Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Agus Hendardi
"Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa Activity Based Budgeting (A.BB) mempunyai banyak keunggulan dibandingkan sistem anggaran tradisional. Konsep ABB memperkenalkan suatu cara penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas. Kemampuan untuk memahami aktivitas merupakan salah satu embrio dari keberhasilan perusahaan (Michael Porter). Dengan demikian konsep penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas merupakan sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan keunggulan kompetitifbagi perusahaan.
Anggaran menjabarkan seeara kuantitatif seluruh kegiatan dan aktivitas beserta sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tuj uan. Penganggaran berdasarkan aktivitas sangat memperhatikan aktivitas yang terl ibat dalam pembuatan suatu produk. Dengan demikian dapat diperoleh anggaran aktivitas yang paling proporsional. Dengan ABB perusahaan lebih mudah melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap proses. Hal ini tidak ditemui dalam anggaran tradisional yang kurang memperhatikan aktivitas sehingga tidak mengherankan sering terjadi distorsi dalam menentukan jumlah biaya yang dianggarkan pada produk
Penelitian yang dilakukan di unit forwarding PT(P)KBN ini menemukan adanya perbedaan pada jurnlah anggaran antara ABB dengan tradisional. Pada ABB menggunakan perhitungan terhadap biaya per-aktivitas yang lebih akurat daripada proses penganggaran tradisional. Kesulitan dalam implementasi ABB dalam perusahaan adalah menentukan parameter untuk mengukur biaya persatuan aktivitas, dan rumitnya proses perhitungan yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T15581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayla Khoiriyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada PT X yang bergerak di industri jasa cleaning service bahwa target laba yang ditetapkan sebesar 30 dari penjualan di tahun 2017 belum tercapai hingga kuartal 3 tahun 2017 dan biaya produk yang tidak memperhitungkan biaya tidak langsung dan biaya overhead. Dari hasil analisis, penyebab tidak tercapainya target laba karena penetapan target laba tidak mencerminkan kapabilitas perusahaan dan penerimaaan order yang tidak memenuhi minimum order. Untuk keakuratan, maka direkomendasikan PT X menggunakan Activity Based Budgeting dengan menggunakan Time-Driven Activity Based Costing. Dari hasil analisis, metode ini mencerminkan biaya yang terjadi di perusahaan.

ABSTRACT
The purpose of this study is to answer the problem arising in PT X, a cleaning service company, that the target profit set at 30 of sales can not be achieved until third quarter of 2017 and inaccurate allocation of product costs. The analysis shows that, target profit can not be achieved due to incapabilitiy of the company and different goals between management and marketing division. To improve budgeting accuracy, it is recommended that the company could apply Activity Based Budgeting with applying Time Driven Activity Based Costing. Through this method, it was found out that it reflects the costs incurred in company.
"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barru Danisworo
"Estimasi awal perhitungan kenaikan biaya proyek MRT Jakarta Fase 1 dinilai Pemprov DKI Jakarta tinggi. Oleh sebab itu diperlukan suatu evaluasi atas nilai perubahan tersebut untuk melihat kewajaran nilai klaim Kontraktor yang diajukan hingga tahun 2016 dan alokasi kontingensi terhadap kemungkinan terjadinya risiko klaim lainnya sampai dengan proyek selesai (Maret 2019). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa risiko penyebab kenaikan biaya proyek MRT Jakarta Fase 1 baik itu yang sudah teralokasi maupun belum teralokasi. Dalam menganalisa kontingensi risiko proyek, metode penelitian ini menggunakan analisa Monte Carlo dengan software @Risk.
Survey pada penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban terhadap resiko-resiko apa saja yang berpengaruh pada kenaikan biaya proyek, yaitu dengan melakukan kuesioner atau wawancara kepada responden yang berpengalaman di proyek MRT Jakarta atau proyek perkeretaapian lain. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadikan suatu evaluasi dalam melakukan estimasi biaya akhir proyek MRT Jakarta fase 1 dan dapat menjadi referensi dalam estimasi pendanaan proyek MRT tahap lanjutan berbasis resiko.

