Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitzpatrick, Rob
Great Britain: Amazon, 2014
658.45 FIT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Benedikta Ariningsih
Abstrak :
Dalam berbagai industri, terdapat kecenderungan yang berlangsung sejak dahulu di mana keterwakilan perempuan sangat kurang pada posisi manajemen senior. Disparitas ini tetap berlanjut meskipun perempuan menunjukkan kepemilikan pengetahuan, keterampilan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk berhasil dalam industri konstruksi. Namun, perkembangan perempuan terkendala oleh hambatan yang terus-menerus menghalangi kemajuan karier perempuan. Studi ini mengkaji hambatan-hambatan yang membuat perempuan di perusahaan milik negara Indonesia di sektor infrastruktur (BUMN Infrastruktur) sulit untuk mengembangkan karier. Sampel penelitian ini mencakup 280 pekerja di tingkat manajerial di BUMN Infrastruktur. Studi ini menggunakan 38 item dari "TOP WOMAN," terdiri dari tujuh dimensi yang diidentifikasi sebagai hambatan-hambatan bagi akses perempuan ke posisi manajemen. Kami menemukan bahwa budaya organisasi merupakan faktor pendukung yang memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap peluang karier perempuan, sedangkan stereotip gender, akses ke jaringan berpengaruh, keseimbangan pekerjaan dan keluarga, dan preferensi pengembangan karier memiliki faktor penghambat yang memiliki korelasi signifikan dengan peluang karier perempuan menurut persepsi karyawan BUMN Infrastruktur. Selain itu, laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan signifikan dalam persepsi mereka terhadap hambatan-hambatan terhadap peluang karier, yaitu preferensi dan pengembangan karier, stereotip gender, penilaian kinerja yang berbeda, praktik sumber daya manusia yang tidak adil, dan budaya organisasi. Penelitian ini merangkum hambatan-hambatan utama yang dialami oleh perempuan dalam mengembangkan karier mereka untuk memberikan rekomendasi bagi pengembangan diri individu dan saran-saran untuk perbaikan organisasi kepada manajer SDM. Upaya penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan berharga dalam mencapai tujuan yang dinyatakan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara mengenai peningkatan perwakilan perempuan dalam peran manajemen senior. ......Throughout various industries, there exists a longstanding trend of women facing significant under-representation in senior management roles. This disparity persists despite the undeniable presence of women possessing the requisite knowledge, skills, competencies, training, and experiences necessary to excel in the construction industry. However, their progress is impeded by persistent barriers to entry and hindered career advancement opportunities. This study investigates the obstacles that prevent women from advancing in the infrastructure sector of state-owned enterprises in Indonesia (Infrastructure SOE). This study's sample consisted of 280 managerial-level infrastructure SOE employees. It utilized 38 items from the "Top Woman" Scale, which consisted of seven dimensions designated as obstacles to women's access to management positions. According to the perceptions of BUMN Infrastructure employees, organizational culture is a supportive factor that has a positive and significant correlation with women's career opportunities, whereas gender stereotypes, access to influential networks, work-family balance, and career development preferences have an inhibitor factor that is significantly correlated with female career opportunities. In addition, men and women's perceptions of barriers to career opportunities, such as career preferences and development, gender stereotypes, distinct performance evaluations, unfair human resource practices, and organizational culture, differed significantly. This research summarizes the primary obstacles women experience in advancing their careers in order to provide recommendations for individual self-development and suggestions for organizational improvement to HR managers. This research endeavor aims to contribute valuable insights towards the realization of the goals articulated by the Minister of State-Owned Enterprises pertaining to the augmentation of women's representation within senior management roles.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siew-Kuan Ng, Elizabeth
Abstrak :
The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) is actively seeking ways for member countries to enhance their individual economic development within the context of overall regional advancement. Central to this is the creation of a regional intellectual property framework. This book examines the efforts to move beyond sovereign protections of intellectual property rights and establish meaningful inter-state cooperation on intellectual property issues. Rather than aim for IP harmonization, ASEAN recognizes its internal diversity and pursues an agenda of 'IP Interoperability'. The essays in this collection examine the unique dynamics of 'interoperability', analyzing the administration of intellectual property in a part of the world that is of increasing importance. The book enables the reader to compare and contrast the ASEAN model to other approaches in regional cooperation, such as Europe and Latin America, and also explores private international law as a potential vehicle for interoperability.
