Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Sistem Kendali Adaptif Acuan Model Proporsional Integral (SKA2M-PI) merupakan salah sate jenis pengendali adaptif yang dapat mengatasi masalah-masalah yang sering didapati dalam perancangan sistem kendali modern seperti fungsi alih yang tidak dapat didefinisikan dengan baik dan parameter proses yang berubah terhadap waktu. Kestabilan sistem ini dijamin dengan diterapkannya teon kestabilan Lyapunov dalam perancangan mekanismenya. Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak yang dinamakan Program Sistem Kendali Adaptif Acuan Model (PSK42M), yang berguna untuk men-simulasikan SKA2M-Pl. PSKA2M merupakan perangkat lunak yang mudah digunakan (user friendly), karena dibuat dengan bahasa Visual Basic versi 3.0 di lingkungan Windows 3.10. Dari hasil simulasi dengan PSKA2M, dapat dilihat beberapa kelebihan SKA2M-PI yaitu : mampu meredam overshoot sampai nol persen; mampu menghilangkan galat-tunak sampai mendekati nol persen; mampu mempercepat rise-time dan settling-time; mampu beradaptasi terhadap perubahan parameter proses, sehingga jika hai tersebut terjadi, dapat dengan cepat kembali mencapai unjuk-keoa yang diinginkan; tidak perlu mengetahui fungsi alih-sistem dalam penerapannya ; dan dengan adanya model acuan, mudah untuk mengatur dinamika keluaran sesuai dengan keinginan.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam skripsi ini akan dibahas dan disimulasikan penerapan sistem inferensi fuzzy berbasis jaringan adaptif untuk menghilangkan komponen pengganggu dalam sinyal yang diterima sehingga informasi yang diinginkan dapat diperoleh. Komponen pengganggu yang dimaksud di sini adalah suatu sinyal lain yang tidak diinginkan yang berasal dari suatu sumber yang diketahu4 yang mengalami perbbaaan setelah melalui suatu jalur dinamik tertentu. Penyaringan dilakukan dengan terlebih dahulu memodelkan jalur dinamik tersebut sehingga komponen pengganggu dapat diestimasikan. Pemodelan jalur dinamik dilakukan dengan mempergunakan sistem inferensi fuzzy Sugeno yang parameternya ditala oleh suatu jaringan adaptif, atau biasa disebut ANFIS (Adaptive Network - based Fuzzy Inference System). Teknik penyaringan dengan ANFIS dapat memberikan hash yang lebih baik dibandingkan dengan teknik penyaringan berdasarkan perbedaan frekuensi. Pendekatan ANFIS dapat diterapkan jika beberapa persyaratan dapat dipenuhi , yaitu sumber informasi tidak berbubungan dengan sumber komponen pengganggu, orde jalur dinamik diketahui dan sumber informasi memiEd rata-rata nol.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Setyaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu masalah yang tampaknya dari dahulu sampai sekarang tetap menjadi perhatian dunia adalah masalah perkembangan anak. Masalah ini mendapat perhatlan yang begitu besar karena, anak adalah penerus dari apa yang kita keijakan saat ini. Salah satu syarat yang dibutuhkan anak agar dapat menjadi penerus yang bermutu adalah memiliki tingkah laku adaptif yang balk. Heber, dalam Manual AAMD (1973.1977) mengatakan bahwa tingkah laku adaptif adalah the effectiveness or degree with which an individual meets the standards of personal independence and social responsibility for age and cultural group. Tingkah laku adaptif Ini berkaitan dengan 3 prinsip penting, salah satu dlantaranya adalah usia. Oleh karena itu, untuk penelitian ini diadakan pembatasan usia. Usia yang diambil untuk penelitian ini adalah 1-3 tahun, pada saat anak berada pada pehode toddlerhood (Waechter, 1985). Masa ini amat penting bag! pertumbuhan anak karena pada saat ini ia mulal menemukan dirinya sebagai seseorang yang terlepas dari ibunya, mulai menemukan dirinya dan mempunyai sense of self. