Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eliza Fatima
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji standar akuntansi nasional pada periode sebelum dan sesudah konvergensi IFRS untuk menentukan apakah standar tersebut menjadi bersifat lebih principles-based. Hasil menunjukkan bahwa jumlah karakteristik rules-based meningkat signifikan pada standar akuntansi nasional Hong Kong, Malaysia, Indonesia dan Singapura pada periode 1999-2013. Perbandingan antara tingkat karakteristik rules-based pada standar akuntansi nasional dan IFRS menunjukkan bahwa standar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura tidak berbeda signifikan dengan IFRS. Hong Kong, dilain pihak, memiliki tingkat karakteristik rules-based yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan IFRS.Pengujian empiris menunjukkan bahwa terdapat asosiasi positif antara standar yang bersifat principles-based dan manajemen laba akrual. Asosiasi positif ini melemah ketika perusahaan diaudit oleh auditor yang berkualitas tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa manajemen laba riil dengan menggunakan aktivitas produksi atau kombinasi pengeluaran SGA dan aktivitas produksi menjadi lebih tinggi dalam konteks standar yang bersifat rules-based. Auditor yang berkualitas tinggi tidak berpengaruh terhadap keputusan manajemen untuk menggunakan manajemen laba riil dalam konteks standar yang bersifat rules-based. Manajemen laba akrual tidak berbeda signifikan pada tingkat proteksi investor yang berbeda ketika standar akuntansi bersifat principles-based.Tingkat proteksi investor memperkuat dampak standar rules-based terhadap keputusan manajemen untuk menggunakan aktivitas produksi atau kombinasi pengeluaran SGA dan aktivitias produksi untuk mencapai target laba.
The objective of this study is to examine national accounting standards prior to and after IFRS convergence to determine whether those standards are moving towards relatively more principles based standards. The results indicate that the number of rules based characteristics contained in the national standards of Hong Kong, Indonesia, Malaysia and Singapore increases significantly in the period of 1999 through 2013. Comparison of the level of rules based characteristics between national standards and IFRS reveals that the level of rules based characteristics contained in the standards of Indonesia, Malaysia, and Singapore is not significantly different from those of IFRS. Hong Kong, however, has significantly more rules based characteristics compared to IFRS.Empirical tests show that there is a positive association between principles based standards and accruals earnings management method. This positive association is weaker in firms audited by high quality auditors compared to firms audited by low quality auditors. With regard to real earnings management, this study provides evidence of higher real earnings management using production activities or a combination of SGA expenditures and production activities in the context of relatively more rules based standards. However, high quality auditors does not influence managers rsquo tendency to engage more in real earnings management as the accounting standards become relatively more rules based. Accruals earnings management are not significantly different for firms operating in strong versus weak investor protection as the accounting standards get relatively more principles based.In contrast, evidence on the incremental effect of investor protection regime on firms real earnings management is found on real earnings management through production activities or a combination of SGA expenditures and production activities.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2337
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Edelwis
Abstrak :
Laporan karya akhir ini membahas tentang pengaruh rotasi kantor akuntan publik terhadap kualitas audit dan biaya audit. Proksi untuk kualitas audit adalah manajemen laba yang diukur dengan akrual abnormal. Sampel penelitian ini adalah 619 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dalam periode 2013 - 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotasi kantor akuntan publik tidak berpengaruh kualitas audit. Hal ini dikarenakan kualitas audit lebih dipengaruhi oleh independensi auditor dan kompetensi auditor. Rotasi kantor akuntan publik juga tidak berpengaruh terhadap biaya audit baik normal maupun abnormal karena biaya audit yang dibebankan kantor akuntan publik pada setiap perusahaan pada dasarnya sama. Kata Kunci: Rotasi Kantor Akuntan Publik, Kualitas Audit, Biaya Audit, Manajemen Laba. ......This research discusses the effect of audit firm rotation on audit quality and audit fees. The proxy for audit quality is earnings management as measured by abnormal accruals. The sample of this research is 619 nonfinancial companies listed on Indonesia Stock Exchange in the period 2013 2016. The results show that the audit firm rotation does not affect the quality of audit. This is because audit quality is more influenced by auditor independence and auditor competence. The audit firm rotation also has no effect on the normal or abnormal audit cost because the audit fees charged by the audit firm on each company are essentially the same.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Dhelon Widaru Argantoro
