Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pesiwarissa, Darcel Anadona Indria
"Krisis perbankan tempo lalu ternyata menjadi pelajaran yang berharga bagi kalangan perbankan, termasuk pihak pemegang otoritas perbankan, yakni Bank Indonesia (BI). Hikmah dari kejadian tersebut adaiah semua pihak menjadi mawas diri untuk bekerja lebih baik dan profesional pada masa mendatang. Sebelum krisis, unsur pengawasan tidak dilakukan secara optimal dan para pelaku perbankanpun tidak memperhitungkan berbagai macam faktor risiko bisnis.
Namun setelah itu, BI sebagai koordinator perbankan nasionalpun mulai mengkaji dart menata kembali industri yang telah dihantam badai yang paling dahsyat, yang selama ini belum pernah terjadi dalam sejarah perbankan nasional. Pada awal Januari 2004 BI menerbitkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan sebuah program menyeluruh yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh kalangan perbankan hingga 2010.
Ada delapan pilar API yang mesti dilaksanakan oleh para pelaku bisnis perbankan. Salah satu pilar antara lain menyebutkan tentang perlunya manalemen risiko (risk nianagenrent) bagi kalangan perbankan. Pemberlakuan ketentuan BI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang mewajibkan bank memasukkan faktor risiko operasional ke dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum diharapkan dapat memperkuat sistem pengawasan perbankan secara menyeluruh.
Dalam rangka menerapkan manajcmen risiko operasional secara efektif, maka bank "X" harus mampu mengidentifikasi risiko operasional dan mengukurnya. Hasil identifikasi risiko operasional digambarkan pada LEDB berupa kejadian kerugian (loss event), penyebab kerugian dan dampak dari kejadian kerugian dalam jumlah uang.
Untuk keperluan pengukuran risiko operasional mula-mula dilakukan pengumpulan data kerugian dari LEDB. Selanjutnya data disaring untuk keperluan penelitian dan dianalisis secara statistic. Data kerugian dan data observasi jumlah kejadian kerugian digunakan sebagai dasar pembuatan severity of loss probability model dan frequency of loss probability model.
Kedua model tersebut diuji masing-masing dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Chi-Square. Berdasarkan uji model tersebut dipilih Exponential distribution dan Poisson distribution.
Selanjutnya, guna pengukuran risiko operasional dilakukan simulasi Monte Carlo. Untuk itu dilakukan penetapan asumsi-asumsi bagi setiap jumlah kerugian dan jumlah kejadian kerugian. Penetapan asumsi tersebut dilakukan terhadap setiap angka kerugian dan jumlah kejadian kerugian. Angka jumlah kerugian diasumsikan mengikuti Exponential distribution, sedangkan angka jumlah kejadian diasumsikan mengikuti Poisson distribution. Setelah itu ditetapkan forecast atau output yang diharapkan.
Hasil simulasi Monte Carlo adalah aggregate loss distribution. Berdasarkan distribusi kerugian hasil simulasi tersebut dilakukan perhitungan OpVaR, yang besarnya adalab Rp. 17.613.014.530,- (95th percentile) dari Rp. 31.151.154.671,- (99th percentile).

