Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lazarus, Richard S.
New York: Oxford University Press, 1991
152.4 LAZ e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Artanti
Abstrak :
Adaptasi novel ke film atau sebaliknya selalu menimbulkan perubahan sebagai akibat perubahan media dan perubahan interpretasi penulis dan sutradara. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan perubahan unsur-unsur cerita dan penceritaan yang terjadi sebagai akibat adaptasi novel Le Colonel Chabert ke dalam film, (2) dan menemukan dampak yang ditimbulkan perubahan-perubahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Strukturalisme, yang memfokuskan pada unsur-unsur intrinsik suatu karya. Unsur-unsur novel dan film yang dianalisis dan dibandingkan dalam penelitian ini adalah alur penyajian kedua, alur sebab-akibat, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu, pada keduanya. Sudut pandang dalam penelitian ini hanya dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan dalam alur penyajian dan alur sebab akibatnya, tokoh dan penokohan serta latar ruang dan waktu pada novel dan film. Cerita pada keduanya pada dasarnya sama tetapi detil-detil yang berlimpah dan pengulangan-pengulangan perang dalam film Le Colonel Chabert rnembuat film lebih tampak realistis dan padat daripada novelnya. Demikian juga pada ketidakterpusatan penokohan dalam film memberikan kesan bahwa film terasa lebih menyajikan suatu peristiwa yang bisa menimpa semua manusia. Pemadatan latar ruang dan waktu selain karena kebutuhan sinematografis yang bertujuan untuk mengikat penonton pada satu ruang dan waktu yang terbatas, juga mampu menimbulkan kesan yang tampak lebih realistis jika dibandingkan dengan novelnya. Semua perbedaan tersebut menunjukkan adanya perbedaan interpretasi sutradara atas cerita novel Le Colonel Chabert karya Honore de Balzac.
Narrative Changes and Presentation in The Adaptation Into Film of The Novel Le Colonel Chabert : Comparison StudyThe adaptation of any novel into film, or vice verse, always result in some changes due to the change of medium and to the interpretation of the author and the film director. This thesis aims to (1) study the changes in the elements and the presentation of the story that are results of the adaptation of the novel Le Colonel Chabert into film, (2) and study the effect of these changes. The method used in this analysis is structuralism, focusing on the intrinsic elements of the work. The elements of the story to be analyzed in this thesis are the plot, the characters, the background, and the timing. The result of this thesis shows that there are similarities and differences in plot, character, time and space and their presentation in the film and the novel. The story remains the same in the film but the discourse slightly changes. But the amount of details, and the number of repetition of the some elements, especially the war event, the abundance of details of the character and space-time in the film increased the realistic impression. The compression of the time of story in the film is pure cinematic consideration due to the limited duration. The whole differences reveal the specific interpretation of the director on the sad story, and the need of cinemato graphical language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raras Miranti
Abstrak :
Masalah penelitian ini adalah mengenai strategi adaptasi kelompok musik Tanjidor dalam menghadapi perubahan. Seiring dengan pertumbuhan kota Jakarta sebagai kota metropolitan kehadiran berbagai kesenian (dalam dan luar negeri) semakin semarak hingga ke pelosok-pelosok desa, yang kemungkinan dapat mendesak kesenian setempat. Seperti halnya pada kelompok musik Tanjidor, karena kehadiran berbagai macam kesenian itu maka kelompok musik Tanjidor semakin terdesak ke pinggiran Jakarta dan juga mengalami perubahan. Perubahan itu sendiri dapat dilihat antara lain adanya pertambahan alat musik yang dimainkan, repertoar yang dimainkan lebih bervariasi, pemainnya yang terdiri atas kaum muda dan generasi tua. Dengan adanya berbagai macam pengaruh yang ada, termasuk di dalamnya kemajuan teknologi, maka pelaku Tanjidor harus melakukan adaptasi agar tetap bertahan. Masalahnya dapatkah kelompok musik Tanjidor bertahan akibat arus berbagai macam kesenian masuk ke Jakarta? Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mendapat jawaban masalah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumentasi visual dan auditif. Dari hasil pengamatan dan penelitian di lapangan maka dapat dikatakan kelompok musik Tanjidor masih dapat bertahan hingga kini. Walaupun saat ini tawaran main tidak segencar di tahun 1950-an.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Dwi Utami
