Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Sehat Abdi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen di laboratorium untuk pembuatan dan karakterisasi karbon aktif dari batubara Riau sebagai adsorben. Dari pembuatan dan karakterisasi yang dilakukan terhadap karbon aktif dari batubara Riau diperoleh metode pembuatan dan hasil karakteristik karbon aktif dari batubara yang terbaik. Pembuatan karbon aktif dari batubara dilakukan melalui proses persiapan bahan dasar, proses karbonisasi dan proses aktivasi. Persiapan bahan dasar dilakukan dengan melakukan penggerusan dan screening, pencucian dan pengeringan batubara. Proses karbonisasi batubara dilakukan pada temperatur 900oC selama 60 menit dan mengalirkan gas nitrogen (N2) sebagai gas inert sebesar 80 ml/menit. Sedangkan proses aktivasi dilakukan dengan metode aktivasi fisika pada temperatur 950oC dengan lama aktivasi 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit dan 180 menit dengan mengalirkan gas karbondioksida (CO2) sebagai activating agent sebesar 80 ml/menit. Karakterisasi terhadap karbon aktif dari batubara seperti luas area permukaan dilakukan dengan menggunakan metode BET, iodine number dengan menggunakan metode titrasi iodometri, metilen biru dengan menggunakan spektrofotometri UV-Visible, kapasitas dan laju adsorpsi dengan menggunakan alat uji adsorpsi kinetik. Dari hasil pembuatan dan karakterisasi diketahui bahwa burn off, luas area permukaan, iodine number, metilen biru, kapasitas dan laju adsorpsi karbon aktif dari batubara Riau dipengaruhi oleh lama aktivasi. Burn off terbesar adalah 47,75%, luas area permukaan terbesar adalah 147 m2/g, iodine number terbesar adalah 109 mg/g, metilen biru terbesar adalah 0,60 mg/g, kapasitas dan laju adsorpsi terbesar adalah 48,3 mg/g dan 0,0134 mg/g.s. Hasil burn off dan karakterisasi terbesar terdapat pada karbon aktif dengan lama aktivasi 180 menit.
This study was done experimentally at laboratory to prepare and characterize the activated carbon from Riau?s coal as adsorbent. From the activated carbon preparation and characterization that carried out towards activated carbon from coal discovered preparation method and the result of activated carbon characterization from the best. The activated carbon preparation of coal performed by pre-processing of elementry substance, carbonization and activation process. The preparation of elementery substance had done by crushing and screening, washing and coal drying. The carbonization of coal treated at temperature of 900oC during 60 minutes by flowing nitrogen (N2) as inert gas with capacity 80 ml/minute. In other hand the activation process was conducted by physic activation method at 950oC by interval long of process 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes, 150 minutes, and 180 minutes by flowing carbondioksid (CO2) as activating agent with 80 ml/minutes. The method that used for activated carbon characterization of coal such as square of surface area wide by using BET method, for iodine number by using iodometry titration method, methyline blue by using UV-Visible spektrofotometri, rate and capacity adsorption by using of kinetic adsorption instrument. From the yield of preparation and characterization known that burn off, surface area wide, iodine number, methyline blue, rate and capacity adsorption affected by interval long activation process. Foundthe biggest burn off data was 47,75%, for the biggest surface area wide was 109 mg/g, the biggest iodine number was 109 mg/g, the biggest methyline blue was 0,60 mg/g, the biggest rate and capacity adsorption were 275 mg/g and 0,0134 mg/s. The biggest result burn off and characterization of activated carbon was found by long period of 180 minutes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskih
Abstrak :
ABSTRAK
Bahan pencemar buangan industri Iogam limbah cairnya salah satunya berasal dari proses pengasaman yang mengandung berbagai ion logam diantaranya adalah ion besi dan seng yang juga sering hadir secara bersama-sama dan kehadirannya pada badan air dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan terdegradasinya kualitas air. Aplikasi karbon aktif untuk mereduksi kandungan kedua logam berat adalah salah satu solusi yang diupayakan.