United Kingdom: Cambridge University Press, 2017
e20528130
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad Kiat
Abstrak :
Latar Belakang: Sumbing bibir dan langit-langit merupakan kelainan kongenital yang paling banyak dijumpai di bidang bedah plastik. Terdapat beragam tekhnik operasi dalam sumbing bibir unilateral. Salah satu tekhnik operasi sumbing bibir unilateral yang umum digunakan dan dikenal luas di RSCM adalah tekhnik ldquo;rotation advancement rdquo; oleh Millard yang dimodifikasi oleh Gentur. Saat ini, tekhnik fisher juga mulai umum digunakan dalam operasi sumbing bibir. Tekhnik Fisher merupakan modifikasi yang berdasar pada aproksimasi tiap subunit anatomi bibir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan mengevaluasi secara objektif simetrisitas bibir dari kedua tekhnik tersebut. Metode: Dua dokter bedah plastik menggunakan tekhnik operasi bibir sumbing unilateral yang berbeda, yaitu tekhik Gentur dan Fisher. Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan menganalisa sebelum dan sesudah operasi pasien yang dipilih secara random untuk menjalani operasi bibir sumbing unilateral pada tahun 2016. Dengan menggunakan kaliper, titik-titik pengukuran ditandai pada sisi sumbing maupun normal, termasuk di dalamnya tinggi dan simetrisitas Cupid rsquo;s bow rdquo;, lebar dan tinngi vestibula, tebal vermillion, serta posisi dasar alae. Rasio antara sisi cleft dan normal dari bibir diukur dan dihitung untuk standarisasi perbandingan diantara kedua tekhnik. Hasil: Juli ndash;Oktober 2016, dilakukan operasi pada 14 pasien sebagai data preliminary. Dari analisa statistik didapatkan perbedaan bermakna pada lama desain dan operasi serta perbedaan ketebalan vermillion preoperatif, sedangkan rasio postoperatif secara statistik tidak bermakna. Kesimpulan: Simetrisitas bibir pada tekhnik Gentur maupun Fisher memberikan hasil yang tidak berbeda. ...... Background: Cleft lip and palate are the most common congenital anomalies that found in plastic surgery. There are so many techniques for unilateral cleft lip repair. Rotation advancement method by Gentur based on Millard technique has become the most widely used in unilateral cleft lip repair in RSCM. The Fisher technique repair is a modified technique based on approximation of anatomical subunit of the lip. The purpose of this study is to objectively compare and evaluate the lip symmetry of these two techniques. Methods: Two senior board certified surgeons will perform different surgical techniques for the unilateral cleft lip rotation advancement technique by Gentur and Fisher technique. This study prospectively analyzed preoperative and postoperative of randomized single blinded patients who underwent unilateral cleft lip repair performed by each surgeon in 2016. Using caliper, facial points on the cleft and non cleft sides were measured, including height and symmetry of Cupid's bow, width and height of the nasal vestibule, height of the vermilion, and alar base position. Ratios of cleft side to non cleft side measurements were calculated to standardize comparisons between patients. Result: From July October 2016, 14 patients performed surgery as preliminary data, showed that there are statistically difference in length of design and surgery time. Preoperative, comparable of cupid's bow vermillion showed statistically difference. Although, we found no statistically difference in postoperative ratio. Conclusion: Lip symmetry outcomes after cheiloplasty procedure is same between Gentur method and Fisher technique.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Dinda Winafaisal
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu intervensi yang dapat mengatasi kemajuan karyawan (employee advancement) untuk meningkatkan antusiasme karyawan (employee enthusiasm) di PT. HIJ. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan alat ukur kuesioner. Alat ukur yang digunakan merupakan hasil pengembangan dan adaptasi peneliti dari alat ukur yang sudah ada. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah employee enthusiasm (Sirota et. al., 2005) dengan α = 0,852, employee advancement (Khrisnan dan Maheswari, 2011) dengan α = 0,969, dan safety feeling (Soebandono, 2011) dengan α = 0,925. Hasil uji dengan menggunakan teknik regresi berganda terhadap 68 karyawan PT. HIJ menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemajuan karyawan dan rasa aman terhadap antusiasme karyawan (signifikansi kemajuan karyawan = 0,004 dan signifikansi rasa aman = 0,010, dengan p < 0,005). Koefisien Beta kemajuan karyawan lebih besar dibandingkan dengan koefisien Beta rasa aman. Ditinjau lebih jauh lagi menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi adalah dimensi training and development support. Berdasarkan uji statistik tersebut, maka peneliti merancang rekomendasi program intervensi kemajuan karyawan untuk meningkatkan antusiasme