Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Wahyu Kartiko
Abstrak :
This study aims to analyze the impact of modernization of taxation system and amendment of income tax law on the components of the book-tax conformity accruals, whether there are any differences in the earnings persistence of book-tax conformity accruals (which have higher tax conformity) and book-only accruals (which have lower tax conformity). This study also demonstrates whether the market anomalies occur on those accruals component in the context of taxation in Indonesia. By using 1.729 observations over the years of 2002-2014, this study shows that strategy in book-tax conformity accruals is generally income increasing, while strategy in book-only accruals is income decreasing. The company?s policy on accrual components has different characteristics before and after the implementation of this phase. Governance improvement of taxation authority can increase corporate book-tax conformity accruals. However, when corporate is facing changes in tax laws such as simplification and lower tax rate, they decrease book-tax conformity accruals. Therefore, discretionary book-tax conformity accruals are mispriced by market.
Jakarta: Kementerian Keuangan, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Sansaloni
Abstrak :
This study examines the motives for earnings management following a series of regulation released by the Capital Market Supervisory Agency and Indonesian Stock Exchange in 2004. After the release of SK Bapepam-LK and BEJ, this study predicts that the negative effect of board of commissioners on abnormal accruals is more pronounced and the predictive content of abnormal accruals is stronger than previous periods. Results of the study are summarized as follows. First, the negative effect of the board of commissioners on earnings management is stronger after the isssuance of SK Bapepam-LK and BEJ. Second, the predictive content of abnormal accruals is stronger for periods 2004-2010 than that for 2001-2003. Third, the addition of independent members to become majority in the board of commissioner does not alter the predictive content of accruals. Overall, the results indicate that SK Bapepam-LK and BEJ have successfully increased the monitoring function of board of commissioners. This paper contributes to the current debates in earnings management studies regarding the motivation for earnings management (signaling versus private gain). In addition, the evidence indicates the inconsistent results of previous earnings management studies in Indonesia with respect to the role of independent commissioners stem from the passage of regulation on corporate governance that took place in 2004.

Abstrak Penelitian ini menguji motif manajemen laba setelah terbitnya serangkaian surat keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) sepanjang tahun 2004. Pasca regulasi, penelitian ini memprediksi pengaruh negatif independensi dewan komisaris terhadap manajemen laba dan kandungan prediktif akrual abnormal terhadap laba tahun depan lebih kuat dibandingkan periode sebelumnya. Penelitian ini menemukan tiga hal menarik. Pertama, pengaruh negatif dewan komisaris terhadap akrual abnormal absolut lebih kuat setelah SK Bapepam-LK dan BEJ terbit dibandingkan sebelumnya. Kedua, kandungan prediktif akrual abnormal lebih kuat pada periode 2004-2010 dibandingkan 2001-2003. Ketiga, penambahan anggota yang independen ke dalam dewan komisaris tidak memengaruhi kandungan prediktif akrual. Secara keseluruhan, hasil tersebut mengindikasikan bahwa SK Bapepam-LK dan BEJ efektif meningkatkan fungsi pemantauan dewan komisaris, khususnya apabila dilihat dalam perspektif manajemen laba sebagai mekanisme pensinyalan. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan inkonsistensi hasil-hasil penelitian manajemen laba terdahulu di Indonesia berkaitan dengan peran dewan komisaris dalam menurunkan manajemen laba. Bukti yang ditemukan dalam studi ini menunjukkan bahwa inkonsistensi hasil studi terdahulu bersumber dari terbitnya regulasi tata kelola perusahaan pada tahun 2004.
Universitas Katolik Soegijapranata, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Fermatasari
Abstrak :
The purpose of this study is to evaluate whether companies who are behind schedule in submitting their financial statement to Bapepam tend to do more earnings management than those who are on time. This study also evaluates other factors of earnings management, such as leverage, firm size, availability of audit committee and independent board, and audit quality. Using the proxy of discretionary accruals as the indicator of earnings management, this study finds that behind-schedule companies show higher average of discretionary accruals than on-time companies. Statistics also show that financial indicators for these companies are significantly different. Further, this study finds that leverage has a negative relation with discretionary accruals while firm size has a positive relation with it. This study also finds that companies in compliance to Bapepam regulation about audit committee have lower average of discretionary accruals than those not complying to Bapepam regulation and/or without audit committee. Finally, this study finds that big-4-audited companies have lower average of discretionary accruals than other companies. This study, however, does not provide any empirical evidence to support any relation between the proportions of independent board to discretionary accrual level.