The preliminary estimate of Jakarta MRT project cost overrun was considered high by the Provincial Government of DKI Jakarta. Therefore, it is necessary to evaluate the value of the change to see the reasonableness of the Contractor's claim value registered until 2016 and the allocation of contingencies against the possibility of any other claim risk until the project completion in March 2019. The purpose of this study is to analyse the risks that cause cost overrun in MRT Jakarta Phase 1 project that has been allocated and not yet been allocated. In analysing the project risk contingencies, this research method uses Monte Carlo analysis using @Risk software.
Survey in this research is conducted to get answers to any risks that impact to the project cost overrun by doing questionnaires or interviews to respondents experienced in MRT Jakarta project or other railway projects. The results of this study are expected to become an evaluation in estimating the final cost of MRT Jakarta phase 1 project and can be a reference for risk-based budget estimation to the next phase of MRT Jakarta project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan dalam rangka meningkatkan profitabilitas dengan jalan memberikan alternatif yang dapat dipilih. Penelitian ini merupakan studi kasus pada sebuah perusahaan distribusi farmasi, dengan menggunakan activity based budgeting, yang digunakan sebagai gambaran untuk perkiraan jumlah biaya serta arus kas yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Karena alternatif yang dihadapi bersifat jangka panjang maka pemilihan alternatif akan dilakukan dengan metode NPV, IRR, dan BEP. Hasil penelitian menunjukkan NPV, IRR yang lebih baik dan BEP yang lebih tinggi jika PT X memilih persentase pendapatan sebesar 3,5 dan biaya pengiriman ditanggung oleh PT X.

ABSTRACT
The aim of this research is to give a proposal on how to increase profitability by giving several alternatives that can be chosen. This research is a case study on a pharmaceutical distribution company, that uses activity based budgeting, that is used to give an estimation of the total cost and cash flow in the future. Since the alternatives are long term in nature, the choice of the alternatives will be done with the NPV, IRR and BEP methods. The results of the research shows that better NPV and IRR, and also higher BEP are achieved if PT X chooses income percentages in the amount of 3,5 and pays the delivery cost."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumiur Diana
"ABSTRAK
PT. CSM adalah sebuah perusahaan agen tunggal dan produsen-produsen di
luar negeri yang memasok berbagai bahan kimia yang dibutuhkan oleh pabrik
pabrik enamel, keramik dan gelas yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. CSM
memiliki tiga divisi yang bergerak di bidang industri enamel, keramik dan gelas,
oleh sebab itu sesuai dengan bidangnya divisinya dibagi menjadi Divisi Enamel,
Divisi Keramik dan Divisi Gelas.
Seiring dengan terjadinya perubahan kondisi pasar dan persaingan,
perusahaan dituntut untuk mengembangkan kegiatannya untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan tersebut sambil tetap mencapai target laba perusahaan.
Strategi yang ditempuh perusahaan adalah menambah satu divisi lagi yaitu
Divisi Resale yang bertugas untuk melayani berbagai kebutuhan bahan kimia
dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dengan kuantitas pesanan yang
relatif kecil dan harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Dengan adanya Divisi
Resale, PT. CSM dikategorikan sebagai perusahaan dagang. Untuk mendanai
pengembangan ini, perusahaan menyisihkan sebagian dananya untuk membeli
barang persediaan.
Dalam pasar persaingan yang ketat dan era perdagangan bebas,
perusahaan harus mempunyai keunggulan dari segi biaya, mutu, waktu dan
inovasi. Bagi perusahaan, segi mutu berada diluar kendali perusahaan
(uncontrollable) karena mutu dan barang yang diimpor telah ditentukan oleh
pemasok atau produsen di manca negara dan konsumen. Walaupun demikian
perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen dalam waktu singkat
dengan mengadakan persediaan (stock) lokal seperti yang dilakukan oleh Divisi
Resale. Perusahaan dapat mengikuti inovasi terbaru dengan turut berpartisipasi
dalam berbagai pameran dan eksibisi yang diadakan di manca negara. Dengan
demikian masalah yang terpenting bagi perusahaan pada saat ini adalah
melakukan efisiensi biaya, karena biaya berada dalam kendali perusahaan atau
controllable.