Abstrak :
Penelitian ini meneliti pengaruh kualitas audit, efektivitas dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba pada emiten manufaktur antara periode 2009 hingga 2012 dengan ukuran perusahaan, leverage dan struktur kepemilikan sebagai variabel kontrol. Variabel dependen manajemen laba pada penelitian ini dibagi ke dalam dua yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Variabel independen kualitas audit diukur menggunakan hasil pemeriksaan PPAJP Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang akan memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kualitas audit. Variabel independen efektivitas dewan komisaris dan komite audit diukur berdasarkan daftar pertanyaan untuk mencari efektivitas keduanya berdasarkan informasi yang terdapat pada laporan tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil. Kualitas audit terbukti memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba akrual, namun berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba riil. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengawasan yang baik mampu menekan terjadinya manajemen laba. ......This study researched the influence of audit quality, effectiveness of board of directors and audit committee on earnings management in listed manufacturing companies from 2009 through 2012 with company size, leverage and ownership structure as control variables. The dependent variables, earnings management, in this study were divided into two categories which are accrual earnings management and real earnings management. The independent variable of audit quality was measured using review of PPAJP Kementerian Keuangan Republik Indonesia which considered giving better picture of audit quality. The independent variables of the effectiveness of board of directors and audit committee were measured using questionnaire based on annual reports information. The results showed that the effectiveness of board of directors and audit committee have a negative significant influence to accrual earnings management and real earnings management. Audit quality is proven to have a negative significant to accrual earnings management, while it has a positive significant influence to real earnings management. This result implies that proper supervision could prevent earnings management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.F. Christiningrum
Abstrak :
Penelitian ini menguji pengaruh strategi diversifikasi, tingkat penggunaan utang leverage , dan set kesempatan investasi IOS terhadap kinerja dan kualitas laba perusahaan multi segmen. Selain itu, akan diuji pula dampak keberadaan pelaporan segmen berdasarkan PSAK No.5 revisi 2000 dan kepemilikan keluarga terhadap hubungan antara strategi diversifikasi, leverage dan IOS terhadap kualitas laba perusahaan multi segmen. Pengukuran kinerja menggunakan excess value proksi kinerja pasar dan ROA proksi kinerja akuntansi . Kualitas laba diukur menggunakan manajemen laba akrual, manajemen laba transaksi riil dan koefisien respon laba. Ukuran tingkat diversifikasi menggunakan indeks herfindahl dan jumlah segmen perusahaan. Strategi diversifikasi terbagi atas diversifikasi related dan unrelated terhadap bisnis inti. Penelitian menggunakan sampel 120 perusahaan multi segmen 1320 firm years yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2000 ndash; 2010. Hasil uji menemukan semakin kecil jumlah segmen dan related dengan bisnis inti, semakin baik kinerja pasar dan kinerja akuntansi. Pengujian menemukan hubungan kuadratik antara strategi diversifikasi dan kinerja, yaitu bertambahnya jumlah segmen, setelah mencapai titik optimal tertentu akan menimbulkan efek diskon kepada nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan strategi multi segmen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual, namun berpengaruh positif terhadap manajemen laba transaksi riil melalui diskresi biaya produksi dan arus kas operasi abnormal . Pilihan untuk melakukan manajemen laba transaksi riil dipengaruhi oleh peningkatan jumlah segmen dan tingkat penggunaan utang serta kesempatan investasi.Pelaporan segmen menurunkan manajemen laba akrual dan transaksi riil di perusahaan dengan IOS tinggi. Namun pelaporan segmen tidak mampu menekan praktik diskresi biaya produksi dan arus kas operasi di perusahaan dengan banyak utang. Hasil ini menunjukkan pelaporan segmen berperan meningkatkan kualitas laba perusahaan multi segmen dengan kesempatan pertumbuhan tinggi, namun tidak pada perusahaan dengan utang yang tinggi.Kepemilikan keluarga menekan manajemen laba akrual di perusahaan yang meningkat jumlah segmennya. Sebaliknya, pada perusahaan dengan IOS tinggi, kepemilikan keluarga justru dapat mendorong diskresi akrual. Sebagian bukti menunjukkan adanya respon positif pasar terhadap pelaporan segmen di perusahaan dengan tingkat utang yang meningkat, namun respon negatif pasar pada perusahaan dengan IOS tinggi dengan kepemilikan keluarga yang mendominasi. ...... This study examines the impact of diversification strategies, the level of use of debt leverage and the investment opportunity set IOS on the performance and earnings quality of diversified firms. This research also examines the impact of segment reporting based on PSAK 5 revised 2000 and family ownership as moderating factors of the relationship between diversification strategy, leverage and IOS on the earnings quality of multi-segment corporations. Performance measurements using excess value a proxy of market performance and ROA a proxy of accounting performance are also discussed. Earnings quality is measured by accrual earnings management, real earnings management and earnings response coefficients. Diversification level is measured by Herfindahl index and number of corporate segments. The diversification strategies in this study are divided into 2 groups, namely related and unrelated diversification. Samples of this study are 120 multi-segment companies 1,320 firm years listed in Indonesia Stock Exchange for an 11-year period from 2000 to 2010.The test results indicate that the smaller the number of segments related to the core business, the better the market performance and accounting performance. The study also indicates that there is a quadratic relationship between diversification strategy and performance, i.e. increasing the number of segments, after reaching a certain optimum point will discount the value of the company. The results of the study also find that multi-segment strategy does not affect the accrual earnings of the firm, but a positive effect on real earnings transactions via discretionary costs of production and abnormal operating cash flow . The option to perform transactions in real earnings management is significantly influenced by the increase in the number of segments and the level of debts as well as the use of investment opportunities set IOS .Segment-reporting reduce the accrual earnings management and real earnings management in companies with high IOS. However, the segment reporting is not able to reduce the practice of discretionary of production costs and operating cash flow of the company with high indebtedness level. These results indicate that the segment reporting take an active part in improving the earnings quality of multi-segment companies with high growth opportunity, instead of companies with high level of indebtedness. The family ownership able to reduce accrual earnings management in companise with higher number of segments. In contrast, in companies with high IOS, family ownership is actually able to encourage discretionary accruals. The are some evidence of a positive market response to the segment reporting in companies with increasingly indebtedness level , but indicate a negative response of market for family-ownership-dominated companies with high IOS.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
D2512
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Dewi Ratnasari
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti hubungan CEO tenure terhadap manajemen laba. Penelitian ini berargumen bahwa CEO melakukan manajemen laba pada saat awal menjabat dibandingkan tahun tahun setelahnya. Selain itu variabel corporate governance juga diteliti sebagai variabel pemoderasi terhadap manajemen laba yang dilakukan pada saat awal menjabat. Sampel penelitian adalah 113 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004 2014. Penelitian ini menemukan adanya hubungan positif signifikanantara tahun awal CEO menjabat dengan manajemen laba akrual pada model Kothari 2005 dan hubungan negatif signifikan dengan manajemen laba riil pada model Roychowdhury 2006. Tahun awal merupakan tahun pertama CEO menjabat angka ini diambil dari nilai median sampel dibagi dua. Sebaliknya apabila melibatkan variabel corporate governance sebagai pemoderasi