Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Dian Citra Ramadhanty
"Self-esteem dan dukungan sosial dipercaya dapat memberikan efek penyangga ketika remaja dihadapkan dengan pengalaman negatif yang menimbulkan stres, salah satunya perceraian orang tua, efek ini kemudian berdampak pada kualitas hidup remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran self-esteem dan dukungan sosial pada kualitas hidup remaja madya dengan orang tua yang bercerai. Partisipan merupakan 107 remaja madya berusia 14-18 (M=16.93, SD=1.058) tahun yang masih bersekolah dan memiliki orang tua yang sudah bercerai setidaknya dua tahun yang lalu. Pengukuran dilakukan menggunakan KIDSCREEN-27, Rosenberg Self-Esteem Scale dan Child and Adolescent Social Support Scale.Hasil uji regresi menunjukkan terdapat peran positif dari self-esteem (R2=0,198, t=5,094, p<0,001) dan dukungan sosial (R2=0,576, t=11,974p<0,001) terhadap kualitas hidup remaja madya dengan orang tua bercerai dan dukungan sosial memiliki peran yang lebih besar dalam memprediksi kualitas hidup remaja (β=0.680). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-esteem dan dukungan sosial dapat menjadi faktor protektif pada kualitas hidup anak dengan orang tua bercerai.

Self-esteem and social support provide buffering effects when adolescents are faced with stressful negative experiences, one of which is parental divorce. This role impacted the quality of life of adolescents with divorced parents. This study examines how self-esteem and social support influence the quality of life of middle adolescents with divorced parents. The study involved 107 middle adolescents aged 14-18 (M=16.93, SD=1.058)who are still attending school and have parents who had been divorced for at least two years. Measurements are conducted using KIDSCREEN-27, Rosenberg Self-Esteem Scale, and Child and Adolescent Social Support Scale. The results of multiple regression analysis revealed a positive role between self-esteem (R2=0.198, t=5.094, p<0.001) and social support (R2=0,576, t=11,974 p<0,001) in the quality of life of middle adolescents with divorced parents. Among those, social support has a greater role in predicting adolescent quality of life (β=0.680). The research results show the protective role of self-esteem and social support in enhancing the quality of life of children with divorced parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti
"Rumah Kasih Mandiri 1 merupakan sebuah panti asuhan yang berdiri sejak tahun 1996 dan memusatkan pelayanan kepada anak jalanan, anak terlantar dari keluarga retak dan anak dari keluarga ekonomi lemah. Kelompok ini memiliki tingkat perilaku mempercayai yang rendah, ditandai dengan banyaknya perilaku prasangka kelompok anak terhadap para pendampingnya. Penyebab rendahnya kepercayaan rupanya disebabkan oleh rendahnya harga diri pada diri anak. Karena itu, peningkatan harga diri menjadi tujuan intervensi.
Pendekatan yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalali Logical Framework Approach (LFA). Sedangkan untuk peningkatan harga diri, digunakan pendekatan humanis Carl Rogers yang menyarankan usaha memperkecil diskrepansi antara ideal self dan actual self. Selain itu, intervensi ini juga memandang subyek penelitian sebagai suatu kelompok yang sedang menjalani transisi yang membutuhkan informational support dalam mengalami proses transisi tersebut.
Program intervensi dirancang dalam 14 tahap kegiatan, mulai dari lobbying hingga evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabrila Hasti Endah Ramadani
"

Pendahuluan: Remaja mengalami perkembangan dalam berbagai aspek dan remaja akan memberikan berbagai respons terhadap perkembangannya. Respon maladaptif yang rentan dialami remaja adalah penyalahgunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA dapat disebabkan oleh harga diri rendah yang dialami remaja. Faktor-faktor yang menyebabkan harga diri rendah remaja diantanya masalah emosi dan perilaku, rendahnya perilaku prososial serta pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan harga diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling dan stratified-cluster sampling dengan jumlah responden sebanyak 268 remaja SMA di Jakarta Selatan. Data diambil menggunakan enam kuesioner yaitu data demografi, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, dan Drug Abuse Screening Test-20. Hasil: Remaja SMA di Jakarta Selatan memiliki tingkat harga diri sedang sebesar 54,9% dan 77,6% bersih dari penyalahgunaan NAPZA. Faktor risiko masalah emosi dan perilaku memiliki hubungan bermakna dengan harga diri remaja, sedangkan perilaku prososial dan pola asuh tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan harga diri. Masalah emosi dan perilaku, perilaku prososial, serta pola asuh orang tua tidak berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar mengembangkan promosi kesehatan jiwa pada pencegahan penyalahgunaan NAPZA dengan kontrol diri, pelatihan penyelesaian masalah dan pembentukan kader kesehatan remaja, school nurse, dan life skills serta program preventif penurunan harga diri dengan menyediakan ekstrakurikuler. Selain itu, penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam pemberian program kuratif dan rehabilitatif pada remaja yang menyalahgunakan NAPZA.


Introduction: Adolescents develop in various aspects and they will provide various responses to their development. Maladaptive responses that are vulnerable to adolescence are drug abuse. Drug abuse can be caused by low self-esteem experienced by adolescents. Factors that cause adolescent low self esteem include emotional and behavioral problems, low prosocial behavior and parenting style. This study aims to determine the factors associated with self-esteem and drug abuse in adolescents. Method: The research design uses descriptive correlative. The technique used was purposive sampling and stratified-cluster sampling with the number of respondents as many as 268 high school adolescents in South Jakarta. Data was taken using six questionnaires, namely demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, and Drug Abuse Screening Test-20. Results: High school adolescents in South Jakarta have a moderate self-esteem rates of 54,9% and 77,6% are clear of drug abuse. Risk factors for emotional and behavioral problems have a significant relationship with adolescent self-esteem, while prosocial behavior and parenting style do not have a meaningful relationship with self-esteem. Emotional and behavioral problems, prosocial behavior, and parenting style are not related to drug abuse in adolescents. Recommendation: The results of this study are expected to be the basis for developing mental health promotion on the prevention of drug abuse by self-control, problem solving training, and establishment of adolescent health cadres, school nurses, and preventive programs to reduce self-esteem by providing extracurricular activities. In addition, research is expected to be the basis for giving curative and rehabilitative programs to adolescents who abuse drugs.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library