Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
PS Kurniawati A.
Abstrak :
Remaja dapat menjadi sumber daya manusia yang sangat berharga disuatu negara khususnya bila mereka dapat tumbuh dengan baik secara fisik dan psikologis. Dari hasil penelitian terhadap remaja jalanan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan lebih dari separuh (54%) responden dilaporkan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual sesama temannya (n=657). Di Kota Bengkulu melalui evaluasi proyek Youth Center, 17% dari responden (n=341) menyatakan boleh melakukan hubungan seksual sebelum menikah, sebagian kecil (5,9%) dan mereka sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan reproduksi remaja diantara mahasiswa Akademi Kesehatan di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini mahasiswa Akademi Kesehatan dengan rentang usia 18-24 tahun dan belum menikah. Sebanyak 238 orang mahasiswa laki-laki dan perempuan yang terpilih menjadi responden yang diambil secara acak sederhana dengan alokasi proporsional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan perilaku seksual dilakukan dengan mengisi kuesioner oleh mahasiswa Akademi Kesehatan yang sebelumnya telah dilakukan uji coba pada mahasiswa Akademi lain yang tidak terpilih sebagai lokasi penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan tiga dari sepuluh mahasiswa (29%) mempunyai perilaku seksual relatif berisiko (berciuman mulut dan meraba organ sensitif dari pasangannya). Sebagian kecil (5, 08%) dari responden pernah melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa kedua variabel yaitu jenis kelamin dan sikap mahasiswa terhadap kesehatan reproduksi mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku seksual mereka. Mahasiswa laki-laki mempunyai kecenderungan yang lebih besar dalam perilaku seksual relatif berisiko dibandingkan dengan mahasiswa perempuan (Odd Ratio : 3,06). Kesimpulan dua dari enam hipotesis dalam penelitian ini diterima. Disarankan agar pihak ademi membuat kegiatan ekstra kurikuler dengan muatan khusus kesehatan reproduksi dan kepada BP3 agar dapat menggunakan powernya untuk merangkul orangtua mahasiswa, dan dilakukan upaya untuk peningkatan kemampuan para orangtua dalam membicarakan masalah-masalah kesehatan reproduksi remaja kepada anak remajanya. ......Factors Related To The Adolescent Reproductive Health Behavior Among Health Academies Students In The City of Bengkulu, 2001In a country, the adolescents could be an invaluable human resource especially if they grow well both physically and psychologically. Based on results the research among the street adolescents conducted by Department of Health, it was shown that more than a half of respondents (54%) reported having sexual intercourse with their own friends (n = 657). In the city of Bengkulu, the results of the evaluation project of the youth center, indicated 17% of the respondents (n = 341) a great having premarital sexual intercourse, a small proportion of them (5,9%) actually had premarital sex. The purpose of this research was to get information about factors related to the adolescent reproductive health behavior among Health Academies students in city of of Bengkulu. This research used a cross sectional study design. The population of the study was Health Academic students, aged 18-24 years of age and single. Through allocation proportional to size Simple Random Sampling 238 with male and female students were selected as respondents. Both validity and reliability of the instrument of the study was assessed. The instrument which was intended to asses the several aspects of the knowledge, attitude and sexual behavior was pre tested. The self admistered questionnaires were Hied-up by the students. The results showed that three out ten (29%) the students indicated relatively high risk sexual behavior i.e. (mouth-kissing and touching sensitive organs of their partners). A small proportion (5,08%) respondents having sexual relationship with their partners. The results of the data analysis showed that both sex and attitude of students indicated a significant relationship with the sexual behavior. The male students were highly had a risky sexual behavior than that of their female countern parts (Odd Ratio : 3, 06). In conclusion, out of six hypotheses two of them were accepted. Recommendations were made to enrich both the extra curricular activities and the role of Parent-Teacher Association (BP3) to entrance the communication between parents and students relevant to reproductive health issues.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T 3698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrum
Abstrak :