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar focfd/er dapat mencapal tingkah laku adaptif yang sesuai. Antara lain adalah dengan lingkungan pengasuhan dan kelekatan . Umumnya, pada usia dini, hal ini dipercleh anak melalui hubungan diadik (dyad) anak dengan ibu kemudian berkembang pada keluarga inti. Tetapi, saat ini ada banyak tuntutan baik dari luar maupun dari diri wanita yang menyebabkan wanita harus memalnkan peran ganda, sebagai ibu dan wanita bekerja. Keadaan ini menimbulkan konflik dari ibu pekerja yang terpaksa meninggalkan anaknya di rumah. Ada beberapa alternatif pengasuhan yang dapat dipilih oleh para ibu ini. Yang pertama adalah dengan menyewa tenaga perigasuh. Plllhan lain, yang sedang berkembang saat ini adalah dengan menitipkan anak pada Tempat Penitipan Anak (TPA). Tampaknya TPA Ini dapat menjadi alternatif lingkungan pengasuhan bagi anak. Cohen & Bagshaw (1973) berkata bahwa anak yang dititipkan di TPA secara umum leblh outgoing, percaya diti, spontan dan socialy competent. Masalahnya, benarkah TPA di Jakarta ini dapat memberikan apa yang dijanjikan. Leblh baik dari apa yang dapat diberikan oleh seorang pengasuh ? Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan dalam tingkah laku adaptif antara anak-anak usia 1-3 tahun yang dititipkan di TPA dan yang diasuh di rumah oleh pengasuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana TPA berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku adaptif anak. Sedangkan manfaatnya adalah untuk membantu para ibu dalam menentukan plllhan pengasuh pengganti. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mendatangi 6 buah TPA di Jakarta dan keluarga yang mempunyai anak berusia 1-3 tahun dengan ibu bekerja. Pemilihan Subyek dilakukan secara non probability sampling, tipe purposive sampling. Artinya sampel dipilih karena memiliki karakteristik khusus atau dapat menyediakan Informasi yang paling berguna bag! penelitian (Shaughnessy, 1990). Karakteristiknya adalah sebagai berikut; usia anak (1-3 tahun), usia orang tua, pendidikan orang tua (minimal SMA), pekerjaan orang tua dan status sosial ekonomi. Subyek akan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah anak yang dititipkan di TPA sedangkan kelompok kedua adalah anak-anak yang diasuh di rumah oleh pengasuh. Pada kedua kelompok tad! diberikan 2 macam alat ukur, yaitu Home Observation for Measurement of the Environmet (HOME), yang mengukur stimulasi lingkungan pengasuhan rumah dan Vineland Adaptive Behavior Scale (VABS), yang mengukur tingkat tingkah laku adaptif anak. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan jumlah skor kedua kelompok tersebut. Pengambilan data ini dilakukan dengan observasi dan wawancara semi berstruktur. HOME perlu diberikan karena lingkungan pengasuhan rumah mempunyai peranan penting bagi perkembangan tingkah laku adaptif anak sehingga peranannya tidak dapat diabaikan. Lingkungan pengasuhan ini juga terdiri dari variabel yang besar jumlahnya. Oleh karena itulah, HOME dipakai sebagai kontrol statistik sebagai variabel konkomitan. Secara lebih jelas, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah tingkah laku adaptif anak sebagai variabel dependen, keanggotaan anak pada TPA sebagai variabel independen dan stimulasi lingkungan rumah sebagai variabel konkomitan. Hipotesa yang digunakan adalah : HI = Ada perbedaan yang signifikan dalam tingkah laku adaptif anak-anak usia 1-3 tahun yang dititipkan di TPA dengan yang dirawat di rumah. HO = Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkah laku adaptif anak-anak usia 1-3 tahun yang dititipkan di TPA dengan yang dirawat di rumah. Perhitungan statistik yang digunakan adalah Ancovar dan bila HI terbukti, diadakan perhitungan Z score untuk melihat mana dari keempat ranah yang dimiliki VABS yang paling membedakan tingkah laku adaptif anak-anak TPA dengan non TPA. Perhitungan statistik ini dilakukan dengan bantuan program SPSSWin Ver. 6.0 