Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriani Meizvira
"ABSTRACT
Gas alam yang diambil dari sumbernya masih memiliki sejumlah senyawa pengotor yang harus dihilangkan, yang salah satunya adalah gas asam seperti CO2 dan H2S. Proses yang paling umum digunakan untuk menghilangkan gas asam adalah dengan absorpsi yang dilangsungkan di kolom absorpsi. Untuk mendukung kelancaran proses tersebut, perlu diterapkan sistem pengendalian pada proses. Pada penelitian ini, akan diterapkan penggunaan multivariable model predictive control MMPC untuk mengendalikan proses absorpsi. MMPC adalah salah satu pengendali tingkat lanjut advanced control yang diharapkan dapat memberikan performa yang lebih baik dalam menjaga kestabilan proses, dan dapat mengatasi interaksi antarvariabel pada proses absorpsi yang memiliki sistem multiple input multiple output MIMO . Pasangan variabel yang teridentifikasi memiliki interaksi adalah tekanan gas dan laju alir make up water masuk absorber. Dengan menggunakan MMPC, didapatkan nilai ISE yang lebih baik daripada pengendali PI yang digunakan di lapangan sebesar 42,6 untuk pengendalian tekanan dan 65,04 untuk pengendalian laju alir. MMPC pun memberikan respon yang lebih baik dalam mengatasi interaksi antarvariabel.

ABSTRACT
Raw natural gas contains impurities that need to be removed before it can be utilized as energy source. One of the impurities is sour gas, which includes CO2 and sulphur compound such as H2S. The most common process used to remove sour gas is absorption, which is carried out in an absorption column. One of the essential step to support the operation is applying control strategy on the process. In this research, multivariable model predictive control MMPC will be applied as the controller for absorption process. MMPC is classified in advanced control category, and is expected to give a better performance in handling the process, and is able to overcome intervariable interaction that is prone to happen in multiple input multiple output MIMO system. The identified intervariable interaction is between the pressure of gas feed in and the flow of make up water to absorber. By implementing MMPC, the ISE of controller rsquo s performance are improved from the PI controller that is currently used in the plant. The improvement for ISE is 42,6 for pressure control and 65,04 for flow control. MMPC implementation also shows a better response in handling intervariable interaction in the process."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Reza Rahmansyah
"Kinerja pabrik pengolahan gas alam berperan penting untuk menjaga agar dapat mencukupi permintaan gas Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Gangguan dalam proses pada pabrik-pabrik tersebut tidak bisa dihindarkan, terutama pada pabrik yang sudah lama beroperasi, proses dalam unit pengolahan gas pun bersifat dinamik. Oleh karena itu, proses tersebut perlu dikendalikan agar berjalan pada kondisi operasi yang optimum. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan penyetelan ulang atau re-tuning pengendali pabrik. Dalam studi ini, penyetelan ulang pengendali Proportional Integral (PI) sebuah unit CO2 removal dilakukan berbasis model linear dan sistem multi input multi output (MIMO) menggunakan metode penyetelan Open Loop Ziegler Nichols (ZN), Closed Loop Tyreus Luyben (TL) dan Fine Tuning. Pengecekan pemasangan variabel pada pengendali juga dilakukan dengan menggunakan analisis Relative Gain Array (RGA). Ditinjau dari nilai Integral Square Error (ISE), pengendali dengan setelan fine tuning memberikan pengendalian yang lebih baik dibandingkan pengendali dengan setelan Open Loop Ziegler Nichols dan Closed Loop Tyreus Luben, dengan ISE untuk pengendali PIC 1101, FIC 1102 dan FIC 1103 sebesar 0.3122, 0.2028 dan 0.01944 untuk uji coba set-point dan 0.03681, 0.1116 dan 0.3009 untuk uji coba disturbance. Berdasarkan analisis RGA, pemasangan Controlled Variable (CV) dan Manipulated Variable MV yang di lapangan sudah tepat, yakni CV1-MV1, CV2-MV2 dan CV3-MV3.

