Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novrita Mulya Rosa
Abstrak :
Berkembangnya Industri Tekstil mengakibatkan peningkatan pencemaran zat warna organik di lingkungan perairan. Zeolit yang dimodifikasi dengan surfaktan Hexadecyltrimethyl Ammonium Bromide (HDTMA - Br) atau dikenal dengan Surfactant Modified Zeolite, dapat mengadsolubilisasi monomer non polar yang kemudian dipolimerisasi membentuk admisel - Polimer (admisel ? P). Admisel - P dapat digunakan sebagai adsorben zat warna tekstil, pigment red. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum adsolubilisasi monomer Metil metakrilat (MMA) dan pembentukan polimernya (PMMA) serta aplikasinya sebagai adsorben zat warna pigment red. Adsolubilisasi MMA mencapai kondisi optimum pada konsentrasi 146,4567 mmol/L dengan kapasitas adsolubilisasi sebesar 748,0358 mmol/Kg. Pembentukan PMMA optimum pada pemakaian inisiator 0,1 M, suhu 60?C, dan waktu 1 jam. Data sudut kontak menunjukkan bahwa zeolit yang telah terlapisi PMMA (admisel ? PMMA) menjadi lebih hidrofobik dibandingkan dengan zeolit dan admisel dengan sudut kontak sebesar 72. Kapasitas adsorpsi pigment red pada zeolit sebesar 17.1292 mg/g, Admisel sebesar 62,79 mg/g, dan Admisel ? PMMA sebesar 88,5808 mg/g.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Zeolit dan γ-alumina yang telah mengadsorpsi surfaktan kationik secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi senyawa organik non polar. Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan pada adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan adsorben. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi, adsorpsi surfaktan diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa agregat yang menyerupai misel. Untuk adsorben dengan kerapatan muatan permukaan rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembentukan bilayer pada adsorpsi Hexadecyltrimethylammonium–Br (HDTMA-Br) pada zeolit alam Clinoptilolite dan pada γ-alumina. Juga untuk mengetahui laju adsorpsi dan desorpsi dengan cara model kinetika difusi parabola. Mekanisme pembentukan bilayer dapat ditentukan dari pengukuran konsentrasi kesetimbangan terhadap variasi waktu adsorpsi. Laju adsorpsi dapat ditentukan dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi dari HDTMA+ dan Br-. Konsentrasi awal HDTMA-Br divariasikan mulai dari ECEC sampai lebih besar dari CMC adsorpsi. Pada penelitian ini untuk zeolit diperoleh nilai ECEC pada konsentrasi 75 μmol/L adalah sebesar 95,65 meq/Kg, nilai CAC = 125 μmol/L dan nilai CMC adsorpsi = 175 μmol/L. Untuk γ-alumina diperoleh nilai PZC (Point of Zero Charge) dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai ECEC berada pada konsentrasi 75 μmol/L. Nilai CAC berada pada konsentrasi 125 μmol/L. Nilai CMC adsorpsiberada pada konsentrasi 175 μmol/L. Penyerapan HDTMA pada zeolit Clinoptilolite sebelum waktu transisi menghasilkan penurunan konsentrasi kesetimbangan HDTMA, maupun konsentrasi Br-. Hal tersebut menunjukkan bahwa adsorpsi HDTMA pada permukaan zeolit diawali dengan adsorpsi dalam bentuk agregat misel dan proses adsorpsi berlangsung cepat. Pada γ-alumina, sebelum waktu transisi menghasilkan penurunan konsentrasi HDTMA tetapi tidak disertai dengan penurunan konsentrasi Br-. Hal ini berarti pada adsorpsi HDTMA pada permukaan HDTMA diawali dengan adsorpsi dengan bentuk monomer. Dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi yang dihitung dengan menggunakan model kinetika difusi parabola, diperoleh bahwa proses adsorpsi awal berlangsung dengan cepat, sedangkan proses selanjutnya berlangsung dengan lebih lambat.