karyawan berupa resosialisasi sistem pelatihan dan pengembangan serta training effective communication. ...... This study aims to develop an intervention to address the problem of employee?s advancement to increase the employee?s enthusiasm at PT. HIJ. The study use a quantitative approach and using a questionnaire for data collection. Measuring instruments was develop from adaptation of existing measurement tools. The questionnaire used in this study is employee enthusiasm (Sirota et. al., 2005) with α = 0.852, employee advancement (Khrisnan and Maheswari, 2011) with α = 0.969, and safety feeling (Soebandono, 2011) with α = 0.925. Test results using multiple regression techniques against 68 employees of PT. HIJ shows that employee advancement and safety feeling have influence to employee enthusiasm (significance of employee advancement = 0.004 and the significance of safety feeling = 0.010, p <0.005). Beta coefficient of employee advancement greater than the beta coefficient of safety feeling. Judging further showed that most influence dimension is training and development support. Based on this statical result, researcher designed a recommendations intervention program employee advancement to increase employee enthusiasm i.e. resocialization training and development system and effective communication training.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Sidik
Abstrak :
Latar Belakang: Sebagai rumah sakit rujukan nasional, divisi bedah plastik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menangani banyak kasus anomali kongenital. Salah satu anomali bawaan yang paling umum adalah bibir sumbing dan langit-langit. Ada dua teknik yang paling banyak digunakan untuk mengoperasi pasien dengan bibir sumbing unilateral, yaitu teknik rotation-advancement oleh Gentur berdasarkan teknik Millard dan teknik Fisher. Penelitian ini akan membandingkan hasil estetika dari kedua teknik tersebut menggunakan sistem penilaian Asher McDade. Metode: Tiga puluh dua pasien dengan bibir sumbing unilateral dioperasi oleh dua ahli bedah senior bersertifikat, menggunakan teknik rotation-advancement oleh Gentur atau teknik Fisher kemudian dilakukan pengambilan foto pasca operasi setidaknya 6 bulan setelah operasi. Empat penilai akan mengevaluasi pasien dengan sistem penilaian Asher-McDade untuk membandingkan hasil estetika dari kedua teknik operasi tersebut. Hasil: Tidak ada perbedaan kelamin yang signifikan antara kelompok Gentur dan Fisher. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam usia saat operasi antara kedua metode (p = 0,032) dimana pada teknik Fisher, operasi lebih sering dilakukan pada pasien dengan usia 3-6 bulan. Keandalan intra-penilai untuk skor keseluruhan memiliki kesepakatan yang baik pada penilai 1 (ICC = 0,672), dan kesepakatan yang sangat baik untuk penilai 2, 3, dan 4 (ICC = 0,842; 0,828; 0,883 secara berurutan). Keandalan antar penilai dalam skor keseluruhan memiliki nilai kesepakatan yang baik (ICC = 0,668). Berdasarkan penilai 2, 3, dan 4, tidak ada perbedaan skor Asher McDade yang signifikan antara dua kelompok (p = 0,221; 0,144; 0,472 secara berurutan). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan kesepakatan yang baik hingga sangat baik dalam reliabilitas intra-penilai dan kesepakatan yang baik dalam reliabilitas antar-penilai dalam mengevaluasi hasil estetika dari pasien yang dilakukan operasi perbaikan bibir sumbing. Tidak ada perbedaan hasil estetika antara metode Gentur dan teknik Fisher dalam perbaikan bibir sumbing yang dievaluasi oleh sistem penilaian Asher McDade. ......Background: As a national referral hospital, Cipto Mangunkusumo Hospital, the division of plastic surgery has been treating many congenital anomaly cases. One of the most common congenital anomalies that can be found in the plastic surgery division are cleft lip and palate. There are two mostly used technique to operate patient with unilateral cleft lip. Rotation-advancement method by Gentur based on Millard technique and The Fisher technique repair. This study will compare the aesthetic outcome of those techniques using Asher McDade scoring system. Methods: Thirty two patients with unilateral cleft lip operated by two senior board-certified surgeons, using rotation-advancement technique by Gentur and Fisher technique then took postoperative photographs at least 6 months after the surgery. Four observers will evaluate the patient with Asher-McDade scoring system to compare aesthetic outcome of those operation techniques. Results: There is no significant differences between Gentur and Fisher groups in gender. There is a significant difference in age at repair between both method (p=0,032) with the Fisher method is predominantly done in the patient with age 3-6 month old. The intra-rater reliability for overall score has good agreement for rater 1 (ICC = 0,672), and excellent agreement for rate 2, 3, and 4 (ICC = 0,842; 0,828; 0,883 accordingly). The inter-rater reliability in overall score are in a good agreement (ICC = 0,668). based on the rater 2, 3, and 4, there are no significant Asher McDade score differences between two groups (p = 0,221; 0,144; 0,472 respectively). Conclusion: This study shows a good to excellent agreement in intra-rater reliability and good agreement in inter-rater reliability between the observer that assess the aesthetic outcome for the cleft lip repair patient. There is no aesthetic outcome difference between Gentur s method and Fisher technique in cleft lip repair evaluated by Asher McDade scoring system.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Ramot Mangihut
