Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnaeni Ujiarto
Abstrak :
Tesis ini tentang pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian. Permasalahan dalam tesis ini adalah pada pelaksanaan kegiatan pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian. Sedangkan yang dijadikan fokus tesis ini adalah fugsi pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian sebagai penanaman nilai-nilai kebudayaan organisasi Polri kepada para Taruna Akademi Kepolisian, agar mereka dapat menjadi petugas kepolisian yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan polisi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Dengan cara mengamati gejala-gejala yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari Taruna Akademi Kepolisian dan pengasuh di lingkungan kesatrian Taruna. Untuk memperoleh suatu pemahaman yang mendalam terhadap obyek penelitian yang diamati, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan cara (1) pengamatan, (2) pengamatan terlibat, (3) kajian dokumen, dan (4) wawancara. Hasil studi menunjukan bahwa kegiatan pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian, merupakan transformasi nilai-nilai kebudayaan kepolisian kepada Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka melaksanakan tugas pendidikan sebagai calon Perwira Polri. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata lingkungan pendidikan Perwira Polri di Akademi Kepolisian selain mengemban fungsi pengajaran dan latihan atau pendidikan yang memberikan transformasi ilmu pengetahuan atau transfer of knowledge, dan ketrampilan atau trartfer of skill; mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap transformasi nilai-nilai atau norma-nomia atau tranfer of value, kepada para siswanya yaitu Taruna Akademi Kepolisian. Sehingga hal-hal positif dan negatif dapat tertanam dalam diri para Taruna yang selama tiga tahun menjalankan pendidikannya. Tindakan atau perilaku yang diwujudkan oleh petugas kepolisian khususnya Perwira Polri lulusan Akademi Kepolisian tersebut, bisa merupakan pengaruh dari kewenangan yang dimilikinya, doktrin-doktrin dan nilai-nilai yang telah tertanam di dalam setiap individu anggota Polri semenjak dalam masa pendidikan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 1987
R 001.305 PRO LXXII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Syjuco, Jose G.
Queson City: Ne Day, 1977
370.599 Syj m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Massachusetts : American Academy of Arts and Science
050 PAA 85 (1955-58)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Chairuna M. B.
Abstrak :
Akademi Keperawatan Depkes Palembang didirikan tanggal 3 Maret 1968 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 73/Pend/1968 tanggal I Februari 1968, dan persetujuan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Sumatera Selatan Nomor Sekr 1612288 tanggal 15 Juli 1968 yang beralamat di jalan Merdeka No. 76-78 Palembang. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan Akademi Keperawatan Depkes Palembang, ditemukan masalah penelitian yaitu belum adanya perencanaan strategic Akademi Keperawatan Depkes Palembang periode tahun 2001- 2005. Tujuan penelitian ini adalah dirumuskannya perencauaan strategic untuk penyelenggaraan pendidikan Akademi Keperawatan Depkes Palembang tahun 2001 - 2005. Penelitian ini adalah penelitian operasional dengan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Proses penelitian meliputi pengumpulan data lingkungan eksternal dan lingkungan internal, lalu dilakukan analisis data, kemudian dilanjutkan dengan penetapan tujuan jangka panjang, penetapan strategi dan penetapan strategi yang menjadi prioritas utama. Hasil penelitian pada analisis tahap I, didapatkan nilai pada external factor evaluation (EFE) matriks adalah 2,76. Sedangkan nilai pada Internal Factor Evaluation (LIE) matriks sebesar 2,61. Selanjutnya pada analisis tahap II, berdasarkan TOWS matriks Akademi Keperawatan Depkes Palembang termasuk dalam strategi SO yaitu future quadrant dengan strategi related diversification, vertical integration, market development, product development, dan penetration.. Sedangkan pada lE matriks Akademi Keperawatan Depkes Palembang terletak pada set V. Strategi yang dianjurkan adalah hold and maintain dengan strategi market penetration dan product development. Dari kedua hasil analisis di atas, maka strategi yang dipilih adalah product development dengan 8 strategi, dan market penetration dengan 6 trategi. Berdasarkan hasil analisis tahap III, dari perhitungan QSPM didapat nilai TAS untuk product development 5,61 dan market penetration 5,25, maka product development mendapat prioritas utama. Berdasarkan perhitungan TAS, dari 8 strategi product development ditetapkan prioritas utama strategi adalah melengkapi sarana laboratorium dan perpustakaan (TAS = 5,31). Untuk meningkatkan proses pembelajaran pada Akademi Keperawatan Depkes Palembang. Sedangkan dari. 6 strategi market penetration ditetapkan prioritas utamanya adalah membuat Promosi SMU/ SPK (TAS = 5,52) dalam rangka upaya meningkatkan penyerapan pelanggan terhadap lulusan yang dihasilkan. Saran yang dapat penulis kemukakan yang menyangkut kebijakan dan teknis adalah tingkatkan kuantitas dan kualitas sarana laboratorium dan perpustakaan, tingkatkan pemasaran, kemampuan organisasi, dan manajemen Akademi Keperawatan, serta tingkatkan kualitas tenaga pengajar, instruktur untuk mendukung peningkatan kualitas Akper Depkes Palembang.
