk Dir Eine Geschichte. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa buku cerita Ich Schenk Dir Eine Geschichte memiliki beragam jenis kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua dengan penggunaannya berbeda-beda.
Adverb compound words with preposition at second position have an important role in the formation of German word, and is commonly found in the German storybook Ich Schenk Dir Eine Geschichte which became a corpus data. The research problem investigated in this study is type of adverb compound words with preposition at the second position used in Ich Schenk Dir Eine Geschichte and how is the using of the adverb compound words with preposition at the second position. The purpose of this study is to analyze the using of adverb compound word with preposition at the second position that emerged in the storybook Ich Schenk Dir Eine Geschichte. The method of this study is qualitative method with literature study. The result of this study show that storybook Ich Schenk Dir Eine Geschichte have various adverb compound words with preposition at second position, which the using is different.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila
Abstrak :
Berdasarkan ciri morfemnya, bahasa Arab membedakan antara bentuk verba. partikel dan nomina. Pada skripsi ini penulis membahas tentang adverbia yang termasuk kelompok bentuk partikel dan adverbial, dengan menitikberatkan pada padanan adverbia-adverbial tersebut dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab adverbiaa-adverbial ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu adverbia kata dan adverbial frase. Padanan-padanan adverbis-adverbial ini tidak ditentukan oleh struktur sintaksis bahasa sumbernya. Yang menentukan_nya adalah tindakan interpretatif penterjemah. yang merupakan keputusan bebas pihak penterjemah sejauh hal tersebut tidak merubah pesan inti yang terkandung dalam bahasa sum_bernya. Ada 2 jenis padanan adverbia-adverbial bA dalam bI yaitu padanan formal dan padanan nonformal. Padanan formal men_cakup padanan adverbia, verba dan frase. Sedangkan padanan nonformal mencakup padanan zerro. Contoh adverbia kata memi1iki kemungkinan berpadanan dengan adverbia, diantara_nya tidak, tak pernah, jangan. Adverbial frase -frase nomi_nal yang tersusun sari MM + N berkemungkiiian berpadanan dengan adverbia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaldeini Gazali
Abstrak :
Pergeseran kelas kata dapat terjadi dalam proses terjemahan karena bahasa berbeda-beda dan tidak sama dalam mengkatagorikan kata. Untuk mendapatkan terjemahan yang tepat dan wajar, ide yang diungkapkan oleh kelas kata tertentu dalam bahasa Inggris seringkali diterjemahkan menjadi kelas kata lainnya dalam bahasa Indonesia.Tulisan ini meneliti apakah pergeseran kelas kata yang terdapat dalam data telah dilakukan dengan tepat dan wajar dan apakah terjadi pergeseran makna dalam tarjemajahannya. Dari data yang diteliti terdapat sembilan jenis pergeseran kelas kata bahasa Inggris dalam terjemahan bahasa Indonesia. Pergeseran yang paling tepat adalah pergeseran pronomina bahasa Inggris menjadi nomina dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pergeseran yang paling sering ditermukan adalah pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi verba dalam bahasa Indonesia dan pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi ajektiva dalam bahasa Indonesia. Kelas kata bahasa Inggris yang tidak mempunyai padanan kelas kata yang sama dapat diterjernahkan menjadi bentuk frase. Hal ini dapat dilakukan karena bahasa yang berlainan mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan makna.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Erlangga
Abstrak :
