Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ahmad Najib
Abstrak :
Tanaman Acorus calamus L. adalah anggota suku Acoraceae, memiliki rimpang yang mengandung bermacam-macam komponen kimia, dan secara turun temurun telah digunakan sebagai bahan obat termasuk diantaranya sebagai obat antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur senyawa aktif inhibitor ?-glukosidase dalam fraksi n-butanol dari rimpang A. calamus L. Isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi kolom dengan guide line uji aktivitas ?-glukosidase. Penentuan struktur senyawa kimia dilakukan dengan menganalisis data spektroskopi UVVis, MS, IR, 1H-NMR dan 13C-NMR, dan diperoleh senyawa dengan rumus molekul C10H10O4 (1,1'-(1,4-phenylene)bis(2-hydroxyethanone) dan berat molekul 194. Pengujian aktivitas senyawa yang selanjutnya disebut AFB (Acorus Fraksi Butanol) terhadap inhibisi enzim ?-glukosidase secara in vitro menunjukkan bahwa senyawa AFB, mampu menghambat aktivitas enzim ?-glukosidase dengan nilai IC50 17,89 µg/mL.
Acorus calamus L. belonging to Acoraceae family has been known as having many active compounds and use in the traditional medication, including as antidiabetic. The aim of the research was to isolate and determine the ?-glucosidase inhibitory active compound from n-butanolic fraction of A. calamus L. rhizomes. The isolation was done using column chromatography method with ?-glucosidase bioassay guide line and the structure determinated was done based on spectral data of UV-Vis, MS, IR, 1H-NMR and 13C-NMR, give result compound with molecular formula C10H10O4 (1,1'-(1,4-phenylene)bis(2- hydroxyethanone) and molecular weight 194 and then named ABF (Acorus Butanol Fraction). Inhibitory assay of ABF compound activity by in vitro method using enzyme ??glucosidase. The result showed that the active compound as enzyme inhibitor with IC50 value of 17.89 µg/mL.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29052
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Subositi
Abstrak :
Dringo (Acorus calamus L.), genetic diversity, Inter Simple Sequence Repeats (ISSR) Abstrak Dringo (Acorus calamus L.) merupakan salah satu tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat tradisional oleh berbagai etnis di Indonesia berdasarkan hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) tahun 2012. Tujuan umum Ristoja adalah tersedianya database pengetahuan etnomedisin, ramuan obat tradisional (OT) dan tumbuhan obat (TO) di Indonesia, termasuk data keragaman genetik tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik Dringo yang digunakan di 20 etnis terpilih di Indonesia berdasarkan penanda molekular Inter Simple Sequence Repeats (ISSR) untuk mendukung tersedianya database tumbuhan obat di Indonesia. Sebanyak 10 primer ISSR terpilih menghasilkan 82 fragmen DNA dengan polimorfisme 51,2 %. Koefisien Dice digunakan untuk menghitung indeks similaritas antar aksesi Dringo dan konstruksi dendrogram menggunakan UPGMA. Indeks similaritas aksesi Dringo sebesar 76,7 sampai 100%, hal tersebut menunjukkan bahwa keragaman genetik Dringo rendah. Adanya database keragaman genetik Dringo akan membantu dalam pemetaan dan upaya konservasi tumbuhan obat terutama secara in situ.
ABSTRAK
Dringo (Acorus calamus L.) used as medicinal plant in Indonesian ethnic groups. Those information based on Ristoja (Research Programme on Medicinal Plants) in year 2012. The objective of Ristoja was to provide a database of local ethnomedicine knowledge, herbal formula and medicinal plant in Indonesia. The aim of this study was to assess the genetic diversity of Dringo from 20 selected ethnic groups in Indonesia based on Inter Simple Sequence Repeats (ISSR). Ten selected ISSR primers generated 82 amplified fragments with 51,2% were polymorphic. Dice coefficient was used to calculate similarity index and UPGMA was used to construct a dendogram. The genetic similarity index among accessions ranged from 76,7 to 100% thus indicating that low level of genetic diversity in Dringo. Genetic diversity database can be useful for medicinal plant mapping and conservation especially for in situ conservation.
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, 2015
580 BKR 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library