Strategic Planning Academy of Nursing Health Department of Palembang Year 2001 to 2005. Nursing Academy of Health Department of Palembang was established on 3rd of March 1968 by the decree of Health Minister number 73/ Pend /1968 dated 1st of February 1968, and the approval of Governor of South Sumatera Province number 16 l 2288 dated 5th of July 1968. This academy was on Merdeka street number 76 --78 Palembang. The problem of this research was the strategic planning of this academy of the period 2001 to 2005 hasn't available yet. The purpose of this research was to formularize the Strategic Planning for education fluency in nursing academy of Department of Health of Palembang, year 2001 to 2005. This is an operational research which used both qualitative and quantitative method. The data was collected by using interviews and observations. The process of this research including data from external and internal environment. The data was analyzed then followed by formularization of long term objectives, chose strategy and the first priority of the chosen strategy. The result showed that at the first stage of analysis, the value of external factor evaluation (EFE) on the matrix was 2,76 while the value of internal factor evaluation (IFE) was 2,61. At the second stage, according to tows matrix, this academy should include WO strategic of internal fix it quadrant which were consist of retrenchment, enhancement market development, product development, vertical integration and related diversification. Based on IE matrix, this academy was in set V. The suggested strategies was hold and maintain as well as market penetration and product development. According to the two analysis, the chosen strategies were product development with strategies and market penetration with 6 strategies. Based on the result of third stage of analysis, from the calculation of QSPM, the value of TAS for product development was 5,6 and market penetration was 5,25 therefore- product development become the first priority. Based on TAS calculation, from 8 strategies of product development, the first priority was completing laboratory facility and library (TAS = 5,31) in order to improve education process at nursing academy of Department of Health of Palembang. Meanwhile, from 6 strategies of market -penetration, the first priority was making promotion to SMU/SPK (TAS = 4,94) in order to enhance the absorption of graduated. Considering the result of this study, I suggest to improve quality and quantity of laboratory facilities, library, marketing, organization capability and management of this nursing academy as well as the quality of educators and instructors to increase the quality of nursing academy Health Department Palembang. References : 25 (1998 - 2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
Abstrak :
Tenaga keperawatan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan yang didapat melalui pendidikan dibidang keperawatan (Undang-Undang No 23 Tahun 1992). Akademi Keperawatan merupakan institusi yang mendidik tenaga keperawatan. Di Provinsi Banten terdapat lima institusi Akademi Keperawatan. Jumlah tenaga keperawatan sebagaimana di Indonesia secara keseluruhan masih kurang dan distribusinya tidak merata, demikian pula di Provinsi Banten. Adapun yang menjadi masalah ialah kendati tenaga keperawatan masih dibutuhkan baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri, peminat untuk mengikuti pendidikan di bidang ini relatif masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang sudah diprediksi seperti umur, jenis kelamin, minat terhadap profesi perawat, persepsi lapangan kerja, persepsi pendidikan lanjut, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengaruh keluarga, informasi pendidikan, prestasi belajar di sekolah asal dan asal sekolah dari mahasiswa Akademi Keperawatan dengan keputusannya-untuk memilih mengikuti pendidikan Akademi Keperawatan. Penelitian ini dilakukan di seluruh Akademi Keperawatan di Provinsi Banten tahun 2002. Penelitian ini non eksperimental dimana datanya bersifat primair dan dikumpulkan secara potong lintang (cross sectional). Sedangkan sampel penelitian diambil dari populasi mahasiswa tingkat satu dari lima institusi Akademi Keperawatan di Provinsi Banten berjumlah 170 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Data diolah dengan bantuan komputer. Analisis univariat dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari semua responden, lebih dari setengah memiliki minat tinggi untuk masuk Akademi Keperawatan (53,5%). Dari analisis bivariat, didapatkan 3 variabel yaitu variabel umur (p value=0,017), variabel pendidikan orang tua (p value=0,014) dan variabel pengaruh keluarga (p value= 0,031), yang mempunyai hubungan secara statistik bermakna untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan. Sedangkan variabel jenis kelamin, persepsi lapangan kerja, persepsi pendidikan lanjut, pekerjaan orang tua, informasi pendidikan, prestasi belajar dan anak sekolah tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan keputusan mengikuti pendidikan Akper. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menemukan 6 variabel yang memiliki p value <0,25 yaitu variabel umur (p=0,010), minat (p=0,142), persepsi kerja (p=0,104), pekerjaan orang tua (p O,149), pengaruh keluarga (p-0,025) dan prestasi belajar/NEM (p=0,169). Setelah dilakukan analisis ternyata ada 3 variabel (umur, persepsi kerja dan pengaruh keluarga) secara statistik signifikan dengan keputusan untuk mengilkuti pendidikan Akademi Keperawatan. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan seseorang untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan, maka penelitian ini juga dapat memberi saran terutama kepada Pusdiknakes dalam membuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru perlu persyaratan yang lebih luas tidak hanya STTS dan tinggi badan. Perlu dilakukan pemeriksaan psikologis dan membuat buku panduan/informasi tentang pendidikan kesehatan, bahkan melakukan promosi melalui media cetak maupun elektronik masih dibutuhkan. Untuk institusi pendidikan Akper agar dalam penerimaan mahasiswa baru memberikan informasi yang memadai sedini dan seluas mungkin dan melakukan pemeriksaan psikologis. Untuk mensosialisasikan profesi keperawatan perlu menyebarluaskan buku panduanlinformasi pendidikan perawat dengan bekerja sama dengan asosiasi profesi perawat. Untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih representatif perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain yang berbeda sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan seseorang memilih mengikuti pendidikan Akademi Keperawatan. Daftar pustaka : 36 (1976-2001)
Background Factors of Decision at Nursing Academy in Banten Province Year 2002 Nursing personnel is someone equipped with knowledge and skills in nursing field obtained through education in nursing discipline (Government Regulation No. 23 1992). Nursing Academy is an institution which educate nursing personnel, there are five Nursing Academy in Banten Province. In general, there is a lack of nursing personnel and the distribution is unequal. That problem also occurred in Banten Province. One cause of this problem is lack of willingness to attend nursing education despite its high demand both nationally and internationally. The aim of this study is to understand the relationship between predictable factors such as age, sex, aspiration toward nurse profession, perception toward job, perception toward higher education, parents' education, parents' job, family influence, educational information, previous educational achievements, and previous school and the decision to attend the education in nursing academy. This study was conducted in five nursing academies in Banten Province in the year 2002. Design of this study is non experimental with primary data collected cross-sectionally. Sample was 170 first year students from five nursing academies in Banten Province. Data collected by questionnaires and analyzed by using computer. Univariate analysis showed that more than half (54.1%) of respondents had relevant decision to attend nursing academy. Bivariate analysis shows that there are 3 variables, that are age (p value-0.007) pwnts' education (p value=0.075), Arid family influence (p value=0.031), associated with aspiration td attend the educaaidh at nursing academy. On the other hand, the variables of sex, work field perception, advance education perception, parents' occupation, educational information, school achievements, and school graduating had no significant statistic relationship on decision to attend nursing academy. Multivariate analysis using logistic regression resulted in 6 variables with p value 0.25, that are age (p value= 0.075), interest (p value=0.142), working perception (p value=0.104), parents' occupation (p value-0.149), family influence (p value=0.025), and educational achievements (p value-0.169). Further analysis shows there are 3 variables (age, working perception, and family influence) that are statistically significant with aspiration to attend education in nursing academy. This was in accordance to fact that nursing profession was widely perceived as females profession, thus it is heavily biased by gender. The results of this study lead to suggestions, especially for Pusdiknakes as to extend the conditions of entry for nursing academy, not just limited to previous school certificate and predetermined height as usually applied. There is a need to conduct a psychological testing and providing guide and information book on health education even promoting using mass media and electronics still needed. In the field of nursing education, nursing academics should provide early information, conduct psychological test, and socializing information on nursing profession by distributing guide/information book on nursing education. To draw a more representative conclusion, further research using different design is necessary. Thus more information about factors that influence decisions to attend nursery academy could be collected.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Fahmi Mubarok