Penelitian adsorpsi ion Fe dan Zn dengan karbon aklif telah dilakukan. Variabel- variabel operasi yang divariasikan adalah rasio berat karbon aktif dalam larutan, konsentrasi larutan biner dan waktu kontak. Proses adsorpsi larutan Fe dan Zn dilakukan menggunakan adsorben karbon aktif berukuran 0,8 - 1,0 mm melalui sistem batch seiama 24 jam pada kondisi ruangan (T= 28°C, P = 1 atm). Sebelumnya karbon aktif diaktifasi melalui pemanasan pada kondisi vakum T = 105°C, P = 50 mbar dan t = 12 jam. Proses pemanasan ini meningkatkan volume pori mikro dari 0,1067 cm3/gr menjadi 0,1618 cm3/gr dan meningkatkan luas permukaan karbon aktif dari 212,8 m2/gr menjadi 325 m2/gr.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rasio berat karbon aktif pada larutan biner dalam proses adsorpsi batch memberikan peningkatan prosentasi ion Fe dan Zn terserap yang lebih tinggi namun pengaruh peningkatan ini lebih besar pada penyerapan ion Fe. Prosentasi ion Fe terserap oleh karbon aktif dari larutan biner lebih rendah dibandingkan prosentasi rerserapnya dari larutan tunggal karena pada penyerapan dari larutan biner terdapat persaingan penyerapan. Rentang waktu adsorpsi effektif ion Fe dan Zn dari Iarutannya sebelum kesetimbangan adsorpsi tercapai dan waktu yang dibutuhkan untuk melewati baku mutu adalah berbeda untuk kedua adsorbat yang tenggangya berganlung pada konsentrasi awal masing-masing di dalam larutan dan bergantung pada rasio berat karbon aktif pada Iarutan yang digunakan.
2001
S49017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verrel Alhafizh
Abstrak :
Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak bumi untuk transportasi yang tak diimbangi dengan persediaannya yang semakin menipis, maka diperlukan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil. Salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu bioetanol. Etanol hasil fermentasi memiliki kemurnian 5-12 %b/b, dimana rentang konsentrasi ini belum memenuhi fuel grade ethanol dimana kemurnian dari ethanol harus diatas 95 %v/v. Untuk itu, diperlukan proses pemurnian lanjut terhadap etanol. Salah satu proses pemurnian yang ekonomis dan efektif untuk digunakan dalam mengatasi kendala terbentuknya campuran azeotrop antara etanol dan air yaitu proses adsorpsi. Pada penelitian ini, membahas proses pemurnian tahap awal dari campuran etanol-air menggunakan proses adsorpsi kontinyu unggun tetap dengan dua jenis karbon aktif sebagai adsorben. Material adsorben yang diuji dalam penelitian ini yaitu karbon aktif Calgon dan Karbon aktif Haycarb terhadap etanol dengan kemurnian 10%v/v dan 50%v/v. Uji adsorpsi dilakukan dengan kondisi operasi suhu dan tekanan ruangan(20oC dan 1 atm, serta laju alir 10 mL/menit melalui kolom adsorpsi unggun tetap secara kontinyu selama 5 jam hingga adsorben karbon aktif jenuh. Hasil dari penelitian ini berupa kurva breakthrough yang menunjukkan performa adsorpsi yang dilakukan, sehingga didapatkan bahwa karbon aktif Calgon dengan luas permukaan yang lebih tinggi merupakan adsorben yang paling baik digunakan dengan hasil kemurnian etanol yang paling tinggi, yaitu sebesar 59,36%v/v untuk konsentrasi awal etanol 50%v/v dan 27,46%v/v untuk konsentrasi awal etanol 10%v/v.