Tidak seperti divisi yang lain, Divisi Resale dipandang memiliki prospek
yang baik di masa mendatang. OIeh sebab itu perusahaan banyak memberikan
perhatian kepada Divisi Resale sebagai satu divisi yang diharapkan memberikan
banyak kontribusi pada laba perusahaan. Namun, Divisi Resale memiliki
masalah yang dipandang perlu untuk dianalisis Iebih teliti, yaitu divisi ini sering
kehilangan order hanya karena harga produk yang ditetapkan oleh divisi ini
terlalu mahal dibanding harga yang ditetapkan oleh pesaing, padahal dari segi
kualitas produknya tidak ada masalah.
Selama ini penetapan harga pokok pada tiap kelompok produk dibuat
dengan cara membebankan biaya langsung ditambah dengan biaya overhead
yang dibebankan secara seragam kepada tiap kelompok produk. Perusahaan
tidak pernah memperhatikan apakah tiap kelompok produk tersebut
menggunakan sumber daya perusahaan secara seragam. Masalah iniIah yang
akan dianalisis apakah telah terjadi kurang kalkulasi biaya produk (product
undercosting) atau Iebih kalkulasi biaya produk (product overcosting) melalui
penelusuran biaya overhead berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi
oleh tiap kelompok produk. Analisis ini lebih dikenal dengan istilah activity based
costing.
Evaluasi kinerja pada tiap divisi selama ini diakukan pada bidang
keuangan saja, yaitu dari total penghasilan aktivanya dibandingkan dengan
budgetnya. Sehingga ada kepala divisi yang merasa dirugikan karena rasio
penghasilan per penjualannya relatif rendah. Hal ini terjadi karena penghasilan
yang diterima merupakan presentase dari penjualan, dan presentase penjualan
rendah ini telah dìtetapkan sesuai dengan agreement yang dibuat antara
perusahaan dengan produsennya sejak dahulu. Untuk menjamin perlakuan adil
terhadap setiap divisi yang dinilai, dalam karya akhïr evauasi kinerja ini
diakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan.
Evaluasi kinerja dengan pendekatan keuangan, meninjau rasio penghasilan
terhadap biaya yang berada dibawah kendali tiap kepala divisi. Evaluasi kinerja
dengan pendekatan non keuangan, meninjau dengan balanced scorecard.
Dari hasil analisis terhadap penetapan harga pokok, dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi lebih kalkulasi terhadap produk A dan B, dan terjadi kurang
kalkulasi terhadap produk C. Walaupun produk A telah dibebani biaya overhead
yang sesuai dengan konsumsinya terhadap penggunaan sumber daya
perusahaan, tetapi harga pokok yang baru masih tetap Iebih tinggi dari harga
pasar, oIeh sebab itu disarankan untuk mengeluarkan produk A ini dan
kelompok produk yang akan dijual dan menggantinya dengan produk lain yang
harga pokoknya lebih rendah daripada harga pasar, dan penetapan harganya
disarankan agar menggunakan sistem biaya yang baru diusulkan.
Analisis evaluasi kinerja dan bidang keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa, kînerja yang terbaik ditunjukkan oleh divisi Enamel. Hasil ini memang
sudah diperhitungkan karena divisi Enamel ini telah ada sejak awal berdirinya
perusahaan. Untuk sementara divisi Keramik tidak dapat menunjukkan kinerja
yang baik, karena divisi ini harus banyak menggunakan sumber daya
perusahaan untuk mendanai biaya perjalanan pemasaran untuk berpartisipasi
dalam pameran keramik di luar negeri. Mengikuti pameran di luar negeri ini
dianggap penting karena inovasi produk dan teknologi pada bidang keramik
berkembang sangat pesat. Untuk memperbaiki penghasilan divisi Keramik,
disarankan untuk melakukan analisis dengan pendekatan extended value chain
yaitu dengan cara mengadakan kerja sama dengan salah satu mitra kerja.
produsen di luar negeri untuk memproduksi bahan kimia di Indonesia.