Abstrak :
Penelitian ini merupakan bagian dari tahap adaptasi awal alat tes Luria-Nebraska Neuropsychological Battery (LNNB). Langkah adaptasi mengacu pada panduan adaptasi lintaskultur yang dipublikasikan oleh Intemational Test Comission (ITC). Penelitian ini melanjutkan tahap adaptasi yang sudah dilalui terhadap LNNB Form I berupa penetjemahan forward dan backward. LNNB Form I Versi Terjemahan ini belum pemah diujioobakan pada kclompok sampel yang menjadi target populasi. Penelitian ini mengujioobakan administrasi LNNB Fomt I Versi Terjemahan tersebut pada 10 individu yang termasuk dalam kelompok Dewasa Madya. Proses dan kendala yang ditemui dalam administrasi dicatat dan diinventarisasi sebagai dasar untuk melakukan tahapan adaptasi selanjutnya dari LNNB Form I Versi Terjemahan. .Ienis penelitian adalah penelitian exploratory dengan desain deskriptifl Hasil penelitian menunjukkan bahwa LNNB Form 1 Versi Texjemahan dapat digunakan pada kelompok dev/asa madya di Indonesia, namun masih perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa konten item yang masih terikat kultur Barat., dan penyesuaian dalam penyampaian instruksi pada beberapa item. Administrasi LNNB dapat dilakukan dengan baik apabila menggunakan format lembar rekam respon yang efektif serta diadministrasikan dalam kondisi pengetcsan yang terkontrol.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34135
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Nurcahyo
Abstrak :
Narasi Amerindian ditransformasikan secara lintas media. Proses alih wahana buku Bury My Heart at Wounded Knee (BMHWK) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1907 menjadi film dengan judul Bury My Heart at Wounded Knee (BMHWK) di tahun 2007 dan menjadi buku dengan judul Saga of the Sioux (SoS) di tahun 2011 mengonstruksi narasi peristiwa Wounded Knee dan memosisikan Amerindian dalam tatanan sosial, politik, dan budaya Amerika. Dengan menggunakan metode alih wahana, analisis dilakukan dengan mengungkap strategi pemertahanan (inclusion), penghilangan (exclusion), pemampatan (compression), penggantian (substitution), perluasan (extension), pengurutan ulang (re-sequencing), dan penciptaan (invention). Alih wahana teks BHMWK memperlihatkan kompleksitas identitas Amerindian. Hal ini diperkuat dengan bias dari ketiga pengarang kulit putih yang menyuarakan kepentingan Amerindian. Di sisi lain, transformasi ke film menunjukkan posisi film yang mendukung program kulit putih Amerika. Film BMHWK memperlihatkan narasi kaum kulit putih Amerika yang lebih dominan. Film ini mengafirmasi program asimilasi. Transformasi ke buku SoS menunjukkan proses pelembutan bahasa dan reduksi vulgaritas. Buku SoS mengubah narasi penderitaan Amerindian menjadi perjuangan suku Sioux. Penyederhanaan dalam buku SoS menempatkan suku Sioux sebagai aktor penting dalam sejarah mengenai Amerindian. Selain itu, buku ini memperlihatkan bahwa sejarah suku Sioux tidak berhenti pada peristiwa Wounded Knee tetapi terus berlanjut sampai saat ini. Hasil penelitian menunjukkan simplikasi permasalahan Amerindian dan menempatkan Amerindian sebagai objek subordinat kaum kulit putih. ......Amerindian narratives have been transformed across media. The process of transforming the book Bury My Heart at Wounded Knee (BMHWK), which was first published in 1907, into a movie titled Bury My Heart at Wounded Knee (BMHWK) in 2007 and into a book titled Saga of the Sioux (SoS) in 2011 constructs the narrative of the Wounded Knee event and positions Amerindians in the American social, political, and cultural order. Using the adaptation method, the analysis is conducted by revealing strategies of inclusion, exclusion, compression, substitution, extension, re-sequencing, and invention. The adaptation of the BHMWK text shows the complexity of Amerindian identity. This is reinforced by the bias of the three white authors who voice Amerindian interests. On the other hand, the transformation to film shows the film's position supporting the white American program. The movie BMHWK shows the dominant white American narrative. The film affirms the assimilation program. The transformation to the SoS book shows the process of softening language and reducing vulgarity. The SoS book transforms the narrative of Amerindian suffering into the struggle of the Sioux. The simplification in the SoS book places the Sioux tribe as an important actor in the history of the Amerindians. In addition, this book shows that the history of the Sioux tribe does not stop at Wounded Knee but continues to this day. This study shows the simplification of Amerindian issues and places Amerindians as subordinate objects of white people.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Malihah Andriana