Universitas Indonesia, 2006
S30629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Widyastuti
Abstrak :
Zeolit dan y-alumina yang telah iliengadsorpsi surfaktan kationik secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi senyawa organik non polaL Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan·pada adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan . adsorb en .. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi, . adsorpsi surfaktan .diawali dengan adsorpsi surfaktan · berupa ·agregat yang menyerupai misel. Untuk, adsorben dengan kerapatan muatan permukaan · rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer. Penelitian ini bertujuan t:Jntuk mengetahui mekanisme pembentuk
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mardiani
Abstrak :
Dewasa ini, peningkatan penggunaan senyawaan sulfat dan nitrat mengakibatkan terjadinya peningkatan pencemaran senyawaan sulfat dan nitrat di lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi permukaan ??-alumina dengan surfaktan HDTMA-Br membentuk bilayer (admisel) dan mempelajari aplikasinya sebagai penukar anion sulfat dan nitrat. Dalam penelitian ini, ??-alumina diperoleh dari pembakaran campuran amonium sulfat dan kaolin pada suhu 400oC selama 10 jam. Pzc (point of zero charge) yang diperoleh dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration) dan CMC (Critical Micelle Concentration) diperoleh dari kurva isoterm adsorpsi melalui variasi konsentrasi HDTMA-Br. Nilai CAC ??-alumina yang diperoleh berada pada konsentrasi awal HDTMA-Br 300 ??mol/L dan nilai CMC berada pada konsentrasi awal HDTMA-Br 600 ??mol/L. pH optimum dari adsorpsi alumina terhadap HDTMA-Br yang terbesar berada pada pH 10. Uji desorpsi dilakukan untuk mengetahui kekuatan adsorpsi HDTMA-Br pada alumina, hasil yang diperoleh sebesar 0,73%. Pertukaran anion sulfat dan nitrat dengan anion bromida dari admisel dilakukan dengan metode batch. Kemampuan tukar anion sulfat yang diperoleh sebesar 31,004 x 10-4 mek/g dan untuk anion nitrat sebesar 26,510 x 10-4 mek/g. Adsorpsi sulfat dan nitrat pada admisel mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Puspa Ningrum
Abstrak :
Gamma-alumina sering digunakan sebagai adsorben dan katalis. Gammaalumina disintesis dari pemanasan Al2(SO4)3 pada suhu 900°C selama 6 jam. Modifikasi permukaan γ-alumina dengan surfaktan dapat dimanfaatkan sebagai medium reaksi yang dapat memaksimalkan kontak antara reaktan. Penggunaan admisel ini memiliki kelebihan mudah dipisahkan dari produk reaksi. Nilai dari Critical Admicelle Concentration (CAC) dan CMC (Critical Micelle Concentration) ditentukan dengan kurva isoterm adsorpsi. Penelitian ini mempelajari pemanfaatan penggunaan γ-alumina yang telah dimodifikasi dengan surfaktan SDS sebagai medium reaksi untuk menganalisis konsentrasi arsen minimum berdasarkan reaksi reduksi metilen biru. Ikatan antara surfaktan SDS dengan metilen biru terjadi melalui interaksi elektrostatik. Pembentukan admisel γ-alumina/SDS optimum (di bawah titik CMC) terjadi pada konsentrasi SDS 7000 μM serta pada pH 3. Selain itu juga diamati efek penggunaan nanopartikel perak sebagai katalis yang menyebabkan peningkatan jumlah metilen biru yang tereduksi. Nanopartikel perak hasil sintesis memiliki ukuran partikel sekitar 12,21 nm serta menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 404 nm. Pengukuran jumlah metilen biru sisa dilakukan dengan instrumentasi DRS (Diffuse Reflectance Spectroscopy). Konsentrasi arsen minimum yang masih dapat dideteksi dengan sistem ini adalah sebesar 1x10-6 M. ......Gamma-alumina is often used as adsorbent and catalyst. In this research γ- alumina was obtained by heating Al2(SO4)3 at a temperature of 900°C for 6 hours. Surface modification of alumina with a surfactant (admicelle) can be utilized as a reaction medium that can maximize the contact between the reactants. The advantage by using this admicelle is easily separated from reaction product. The values of Critical Admicelle Concentration (CAC) and CMC (Critical Micelle Concentration) were determined based on the adsorption isotherm curve. This research studied the utilization of γ-alumina modified with the surfactant SDS as the reaction medium to analyze