for Windows. Dengan level signifikansi 0.05. Dari hasil perhitungan statistik tersebut ditemukan bahwa memang ada perbedaan yang signifikan dalam tingkah laku adaptif anak-anak usia 1-3 tahun yang dititipkan di TPA dengan yang dirawat di rumah. Berarti H1 diterima dan HO ditolak. Jadi anak TPA mempunyai tingkah laku adaptif yang lebih balk dibandingkan dengan anak non TPA. Ditemukan juga bahwa tidak ada satu kemampuan dari keempat ranah VABS yang lebih menonjol dari yang lainnya. Berarti kemampuan anak TPA dalam keempat ranah ini hampir seimbang, tidak ada satu yang lebih baik dari pada yang lainnya. Sedangkan penawaran penjelasan mengenai hasil yang diperoleh, kelemahan dan kesulitan dalam penelitian ini serta saran-saran yang dapat memperbaiki hasil penelitian ditulis pada bab terakhir, yaitu Kesimpulan, Diskusi dan Saran.
1997
S2740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini dibahas salah satu penerapan filter adaptif untuk menghilangkan atau menghapus gema jauh (far echo) dalam jaringan telepon. Pada dasarnya filter adaptif yang digunakan terdiri dari suatu filter finite impulse response (FIR) dengan memanfaatkan algoritma adaptif kuadrat rata-rata terkecil yang dinormalisasi (normalized least mean square/NLMS) yang berfungsi untuk menala koefisien-koefisien dilter tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan koefisien-koefisien filter yang optimum, yang akan digunakan untuk menghasilkan estimasi gema yang optimum pula. Penghapusan gema terjadi dengan mengurangkan model gema itu dengan hasil estimasi gema tersebut. Terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja filter adaptif penghapus gema antara lain panjang filter FIR yang digunakan, ukuran langkah dari algoritma NLMS, model gema yang digunakan, jumlah sampel data dari sinyal referensi dan gema, serta jenis sinyal referensi yang digunakan. Hasil simulasi menunjukkan pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap karakteristik penghapus gema. Karakteristik penghapus gema yang dianalisa adalah atenuasi sinyal gema, nilai RMS dari sinyal kesalahan, spektrum frekuensi dari sinyal estimasi gema, adaptasi koefisien-koefisien filter, waktu penghapusan gema, dan settling time dari sinyal kesalahan.
1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Hanita
Abstrak :
Fragile States Index (FSI) adalah alat untuk menilai tekanan normal yang dialami oleh negara dan mengidentifikasi ketika tekanan tersebut melebihi kapasitas. FSI 2019 menempatkan negara yang sekarang ini tangguh dalam ketahanan nasional namun beresiko terhadap pandemi COVID-19, sebaliknya negara-negara berkembang yang notabene rapuh dalam ketahanan nasional namun memiliki resiko lebih rendah dari pada yang nilai ketahanan nasionalnya. Sejumlah faktor menjelaskan paradoks ini antara lain ketahanan penduduk di wilayah tropis, imunisasi BCG disuntikkan kepada jutaan anak di negara miskin dan berkembang, sistem sosial-politik liberal di mana kebebasan individu mempengaruhi kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Paradoks ini sangat signifikan untuk merumuskan kembali Strategi Ketahanan Nasional di negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus (membandingkan nilai ketahanan 10 negara tangguh dan 10 negara rapuh dalam menghadapi pandemi). Teori yang digunakan adalah teori ketahanan, kerentanan dan pendekatan manajemen ketahanan bencana dalam hal kapasitas dan manajemen adaptif. Riset menghasilkan analisis dan simpulan bahwa saat ini dibutuhkan konsep kerjasama antar negara baik negara maju maupun berkembang, dari hal yang paling sederhana guna memperkuat ketahanan dari Pandemi COVID-19. Di samping itu, diperlukan kolaborasi antar negara dalam menemukan konsep ketahanan yang mampu menangkal segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terutama menghadapi pandemi COVID-19.