As the increasing the demand of petroleum for transportation that is not balanced with the diminishing supply of petroleum, alternative energy is needed to replace fossil fuels. One alternative fuel that has a potential to be developed is bioethanol. Concentration result from fermentation has a purity of 5-12 %w/w, where this concentration range is not fulfilled the fuel grade ethanol that has ethanol purity above 95%. Therefore, further purification of ethanol is needed. One of the economically and effective purification process to be used in overcoming the formation of azeotropic mixture in ethanol water is adsorption process. In this study, the process of initialbstages purification of ethanol water mixture using a fixed bed continuous adsorption process with two types of activated carbon as an adsorbent is discussed. The adsorbent materials used in this study were Calgon activated carbon and Haycarb activated carbon toward ethanol with a 50%v/v and 10%v/v purity. This research is carried out under operating conditions of atmospheric temperature and pressure (20oC dan 1 atm), and flow rate of 10 mL/minutes through a fixed-bed continuous adsorption column for 5 hours until the activated carbon adsorbent is saturated. The results of this study are presented in breakthrough curves that shows the adsorption performance. Therefore, it is indicated that Calgon activated carbon which has a higher surface area is the best adsorbent to be used with the highest ethanol purity yield, which is 59,36%v/v for ethanol initial concentration 50%v/v, and 27,46%v/v for ethanol initial concentration 10%v/v.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurrahman
Abstrak :
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan kebutuhan energi yang tinggi, mengalami peningkatan permintaan energi yang signifikan. Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarunya guna memenuhi kebutuhan energi bersih global. Salah satu terobosan bioteknologi yang dapat diandalkan adalah penggunaan etanol, baik sebagai campuran atau bahkan sebagai energi alternatif untuk kendaraan dan transportasi. Sektor ini merupakan salah satu industri dengan konsumsi energi tertinggi yang terus berkembang pesat. Bioetanol, khususnya yang berasal dari biomassa seperti tumbuhan kaya selulosa, memiliki potensi untuk memberikan solusi dalam menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Bioetanol dapat terdegradasi secara alami, mengurangi emisi gas buang, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, agar dapat digunakan sebagai campuran atau alternatif bahan bakar, bioetanol harus mencapai kemurnian 99,5% v/v, yang tidak dapat dicapai dengan teknologi konvensional seperti distilasi karena adanya titik azeotrop pada komposisi 95,63 wt% etanol. Kondisi ini menuntut pendekatan yang lebih kompleks, menggabungkan teknologi distilasi dan adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi kondisi operasional dan dimensi proses distilasi dan adsorpsi dalam pemisahan bioetanol-air. Karbon aktif dipilih sebagai desikan/adsorber dalam penelitian ini. ......Indonesia, a nation with a sizable population and high energy consumption, is seeing a notable rise in energy demand. Indonesia is dedicated to meeting the world's clean energy demands by expanding its renewable energy capacity in order to tackle this problem. The use of ethanol, either alone or in combination, as a substitute energy source for cars and other forms of transportation, is one dependable biotechnological innovation. This sector is one of the highest energy-consuming industries that continues to grow rapidly. Bioethanol, especially those derived from biomass such as cellulose-rich plants, has the potential to provide solutions in creating environmentally friendly renewable energy. Bioethanol is naturally degradable, reduces exhaust emissions, and reduces dependence on fossil fuels. However, in order to be used as a fuel blend or alternative, bioethanol must reach a purity of 99.5% v/v, which cannot be achieved by conventional technologies such as distillation due to the azeotrope point at 95.63 wt% ethanol. This condition demands a more complex approach, combining distillation and adsorption technologies. This study aims to analyze the optimization of operational conditions and dimensions of distillation and adsorption processes in bioethanol-water separation. Activated carbon was selected as desiccant/adsorber in this study.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adya Dipta Amari
Abstrak :
Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup dan diperlukan dalam berbagai kegiatan manusia. Namun, pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang terus meningkat menyebabkan krisis air bersih di seluruh dunia. Sumber air bersih seperti air sungai dan air tanah yang semakin berkurang dan tercemar menyebabkan dibutuhkannya alternatif sumber air baku lainnya yang jumlahnya melimpah untuk diolah, seperti air laut. Pengolahan air laut dengan metode adsorpsi menggunakan adsorben menawarkan pengolahan yang lebih sederhana dan aman untuk lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan tongkol jagung dan grafit sebagai adsorben dalam menyisihkan kandungan senyawa organik dalam air laut dan brine. Proses adsorpsi senyawa organik dari air laut dan brine dilakukan dengan menghomogenkan adsorben dan sampel menggunakan orbital shaker sesuai dengan variasi dosis adsorben dan waktu kontak yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafit lebih baik dalam menyisihkan senyawa organik pada air laut dan brine, dengan dosis dan waktu optimum yaitu 20 g/L selama 45 menit, di mana menghasilkan efisiensi penyisihan tertinggi 33,66% pada air laut dengan kapasitas adsorpsi 4,67 mg/g dan efisiensi penyisihan 31,9% dengan kapasitas adsorpsi 4,38 pada brine. Selain itu, diperoleh bahwa proses adsorpsi dengan tongkol jagung dan grafit lebih mengikuti isoterm Langmuir. Adapun proses adsorpsi dengan tongkol jagung lebih mengikuti kinetika adsorpsi orde satu (pseudo-first order), sedangkan proses adsorpsi dengan grafit lebih mengikuti kinetika adsorpsi orde dua (pseudo-second order). ......Water is a basic need for every living creature and is needed in various human activities. However, population growth and increasing urbanization are causing a clean water crisis throughout the world. Clean water sources such as river water and ground water are increasingly decreasing and being polluted, causing the need for alternative sources of raw water which are abundant for processing, such as sea water. Seawater processing using the adsorption method using adsorbents offers simpler and safer processing for the environment. This research aims to compare the ability of corn cobs and graphite as adsorbents in removing organic compounds in seawater and brine. The adsorption process of organic compounds from seawater and brine is carried out by homogenizing the adsorbent and sample using an orbital shaker according to predetermined variations in adsorbent dose and contact time. The results showed that graphite was better at removing organic compounds from seawater and brine, with an optimum dose and time of 20 g/L for 45 minutes, which resulted in the highest removal efficiency of 33.66% in seawater with an adsorption capacity of 4,67 mg/g and removal efficiency of 31.9% with an adsorption capacity of 4,38 in brine. In addition, it was found that the adsorption process with corn cob and graphite more closely followed the Langmuir isotherm. The adsorption process with corn cobs follows pseudo-first order adsorption kinetics, while the adsorption process with graphite follows pseudo-second order adsorption kinetics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ado Rizki
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan bahan bakar fosil masyarakat saat ini yang tidak diimbangi dengan persediannya merupakan masalah serius, sehingga diperlukan sumber energi alternatif bersih dan ramah lingkungan salah satunya etanol. Pada penggunaannya, etanol memiliki kendala yakni sulit untuk mencapai standar ASTM D4806 kadar air dalam campuran etanol maksimum 1.0% v/v dikarenakan titik azeotrop pada campuran etanol – air. Oleh karena itu, diperlukan metode pemurnian etanol terbaik. Salah satu metode ekonomis dan efektif untuk memurnikan etanol adalah distilasi – adsorpsi proses pemurnian dengan distilasi dan adsorpsi secara simultan. Pada penelitian ini, membahas pemurnian etanol – air melalui proses distilasi – adsorpsi menggunakan dua jenis karbon aktif (Calgon dan Haycarb) dengan variasi berat sebesar 25 gram dan 50 gram, konsentrasi masukan awal etanol sebesar 90% v/v dan 95% v/v, suhu dijaga konstan pada titik didihnya pada tekanan 1 atm, data pengamatan diambil setiap interval waktu 5 – 10 menit, dan diuji menggunakan densitometer: DMA 4100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode distilasi – adsorpsi dengan karbon aktif dapat melampaui titik azeotropnya dan memenuhi syarat Fuel Grade Ethanol. Konsentrasi etanol tertinggi saat menggunakan 50 gram karbon aktif calgon dengan etanol awal 95% v/v yakni 99,49% v/v tercapai pada waktu 15 menit. Sedangkan, 25 gram karbon aktif haycarb dengan etanol awal 90% v/v menghasilkan konsentrasi etanol terendah dari variasi penelitian lainnya sebesar 98,27% v/v. ......Bioethanol is one of the clean and ecologically friendly alternative energy sources that is required due to the current surge in human demand for fossil fuels that is not being met by their supply. Because of the ethanol-water mixture's azeotropic point, it is challenging to employ bioethanol according to the ASTM D4806 standard, which calls for a maximum water content of 1.0% v/v in the ethanol mixture. Consequently, the