Banking crisis in Indonesia has indeed become a worthy lesson for bankers, including Bank Indonesia as monetary authority. The crisis has encouraged related parties to be more prudent and professional in the future. Supervision has not been done properly before banking crisis occurred and business risks have not been wholly considered.
Then, Bank Indonesia began to review and rebuild the banking industry in Indonesia. In the beginning of 2004, Bank Indonesia issued Indonesian Banking Architecture (API), a comprehensive program aimed to be guidance for bankers until 2010.
API introduces 8 pillars which must be accomplished by bankers. One of them states a need for risk management in banking industry. BE regulation No. 5/8/PBI/2003 regarding Risk Management Accomplishment for Banks, requesting banks to consider operational risk in the calculation of minimum capital requirement is expected to strengthen the control system in banking as a whole.
For the purpose of effective operational risk management, bank "X" must be able to identify operational risk and measure it: The identification of this risk is reported in Loss Event Data Base (LEDB).
To measure the risk, data of losses are gathered from LEDB, The data, consisting of loss amounts and frequency of losses are then used to establish severity of loss probability model and frequency of loss probability model. Both models are tested using Kolmogorov-Smimov Test and Chi-Square Test. Based on those tests, Exponential distribution and Poisson distribution are consecutively chosen as Severity of loss probability model and Frequency of loss probability model.
For the purpose of risk measurement, Monte Carlo simulation is done. Before doing this simulation, certain assumptions are established for each loss amount and each loss frequency.
The result of this simulation is aggregate loss distribution. Based on the distribution, Operational Value at Risk (OpVaR) is Rp. 17,613,014,530.00 (95th percentile) and Rp. 31,151,154,671.00 (99th percentile).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Bramantyo
"PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing merupakan salah satu perusahaan pembuat motor. Untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas sehingga perlu diperhatikan faktor pelatihan dan motivasi pelatihan. Adanya program pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan menjadi sangat penting bagi karyawan staff kontrak. Karyawan staff kontrak yang harus beradaptasi terhadap perubahan memerlukan pelatihan untuk memperbaharui kemampuan mereka.
Dalam sejumlah keadaan, pelatihan yang efektif sering menghasilkan tercapainya penguasaan keterampilan yang lebih. Sementara itu, motivasi pelatihan bagi karyawan staff kontrak menjadi sangat penting sebab ini berhubungan dengan apa yang mendorong bagi seseorang agar bekerja labih baik. Salah satu hal yang menjadi pendorong karyawan staff kontrak adalah pemenuhan kebutuhan baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun pemenuhan kebutuhan pribadinya. Dengan motivasi pelatihan yang tepat para karyawan staff kontrak akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pelatihan (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Penguasaan Keterampilan kerja (Y) pada PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Populasi dari penelitian ini adalah para karyawan staff kontrak yang ada pada PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing yang berjumlah 51 dan Sampel yang digunakan berjumlah 51 orang. Skala pengukurannya menggunakan tipe Skala Likert. Pada analisis data menggunakan uji spearman rank dan uji korelasi berganda.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa Pelatihan berhubungan positif terhadap penguasaan keterampilan kerja. Pengaruh yang diberikan adalah sebesar 27.14%. Variabel motivasi pelatihan berhubungan positif terhadap penguasaan keterampilan kerja. Hubungan yang diberikan adalah sebesar 30.14%.
Berdasarkan hasil penelitian ini Pimpinan PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing perlu memperhatikan motivasi terutama pada motivasi dari calon tenaga kerja yang siap untuk mengikuti program pelatihan yang diberikan oleh PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Perusahaan juga perlu perlu meningkatkan program pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Peningkatan yang perlu dilakukan pada program pelatihan yang bukan hanya bersifat OJT (On Job Training).

PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing represent one of motor manufacturing. To create candidate which with quality so that require to be paid attention training and training motivation Existence of training program done by company become of vital importance to contract employee. Contract employee must adapt to change need training to innovate ability of them.
In a number of situation, effective training often tired yielding of domination of more skill. Meanwhile, motivate to contract employee become importance because this relate to what pushing to someone working very good. One of the matter becoming impeller to contract employee is accomplishment of requirement both for relating to its work and also accomplishment of requirement of person. With correct motivation contract employee will impel to do as maximum in executing its duty This research aim to know influence of Training variable (X1) and Motivation (X2) to work skill (Y) at PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Population of this research is office contract employee which obtaining training at PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing amounting to 51 and Sample the used to amount to 51 people. its Scale Measurement use Scale type of Likert. Data analysis use test rank spearman and double regression.
Pursuant to result of data analysis known that Training have an effect on positive to work skill. Influence the given is 27.14%. Motivation variable have an effect on positive to work skill. Influence the given 30.14%.
Pursuant to result of this research Head of PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing require to pay attention motivation especially motivation of readily contract employee to follow training program given by PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Company also require to need to improve training program carried out by company. Increase for training program not from OJT (On Job Training)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantoro Rusca Putra
"ABSTRAK Perawat merupakan profesi yang memiliki tingkat stres tinggi dan berisiko burnout. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap burnout perawat pelaksana. Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu yaitu pengembangan model yang diawali dengan penelitian kuantitatif tentang persepsi perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja dan burnout. Model kemudian dikembangkan dengan cara melakukan uji statistic pemodelan, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap kedua yaitu uji coba model untuk menentukan pengaruh terhadap burnout. Penelitian tahap dua merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain post test with control group. Perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 485 perawat untuk tahap 1,  85 perawat kelompok intervensi dan 85 perawat kelompok kontrol untuk tahap 2. Hasil penelitian tahap satu diketahui perilaku caring kepala ruangan , beban kerja, kendali, penghargaan mempengaruhi kelelahan emosional (p<0.005) dan dihasilkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya penurunan skor kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya penurunan pencapaian prestasi secara signifikan (p<0.001) dibandingkan skor awal. Kesimpulan hasil penelitian yaitu model lingkungan kerja perawat berbasis caring menurunkan gejala burnout pada perawat dan direkomendasikan digunakan oleh kepala ruangan dalam pengelolaan lingkungan kerja.

ABSTRACT
Nurses are professions that have high stress levels and cause susceptibility to burnout. The purpose of this reserach is to develop a nurse work environment based on caring model and identify its effectiveness on burnout among nurses. This study conducted in two stages. First stages acknowledge constructing a model by integrating the results of quantitative study about perception of work environment and burnout among nurses. Model was developed using statistic modeling test, literature review, and expert review. The second stage identified the influence the model on reducing burnout. The second stage of this study used quasi experimental research using post test with control group design. The number of nurses who participated in this study is 85 nurses in intervention group and 85 nurses in control group. The results of the first stage study found that the nurse manager caring behavior (p=0.0001), workload (p=0.0001), control (p=0.0001), rewards (p=0.004) affect emotional exhaustion. The second stage of research proved the significant decrease in emotional exhaustion, depersonalization, and increase personal accomplishment (p=0.0001) after intervention compared with in control group. The conclusion of the research is that nurses work environment based on caring models reduce symptoms of burnout in nurses and it is recommended for use by the nurse manager in managing the work environment.

 

Keyword: nurses work environment based on caring mode; emotional exhaustion; depersonalization; reduce personal accomplishment.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2576
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Widian
"ABSTRAK
Dalam menjaga kedaulatannya, Indonesia membutuhkan kekuatan militer yang dapat digunakan untuk melindungi dan mengendalikan wilayahnya yang luas. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia mencoba membangun kekuatan militernya melalui Rencana Strategis Minimum Essential Force MEF . MEF sendiri dibagi menjadi beberapa tahap dalam proses pencapaiannya yaitu tahap I 2009 ndash; 2014 , tahap II 2015 ndash; 2019 , dan tahap III 2020 ndash; 2024 . Namun, proses pencapaian MEF, khususnya MEF tahap II, mengalami hambatan. Hal tersebut terlihat pada kurang terpenuhinya anggaran pertahanan dan pengadaan persenjataan dari target MEF tahap II. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menganalisis faktor yang menghambat pencapaian target MEF tahap II. Dalam menjelaskan hal tersebut, penelitian ini akan menggunakan kerangka analisis strategic culture yang terdiri dari variabel sejarah dan geografi. Lebih lanjut, kedua variabel tersebut terbagi menjadi beberapa indikator yang akan menjadi penjelasan faktor penghambat pencapaian target MEF tahap II. Faktor penghambat dari variabel sejarah itu sendiri termasuk terdapatnya dominasi TNI AD dan banyaknya persenjataan darat, terdapatnya persepsi ancaman internal, serta kecenderungan TNI yang berpolitik. Kemudian, faktor penghambat dari variabel geografi ialah besarnya beban wilayah yang harus dilindungi oleh Indonesia, serta anggaran pertahanan yang kurang mencukupi. Pada akhirnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan dalam mengatasi permasalahan pencapaian target MEF.