Partikel penegas yang saya bahas di dalam skripsi ini termasuk di dalam kategori kata adverbia. Adverbia berfungsi menerangkan kekhususan yang lebih mendalam pada verba, adjektiva atau adverbia lain. Sesuai dengan fungsinya sebagai keterangan, partikel penegas mengandung aspek modalitas tertentu, yaitu sikap subjektif si pembicara mengenai sesuatu dalam kenyataan. Analisis sintaktis yang saya lakukan, berpedoman pada urutan kata yang terdapat dalam buku Algemene Naderiandse Sprakkunst (Geerts:1984). Hasil yang didapat ialah partikel penegas dapat terletak di kolom aanloop, kolom eerste zinsplaats, kolom middenstuk, dan kolom uitloop. Penempatan yang lazim dari partikel penegas tersebut ialah di kolom middenstuk. Secara semantis partikel penegas sulit untuk diuraikan dengan jelas. Partikel penegas mempunyai empat manna sesuai fungsinya sebagai keterangan modalitas, yaitu makna ekspresif, makna konektif, makna atitudinal dan makna ilokutif. Dalam pemakaiannya tidak dapat dilihat batasan yang jelas di antara keempat makna tersebut. Hasil analisis sintaktis maupun semantis menunjukkan bahwa karakter subjektif yang dimiliki oleh partikel penegas berpengaruh terhadap penempatan yang babas dari partikel penegas dan kelayakan makna yang dimiliki oleh partikel penegas tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Al-Rasyid
Abstrak :
Adverbia adalah kelas kata yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis. Kelas kata ini dapat berupa kata monomorfemis atau polimorfemis. Bagaimanapun, dari berbagai penelitian terdahulu tentang adverbia, belum ditemukan pembahasan mengenai ciri-ciri adverbia polimorfemis -nya dikaitkan dengan posisinya dalam kalimat, yaitu apakah adverbia yang dikonstruksi melalui proses afiksasi ini memiliki ciri tertentu yang membuatnya dapat diletakkan pada awal, tengah, atau akhir kalimat. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara metodologis, yaitu pendekatan deskriptif dengan dimensi eksplanatif. Data penelitian ini adalah sepuluh adverbia polimorfemis -nya, yaitu kiranya, rupanya, rasanya, semuanya, agaknya, adakalanya, tampaknya, layaknya, biasanya, dan sedikitnya. Sampel kalimat diambil dari Korpus Indonesia (KOIN) dan kemudian dianalisis dengan memeriksa letak adverbia polimorfemis -nya di dalam kalimat dikatikan dengan kelas kata pembentuknya. Penelitian ini memanfaatkan fitur konkordansi yang dapat menampilkan daftar kemunculan suatu kata dalam kalimat. Beberapa kalimat kemudian diambil secara acak yang masing-masing mewakili posisi adverbia yang hendak diteliti dalam kalimat. Tiap temuan dicatat dan dianalisis, kemudian diuji apakah adverbia polimorfemis -nya pada kalimat tersebut mungkin diubah letaknya dan, jika demikian, apakah adverbia tersebut hanya mewatasi kata, frasa, atau klausa. Penelitian ini menemukan adverbia-adverbia polimorfemis -nya yang terbentuk dari nomina dapat diletakkan pada posisi mana pun dalam kalimat, baik di awal, tengah, maupun akhir, dan dari segi perilaku sintaksisnya sama-sama berupa adverbial ekstraklausal. Sementara itu, adverbia polimorfemis -nya lainnya yang terbentuk dari kelas kata lain bisa jadi memiliki karakter yang berbeda-beda. ......Adverbs are words that can accompany adjectives, numerals, or propositions in syntactic construction. This word class can be monomorphemic or polymorphemic. However, from various previous studies on adverbs, no discussion has been found regarding the characteristics of the adverb ending in -nya related to its position in the sentence, whether the adverb constructed through this affixation process has certain characteristics that make it able to be placed at the beginning, middle, or end of the sentence. This study uses a methodological approach, namely a descriptive approach with an explanatory dimension. The data of this study are ten adverbs ending in -nya: kiranya, rupanya, rasanya, semuanya, agaknya, adakalanya, tampaknya, layaknya, biasanya, and sedikitnya. The samples of the sentences were taken from the Korpus Indonesia (KOIN) and then analyzed by examining the position of the adverb ending in -nya in the sentence and the class of words that form it up. This study utilizes the concordance feature which can display a list of occurrences of a word in a sentence. Several sentences are taken randomly, each of which represents the position of the adverb to be examined in the sentence. Each finding is recorded and analyzed, then tested whether the adverb ending in -nya in the sentence can be changed and, if so, whether the adverb is only limited to words, phrases, or clauses. This study found that adverbs ending in -nya which are formed from nouns can be placed in any position in a sentence, either at the beginning, middle, or end, and in terms of their syntactical behavior, they are extraclausal adverbs. Meanwhile, adverbs ending in -nya which are formed from other word classes may have different characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Fauziah