best ethanol purification method is required. Distillation-adsorption is one of the more affordable and efficient ways to purify ethanol because it simultaneously uses distillation and adsorption to carry out the purification process. The initial input concentration of ethanol in this study was 90% v/v and 95% v/v, and it was purified using a distillation-adsorption process using two types of activated carbon (Calgon and Haycarb) with weight variations of 25 grams and 50 grams. The temperature was maintained at the boiling point at a pressure of 1 atm, and the observational data was collected every 5 to 10 minutes and tested using a densitometer: DMA 4100. According to the result, the distillation-adsorption technique using activated carbon exceeded its azeotropic point and produced fuel grade ethanol that satisfied all requirements. The highest ethanol concentration, 99.49% v/v, was achieved in 15 minutes utilizing 50 grams of cagon activated carbon and beginning ethanol that was 95% v/v. Meanwhile, the lowest ethanol concentration of the other research variants was achieved with 25 grams of haycarb activated carbon and 90% v/v starting ethanol, at 98.27% v/v.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibadurrohman
Abstrak :
Rekayasa dan uji kinerja alat purifikasi udara dari asap rokok yang menggabungkan fotokatalis (TiO2) dan adsorben (karbon aktif) telah dilakukan. Polutan yang digunakan sebagai model adalah CO murni, CO yang berasal dari asap rokok, campuran metanol-formaldehida, dan asetaldehida. Hasil uji kinerja alat menunjukkan bahwa CO dapat terkonversi sebesar 75-90% menjadi CO2 dalam 10 menit. Hasil uji kinerja alat juga menunjukkan bahwa penambahan karbon aktif pada TiO2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil uji degradasi CO. Untuk degradasi formaldehida dan asetaldehida, sebagai model polutan organik, uji kinerja alat menunjukkan bahwa proses degradasi lebih didominasi oleh adsorpsi dan proses fotokatalisisnya menghasilkan senyawa intermediate. ......Device Prototyping and Performance Test for Air Purification from Cigar Smoke Pollutant Using Composite Catalyst TiO2 and Activated Carbon was done. Pure CO and that contains in cigar smoke, formaldehyde and acetaldehyde were used as pollutants in degradation purpose. The test result showed that CO can be converted to CO2 with 75-90% conversion in 10 minutes. The test result also showed that addition of activated carbon in TiO2 did not affect the CO degradation result significantly. In the other hand, result of degradation test of formaldehyde and acetaldehyde, as organic pollutant model, showed that the process was dominated by adsorption and the photocatalytic process resulted intermediate substances.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdhauzi Kusuma Rachmani
Abstrak :
Adsorpsi dapat digunakan untuk menangani permasalahan limbah industri di Indonesia Karbon aktif merupakan adsorben yang sangat baik untuk proses adsorpsi Hasil uji analisis ultimate menunjukkan tandan kosong kelapa sawit mengandung 48 79 karbon sehingga memiliki potensi sebagai bahan baku karbon aktif Pembuatan karbon aktif berbahan baku tandan kosong kelapa sawit telah dilakukan dengan activating agent KOH di bawah aliran nitrogen murni selama 15 menit dan menghasilkan luas area 807 54 gram Foo dan Hameed 2010 Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan karbon aktif dengan luas permukaan yang lebih besar dari 807 54 gram dengan variasi activating agent yang digunakan dan waktu aktivasi sehingga akan diketahui kombinasi activating agent dan waktu aktivasi terbaik terhadap pembentukan luas permukaan karbon aktif Activating agent yang akan digunakan adalah dan sedangkan waktu aktivasi yang digunakan adalah 60 menit dan 120 menit Aktivasi dilakukan pada suhu 700 dengan mengalirkan gas dengan laju 300 ml menit.
Adsorption can be used to handle indrustial waste problem in Indonesia Activated carbon is an excellent adsorbent for adsorption process The results of ultimate analysis showed oil palm empty fruit bunch contains 48 79 of carbon so it has the potential as the raw material of activated carbon Preparation of activated carbon made from palm empty fruit bunch has been carried out with KOH activator under a stream of pure nitrogen for 15 minutes and resulted in 807 54 gram of surface area Foo and Hameed 2010 The purpose of this research is to produce activated carbon with a surface area which is more than 807 54 gram by using the variation of activating agent and activation time to know the best combination of activating agent and activation time for the formation of the surface area Acivating agents used in this research were and while the activation times were 60 and 120 minutes Activation proceed at 700 under flow of 300 ml min
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library