Abstrak :
Skripsi ini membahas fenomena spatiality dalam scenography sebuah pertunjukan yang dapat dimanfaatkan dalam mengadaptasi narasi. Spatiality memberikan penekanan terhadap peristiwa penting pada cerita, sehingga dapat menciptakan koneksi antara penampil dengan penonton, serta dapat dijadikan alat untuk menyampaikan interioritas narasi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana spatiality dalam scenography, yaitu arsitektur dari ruang pertunjukan, dapat digunakan dalam mengadaptasi narasi berbentuk teks menjadi pertunjukan. Dilakukan studi kasus terhadap dua pertunjukan yang diadaptasi dari novel dengan teknik berbeda, yaitu close adaptation, ketika elemen-elemen narasi sebisa mungkin dipertahankan dalam pertunjukan, dan intermediate adaptation, ketika elemen-elemen narasi ada yang dihilangkan atau ditambahkan pada pertunjukan. Apabila pertunjukan mempertahankan banyak elemen narasi dari teks sumber ke dalam skrip, fenomena spatiality dapat digunakan untuk menambah dramatisasi pada beberapa adegan penting. Sedangkan, apabila pertunjukan mereduksi atau mengubah lebih banyak elemen narasi, fenomena spatiality dapat diperbanyak untuk membantu menyampaikan interioritas narasi. Selain itu, organisasi ruang pertunjukan juga berpengaruh terhadap derajat intensitas spatiality yang terjadi. Dengan menggunakan ruang penonton sebagai ruang presentasi, kemungkinan terjadinya spatiality akan meningkat. Arsitektur dari ruang pertunjukan yang terbentuk dari elemen-elemen spasial dan fenomena spatiality yang terjadi dapat dialami dan dimaknai. Kemudian, pemahaman kolektif akan interioritas yang dipertahankan dari narasi teks sumber ke narasi pertunjukan dapat tercipta.
This paper discusses how the phenomenon of spatiality in a performances scenography can be used in adapting narrative. Spatiality emphasizes the key events in the story so that it will be able to create connections between performers and audience. Moreover, it could be used as a tool to convey the interiority of a narrative. This paper aims to explore how spatiality in scenography-the architecture of performance space is used in adapting a text-based narrative into performance. Studies are conducted towards two performances adapted from novels with different techniques: close adaptation, where the narrative elements are kept in the performance; and intermediate adaptation, in which some narrative elements are eliminated, and another added to the performance according to the adaptors intentions. If a performance maintains most of the narrative elements from the text in the script, the spatiality phenomena could be used to dramatize essential scenes. If a performance reduces or changes more narrative elements, more spatiality phenomenon may help to convey the narrative. Furthermore, the organization of performance space plays a part in the spatialitys degree of intensity. Usage of the audience space as presentational space will increase the possibility of spatiality. The architecture of performance space formed from spatial elements and the spatiality can be experienced and interpreted. There will be a collective understanding of the interiority that is maintained from the narrative text source to the performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Diny Yulistia Hapsari
Abstrak :
Kampung kota merupakan jenis permukiman informal di area urban yang memiliki kerentanan terhadap ancaman-ancaman eksternal dan internal dalam kehidupan di perkotaan. Adapun beberapa kerentanan yang dihadapi oleh masyarakat kampung kota, terdiri dari (1) masalah finansial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, (2) ancaman penggusuran paksa dan bencana, serta (3) ancaman kejahatan dan pencurian. Namun, kerentanan ini diimbangi oleh pembangunan resiliensi komunitas dan rumah tangga untuk mempertahankan eksistensinya dan melewati tekanan yang ada. Penelitian ini membahas tentang adaptasi keluarga kampung kota untuk merespon gangguan dan goncangan yang terjadi sepanjang kursus hidup keluarga. Metode kualitatif digunakan dalam kajian ini, berupa observasi lapangan untuk memahami perubahan spasial sebagai akibat dari ancaman dalam skala komunitas, wawancara dengan warga lokal dan para pengurus kampung untuk memahami adaptasi skala komunitas, wawancara mendalam dengan narasumber yang relevan untuk memahami pengalaman merumah dan adaptasi spasial yang dilakukan sebagai respon terhadap peristiwa kehidupan dalam kursus hidup sebuah keluarga, serta pendekatan partisipatoris untuk memahami dinamika rumah