Abstrak :
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis revitalisasi pola pengasuhan taruna akademi kepolisian berbasis teknologi informasi pada lembaga pendidikan dan pelatihan Polri. Upaya pola pengasuhan taruna akademi kepolisian berbasis teknologi informasi menjadi penting dilakukan, mengingat berbagai tantangan global yang mengharuskan para siswa akpol adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil Penulisan ini menjelaskan bahwa pertama, kondisi faktual pengasuhan taruna Akpol sebelum tahun 2022, pola pengasuhan belum berjalan secara maksimal karena berbagai faktor, diantaranya kurangnya jumlah pengasuh, adanya pengasuh yang kurang kompeten, pengasuh belum seluruhnya mendapatkan pelatihan dasar, masih adanya tradisi kekerasan serta pola hidup hedonism para Taruna Akademi Kepolisian dan tidak adanya pedoman pola pengasuhan yang dimiliki oleh para pengasuh dalam melaksanakan pengasuhan kepada para Taruna Akpol. Kedua, Revitalisasi Pola Pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian Berbasis Teknologi Informasi dilakukan melalui berbagai tahapan. Pada revitalisasi proses pengajaran menggunakan platform aplikasi antara lain; email, e-calender, Drive, e-Classroom, Docs, SIA (sistem informasi akademik), Taruna Care, E-Learning, dan Blog Mahasiswa. Kemudian revitalisasi proses pelatihan salah satu aplikasi yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh jarak tempuh lari taruna Akpol. Revitalisasi proses pengasuhan dilakukan dengan aplikasi zoom meeting, seperti diskusi penugasan, konsultasi daring taruna dengan pengasuh, dan adanya ruang pusat pengawasan melalui CCTV disetiap area di sekitar Akademi Kepolisian guna menghindari terjadinya tindakan pelanggaran. Para Pengasuh juga selalu memonitor kegiatan Taruna pada saat pesiar/cuti melalui Whatsapp Group dan pengecekan melalui Video Call. Dari penjelasan tersebut, upaya revitalisasi dilakukan didasarkan juga pada kemampuan pengasuh untuk memanfaatkan teknologi informasi. ......This research aims to analyze the revitalization of information technology-based parenting patterns for police academy cadets at National Police education and training institutions. Efforts to provide information technology-based parenting patterns for police academy cadets are important, considering the various global challenges that require police academy students to be adaptive to developments in information technology. This research uses a qualitative method with a case study approach. The results of this research explain that first, the factual condition of caring for Police Academy cadets before 2022, the pattern of care has not been running optimally due to various factors, including the lack of caregivers, the presence of caregivers who are less competent, caregivers have not all received basic training, there is still a tradition of violence and the hedonistic lifestyle of Academy Cadets. The police and the absence of guidance on parenting patterns that caregivers have in carrying out care for Police Academy Cadets. Second, the revitalization of information technology-based parenting patterns for police academy cadets is carried out through various stages. In revitalizing the teaching process using application platforms, including; email, e-calendar, Drive, e- Classroom, Docs, SIA (academic information system), Taruna Care, E-Learning, and Student Blog. Then revitalize the training process, one of the applications used to measure how far the Police Academy cadets have run. The revitalization of the care process is carried out using the zoom meeting application, such as assignment discussions, online consultations between cadets and their caretakers, and the existence of central monitoring rooms via CCTV in every area around the Police Academy to avoid violations. The Caretakers also always monitor Cadet activities while on vacation/leave via Whatsapp Group and checking via Video Call. From this explanation, revitalization efforts are also based on the ability of caregivers to utilize information technology.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Aria Mitha
Abstrak :