Persepsi merupakan proses psikologis dalam menginterpretasikan sesuatu. Dalam proses persepsi terjadi proses pemililihan dan penilaian, sehingga informasi yang diinterpretasikan dapat dihayati dengan tepat. Persepsi terhadap kemampuan tindakan keperawatan terpilih adalah merupakan penilaian individu (mahasiswa) terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan keperawatan terpilih yang sudah dipelajari dan dipraktekkan. Persepsi seseorang terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh karakteristik personal yang bersifat afektif seperti kepribadian (konsep diri, disiplin diri), minat, dan pengalaman masa lalu. Dengan mengetahui hubungan faktor afektif dengan persepsi akan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di Akademi Keperawatan dimasa mendatang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan menganalisis hubungan antara faktor afektif dengan persepsi mahasiswa terhadap kemampuannya melakukankan tindakan keperawatan terpilih. Disain penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan YPTK Solok tahun ajaran 1999/2000. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 165 orang yang terdiri dari mahasiswa tingkat I 58 orang, tingkat II 59 orang dan tingkat III 48 orang. Hasil penelitian menggambarkan 58.8 % dari responden sebagai mahasiswa Akademi Keperawatan YPTK Solok mempersepsikan/menilai diri mereka mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih. Dengan analisis bivariat, sebanyak 3 (tiga) variabel independen semuanya menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Pertama, responden yang berminat terhadap keperawatan menilai dirinya 14,118 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden yang kurang berminat. Kedua, responden dengan konsep diri positif menilai dirinya 5,628 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden dengan konsep diri negatif. Ketiga, responden yang berdisiplin menilai dirinya 4,595 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden yang kurang berdisiplin. Hasil uji multi variat dengan logistic regression terhadap 3 (tiga) variabel independen menunjukan semua variabel signifikan. BiIa melihat pada nilai p, yang paling sifnifikan secara berturut-turut adalah variabel minat terhadap keperawatan, variabel konsep diri, dan variabel disiplin diri. Model ini dapat diterima karena dapat menjelaskan 81,82 %. Rekomendasi dalam penelitian ini ialah perlunya memperhatikan faktor afektif mahasiswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dalam proses pembelajaran sangat penting peranan pengajar menumbuhkembangkan minat dan konsep diri mahasiswa serta menanamkan disiplin dengan segala hentuk peran yang diperankan pengajar dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya ketiga faktor ini memberikan konstribusi terhadap kemampuan mahasiswa melakukan tindakan keperawatan terpilih. Relationship the Affective Factor and Perception Towards Critical Nursing Interventions of Nursing Academic Students of YPTK in Solok, Academic Year 1999/2000Perception is psychological process in interpreting something. In processing perception occurs process of choosing and evaluating, therefore interpreted information can be comprehended fully. Perception towards critical nursing intervention ability is students' judgments towards their ability to carry out critical nursing interventions that have been learn and practiced. Individual perception is so much influenced by affective personal characteristics e.g. personality - self-concept - self discipline, and interest. In studying relationship between affective factor and students' perception should give benefit input in teaching and learning process at the Nursing Academic. This research aimed to get information and analyze the relationship between affective factor and student' perception towards their ability to carry out the critical nursing interventions. The research design is cross-sectional study. The research population is nursing academic students of YPTK in Solok, academic year 199912000. Sample were taken total sampling, add up to 165 people that consist of 58 the first year students, 59 the second year students, and 48 the third year students. The results of this research described 58.8 percents of respondents as nursing academic students of YPTK in Solok percept their self that they are able to carry out the critical nursing interventions. In analyzing bivariat, of three independent variables, all of them showed their significant relationship. first, the respondents who interested to nursing would percept their self are 14.118 times able to carry out the critical nursing interventions than they lack of interest. Second, the respondents who have positive self-concept would percept their self are 5.628 times able to carry out the critical nursing interventions than they have negative self-concept, Third, the respondents who have positive self-concept would percept their self are 5.628 times able to carry out the critical nursing interventions than they are lack of discipline. The results of multivariate analyze using logistics regressions for all independent variables showed significantly. Based on p value, the very significant in successions; are variable of interest to nursing, variable of self-concept, and variable of self-discipline. This model can be used because it should describe 81.82 percents. Recommendations on this study are important to see about the affective students' factor to reach the result of teaching and learning optimally. The lecturer role in teaching and learning process is very important to develop or stimulate the students' interest and self-concept, and stimulate growth their discipline. So that, these factors may be contribute their abikities to carry out the critical nursing interventions.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tres Silowati