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2020
321 JKLHN 44 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Erwan Setyobudi
Abstrak :
Sebagai hasil dari kesepakatan antar negara anggota ASEAN untuk menerapkan Single Window, Indonesia bersama 6 negara lainnya berkomitmen untuk dapat melaksanakan ASW (ASEAN Single Window) di tahun 2008. ASW adalah satu layanan satu atap bagi pengurusan dokumen kepabeanan di lingkup negara anggota ASEAN, dengan memaksimalkan transaksi melalui media elektronis. Sebagai salah satu kewajiban awal untuk menjalankan ASW, setiap negara terlebih dahulu harus sudah mengimplementasikan NSW(National Single Window). Pihak yang akan terlibat di dalam NSW ini adalah Customs, OGA (Other Government Agencies), Bank and Insurance Agencies, Komunitas Transportasi, Komunitas masyarakat usaha dan ASEAN/ International Link. Akan diterapkan satu dokumen tunggal yang akan menyatukan beberapa dokumen bisnis yang ada. Sehingga diharapkan adanya NSW ini selain akan mempercepat proses impor dan ekspor juga semakin meningkatkan laju perekonomian Indonesia. Infrastruktur adalah komponen yang sangat penting di dalam NSW ini. Karena NSW mewajibkan semua pihak yang terlibat untuk saling mengintegrasikan sistem informasi yang terkait. Dengan begitu bervariasinya sistem informasi dan arsitektur yang ada, maka perlu dikembangkan sebuah infrastruktur yang adaptif untuk dapat memenuhi kebutuhan integrasi tersebut. Tulisan pada proyek akhir ini akan membahas tentang perancangan infrastruktur yang dapat mendukung dan mempercepat proses integrasi antar sistem. Teknologi yang digunakan adalah SOA (Service Oriented Architecture) dengan didukung EDI (Electronic Data Interchange). Pemilihan ini didasarkan pada kesiapan sistem yang sudah berjalan, rekomendasi dari ASW dan keunggulan dari teknologi itu sendiri.
According to ASEAN agreement to implement Single Window, 6 main member of ASEAN including Indonesia have commited to establish ASW(ASEAN Single Window) by 2008. ASW is single integrated environment of custom release and customs clearance at any entry point of ASEAN, that maximise transactions electronically. As preparation of ASW implementation, each member should implement NSW(National Single Window). At NSW there are six major areas : customs, other government agencies, banking and insurance agency, transport community, trading community and ASEAN/International Link. There are modifications to simplify the existing business document. The goal is to ease and fasten the import and export process, that will take Indonesian economy to move forward. Infrastructure consider to be the main component of NSW. Because in NSW, integration of information system is a must. With variety of existing information system and architecture that will involve, adaptive infrastructure will be the solution of this requirements. This final project provides analysis and design of adaptive infrastructure to support and fasten the integration. Architecture will use SOA (Service Oriented Architecture) and EDI (Electronic Data Interchange) as main technology. The condition of existing information system, ASEAN recommendation and technology trend are the major consideration to choose this technology.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Silvia Ningrum
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai strukturasi dalam pemanfaatan media daring organisasi pemerintahan yang diuraikan melalui tiga ranah metafora tempat atau pusat strukturasi yaitu proses konsepsi, implementasi, dan penerimaan. Teori strukturasi adaptif digunakan untuk menunjukkah hubungan dinamis suatu rancangan teknologi dengan praktik-praktik organisasi, dimana suatu teknologi media daring organisasi yang biasa dapat diperuntukkan dengan cara yang berbeda dalam praktik-praktik organisasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma interpretif, pendekatan kualitatif, dan dengan strategi studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peruntukan media daring organisasi secara unfaithful melalui pelaksanaan fungsi pengawasan dan alat pemantauan pemimpin organisasi, dapat memunculkan kesetaraan dalam interaksinya dengan birokrasi di lingkungan organisasi. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa potensi struktural dari suatu teknologi dapat membantu mengeliminasi masalah dalam proses organisasional, melalui pengambilan keputusan untuk melibatkan teknologi lebih jauh dalam menumbuhkan ketertiban organisasi.