Abstrak :
Gangguan breakdown dan kerusakan pada transformator daya dapat menyebabkan terganggunya ketersediaan listrik pada jaringan dan kerugian finansial bagi perusahaan. Kondisi fisik dari transformator daya tidak dapat dinyatakan sebagai bahan evaluasi yang didasarkan pada inspeksi visual. Parameter operasi dan pengukuran elektrikal tiap komponen peralatan dapat menunjukkan hasil yang berbeda sehingga harus dilakukan beberapa pengujian untuk melihat kondisi transformator secara menyeluruh. Transformator daya PLTU unit 4 pada Unit Pembangkit Muara Karang telah melebihi useful life dari yang telah direkomendasikan. Kenaikan temperatur operasi transformator daya saat beroperasi akan berdampak pada degradasi dari komponen peralatan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan sistematis dengan menganalisa parameter peralatan transformator sebagai dasar rekomendasi yang kuat untuk melakukan perbaikan peralatan maupun dalam perencanaan aset peralatan oleh perusahaan pembangkit listrik. Parameter kondisi dan prioritas peralatan transformator diidentifikasi dan dianalisa untuk memperoleh weighting factor dengan menggunakan metode PHA. Dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dan bantuan responden ahli, akan diperoleh nilai weighting factor dari tiap elemen peralatan utama dengan urutan prioritasnya. Nilai weighting factor yang diperoleh menjadi kriteria penilaian kondisi transformator yang mengacu pada HAP (Hydropower Advancement Project) untuk memperoleh nilai Condition Indicator (CI). Pada akhirnya transformator daya sudah dalam kondisi fair yang perlu evaluasi lebih lanjut untuk dilakukan perbaikan atau investasi. ......Operation interuption in the power transformer can cause distruption to the availability of electricity in the electic power network system and financial losses for the company. The physical condition of the power transformer cannot be stated as an evaluation material based on visual inspection. Operating parameters and electrical measurements of each component of the equipment can show different results so that must be done several tests to see the overall condition of the transformer. The power plant transformer unit 5 at Muara Karang Generation Unit has exceeded the recommended useful life. The increase in operating temperature of the power transformer when operating will have an impact on the degradation of the equipment components themselves. For this reason, it is necessary to take a systematic approach by analyzing the parameters of transformer equipment as a basis recommendations for repairing equipment and in planning equipment assets by power generation companies. The condition and priority parameters of transformer equipment are identified and analyzed to obtain the weighting factor using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. With the AHP method with expert respondents, the weighting factor value of each main equipment element will be obtained in order of priority. The weighting factor value is the criterion for evaluating the condition of the transformer which refers to the HAP (Hydropower Advancement Project) to obtain the Condition Indicator (CI). Eventually, the power transformer is already in a fair condition which needs further evaluation for repairs or investment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Ajarwati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Pengaruh Perceived Organizational Justice, Perceived Organizational Support dan Perceived Career Advancement Opportunities Bagi Mahasiswa Perempuan Terhadap Employer Attractiveness (Studi Pada Unilever Indonesia). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 132 responden mahasiswi perempuan dari Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara Jakarta. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non-probability. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan inferential. Analisis inferensial menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perceived organizational justice, perceived organizational support, dan perceived career advancement opportunities berpengaruh positif terhadap employer attractiveness di Unilever Indonesia. 