2005
JAKI-2-2-Des2005-49
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Safrida Rumondang
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui hubungan antara pelaksanaan corporate governance dengan praktek manajemen laba. Corporate governance dalam penelitian ini diwakili oleh keberadaan komite audit dan pengangkatan komisaris independen sesuai dengan ketentuan pencatatan di Bursa Efek Jakarta. Sementara praktek manajemen laba dibuktikan dengan adanya akrual diskresi (discretionary accrual) dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Diduga, dengan adanya komite audit dan komisaris independen yang sesuai dengan ketentuan BEJ maka perusahaan akan enggan untuk melakukan praktek manajemen laba. Tingkat akrual diskresi dihitung dengan menggunakan model Jones yang telah dimodifikasikan. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan menggunakan persamaan regresi dengan tingkat akrual diskresi menjadi variabel terikat dan faktor-faktor corporate governance sebagai variabel babas. Melihat nilai akrual diskresi perusahaan sampel, dapat dikatakan bahwa mayoritas perusahaan di Indonesia pada periode penelitian melakukan income increasing discretionary accrual. Penelitian ini menemukan bukti bahwa komite audit memiliki hubungan yang negatif siknifikan dengan tingkat akrual diskresi yang negatif. Mengindikasikan bahwa komite audit berperan mengendalikan praktek income decreasing earnings management. Namun, komite audit juga terbukti memiliki hubungan yang positif dengan akrual diskresi yang positif. Tidak seperti yang diharapkan, komite audit yang sesuai dengan ketentuan BEJ justru ditemukan pada perusahaan yang melakukan manajemen laba secara income increasing. Komisaris independen dalam penelitian ini tidak terbukti memiliki hubungan siknifikan dengan praktek manajemen laba. Ada atau tidaknya komisaris independen yang sesuai dengan ketentuan BEJ tidak dapat mengendalikan praktek manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa peranan komite audit dan komisaris independen dalam perusahaan, dan peraturan BEJ yang berkaitan dengan aspek corporate governance, belumlah efektif. Variabel-variabel kontrol yang digunakan seperti tingkat leverage dan pemilihan auditor ekstemal ternyata tidak cukup bisa menjelaskan praktek manajemen laba. Hanya variabel size yang ditemukan memiliki hubungan negatif dengan income increasing discretionary accruals.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilmi Afrizal Rachim
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon perusahaan terhadap perubahan peraturan perpajakan yaitu UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan terutama pada tahun sebelum pemberlakuan undang-undang tersebut. Respon tersebut dilihat dalam bentuk manajemen laba serta dilihat juga pengaruh dari corporate governance perusahaan. Undang ? undang tersebut menyebabkan terjadinya penurunan tarif pajak penghasilan badan yang semula progresif menjadi 28% pada tahun 2009 kemudian menjadi 25% pada tahun 2010. Penelitian ini menemukan bukti bahwa perusahaan baik itu yang mengalami kerugian melakukan manajemen laba melalui penurunan discretionary accruals. Manajemen laba tersebut terbukti dilakukan pada tahun 2008 dan tahun 2009 pada loss firms, sedangkan pada profit firms hanya pada tahun 2009 dikarenakan pada tahun 2008 sempitnya waktu yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan kebijakan. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan CG. Pada profit firms variabel CG yang berpengaruh yaitu konsentrasi kepemilikan, kepemilikan institusi, dan kepemilikan manajerial, sedangkan loss firms variabel CG yang berpengaruh yaitu konsentrasi kepemilikan, kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan tingkat hutang.
