Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Widyarini
"Jika sebuah atau beberapa gigi hilang, maka dibutuhkan perawatan untuk menggantikan gigi-gigi tersebut. Salah satu perawatannya adalah dengan Gigi Tiruan Jembatan. Untuk mendapatkan Gigi Tiruan Jembatan yang optimal dibutuhkan preparasi gigi penyangga yang optimal pula yang sesuai dengan prinsip preparasi, tanpa membahayakan pulpa dan jaringan sekitar. Salah satu prinsip yang harus diketahui adalah mengenai banyaknya pengambilan jaringan mahkota gigi penyangga. Mahasiswa profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia diharapkan dapat menerapkan pemahaman teori mengenai prinsip preparasi gigi penyangga pada perawatan dengan Gigi Tiruan Jembatan pada aplikasi klinis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hal ini dapat tercapai dengan melihat banyaknya pengambilan jaringan gigi penyangga. Data dikumpulkan dari 11 model studi dan 11 model kerja secara konsekutif, sehingga terdapat 21 elemen gigi penyangga yang dievaluasi. Penelitian dilakukan dengan satu kali pengamatan dan oleh satu orang peneliti. Hasil yang didapat adalah rata-rata pengambilan jaringan mahkota gigi posterior atas pada aspek aksial yaitu berkisar antara 0,6 sampai 1,4 mm; dan pada aspek oklusal berkisar antara 1,3 sampai 1,7 mm, sedangkan rata-rata pengambilan jaringan mahkota gigi posterior bawah pada aspek aksial berkisar antara 0,5 sampai 2,0 mm; dan pada aspek oklusal berkisar antara 1,5 sampai 1,8 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa profesi belum mengaplikasikan prinsip dan teknik preparasi dengan benar, terutama mengenai banyaknya pengambilan jaringan gigi penyangga pada aspek aksial.

When a tooth was missing in dental arch, treatment to replace that condition is needed. Fixed Partial Dentures is considered as one of the most popular treatment of choice in order to replace a missing tooth or teeth. To have a success Fixed Partial Dentures, an optimal abutment teeth preparation should meet the principal of tooth preparation, without dangering pulp and surrounding tissues. One of the principles that must be known is the depth reduction of abutment teeth. Dental student are expected to have the ability in implementation of their knowledge to the real clinical work. This study was conducted to investigate how much the depth of an abutment tooth/ teeth reduction done by dental student at Prosthodontics Departement of Faculty of Dentistry University of Indonesia. The data were collected from 11 study models and 11 working models concecutively, hence 21 abutment teeth were evaluated. The research was done by one time evaluation and by one researcher. From the data evaluated, it can be reported that the average depth of axial reduction of posterior maxillary abutment teeth is 0,6 - 1,4 mm and occclusal reduction ranged between 1,3 - 1,7 mm in comparison to the axial reduction of posterior mandibulary abutment teeth that ranged between 0,5 - 2,0 mm and occlusal reduction ranged between 1,5 - 1,8 mm. Therefore, it can be concluded that the knowledge they mastered for Fixed Partial Dentures regarding abutment teeth preparation has not been implemented optimally, especially for axial reduction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiatul Muflih
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pasien yang telah dirawat dengan gigi tiruan jembatan di klinik integrasi RSGMP FKG UI pada periode 2008 berdasarkan gigi yang digantikan, gigi penyangga, tipe GTJ, jenis kelamin pasien, dan usia. Manfaat penelitian ini adalah sebagai data base tentang distribusi dan frekuensi untuk penelitian lainnya dan sebagai bekal persiapan mahasiswa sebelum menjalani program profesi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dalam bentuk survei. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari rekam medik pasien yang telah dirawat oleh mahasiswa program profesi pesrta ujian di Departemen Prostodosia tahun 2008.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: dari 32 kartu status pasien GTJ 65% adalah perempuan dan 35% laki-laki dengan jenjang usia terbanyak 20- 39 tahun pada perempuan dan 20-29 tahun pada laki-laki. GTJ paling banyak digunakan untuk menggantikan kehilangan gigi pada region posterior rahang bawah (55%), sedangkan tipe GTJ yang paling sering digunakan adalah fixed bridge (88%). Molar pertama rahang bawah merupakan gigi yang paling sering digantikan dengan GTJ, sedangkan gigi yang paling sering dijadikan sebagai gigi peenyangga adalah gigi premolar kedua dan molar kedua rahang bawah. Sembilan puluh empat persen gigi penyangga merupakan gigi vital.

The objective of the study was to find out the frequency and distribution of patients with Fixed Partial Denture (FPD) at the Teaching Hospital Faculty of Dentistry, University of Indonesia (RSGMP). The study done in period of 2008 referring to the missing teeth, abutment, type of FPD patient?s gender and age. The result is expected to be beneficial as data base for other study as well as information needed for student going to start their profesional education program. It was a descriptive study with secondary data obtained from patient record collected from students that were registered for formal assessment at Prosthodontics Departement.
The result showed that 65% of patients with FPD were women with range of age is 20-39 years old. The type of FPD mostly used is Rigid Fixed Bridge and the mandible was the region mostly found with FPD to replace the first molar. Therefore second premolar and second molar were the most abutment teeth used. Ninety-four percent of the abutment were vital teeth."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover