Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Sopandi
Abstrak :
Studi tentang pola adaptasi dan strategi pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri merupakan salah satu studi dalam kajian sosiologi industri. Studi ini menjadi menarik untuk ditelaah berkenaan dengan perkembangan industri di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir sebagai salah satu sektor utama dalam pembangunan, di antaranya adalah kawasan industri di Kabupaten Bekasi. Beberapa kajian masih lebih memfokuskan meneliti pola hubungan industri dan masyarakat, tanggung jawab sosial industri terhadap lingkungan sekitar, dan hubungan internal industri, tetapi kajian mengenai bagaimanakah pola adaptasi dan strategi pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri dan implikasi kebijakan pemberdayaan masyarakat masih perlu dikaji secara mendalam. Penelitian ini melihat bagaimana pola adaptasi dan strategi pemberdayaan masyarakat dilakukan (Dusun Sempu, Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi) di sekitar kawasan Industri Cikarang-Jababeka. Kajian ini menjadi sangat menarik untuk diteliti dengan karakteristik yang memerlukan pendekatan yang khusus dalam membuat kerangka analisa penelitian. Analisa pola adaptasi menggunakan teori perubahan sosial, strategi adaptasi, tipe adaptasi dan pola adaptasi serta analisis SWOT dan strategi pemberdayaan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang dimulai melalui pemetaan sosial (social mapping) dengan langkah pengumpulan data, observasi dan studi pustaka. Pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara mendalam dengan memilih informan kunci (key informan) berdasarkan kategori informan yang dibangun, yang terdiri atas bekas keluarga pemilik lahan luas, bekas keluarga pemilik lahan sempit dan bekas kuli tani/lio serta masyarakat pendatang. Hal ini berkaitan erat dengan pola kepemilikan tanah dan kondisi setelah pembebasan lahan industri yang berimbas terhadap strategi adaptasi masyarakat, tipe adaptasi dan pola yang dilakukan masyarakat sekitar kawasan industri. Perubahan sosial yang terjadi di lokasi penelitian tidak terlepas dari dinamika pertumbuhan kawasan Industri (khususnya Kawasan industri Cikarang-Jababeka). Dampak industri terhadap masyarakat desa di antaranya adalah semakin menipisnya lahan dan perubahan struktur ekonomi, yang mempengaruhi produktivitas ekonomi masyarakat tersebut sehingga termarginalisasi. Masyarakat kemudian memilih strategi adaptasi untuk dapat bertahan di lingkungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kategori bekas keluarga pemilik lahan luas, keluarga pemilik lahan sempit dan keluarga pekerja tani/lio dan masyarakat pendatang memiliki strategi adaptasi dan pola adaptasi yang khas. Strategi yang dilakukan meliputi: (a) masyarakat desa mengandalkan bentuk-bentuk usaha swadaya (self help) yang bersifat subsisten absolut; (b) beralih ke sektor non-pertanian dan batubata (Non-farm-subsisten); (c) mengandalkan bantuan dari luar; (d) memasuki pola ekonomi industri, dan mengikuti perilaku ekonomi industri di antaranya bergerak di bidang home-industry (industry group) dan (e) masyarakat desa yang tetap bertahan dengan pola ekonomi lama (pertanian dan batubata) dan mencari usaha lain yang bersifat komersial (komersial relatif). Di sisi lain, sebagian masyarakat pendatang ada yang bersifat subsisten, di sisi lain ada pula yang bersifat komersial dengan ikatan kedaerahan yang tinggi. Berdasarkan strategi dan pola adaptasi yang berkembang, maka dikaji berdasarkan analisis SWOT sebagai dasar strategi pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri. Berdasarkan tipologi tersebut, kemudian dirancang strategi perencanaan pembangunan sosial yang sesuai dengan pola adaptasi masyarakat sekitar kawasan industri. Oleh sebab itu, strategi perencanaan sosial melalui program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan komunitas sekitarnya. Dengan demikian, melalui program-program pemberdayaan masyarakat tersebut diharapkan kehadiran industri di suatu daerah justru tidak memarjinalkan masyarakat, tetapi dapat berkembang bersama-sama dengan masyarakat di sekitarnya. Selain itu, perlu juga ditunjang dengan berbagai kebijakan dan program-program baik dari pemerintah daerah maupun pihak pengelola kawasan industri.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T7154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarwindah
Abstrak :
ABSTRAK
Keterbatasan lahan merupakan suatu kendala dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi warga perkotaan. Ditambah dengan arus urbanisasi dan pertambahan penduduk mengakibatkan munculnya daerah permukiman yang kumuh dan tidak memenuhi standar kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengambil suatu kebijakan membangun rumah susun dengan pendekatan membangun tanpa menggusur sehingga masyarakat memperoleh berbagai keuntungan dalam memenuhi kebutuhan rumahnya.

Perubahan tempat tinggal dari rumah tipe horizontal ke tipe rumah susun merupakan kendala sendiri bagi warga penghuninya. Hal ini disebabkan adanya fasilitas bersama dan kondisi lingkungan sosial baru yang memerlukan adaptasi, dan berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan bersama yang memerlukan partisipasi bagi penghuninya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola adaptasi penghuni rumah susun terhadap adanya perubahan lingkungan fisik dan sosial tempat tinggal mereka. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menerangkan berbagai gejala dan fenomena yang berkaitan dengan pola adaptasi terhadap lingkungan di rumah susun Kemayoran.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan pedoman wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah i..bu rumahtangga yang tinggal di lokas.i rumah susun paling sedikit 2 tahun dan mempunyai anak berusia 12 tahun ke bawah. Pendekatan partisipatif dilakukan untuk memperoleh gambaran kehidupan warga lebih nyata dan mendalam.

Dari analisis terhadap variabel penelitian diketahul bahwa tingkat pendidikan responder mempunyai pengaruh terhadap partisipasi warga dalam pengelolaan lingkungan bersama. Makin tinggi tingkat pendidikan warga, makin tinggi kesadaran mereka dalam partisipasi pengelolaan lingkungan.

Kondisi bangunan rumah susun menyebabkan hubungan warga secara fisik lebih dekat dibanding rumah horizontal. Namun demikian, pola komunikasi antar warga kurang akomodatif terhadap pemecahan masalah-masalah yang ada. Sikap toleransi yang dikembangkan cenderung .bertujuan untuk sekedar menghindari konflik terbuka, dan belum merupakan suatu penerimaan atau penyelesaian dari sumber permasalahan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penghuni untuk tetap bertahan tinggal di rumah susun adalah berbagai fasilitas dan sarana ekonomi yang memberikan peluang guna meningkatkan penghasilan. Kemampuan warga dalam memanfaatkan sarana ekonomi ditambah kemampuan menyesuaikan antara jumlah anggota keluarga dengan luas ruang hunian, telah dapat mengangkat status sosial ekonominya. Selanjutnya dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik penghuni akan mempunyai kesempatan dan kemampuan melakukan penyesuaian diri di tempat tinggalnya. Hal ini membuktikan adanya hubungan timbal balik antara status sosial ekonomi dengan kemampuan warga beradaptasi.

Selanjutnya persepsi dan kesadaran warga tentang masalah-masalah yang menyebabkan lingkungannya berkesan kumuh akan memotivasi mereka mengadakan berbagai kegiatan dan berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kondisi lingkungan yang lebih baik. Dengan demikian motivasi untuk berpartisipasi akan mempermudah proses penyesuaian penghuni terhadap kondisi fisik dan sosial di lingkungan permukiman yang baru.
ABSTRACT
The limited size is an obstacle to meet the housing demand of the people, especially in urban areas. Additional, urbanization and population, resulted in the establishment of unsanitary housing and its environment. To overcome the problems, the government took the policy of building high-rise apartments. The approach was development without condemnation so that the people will gain various advantages in meeting their housing need.

The change of horizontal housing in vertical type is a constraint the inhabitants. This is brought about by the presence of joint facilities and new social environment which need adaptation and various activities environmental management that need participation of all the respective inhabitants.

This research is aimed to know the apartment inhabitants' adaptation pattern in correlation with the changing housing type including the physical and social environment. The study is qualitative descriptive in nature. It describes the various behavioral phenomena of the inhabitants in the Kemayoran environmental apartment.