hubungan positif antara CEO tenure dan manajemen laba akrual menjadi tidak signifikan Untuk tahun terakhir CEO menjabat secara penuh tidak ditemukan hubunganyang signifikan namun ketika tahun awal dimasukkan sebagai kontrol hasilnya menjadi signifikan. ......This research examines changes in CEO's incentive to manage their firms reported earning during their tenure. Earnings management is found in the early year than in the later years of CEOs rsquo service and this relation is less pronounced for firms with greater external and internal monitoring with good corporate governance. The samples of this research are 113 non financial listed companies on Indonesian Stock Exchange in 2004-2014 periods. The results show a significant positive correlation between early year of CEO served with accrual earning management on Kothari's model 2005 and a significant negative correlation with real earning management on Roychowdhury model 2006. Early year is the year which median sample of CEO tenure divided in two Conversely if corporate governance was included as moderating variables the relationship becomes insignificant on accrual earning management Accrual and real earning management is found in CEO's final year but this result obtained only aftercontrolling early year of service.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Geraldina
Abstrak :
This study aims to examine the effect of accrual or real earnings management on the possibility of companies involved in tax shelter activities by using Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (notice of tax deficiency) as a proxy to measure the tax shelter. By using a sample of companies who received Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (notice of tax deficiency) in manufacturing industry and listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2001-2010, this study finds that the company tends to favor accrual earnings management for decreasing possibility of aggressive tax shelter activities. This finding is not supporting the hyphotesis. Real earnings management via abnormal operating cash flows and abnormal discretionary production increasing possibility of aggressive tax shelter activities. Both findings are supporting the hypothesis. This study also finds that both practices of accrual earnings management or real earnings management have substitute effect in explaining the possibility of companies involved in tax shelter activities.

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba akrual atau manajemen laba riil terhadap kemungkinan perusahaan terlibat dalam aktivitas tax shelter dengan menggunakan sanksi pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk mengidentifikasi perusahaan yang terindikasi melakukan aktivitas tax shelter. Dengan menggunakan sampel perusahaan yang menerima dan mendapatkan ketetapan final SKPKB pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010, hasil penelitian menunjukkan perusahaan cenderung menggunakan manajemen laba akrual untuk menurunkan kemungkinan perusahaan terlibat dalam kegiatan tax shelter. Temuan tersebut tidak sesuai dengan dugaan penelitian. Temuan yang sesuai dengan dugaan penelitian adalah manajemen laba riil melalui diskresi arus kas operasi dan biaya produksi menaikkan kemungkinan perusahaan terlibat dalam kegiatan tax shelter. Studi ini juga menemukan bahwa penggunaan manajemen laba akrual atau riil dalam aktivitas tax shelter dapat saling bersubstitusi.
STIE Indonesia Banking School, Program Studi Akuntansi , 2013
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handarini
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil terhadap yield spread obligasi. Praktik manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan discretionary accrual yang dikembangkan oleh Kothari (2005). Semantara itu, manajemen laba riil pada penelitian ini diukur dengan pengukuran manajemen laba riil yang telah dikembangkan oleh Roychowdhury (2006). Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data panel unbalance dengan jumlah observasi sebanyak 159 observasi. Jumlah observasi tersebut terdiri dari 78 sampel obligasi yang diterbitkan oleh 34 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba akrual berpengaruh positif terhadap yield spread obligasi. Sementara itu, CFO abnormal dan biaya diskresioner abnormal yang merupakan komponen pengelolaan manajemen laba riil diketahui berpengaruh negatif terhadap yield spread. Hal ini mengindikasikan bahwa bondholders menyadari tindakan manajemen laba akrual sebagai tindakan oportunis, sehingga meningatkan risiko dan menuntut pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bondholder belum mampu mengetahui dampak negatif manajemen laba melalui aktivitas riil.
This research aimed to know the effect of accrual earnings management and real earnings management on bond yield spreads. Accrual earnings management in this research measured by discretionary accrual Kothari model. While real earnings management measured by real earnings management models that were developed by Roychowdhury (2006). Hypothesis testing of this research used panel regression with 159 observations. Observations in this research consist of 78 bonds sample from 34 companies that are listed at Indonesia Stock Exchange since 2009 until 2014. The result of this research showed that accrual earnings management has positive effect on yield spread. Whereas, abnormal CFO and abnormal discretionary expenses that measured real earnings management have negative effect on yield spread. These result implied that bondholders perceive accrual earnings management as opportunistic behavior that increased risk factor and thus required high return (yield). However, bondholder have not realized the negative effect of real earnings management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Murtiati
Abstrak :
Tujuan dari pembuatan tesis ini adalah untuk melihat pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil melalui aliran kas abnormal, biaya produksi abnormal dan biaya diskresioner abnormal, terhadap probabilitas kelayakan mendapatkan kredit bank. Uji hipotesa dilakukan dengan model regresi logistik, dengan sampel sebanyak 285 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Hasil uji hipotesa menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif manajemen laba akrual dan pengaruh negatif manajemen laba riil melalui aliran kas abnormal dan melalui biaya diskresioner abnormal terhadap probabilitas kelayakan mendapatkan kredit bank. Dan pengaruh positif manajemen laba riil melalui biaya produksi abnormal terhadap probabilitas kelayakan mendapatkan kredit bank. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bila manajemen laba dilakukan untuk tujuan oportunistik maka manajemen laba akrual dapat berakibat pada analisis kredit yang terdistorsi karena menggunakan laporan keuangan. Manajemen laba riil berdampak pada arus kas dan bank sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas. Sehingga penelitian ini mengindikasikan bahwa bank mampu mendeteksi manajemen laba riil, kecuali pada manajemen laba riil melalui biaya produksi abnormal.
The objective of this study is to examine whether the firm?s eligiblity to get a bank loan is influenced by earnings management. The earnings management is distinguished between accruals and real earnings management. Hypothesis testing is carried out with logistic regression model using sample of 285 companies listed at Indonesian Stock Exchange in 2010. The result provides evidence that a greater magnitude in accrualss earnings management increases the firm?s probability to be eligible to get bank loan. In contrast, real earnings management through abnormal cash flow and abnormal discretionary expenses decrease firm?s probability to be eligible to get bank loan, while real management through abnormal production cost increases such probability. The result of this study suggests that if the earnings management is assumed to be opportunistic purpose, the accruals based earnings management can distort the banks credit analysis using financial statements. Real earnings management has more impact on the cash flows, and banks are very concerned on the firm?s cash flow ability. Therefore, this study indicates that banks are more able to detect real earnings management, except abnomal production cost in real earning management.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T55438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akib Panduarbyanto
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh koneksi politik terhadap substitusi/trade off antara real earnings management dan accrual earnings management. Selanjutnya penelitian ini juga membahas tentang pengaruh kepemilikan keluarga dalam memoderasi hubungan antara koneksi politik dengan substitusi/trade-off antara real earnings management dan accrual earnings management. Penelitian dilakukan atas perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa koneksi politik berpengaruh positif terhadap tingkat real earnings management. Perusahaan juga terbukti melakukan trade-off antara accrual earnings management dengan real earnings management. Selanjutnya, jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki koneksi politik, perusahaan dengan koneksi politik memiliki kecenderungan untuk melakukan trade-off dan mensubstitusikan antara accrual earnings management dengan real earnings management. Perusahaan dengan koneksi politik juga terbukti cenderung untuk menggunakan kombinasi real earnings management yang tinggi dan accrual earnings management yang rendah. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam memoderasi hubungan trade-off antara accrual earnings management dengan real earnings management pada perusahaan dengan koneksi politik. Selanjutnya, hasil penelitian tidak menunjukkan adanya pengaruh moderasi dari kepemilikan keluarga terhadap hubungan trade-off antara accrual earnings management dengan real earnings management pada perusahaan dengan koneksi politik. ...... This study aims to investigate the influence of political connection against the trade-off between real earnings management and accrual earnings management. This study also aims to determine whether family ownership has moderating effect on relationship between political connection and the trade-off between real and accrual earnings management. Using sample of manufacturing company listed on Indonesia Stock Exchange between 2011-2015, this study finds that political connection has positive impact on real earnings management. This study also find that firms substitutes between real and accrual earnings management. Furthermore, compared with non-connected firms, connected firms are more likely to substitute accrual earnings management for real earnings management. This study also found the tendency for connected firms to use a combination between high level of real earnings management and low accrual earnings management. This study also finds that family ownership do not have moderating effect on the trade-off between accrual earnings management and real earnings management on connected firms.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library