tangga yang terbentuk dalam keseharian sebuah keluarga kampung kota. Kajian ini mengungkapkan bahwa tipe-tipe rumah dan preferensi merumah warga kampung kota sangat dipengaruhi oleh keberadaan usaha rumahan (Home-Based Enterprises) sebagai faktor utama penyedia modal sosial dan ekonomi warga kampung kota. ......Urban kampungs are informal settlements in urban areas vulnerable to external and internal threats in maintaining their existence in megacities. Some of the vulnerabilities faced by urban kampung communities consist of (1) financial problems in meeting everyday needs, (2) threats of forced displacement and disaster, and (3) the threat of crime and theft. However, these vulnerabilities are compensated with the resilience of communities and households of the inhabitants to maintain their existence and overcome existing pressures. This study discusses the adaptation of urban village families to respond to disruptions and shocks throughout a family's life course. Qualitative methods used in this study are field observations to understand spatial changes as a result of threats on the community scale, interviews with local residents and kampung authorities to understand community-scale adaptation and significant threats, in-depth interviews with a relevant source person to understand the dwelling experience and spatial adaptations carried out in response to life events in the course of a family's life, as well as participatory approaches to understanding the dynamics of households formed in the daily life of a urban kampung family. This study reveals that the types of houses and housing preferences of urban kampung residents are strongly influenced by the existence of home-based enterprises as the main factor providing social and economic capital as part of resilience.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongki Sanjaya Putra
Abstrak :
Gudang Garam merupakan salah satu perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Kesuksesan yang diperoleh tidak lepas dari dukungan jumlah tenaga kerja yang cukup besar dengan pengelolaan yang dilakukan secara gotong royong dan kekeluargaan. Meskipun telah menggunakan mesin, namun Gudang Garam mengedepankan produksi yang dilakukan secara manual oleh para buruh. Peningkatan produksi kretek dalam Gudang Garam turut mendorong terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan yang menjadi peluang bagi masyarakat Kediri untuk menjadi pekerja di Gudang Garam. Peluang kerja yang diberikan pihak Gudang Garam sebagian besar hanya menyerap pekerja untuk kalangan bawah dengan pendidikan rendah dan tidak memiliki pengalaman bekerja sehingga Pihak perusahaan memberi waktu pengenalan kepada buruh tidak hanya meliputi pengenalan terhadap lingkungan dan juga kondisi kerja sang buruh tetapi juga meliputi adaptasi dengan jam kerja dalam pabrik yang cukup panjang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi menganalis tentang keterkaitan PT Gudang Garam terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Kediri dalam hal penyediaan lapangan kerja. Di samping itu, tulisan ini juga dimaksudkan untuk menjelaskan proses adaptasi para pekerja yang tidak memiliki pengalaman bekerja dalam suatu industri sebelumnya. ......Gudang Garam is one of the largest cigarette company in Indonesia. The success obtained can not be separated from the support of the workforce that is large enough to do the management of mutual aid and family. Although he has used the machine, but Gudang Garam prioritize production is done manually by the workers. Increased production in the Gudang Garam cigarettes also encourage an increase in the amount of labor needed the opportunity for people to become workers in Kediri Gudang Garam. Employment opportunities given the Gudang Garam mostly just absorbing workers to the bottom with low education and no work experience so The company gave an introduction to the labor time includes not only the introduction to the environment and the working conditions of the workers but also include adaptation to the working hours the factory is quite long. The purpose of this thesis is to provide analyzes of the interrelationships PT Gudang Garam to the economic and social life of Kediri in employment. In addition, this paper also aims to explain the process of adaptation to the workers who do not have experience working in an industry previously.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly, Mahlon G.
Boston: Houghton Miffiln, 1975
570 KEL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roy, Sister Calista
New Jersey: Prentice Hall Prentice Hall , 1976
610.73 ROY in
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>