the minimum concentration of arsenic based on methylene blue reduction reaction. The bonding between the surfactant SDS with the methylene blue occured through electrostatic interactions. γ-alumina/SDS admicelle optimum formation (below CMC value) occurred at a concentration of SDS 7000 μM and at pH 3. It was also observed that the effect of using silver nanoparticles as the catalyst could lead into an increasing amount of reduced methylene blue. The synthesized of silver nanoparticles had a particle size of about 12.21 nm and showed maximum absorption at a wavelength of 404 nm. The measurement of the remained quantity of methylene blue in the admicelle was conducted with using Diffuse reflectance Spectroscopy (DRS). The minimum concentration of arsenic detectable with the DRS instrumentation was 1x10-6 M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30717
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Surya Wirawan
Abstrak :
Limbah minyak yang mencemari perairan dapat bercampur dengan limbah rumah tangga seperti deterjen membentuk emulsi yang stabil. Pada penelitian ini akan dilakukan demulsifikasi dan adsorpsi solar dari model limbah emulsi solar dalam air menggunakan adsorben zeolit admisel polistirena. Kondisi optimum pembuatan model limbah emulsi solar dalam air yang stabil adalah konsentrasi surfaktan SDS 0,02 M sebanyak 20 mL ditambah minyak solar 0,05 mL; waktu pengadukan 15 menit; dan kecepatan pengadukan 450 rpm. Kestabilan emulsi ditentukan dengan turbidimeter didapatkan nilai turbiditas 413 NTU. Ukuran partikel ditentukan dengan Particle Size Analyzer (PSA) didapatkan ukuran partikel yang seragam sebesar 372,6 nm. Pembuatan adsorben diawali dengan pembentukan admisel, yaitu pembentukan lapisan bilayer pada permukaan zeolit dengan konsentrasi HDTMA-Br 70 mmol/L. Selanjutnya mengadsolubilisasi stirena yang ditentukan dengan menggunakan UV-Visible spectrophotometry, didapatkan konsentrasi optimum sebesar 1,6 x 10-3 M. Terakhir dilakukan polimerisasi dengan menggunakan inisiator Kalium Persulfat (K2S2O8). Adsorben zeolit admisel-polistirena digunakan untuk demulsifikasi dan adsorpsi solar dari emulsi solar dalam air. Kondisi optimum untuk adsorpsiDS- adalah pada dosis adsorben 0,4 gram, waktu pengadukan 40 menit dengan pH 6,5 dengan DS- teradsorpsi sebesar 0,04986 mg/gram. Kondisi optimum adsorpsi solar adalah dosis adsorben 0,4 gram, waktu pengadukan 30 menit dan pH 6,5 dengan solar teradsorpsi sebesar 79 mg/gram adsorben. ...... Water pollution is a very serious problem, especially in Indonesia. One of kind waste disposed by oil industry is diesel oil. Waste oil that contaminates water is normally with household waste such as detergents produced stable emulsion. Demulsification is the process of separating two liquid phases are homogeneously mixed with each other to form an emulsion. This research studied the adsorption of waste oils and detergents that form emulsions by using polystyrene adsolubilized in admicelle HDTMA zeolite. First, a stable emulsion sample of waste oil was prepared by mixing diesel oil and detergent, namely Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) surfactant with some of variations: variation of the surfactant concentration, variations in the volume of diesel oil, stirring time variation, and variation of stirring speed of the emulsion. Turbidity values of the most stable emulsion was 413 NTU with a particle size of 372.6 nm homogenously. Then, modified zeolite using the styrene polymer adsolubilized into admicelle HDTMA. The optimum value of the styrene adsolubilized using UV -Visible spectrofotometry is at 1.6 x 10-3 M. Zeolite has been modified styrene polymers can adsorb and demulsificate oil waste and detergent. Then do a wide variety of applications to demulsification and adsorption process, including variations in adsorbent dose, stirring time, and pH. The optimum value of adsorbent dose on the adsorption variation of diesel oil and surfactant SDS is 0,4 grams, stirring time of 30 minutes with a pH value of 6,5 obtained for the solar adsorption at 79 mg/g adsorbent, while for the adsorbed surfactant SDS at 0.04986 mg/g of adsorbent.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library