ABSTRACT<>br>
In maintaining its sovereignty, Indonesia needs military power to protect and control its large territory. Based on that reason, Indonesia has tried to build its military power through strategical plan called Minimum Essential Force MEF . The MEF itself is divided into some phases which includes phase I 2009 ndash 2014 , phase II 2015 ndash 2019 , and phase III 2020 ndash 2024 . However, the accomplishment of MEF, especially MEF phase II, is hampered because of some obstacles. The unfulfilled defense budget and weaponry procurement are the prove of those obstacles. Therefore, this paper attempts to analyze the factor which hamper the accomplishment of MEF phase II. To explain that, this paper uses strategic culture analytical framework which composed by history and geography variables. Furthermore, these variables will be divided into some indicators that act as the hampering factor. The hampering factors from history variable includes the dominance of TNI AD Indonesian Army and high quantities of land weaponry, the perception of internal conflict, and the tendency of TNI Indonesia National Army involvement in politics activity. Then, the hampering factors from geography variable are the burden of territory that needs to be protected by Indonesia, and insufficient defense Budget. In the end, this paper is expected to give recommendation to policy makers to resolve the problem of MEF phase II accomplishment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diwa Agus Sudrajat
"Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mendorong profesi perawat untuk lebih memahami dan menyadari terhadap berbagai aspek hukum yang mengatur praktik keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara karaktersitik dan pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan hak-hak pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap. Jumlah sampel dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi adalah 106 perawat pelaksana. Analisa hubungan variabel dilakukan melalui uji koefisien korelasi Pearson dan t test.
Hasil penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi menunjukkan, pemenuhan hak-hak pasien sudah baik; perawat pelaksana mayoritas berusia produktif, berpendidikan DIII Keperawatan, jenis kelamin perempuan, dan mempunyai lama kerja rata-rata 7,35 tahun; pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan masih rendah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik dan pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan hak-hak pasien. Rekomendasi untuk meningkatkan pemenuhan hak-hak pasien oleh perawat pelaksana melalui, pelatihan tentang hak-hak pasien, evaluasi sistem penilaian kerja, dan supervisi terhadap perawat laki-laki. Meningkatkan pemahaman dan penerapan aspek hukum praktik keperawatan melalui penerapan berbagai aspek hukum praktik keperawatan, pelatihan aspek hukum, pendidikan berkelanjutan, dan melengkapi fasilitas perpustakaan. Disarankan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan aspek legal praktik keperawatan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemenuhan hak-hak pasien melalui metode observasi langsung dan melibatkan pasien sebagai responden.

Increasing of public awareness to the rights to get a quality health service pushes a nurse profession to be more comprehensive and realize of various law aspects which arranging nursing practice. This research is a descriptive research by a cross sectional design which aiming to get describing of relationship between nurse characteristic and knowledge concerning law aspect of nursing practice and accomplishment of patient rights at inpatient room at Islamic Hospital of Jakarta in Pondok Kopi. These research populations are all nurses providers at inpatient room. Amount of samples in this research which fulfill inclusion criterion are 106 nurses providers at inpatient room. Analysis of variable relationship was done by coefficient test of Pearson correlation and t-test.
Research result of inpatient room at Islamic Hospital of Jakarta in Pondok Kopi indicated that accomplishment of patient rights was satisfied; majority of nurses providers were productive age; education of Nursing Diploma III, woman gender, and mean of job period was 7,35 years; knowledge of nurse provider concerning law aspects of nursing practice were still low. This research concluded that there was no relationship between nurse characteristic and knowledge concerning law aspects of nursing practice and accomplishment of patient rights. Recommendation on improve accomplishment of patient rights of nurses providers by training of patient rights, system evaluation of job performance and supervising of man nurse. Improving understanding and implementing law aspects of nursing practice by implementation various aspects of nursing practice, law aspects training, continue education and equipping library facility. It was suggested for researching factors which effected growth of legal aspect of nursing practice and the other factors which effected accomplishment of patient rights by observation method directly and participating patient as respondent."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library