ABSTRACT This study discusses the structuration in the utilization of governmental organization online media described through the three domains of place metaphor or center of structuration, which namely the process of conception, implementation, and acceptance. The adaptive structuration theory is used to denote the dynamic relationship between technological design and organizational practices, when a usual online media technology could be intended appropriately in a different way in organizational practices. The study was conducted using an interpretive paradigm, a qualitative approach, and a case study strategy. Result of the study shows that the unfaithfully appropriations of online media organizations through the implementation of the supervisory function and monitoring tools of the organizations leaders, can create equality in their interaction with the bureaucracy in the organizational environment. The conclusion obtained is that the structural potential of a technology can help to eliminate problems in organizational processes, through decision making to involve technology further in growing organizational order.

2019
T52376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Fitriasari Rahayu
Abstrak :
Selama ini penataan perkotaan kurang memperhatikan kondisi internal dan aspek penyesuaian diri terhadap bencana yang sering melanda permukiman kumuh. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan sebaran permukiman kumuh dan menganalisis tingkat sensitivitas dan kapasitas adaptif permukiman kumuh terhadap bencana banjir dan kebakaran secara spasial. Sebaran permukiman kumuh diperoleh melalui metode interpretasi foto udara dan metode Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) digunakan untuk menganalisis tingkat sensitivitas dan kapasitas adaptif. Hasil analisa menunjukkan permukiman kumuh tersebar pada sempadan sungai, sempadan rel kereta, sekitar daerah pertanian/RTH, sekitar kompleks perumahan, sekitar daerah komersil dan sekitar TPA. Permukiman kumuh dengan tingkat sensitivitas tinggi dan kapasitas adaptif rendah terhadap banjir terkonsentrasi di sempadan sungai. Tingkat sensitivitas tinggi dan kapasitas adaptif rendah terhadap kebakaran terpusat pada permukiman kumuh di sekitar TPA. ......All this time the arrangement of the urban is lack of attention to internal conditions and aspects of adapt to the disasters that often plagued slums. This study aims to reveal the spread of slums and inform the level of sensitivity and adaptive capacity of slum against floods and fires spatially. The distribution of slums obtained through aerial photos interpretation method and Multi Criteria Evaluation method (SMCE) method used to analyze the level of sensitivity and adaptive capacity. The result shows slums spread across the border river, the border railway, near a commercial area, near the landfill, in an agricultural area/green space and around the housing complex. Slums with high sensitivity and low adaptive capacity against floods is concentrated in the border river. Slums with high sensitivity and low adaptive capacity to fires concentrated near landfill.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Kharisma
Abstrak :
Tesis ini membahas proses strukturasi adaptif yang terjadi ketika suatu organisasi pemerintahan melakukan transformasi pelayanan informasi publik dari cara manual menjadi berbasis teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan teori strukturasi adaptif dari DeSanctis dan Poole 1994 dan dikembangkan Schwieger dkk 2004 sebagai guidance untuk membahas interaksi agen dan struktur dalam mekanisme kerja pelayanan informasi publik yang telah berubah menjadi berbasis teknologi informasi dan struktur sosial baru yang muncul dari hasil interaksi tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan studi dokumen. Informan yang diwawancarai dipilih berdasarkan strategi purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika agen berinteraksi dengan struktur pelayanan informasi publik yang telah berubah menjadi berbasis teknologi informasi, tindakan agen di organisasi pemerintahan menunjukkan interplay antara struktur pelayanan informasi publik berbasis teknologi informasi, struktur sosial lain tugas, lingkungan internal dan eksternal serta sistem internal organisasi pemerintahan yang berlaku. Dalam interaksinya para agen menggunakan komunikasi formal horizontal, vertikal dan diagonal serta informal. Hasil interaksi tersebut teridentifikasi munculnya struktur sosial baru yang menjadi pemahaman bersama di antara agen, mengatur tindakan agen ketika melakukan pelayanan serta terlegitimasi dalam pemahaman agen, sehingga pelayanan informasi publik berbasis teknologi informasi dapat terus berjalan. Ini menunjukkan bahwa perubahan pelayanan informasi publik changing memang terjadi, tetapi hasil perubahan ternyata belum sesuai prediksi/belum konsisten unpredictable .