This study aims to explain the influence of perceived organizational justice, perceived organizational support and perceived career advancement opportunities of female students to employer attractiveness (study of Unilever Indonesia). This study used quantitative approach with a total of 132 sample of female students from University Indonesia and Bina Nusantara University Jakarta. The sampling technique is done using non-probability sampling. To analyze the data, descriptive and inferential analysis are used. Multiple regression is used for inferential analysis. The result of this study found that perceived organizational justice, perceived organizational support, and perceived career advancement opportunities have a significant effect to employer attractiveness at Unilever Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwityas Isnaeni
Abstrak :
ABSTRAK
Industri manufaktur merupakan sektor yang menjadi penggerak perekonomian wilayah. Oleh Sebab itu, fenomena aglomerasi industri manufaktur di suatu wilayah merupakan hal yang baik untuk diteliti dalam disiplin geografi. Dalam penelitian ini membahas perubahan pola aglomerasi industri manufaktur di Kabupaten Bekasi antara tahun 2002 dan 2007. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola aglomerasi industri pada masingmasing tahun serta perubahan pola aglomerasi yang terjadi antara tahun 2002 dan 2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat aglomerasi, skala ekonomi, dan karakteristik kemajuan wilayah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan analisis penyebaran dan keterkaitan keruangan untuk melihat hubungan antara tingkat aglomerasi, skala ekonomi, dan karakteristik kemajuan wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, baik pada tahun 2002 maupun 2007 aglomerasi industri terbentuk pada wilayah yang memiliki skala ekonomi sangat tinggi dan karakteristik yang maju. Pada beberapa wilayah ditemukan adanya perubahan pola aglomerasi di Kabupaten Bekasi yaitu antara tahun 2002 dan 2007. Wilayah yang mengalami perubahan pola aglomerasi adalah wilayah yang berada di bagian tengah kabupaten yang memiliki peningkatan aksesibilitas dan persentase wilayah terbangun yang tinggi. Perubahan pola yang terjadi adalah aglomerasi semakin tinggi sejalan dengan peningkatan skala ekonomi dan kemajuan wilayah.
ABSTRACT
Manufacture industry is a sector which drives the regional economy. Therefore, the phenomenon of agglomeration of manufacture industries in a region is a good thing to be researched in the discipline of geography. This research is trying to explain about the change in pattern of agglomeration of manufacture industries in Bekasi Regency between 2002 and 2007. The goal is to find the pattern of industries agglomeration for each year as well as the change in pattern of industries agglomeration that occurred between 2002 and 2007. Variables which used in this research are level of agglomeration, economies of scale and advancement characteristics of region. This descriptive research is using spatial distribution and spatial relationship analysis to see the relationship among level of agglomeration, economies of scale, and advancement characteristics of region. The results showed that, both in 2002 and 2007 industries agglomeration is formed in regions that have very high economies of scale and advanced characteristic. In some regions is found the change in pattern of agglomeration in Bekasi Regency between 2002 and 2007. Regions that have change in pattern of agglomeration are regions that located in the central part of Bekasi Regency which have high improvement in accessibility and percentage of built up region. The change in pattern that occured is the more higher level of agglomeration in line with the improvement of economies of scale and advancement characteristics of region.
Universitas Indonesia, 2011
S790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Supriyono
Abstrak :
Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks. Banyak sebab mengapa kemiskinan tetap menjadi permasalahan meskipun berbagai macam cara dan usaha telah dilakukan. Permasalahan kemiskinan telah menjadi isu utama dalam permasalahan global dewasa ini. Salah satu penyebab kemiskinan adalah keterbatasan akses pelayanan keuangan bagi mereka yang miskin dan aktif dalam kegiatan ekonomi. Keuangan mikro diyakini sebagai salah satu cara dalam penanggulangan kemiskinan. Dengan keuangan mikro, penduduk miskin yang aktif secara ekonomi dapat mengembangkan usaha kegiatan ekonomi produktifnya dengan mengakses pelayanan keuangan yang ada. Berbagai macam model pelayanan keuangan mikro telah berkembang dan diterapkan di berbagai negara termasuk Indonesia. Model Grammen bank, Association for Social Advancement (ASA) sampai pada model Syariah (BMT). Penerapan Model Grameen dan Syariah, pelayanan yang diberikan adalah pada simpanan dan pinjaman serta pendampingan kepada anggotanya. Bangun Mitra Sejati (BMS), sebuah lembaga pengembangan masyarakat yang ada di Cipayung telah memberikan pelayanan keuangan mikro dengan menganut model pelayanan ASA dimana pelayanan yang diberikan salah satunya pelayanan asuransi bagi Para anggotanya di samping pelayanan simpanan dan pinjaman: Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro di BMS merupakan salah satu kegiatan dalam program pengembangan masyarakat yang ada di Kecamatan Cipayung. Pelayanan ini untuk anggota program tersebut yang merupakan penduduk miskin di wilayah Kecamatan Cipayung. Pada perkembangannya pelayanan ini diperluas jangkauannya kepada seluruh penduduk di Kecamatan Cipayung yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Proses pelayanan sangat rnenentukan terpenuhinya kebutuhan akses keuangan bagi penduduk miskin. Untuk mengetahui proses pelayanan keuangan mikro di BMS, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk menggambarkan proses pelayanan keuangan mikro yang ada di BMS kepada anggotanya. Informan ditentukan berdasarkan pada kebutuhan informasi. Dalam penelitian ini Manajer proyek Probangga, Koordinator Program LKM, Koordinator Fasilitator Usaha Mikro, staf lapangan dan Fasilitator Usaha Mikro serta em pat orang anggota dijadikan informan. Pelayanan LKM di BMS dimulai dengan assesment di wilayah Kecamatan Cipayung dan penyiapan para Fasilitatoar Usaha Mikro (FUM). FUM diberikan pendidikan setara Diploma Satu, Pelatihan-Pelatihan dan Peningkatan kapasitas (Capacity Building) yang nantinya memberikan pelayanan kepada anggota. Selanjutnya FUM melakukan Participatory Wealth Ranking (PWR) dan Three Pilafs untuk menentukan anggota dari keluarga yang miskin di RW termiskin di tiap-tiap kelurahan wilayah Kecamatan Cipayung. LKM di BMS memberikan pelayanan dengan persyaratan dan prosedur yang sederhana dan mudah dipenuhi oleh anggota. Survei usaha menentukan dapat tidaknya anggota diberikan pinjaman. Ini dilakukan sebagai penggantian jaminan yang tidak diberlakukan pada pelayanan LKM. Tunggakan merupakan permasalahan dalam pelayanan keuangan di BMS. Tunggakan dikelola dengan pendekatan kekeluargaan dan musyawarah serta dilihat kasusnya secara perorangan. Pengadaan Asuransi Jiwa merupakan perlindungan yang diberikan kepada anggota yang meminjam, dengan manfaat penghapusan hutang yang masih tersisa apabila anggota yang meminjam meninggal dunia, sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak menanggung beban. Kenyataan-kenyataan yang ditemukan, keuangan mikro belum menjangkau masyarakat miskin. Keuangan mikro sebagai penyedia pelayanan keuangan simpanan, pinjaman dan asuransi bagi orang miskin, keluarga berpendapatan rendah, belum banyak dimanfaatkan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya jumlah masyarakat miskin anggota Probangga yang mengakses layanan keuangan. Pelayanan Keuangan mikro justru berkembang dan memberikan kesempatan bagi penduduk di Kecamatan Cipayung yang belum mendapatkan akses keuangan dari bank untuk mengembangkan usahanya. Adanya pelayanan asuransi jiwa telah memberikan perlindungan terhadap penduduk yang terlibat dalam kegiatan keuangan mikro. Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro di BMS mengalami hambatan dalam pengawasan terhadap anggota dan Fasilitator Usaha Mikro (FUM), seperti penyetoran angsuran yang tidak sesuai jadwal, anggota yang menunggak dan kedisplinan FUM dalam menyetor ke koordinator. Keterampilan dan pengetahuan FUM yang terbatas dalam mangakibatkan kesulitan tersendiri dalam penagihan dan menyikapi karakter dari anggota. Sistem bagi hasil dari lembaga dan FUM menjadikan FUM mengejar anggota sebanyak-banyaknya dengan harapan mendapatkan bagi hasil yang lebih tinggi. Lembaga donor berperan panting dalam mendukung pelaksanaan pelayanan keuangan mikro, di samping antusiasnya masyarakat, peningkatan jumlah pinjaman, bunga yang berbeda dengan para rentenir dan kepercayaan masyarakat atas pemberian pelayanan. Penduduk merasa terbantu dengan adanya pelayanan lembaga keuangan mikro. Lembaga Keuangan Mikro di BMS menjadi pilihan altematif dalam memenuhi kebutuhan permodalan dalam usaha mikro bagi penduduk miskin den penduduk di wilayah Kecamatan Cipayung.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>