Selanjutnya evaluasi kinerja dari bidang non keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa model baru balanced scorecard Iayak dipertimbangkan untuk diterapkan
di perusahaan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahatmyastuti Nuranindita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun alokasi anggaran yang dibutuhkan dalam
menghasilkan output layanan KPPN dengan menerapkan sistem Activity-Based
Budgeting yang berlandaskan pada model Time-Driven Activity-Based Costing,
serta untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi dalam Rencana Kerja Anggaran
yang akan dihasilkan dengan menerapkan sistem ini. Penelitian dilakukan dengan
studi kasus pada KPPN Bandung I sebagai unit instansi vertikal Ditjen
Perbendaharaan di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
mengumpulkan data-data primer dan sekunder melalui wawancara dan observasi
langsung pada objek penelitian, serta diperoleh dari database sistem informasi
maupun pertinggal dokumen yang ada di KPPN Bandung I. Data-data yang
diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan studi literatur mengenai
penerapan Activity-Based Budgeting System, khususnya di instansi pemerintah
yang menjalankan kegiatan pelayanan kepada publik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan jumlah
pegawai dalam menjalankan serangkaian aktivitas utama untuk menghasilkan
output layanan sesuai dengan standar prosedur operasi yang telah ditetapkan dan
volume output yang ditargetkan pada tahun 2014. Hal ini menyebabkan jumlah
anggaran yang dibutuhkan pada tahun mendatang meningkat jumlahnya sebesar
13,47% dari jumlah anggaran pada tahun 2013. Meskipun terdapat peningkatan
anggaran, namun Rencana Kerja Anggaran KPPN Bandung I tahun 2014 telah
cukup efektif karena telah mencakup sebagian besar sasaran strategis yang
ditetapkan untuk KPPN dalam Peta Strategi dan Balanced Scorecard. Anggaran
ini juga akan lebih efisien, karena jumlah biaya yang dianggarkan benar-benar
disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas sumber daya dalam menjalankan
aktivitas pelayanan kepada publik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KPPN.

ABSTRACT
The purpose of this study is to develop the required budget allocation in
generating output of services of the State Treasury Office (STO) by implementing
Activity-Based Budgeting System based on the model of Time-Driven Activity-
Based Costing, as well as to determine the effectiveness and efficiency of the
Budget Work Plan that will be generated by applying this system. The study was
carried out by conducting a case study on Bandung I STOs as a vertical institution
of Directorate General of Treasury in West Java region.
The method used in this study is a qualitative method by collecting primary and
secondary data through interviews and direct observation on the research object,
as well as retrieved from the information system?s database and documents
archives at Bandung I STOs. The data obtained were then processed and analyzed
in accordance with the study of literature on the implementation of Activity-Based
Budgeting System, especially in the government institutions running public
service activities.
The results of this study indicate that there is still a shortage of skilled employees
to run a series of major activities in generating output of services, in accordance
with the standard operating precedures defined and targeted output volume in
2014. This shortage will cause the total budget needed in coming year increased in
number by 13,47% compared to the total budget in 2013. Although there is an
increase in budget, but the 2014 Budget Work Plan of Bandung I STOs have been
quite effective, because it has already included most of the strategic objectives set
for the STO in the Strategy Map and Balanced Scorecard. This budget will also be
more efficient, because the amount of budgeted costs completely customized to
the needs of resource capacity in carrying out activities of service to the public, in
accordance with the duties and functions of the State Treasury Office."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T55434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library