This research study discuss the adaptive structuration process that occurs when a government agency transforms public information service from the manual into information technology. This research uses adaptive structuration theory by DeSanctis and Poole 1994 and developed by Schwieger et al 2004 as a guidance theory to discuss interaction between agent and structure in mechanism of public information service that has been changed into information technology and discuss new social structure of those interaction result. This research uses interpretative paradigm, qualitative method and case study as a research strategy. Data collection is conducted through depth interview and document study. Informants is selected based on purposive sampling strategies. The result of this research shows when agents interact with public information service structures that have been transformed into information technology, actions of agents show interplay between the structure of public information services based on information technology, other social structures tasks, internal and external environments and internal systems of government agency. In their interaction, agents use formal communication horizontal, vertical and diagonal and informal communication. The result of those interaction show the emergence of a new social structure that became a common understanding among agents, adjust action of agents when doing public information services and legitimated the understanding of agents, so that public information services based on information technology can continue to run. This indicates This shows that changes in public information services occur, but the results of changes that occurred is unpredictable.
Depok: Univesitas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, 2018
T50184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Mustikasari
Abstrak :
Tesis ini menganalisis alasan yang melatarbelakangi proyek China-Myanmar Economic Corridor (CMEC) pada akhirnya disepakati oleh Myanmar. Pertanyaan penelitian dari tesis ini adalah mengapa Myanmar menandatangani kesepakatan proyek infrastruktur CMEC dengan Tiongkok pada tahun 2018. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian eksplanatif (explanatory research). Dalam menjawab pertanyaan penelitian, tesis ini menggunakan teori model adaptif politik luar negeri oleh James N. Rosenau. Terdapat tiga alasan yang melatarbelakangi Myanmar menandatangani proyek CMEC. Alasan pertama, Myanmar beradaptasi dengan perubahan di lingkungan eksternal (external change), yaitu faktor great power structure, aliansi, dan situational factors. Alasan kedua, Myanmar beradaptasi pada perubahan di lingkungan internal (internal change), yaitu pembangunan ekonomi dan akuntabilitas politik. Terakhir, kedua variabel tersebut menjadi bahan pertimbangan dari pemerintah Myanmar dan Aung San Suu Kyi untuk menandatangani proyek CMEC dengan Tiongkok. Berdasarkan dua variabel tersebut, ditemukan bahwa Myanmar menerapkan pola acquiescent adaptation sebagai bentuk adaptasi yang sebagian besar dipengaruhi oleh ketergantungannya pada Tiongkok. ......This study analyzes the reasons behind Myanmar signed the China-Myanmar Economic Corridor (CMEC) project with China. The research question of this study is why Myanmar signed the CMEC infrastructure project agreement with China in 2018. This study uses a qualitative methods and explanatory research techniques. In answering research questions, this study uses the theory of the adaptive model in foreign policy by James N. Rosenau. There were three reasons behind Myanmar signing the CMEC project. First of all, Myanmar adapted to changes in the external environment, which is the factors of great power structure, alliances, and situational factors. Secondly, Myanmar also adapted in the internal environment changes, which is economic development and political accountability. Lastly, these two variables were taken into consideration by the government of Myanmar and Aung San Suu Kyi to finally signed the CMEC project with China. Based on these two variables, it was found that Myanmar adopted an acquiescent adaptation pattern that was largely influenced by its dependence from China.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>