The data is collected by doing in depth interview as well as using guided structured interview as re-search instrument. The respondents of this research are housewives who have lived in Kemayoran Apartment minimally two years and over and they have children of not more than 12 years old. Participative approach was carried out to get a picture of the real life style of the inhabitants.

From the results of research variable analysis disclosed that respondents' education have influence towards their participation in managing the apartment environment and common living area. If higher education wider the participation.

The condition of the apartment building caused the inhabitants' inter-relationship, physically; closer to each other than in horizontal housing. Nevertheless, the communication pattern among them tends to be unaccommodative towards solving the existing problem. The developed tolerance attitude was meant to avoid open conflict, not an acceptance or a solution to the source of the problem.

Some economic facilities in the apartment environment provide opportunities to the inhabitants in obtaining additional income as well as increasing their social economic condition. This is one factor that motivated the inhabitants to choose living at Kemayoran Apartment permanently. The inhabitants' ability to make use of the economical opportunity and their ability to adapt between the number of family members and size of their housing space showed their effort towards adaptation. It proved that there is interdependency and reciprocal relationship between the increasing social economy and inhabitants' ability towards adaptation.

Further more the inhabitants awareness concerning the problems which caused their environment look dirty will motivate them to conduct activities and participate to increase better environmental condition. So it proved that motivation to participate will facilitate the adaptation process of inhabitants towards their physical and social environment in their new housing settlement.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suroto
Abstrak :
Tesis ini mengkaji tentang pola adaptasi yang dikembangkan anggota Brimob dan keluarganya di lingkungan Asrama Brimob Kedaung Pamulang. Dari latar belakang sosial dan kebudayaan yang berbeda mereka tinggal dalam satu lingkungan asrama yang menekankan nilai-nilai kebersamaan dan jiwa korsa. Karena itu mereka dituntut untuk mengembangkan pola adaptasi baik terhadap lingkungan fisik, sosial dan dalam kehidupan ekonomi sehingga terwujud suatu keteraturan sosial. Penelitian ini mengacu pada konsep yang dikemukakan Alland, bahwa setiap masyarakat selalu mengembangkan mekanisme penanggulangan terhadap tantangan dalam proses adaptasi terhadap lingkungannya. Dalam usaha memahami lingkungannya, manusia mengacu pada pengetahuan budayanya untuk mengantisipasi tantangan-tantangan yang mengancam kelangsungan hidupnya, dan menentukan pilihan strategi penanggulangan guna meningkatkan daya guna bagi hidupnya. Sedangkan konsep adaptasi mengacu pada pendapat J. Bennett, yaitu adaptasi tingkah laku dan adaptasi sosial. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk menggambarkan pola adaptasi anggota Brimob dan keluarganya di lingkungan asrama. Selanjutnya dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola adaptasi anggota Brimob dan keluarganya terhadap lingkungan fisik, sosial dan ekonomi mempunyai karakteristik ; (1) Upaya untuk mengoptimalkan rasio antara input (kondisi lingkungan) dan output (kebutuhan yang harus dipenuhi). (2) Hirarki kepangkatan tidak diterapkan secara tegas. (3) Menjaga keseimbangan kelompok. (4) Perasaan senasib dan saling membutuhkan antar sesama warga. (5) Loyalitas anggota Brimob kepada Danki masih kuat. Pola adaptasi tersebut melahirkan sikap tolong menolong, saling menghargai dan menghormati, saling membutuhkan dan saling menjaga agar tidak terjadi konflik. Demi kepentingan bersama (ketertiban dan ketenteraman di asrama) kadang-kadang mereka harus rela mengorbankan kepentingan pribadinya (menahan perasaan dan mengendalikan diri). Karena itu, terwujudlah keteraturan sosial dalam kehidupan mereka sehari-hari di lingkungan asrama. Keteraturan sosial tersebut terwujud karena adanya perasaan senasib dan saling membutuhkan antar sesama warga yang tinggal di asrama. Untuk mewujudkan keteraturan sosial tersebut mereka membuat aturan-aturan atau yang disepakati dan dilaksanakan bersama sebagai landasan untuk berperilaku. Di sisi lain, agar semua warga berperilaku sesuai dengan harapan-harapan kelompok, maka mereka melakukan pengendalian sosial.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T7711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library