ABSTRACT The purpose of this study is to determine firms response toward changes in tax regulation which is Tax Reform Act No 38 2008 especially for years before this regulation is implemented This response is reflected with earnings management and firms corporate governance Tax Reform Act No 38 2008 causes corporate tax rate reduction from progresif rate in 2008 become 28 in 2009 and then become 25 in 2010 This research finds evidence that both of profit firms and loss firms make earnings management through decrease in discretionary accruals toward firms policy to increase profit Loss firms make earnings management in 2008 and 2009 but profit firms only in 2009 because limited in time to implement earnings management as response to The purpose of this study is to determine firms response toward changes in tax regulation which is Tax Reform Act No 38/2008 especially for years before this regulation is implemented. This response is reflected with earnings management and firms corporate governance. Tax Reform Act No 38/2008 causes corporate tax rate reduction from progresif rate in 2008 become 28% in 2009 and then become 25% in 2010. This research finds evidence that both of profit firms and loss firms make earnings management through decrease in discretionary accruals toward firms policy to increase profit. Loss firms make earnings management in 2008 and 2009 but profit firms only in 2009 because limited in time to implement earnings management as response to corporate tax rate reduction in 2008. This research also suggest that earnings management and firms corporate governance has strong connection. In proft firms corporate governance variables which significant are ownership concentration, institusional ownership, and managerial ownership, then in loss firms are ownership concentration, institusional ownership, managerial ownership, audit quality and leverage.
2014
S53203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Peni Permatasari
Abstrak :
ABSTRAK
This paper aims to analyze the effect of corporate governance to earnings quality of evidence from Indonesian banking companies listed in Indonesian Stock Exchange during 2013 2015. Corporate governance mechanism is measured by the effectiveness of board of commissioner and the effectiveness of audit committee and audit quality public accountant company size and tenure . The earnings quality is measured by discretionary accruals from Beaver and Engel 1996 . Using market to book ratio, size, return on assets, and leverage as controlling variable, the results show that the effectiveness of audit committee, the effectiveness of board of commissioners, audit tenure, and audit size do not have significant effects on earnings quality.
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tata kelola perusahaan terhadap kualitas laba: dengan bukti dari perusahaan perbankan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2015. Mekanisme tata kelola perusahaan diukur dengan efektifitas dewan komisaris dan efektifitas komite audit dan kualitas audit ukuran dan tenure KAP . Kualitas laba diukur dengan akrual diskresioner dari Beaver dan Engel 1996 . Dengan menggunakan rasio market to book, size, return on assets, dan leverage sebagai variabel pengendali, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas komite audit, efektivitas dewan komisaris, umur audit, dan ukuran audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.
2017
S69579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Argo Tamtomo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partner audit wanita terhadap biaya audit dan kualitas audit yang diukur dengan besarnya Discretionary Accruals. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Sampel merupakan perusahaan non-keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partner audit wanita mendapatkan biaya audit yang lebih tinggi daripada partner audit pria karena audit effort yang dibutuhkan lebih besar, kemudian partner audit wanita lebih ahli dalam bernegosiasi dimana cenderung lebih tidak berkompromi pada saat tawar menawar fee. Sedangkan kualitas audit yang dihasilkan tidak berbeda diantaranya karena wanita dan pria memiliki penilaian yang sama dalam pertimbangan audit, lalu yang lebih banyak bekerja dan terjun langsung dalam pemeriksaan laporan keuangan ialah tim audit sehingga kualitas audit yang dihasilkan bergantung pada tim tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi implikasi, khususnya bagi kantor akuntan publik perlu mendorong peran partner untuk meningkatkan kualitas dari proses audit pada penugasan yang dipimpinnya. ......This study examines the effect of women audit partners on audit fee and audit quality as measured by the amount of Discretionary Accruals. Sampling method is done by purposive sampling. The sampel used is a non financial companies listed on the Indonesian Stock Exchange during the period 2012 to 2016. The result of the regression indicate that women audit partners has higher audit fee than men audit partners because the required audit effort was greater, then women audit partner more skilled at negotiating which tend to be less compromised at the time of deal in fee. While the quality of audits produced is not different among them because women and men have the same assessment in audit considerations, then the more work and plunge in the audit of financial statements is the audit team so that the resulting audit quality depends on the team. The results of this study are expected to give implications, especially for the public accounting firm to encourage the role of audit partners to improve the quality of the audit process on the assignment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Febriela
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan pembagian dividen dengan kualitas laba. Sampel terdiri dari 90 perusahaan yang berasal dari industri manufaktur untuk tahun 2005-2009. Hasil penelitian menunjukkan status pembagian dividen memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kualitas laba. Meskipun demikian, ukuran dividen yang besar tidak terbukti mengindikasikan laba yang lebih berkualitas. Di sisi lain, kenaikan ukuran dividen dan persistensi dalam pembagian dividen memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kualitas laba. Secara keseluruhan, terlepas dari ukuran dividen yang dibagikan, status pembagian dividen, kenaikan ukuran dividen yang dibagikan dan persistensi pembagiannya merupakan sinyal atau indikator laba yang lebih berkualitas.
This research aims to examine the relationship of dividend paying and earnings quality. Samples consist of 90 firms from manufacturing industry in year of 2005-2009. The results show that dividend paying status has significantly positive relationship with earnings quality. However, larger dividend size is not proved as indicator of higher quality earnings while increase of dividend size and persistence in dividend payment have significantly positive relationship with earnings quality. Overall, the results show that regardless of the size of dividend paid, dividend paying status, increase in dividend size, and persistence in dividend payment are indicators or signals of higher earnings quality.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Permatasari
Abstrak :
Penelitian ini mencoba menguji apakah manajemen laba oleh perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan ke Bapepam lebih besar daripada perusahaan yang tidak terlambat. Penelitian ini juga menguji pengaruh faktor-faktor lainnya, yaitu tingkat hutang perusahaan, ukuran perusahaan, komite audit, komisaris independen dan kualitas audit terhadap manajemen laba. Penelitian ini memberikan bukti bahwa perusahaan yang terlambat menunjukkan rata-rata discretionary accruals yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak terlambat. Statistik deskriptif antara perusahaan yang terlambat dan tidak terlambat menunjukan baberapa indikator keuangan yang berbeda seeara signifikan. Skala usaha perusahaan terbukti memiliki hubungan positif dengan discretionary accruals. Tingkat hutang perusahaan terbukti memiliki hubungan negatif dengan discretionary accruals. Perusahaan yang memiliki komite audit sesuai dengan ketentuan Bapepam terbukti memiliki rata-rata discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang memiliki komite audit tetapi belum sesuai dengan ketentuan Bapepam atau perusahaan yang tidak memiliki komite audit. Proporsi komisaris independen dalam dewan komisarisPerusahaan tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap tingkat discretionary accruals. Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 memiliki discretionary accruals lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big 5.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Utari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban pajak tangguhan dan manajemen laba, baik untuk tujuan menghindari pelaporan kerugian maupun menghindari penurunan laba, yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selain itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk menguji dan membandingkan kemampuan beban pajak tangguhan dalam memprediksi adanya manajemen laba dibandingkan dengan Model Akrual. Berdasarkan penelitian Philips, Pincus dan Rego (2003), pengukur manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pendekatan distribusi laba dan perubahan laba. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 126 perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEJ dalam kurun waktu 2003?2005. Keseluruhan perusahaan yang diobservasi adalah 371 firm-year. Model Regresi Logit digunakan untuk menganalisa hubungan beban pajak tangguhan dan model akrual dengan kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba untuk tujuan menghindari pelaporan kerugian dan penurunan laba. Model akrual yang digunakan dalam penelitian adalah Total Akrual berdasarkan pendekatan cash flow (Phillips, et.al, 2003) dan Modified Jones Model (Dechow, 1995). Model regresi logit digunakan karena berdasarkan hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa data penelitian tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian memperlihatkan adanya hubungan yang positif dan siginifikan antara beban pajak tangguhan dan model akrual dengan manajemen laba untuk tujuan menghindari kerugian. Artinya, semakin besar beban pajak tangguhan dan akrual perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba untuk tujuan menghindari kerugian. Di sisi lain, hubungan yang positif dan tidak signifikan diperlihatkan dalam hubungan antara beban pajak tangguhan dan model akrual dengan manajemen laba untuk tujuan menghindari penurunan laba. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji kemampuan beban pajak tangguhan dalam memprediksi manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan untuk tujuan menghindari kerugian dan penurunan laba. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa beban pajak tangguhan memiliki kemampuan yang sangat baik untuk memprediksi manajemen laba yang bertujuan menghindari kerugian dibandingkan dengan kedua model akrual yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan dapat dijadikan alternatif terhadap model akrual dalam menjelaskan fenomena manajeman laba untuk tujuan menghindari kerugian. Dalam hubungan dengan manajemen laba untuk tujuan menghindari penurunan laba memperlihatkan bahwa beban pajak tangguhan memiliki kemampuan yang lebih baik namun tidak signifikan dibandingkan dengan kedua model akrual yang digunakan.
2007
T 24508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>