Abstrak :
Insiden Cedera Jarum Suntik CJS seringkali dialami oleh mahasiswa praktikan dan perawat. Mahasiswa praktikan dan perawat belum optimal dalam menerapkan perilaku yang baik saat menggunakan jarum suntik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat insiden dan perilaku pencegahan CJS antara mahasiswa keperawatan tahap akademik, profesi, dan perawat. Penelitian ini melibatkan 258 reponden yang terdiri dari 51 mahasiswa akademik, 70 mahasiswa profesi dan 137 perawat. Metode penelitian menggunakan deskripstif komparatif dan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik stratified sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat insiden CJS antara mahasiswa akademik, mahasiswa profesi, dan perawat p=0,162. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan CJS antara mahasiswa keperawatan tahap akademik, profesi dan perawat pelaksana. ...... Incidents of Needlestick Injuries NSI are often experienced by students and nurses. Students and nurses have not optimally applied good behavior while using needle syringe. This study aims to analyze in incidence rate and prevention behavior of NSI among nursing students of academic level, ners students, and nurses. The study involved 258 respondents were included 51 academic students, 70 ners students and 137 nurses. This research method used comparative descriptive and cross sectional design as research design. The sampling technique used stratified sampling technique. The results showed no significant difference to NSI incidence rate between academic students, ners students, and nurses p 0.162. There was a significant difference to NSI prevention behavior among nursing students of academic, ners students and nurses p 0,001 . Nurse as role model for student can apply good behavior when dealing with needle syringe.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya As'syifa irsa
Abstrak :
Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan  proses pembelajaran dialihkan secara daring (2019) dan luring (2019). Tujuan: menganalisis perbedaan persepsi mahasiswa akademik antara model pembelajaran skills lab daring dan luring anestesi lokal gigi sulung FKGUI. Metode: analisis deskriptif potong lintang menggunakan kuesioner dengan skala likert. Sebanyak 137 responden berpartisipasi. Perbedaan persepsi dianalisis menggunakan uji Pearson Chi-square dan Mann Whitney. Hasil: Mayoritas responden setuju 51,5% (daring), 52,2% (luring); sangat setuju 48,5% (daring), 62,3% (luring); tidak setuju 32,4% (daring), 15,9% (luring); dan sangat tidak setuju 5,9% (daring), 1,4% (luring) untuk keenam kategori. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada Kategori Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran: tingkat kesulitan dan detail, Revelansi Konten: mampu mengaplikasikan ilmu, Pengetahuan Instruktur, Model/Gaya Pembelajaran, dan Fasilitas dan Lingkungan Belajar. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p≥0,05) pada Kategori Materi Pembelajaran: materi yang mudah dipahami, pentingnya materi skills lab anestesi gigi sulung; Revelansi Konten: pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan, dan kemampuan menemukan sumber jawaban. Kesimpulan: Mayoritas mahasiswa akademik setuju dengan model skills lab daring (51,5%) dan luring (52,2%). Terdapat perbedaan bemakna pada keenam kategori, tetapi kedua model skills lab memiliki persepsi yang sama baiknya. Kedua model skills lab dapat diterapkan untuk melatih keterampilan anestesi lokal gigi sulung ......Background: COVID-19 pandemic caused the learning process switched to online (2019) and offline (2019). Objective: analyze the differences of academic students' perceptions between online and offline skills lab models of  primary teeth local anesthesia in FKGUI. Methods: cross-sectional descriptive analysis using likert scale. 137 respondents participated. Perception differences analyzed using Pearson Chi-square and Mann Whitney tests. Results: The majority of respondents agreed 51.5% (online), 52.2% (offline); strongly agreed 48.5% (online), 62.3% (offline); disagreed 32.4% (online), 15.9% (offline); and strongly disagreed 5.9% (online), 1.4% (offline) for six categories. There are meaningful differences (p<0.05) in categories of Learning Objectives, Learning Materials: difficulty level and detail, Content Revelation: able to apply science, Instructor Knowledge, Learning Models/Styles, and Facilities and Learning Environments. There are no meaningful differences (p≥0.05) in the Learning Materials Category: easy-to-understand material, the importance of primary teeth anesthesia skills lab; Content Revelation: experience and knowledge gained, and ability to find answers. Conclusion: majority of academic students agree with online (51.5%) and offline (52.2%) skills lab models. There are meaningful differences in all six categories, but both skills lab models have good perceptions, and could be applied to train primary teeth local anesthesia skill.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library