Arena pendidikan dimanfaatkan menjadi sarana transformasi pengetahuan dan menaikkan status sosial seseorang. Selain itu pendidikan juga telah menjadi alat untuk mereproduksi kelas sosial. Dari studi sebelumnya ditemukan, kelas atas mendominasi pendidikan dan status sosial kelas yang lebih rendah yang tidak memiliki modal dukungan sangat mudah untuk tereleminasi. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yaitu habitus yang dibentuk di dalam arena pendidikan dan habitus yang berasal dari latarbelakang keluarga. Studi sebelumnya cenderung membahas reproduksi kelas sosial di dalam Universitas dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan belum membahas di pendidikan militer. Sehingga, peneliti ingin mengkaji lebih lanjut di dalam pendidikan militer. Dari data yang peneliti temukan, peneliti berargumen telah terjadi reproduksi kelas sosial di Akademi militer dengan pengaruh habitus dari dalam arena pendidikan itu sendiri. Taruna dengan status sosial kelas yang lebih rrendah tidak memiliki cukup modal yang sama dengan taruna dari status sosial kelas atas, dengan begitu mereka hanya mengandalkan dukungan-dukungan dari senior dan pengasuh. Sehingga, taruna dengan status sosial yang lebih rendah dapat bertahan dan memperebutkan peringkat yang kemudian menjadi penentu kedudukan setelah lulus dari Akademi Militer (status sosial yang lebih tinggi dari sebelumnya). Pendekatan penelitian dalam studi ini adalah kualitatif deskriptif yang akan menjelaskan reproduksi kelas sosial yang terjadi di Akademi Militer Indonesia, Magelang, Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada 9 informan dengan kriteria 5 abituren lulusan tahun 2015-2019 dan berasal dari latarbelakang keluarga status sosial lebih rendah, serta 4 komponen pendidikan Akademi Militer.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Sania Baagil
Abstrak :
Latar Belakang: Pada klasifikasi periodontitis menurut AAP tahun 2017 periodontitis dilihat dari stage yaitu berdasarkan tingkat keparahan dan kompleksitas, dan juga grade berdasarkan progresivitas dari periodontitis tersebut. Setiap stage dan grade memiliki rencana perawatan yang berbeda. Dalam pemutusan grade terdapat modifying factor yang dapat mempengaruhi diagnosis pasien. Pada penulisan rekam medik setiap gigi diberikan prognosis yang sesuai kondisi gigi. Tujuan: Melihat distribusi frekuensi rencana perawatan yang diberikan pada pasien yang berdiagnosis periodontitis stage III dan IV dengan atau tanpa modifying factor di RSKGM FKG UI tahun kunjungan 2017 hingga 2020. Metode: Menggunakan pendekatan deskriptif analitik cross sectional untuk distribusi penyakit periodontitis stage III dan IV. Subjek yang sudah sesuai dengan kriteria eksklusi dan inklusi diolah menggunakan SPSS. Hasil: Jumlah subjek penelitian yang berdiagnosis periodontitis stage III lebih tinggi dibandingkan stage IV. Frekuensi grade tertinggi pada periodontitis stage III dan IV adalah grade B. Didapatkan bahwa untuk periodontitis stage III dan IV persentase tertinggi untuk rencana perawatan adalah DHE dan Scaling and Root Planning (SRP) dengan 100% subjek memilki rencana perawatan tersebut. Pasien periodontitis stage III yang memilki rencana perawatan ekstraksi adalah sebesar 24,2% dari jumlah subjek. Sedangkan pada periodontitis stage IV terdapat sebesar 56,3%. Kesimpulan: Prognosis yang diberikan pada pasien sangat mempengaruhi pemilihan rencana perawatan yang akan diberikan dokter ke pasien tersebut. Prevalensi periodontitis berhubungan positif dengan bertambahnya usia dan dapat terjadi lebih tinggi pada laki-laki ......Background: Based on The 2017 AAP Classification of Periodontal and Peri-Implant Diseases and Conditions, periodontitis is characterized by a multidimensional staging system, which classify the severity and extent of a patient’s disease based on the measureable amount of destroyed and/or damaged tissue as a result of periodontitis and specific factors that may attribute to the complexity of long-term case management, and grading systemthat aims to indicate the rate of periodontitis progression, responsiveness to standard therapy, and potential impact on systemic health. In writing medical record, each tooth was given a prognosis according to the condition of the tooth. Objective: This study aims to determine the distribution and frequency of the treatment plan given to patients diagnosed with stage III and IV periodontitis with or without modifying factors in RSKGM FKG UI in 2017-2020 period. Method: The type of method used is the cross-sectional analytic descriptive study to determine the distribution and frequency of the treatment plan given to patients diagnosed with stage III and IV periodontitis with or without modifying factors in RSKGM FKG UI in 2017-2020 period. Result: There are more patients diagnosed with stage III periodontitis compared to the stage IV periodontitis ones. Grade with the highest frequency found in the stage III and stage IV patients are grade B. Dental Health Education (DHE) with Scaling and Root Planning (SRP) are the treatment plans with the highest frequency (100%). Extraction is also one of the treatment plan chosen for stage III (24,2%) and stage IV (56,3%) periodontitis patients
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>