Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suprapti Sumarmo Markam
"Penelitian ini ialah mengenai DIMENSI PENGALAMAN EMOSI, yang dikaji melalui nama-nama emosi berdasarkan teori kognitif, khususnya pandangan Frijda. Yang dimaksud dengan dimensi pengalaman emosi menurut pandangan kognitif ialah kegiatan kognitif penilaian (appraisal) atas situasi penimbul emosi, dan kesadaran seseorang akan gugahan, tendensi-aksi, aktivasi, atau ?kesiapan-aksi" yang terjadi karenanya. Yang dimaksud dengan 'penilaian' dalam penelitian ini ialah penilaian yang irreflektif terutama, jadi bukan yang sadar, nalar, dan penuh pertimbangan. Menurut teori kognitif, pengalaman emosi ditentukan oleh pola penilaian dan pola kesiapan-aksi. Permasalahan dalam penelitian ini ialah apakah memang demikian keadaannya untuk subyek di Indonesia, khususnya Jakarta. Apakah ada kekhasan dalam pola penilaian dan pola kesiapan-aksi untuk tiap nama emosi? Permasalahan lainnya ialah apakah ada perbedaan pengalaman emosi antara pria dan wanita.
Alasan memilih topik emosi disebabkan oleh karena emosi penting dalam kehidupan manusia: emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional. Alasan memilih teori kognitif ialah karena dengan teori ini lebih dapat dikaji kekhususan pengalaman seseorang, dan lebih memungkinkan pemahaman arti pengalaman. Data yang diolah ialah kuesioner tentang pengalaman emosi-emosi khusus, yakni 22 nama emosi. Responden adalah 82 mahasiswa UI, 41 wanita dan 41 pria. Kuesioner menanyakan hal-hal yang umum berkenaan dengan situasi penimbul emosi, kemudian aspek penilaian (Kuesioner Penilaian) dan aspek kesiapan-aksi/tendensi aksi (Kuesioner Kesiapan-aksi). Data ini diolah melalui analisis diskriminan untuk memperoleh jawaban tentang kemungkinan peramalan nama emosi melalui pola penilaian dan kesiapan-aksi. Untuk memperoleh kekhasan emosi diolah melalui analisis faktor untuk memperoleh skor-faktor dan pola skor-faktor untuk tiap nama emosi. Untuk membedakan pengalaman pria dan wanita dilakukan uji-t atas skor-faktor untuk tiap emosi pada tiap faktor (penilaian maupuan kesiapan aksi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nama-emosi dapat diramalkan dan pola dimensi penilaian maupun kesiapan-aksi dengan tingkatan ketelitian 32.64 dan 40.29 %. Pola faktor penilaian dan pola faktor kesiapan-aksi menunjukkan kekhususan untuk tiap nama emosi, dan kemiripan untuk nama-emosi yang "artinya sama". Perbedaan antara pria dan wanita terlihat terutama dalam faktor "melawan agresif" dalam mengalami emosi-emosi negatif (cemas, panik), dan 'preokupasi'.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memahami ARTI emosi, khususnya melalui aspek penilaian dan kesiapan-aksi, yang selanjutnya diharapkan memberi manfaat untuk pelaksanaan konseling, dan untuk memahami corak hubungan antar-manusia pada umumnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
D206
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Putranto
"Menurut pendapat para pakar bahwa proses pemeriksaan yang dilakukan dengan cara kekerasan telah ada semenjak Polisi lahir. Namun disebagian anggota Polisi banyak juga yang melakukan proses pemeriksaan tanpa harus dengan cara kekerasan. Didalam Tesis ini saya mengasumsikan bahwa para anggota penyidik Polri yang bertugas melakukan pemeriksaan mempunyai latar belakang sosial dan pendidikan yang sama, namun yang tidak bisa sama adalah pengalamannya.
Pada Tesis ini saya menuliskan tentang fokus permasalahan yaitu timbulnya perbedaan-perbedaan diantara para penyidik didalam proses pemeriksaan terhadap tersangka Curas yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat bekerja, kondisi ruangan pemeriksa antara lain budaya kerja di kantor, kondisi ruangan pemeriksa, arahan atasan dan faktor lingkungan diluar tempat bekerja antara lain hadirnya orang lain yaitu keluarga tersangka, keluarga korban dan anggota LBH.
Kami sangat tertarik untuk meneliti masalah ini karena belum menjadi perhatian pakar-pakar maupun penulis sebelumnya, mengapa terjadi perbedaan diantara penyidik didalam menangani proses pemeriksaan terhadap kasus pencurian dengan kekerasan dan kasus-kasus yang dikategorikan sama dengan Curas khususnya pencurian dengan kekerasan dengan sasaran kendaraan bermotor."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library