Abstrak :
Sebuah kata yang memiliki lebih dari satu makna dan memiliki pertautan antarmaknanya disebut polisemi. Dalam Bahasa Jepang terdapat kata bon’yari dari kelas kata adverbia yang memiliki lebih dari satu makna dan memiliki keterkaitan antarmaknanya. Hal ini dapat menjadi penghambat apabila penutur asing membaca bacaan Bahasa Jepang dan menemukan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna dan penggunaan adverbia bon’yari yang ditemukan dalam cerpen Bahasa Jepang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan identifikasi kata bon’yari secara morfologis, sintaksis dan semantik, yaitu menentukan kelas kata, unit sintaksis, serta relasi makna menggunakan teori analisis polisemi. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan 28 data kalimat yang mengandung kata bon’yari Data tersebut dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu, bon’yari yang mengungkapan keadaan tidak fokus, keadaan tidak bisa berpikir jernih, menjelaskan fenomena kasatmata yang samar, dan menjelaskan perihal yang tidak jelas. Selain itu diketahui bahwa bon’yari sebagai adverbia membuat kata tersebut tidak selalu berada tepat sebelum kata yang dijelaskan, dan bon’yari dapat diikuti partikel to maupun tidak, dapat diikuti kata shita saat berada tepat sebelum nomina, serta dapat diikuti kata shite saat berada tepat sebelum verba. ......A word that has more than one meaning and has a link between its meanings is called polysemy. In Japanese there is a word bon'yari which has more than one meaning and has a relationship between its meanings. This can be an obstacle when foreign try to read Japanese texts and find the same word with different meanings. Therefore, this study aims to explain the meaning and usage of the adverb bon'yari in Japanese short story. The method used in this research is descriptive qualitative using syntax and morphology, as well as polysemy analysis theory in describing meaning. The results of this study were found 28 data containing the word bon'yari in it, from the data it can be grouped into four types, unfocused expressions, expressions of not being able to think clearly, explaining visible phenomena, and explaining things that are not clear. In addition, it is shown that the position of bon'yari as an adverb makes the word not always be right before the word that being explained, can also be followed by the particle to or not, can be followed by shita when it comes right before noun, and can be followed by shite after verb.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan menganalisa adverbia yatto ialah untuk mengetahui fungsi dan padanan artinya dalam bahasa Indonesia. Metode dalam melaksanakan penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.

Kesimpulan yang didapat dari analisa adalah adverbia yatto mengandung makna, menunjukkan usaha dan kemampuan maksimal seseorang dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, padanan artinya adalah 'akhirnya', kemudian menunjukkan. kemampuan yang dicapai dalam melakukan perbuatan tidak bisa melebihi batas kemampuan yang dimiliki, padanan artinya adalah 'hanya bisa', juga menunjukkan tingkat kemampuan dan tingkat keadaan yang pada waktu itu mulai dicapai, padanan artinya adalah 'baru'. Situasi sulit yang dihadapi dalam kalimat yang mengandung adverbia yatto dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, situasi waktu, situasi perbuatan, situasi tempat kejadian dan situasi tingkat kemampuan. Adverbia yatto menerangkan predikat kata kerja sehingga termasuk Jenis adverbia Jotai no fukushi 'adverbia keadaan'. Jenis kata kerja yang dapat diterangkan oleh adverbia yatto ialah kata kerja refleksi, kata kerja kontinuitas dan kata kerja potensial. Kata-kata kerja tersebut kebanyakan menunjukkan kala lampau dan aspek selesai.
1989
S13505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>