Indonesian domestic natural gas demand has been increasing since the last couple of years, thus maintaining natural gas production is vital to fulfill the country’s ever so demanding industrial and energy needs. Optimization is key in maintaining production in natural gas processing plants, especially the performance of its operating units. A solution for optimization is the retuning of process controllers of existing plants to better handle process disturbance. This research studies the retuning of a CO2 Removal plant using linear modelling with Ziegler Nichols (ZN), Tyreus Luben (TL) and Fine-Tuning method. Analysis of controller pairing is also done in this study using the Relative Gain Array (RGA) method. The performance of the controller will be evaluated using the Integral Square Error (ISE) value during set-point and disturbance testing. The study has shown that ZN and TL tuning method are not capable of stabilizing the process of a multiple input multiple output system. Fine Tuning method resulted in the best performance with an ISE value of 0.3122, 0.2028 dan 0.01944 on set-point testing, and 0.03681, 0.1116 dan 0.3009 on disturbance testing for controllers PIC 1101,FIC 1102, and FIC 1103.RGA Analysis have shown that the plant controller has been paired correctly based on the recommended pairing, which is CV1-MV1, CV2-MV2 and CV3-MV3"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Andita Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rangkaian alat dengan teknik jet bubble yang dapat digunakan untuk proses absorpsi kimiawi gas CO2 dari gas umpan berkandungan CO2 50%mol, mendapatkan kurva penurunan konsentrasi CO2 terhadap waktu untuk kondisi variasi ukuran gelembung 0,62, 1,25, dan 7,09 mm dan juga variasi konsentrasi absorben KOH 10, 15, dan 20%b, serta untuk memperoleh hasil absorpsi kimiawi CO2 dengan metode batch bertahap, dimana larutan absorben hasil absorpsi batch pertama digunakan sebagai absorben untuk absorpsi batch kedua dengan komposisi gas umpan sama yaitu 50%mol. Absorpsi dengan gelembung berdiameter 0,62 mm menurunkan konsentrasi CO2 menjadi 9,4%mol, 1,25 mm menjadi 10,5%mol, dan 7,09 mm menjadi 15,9%mol, sehingga yang terbaik adalah ukuran gelembung paling kecil karena meningkatkan nilai luas kontak dan koefisien transfer massa. Absorpsi dengan KOH 10%b menurunkan konsentrasi CO2 menjadi 9,4%mol, 15%b menjadi 15,6%mol, dan 20%b menjadi 13,9%mol. Sehingga yang terbaik adalah konsentrasi KOH 10%b karena K2CO3, yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan dan berfungsi sebagai senyawa penyerap CO2, hadir pada pH lebih dari 10 serta paling larut dalam KOH konsentrasi rendah. Metode batch bertahap membuktikan bahwa terbentuk K2CO3 pada absorpsi batch 1, yang menjadi absorben CO2 pada absorpsi batch 2, dengan kemampuan menurunkan konsentrasi CO2 dari 50%mol hingga 11,2%mol.

This study aimed to produce equipment series with jet bubble technique that can be used for CO2 gas chemical absorption from 50%mole CO2 feed gas, obtain a CO2 concentration reduction curve for bubble size variation of 0.62, 1.25, and 7.09 mm, and KOH absorbent concentration variation of 10, 15, and 20%w, and also to obtain CO2 chemical absorption result with serial batch method, in which absorbent solution resulted from first batch absorption was used as absorbent for second batch absorption with the same feed gas composition. Absorption with 0.62 mm diameter bubble reduced CO2 concentration to 9.4%mole, 1.25 mm to 10.5%mole, and 7.09 mm to 15.9%mole, so the best is the smallest bubble size because contact area and mass transfer coefficient was enhanced. Absorption with 10%w KOH reduced CO2 concentration to 9.4%mole, 15%w to 15.6%mole, and 20%w to 13.9%mole. So 10%w KOH is the best because K2CO3, that was produced from equilibrium reaction and functioned as CO2 absorbent, presented in pH above 10 and most soluble in lower KOH concentration. Serial batch method proved that K2CO3 was formed on batch 1 absorption, which became CO2 absorbent in batch 2 with CO2 concentration reduction capability from 50%mole to 11.2%mole."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariz Kiansyahnur Huta Suhud
"Gas CO2 dalam gas alam yang bersifat asam merugikan karena korosif sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem perpipaan dan utilitas di industri serta mengurangi kalor pembakaran proses jika bercampur dengan air. Penelitian ini dilakukan untuk pemurnian dan pengolahan gas alam dengan absorpsi menggunakan kontaktor membran. Kontaktor membran berpori nano bersifat lebih ekonomis dan dapat menutupi kekurangan pada kolom absorpsi konvesional dalam proses absorpsi CO2. Pelarut amina lazim digunakan dalam proses absorpsi CO2 karena ekonomis juga memiliki kecepatan reaksi yang tinggi untuk mengabsorp CO2.
Dalam penelitian ini, pelarut campuran amina TEA/DEA digunakan untuk mengabsorpsi CO2 melalui kontaktor membran berpori nano spiral wound berbahan dasar poliamida dengan luas 0,5 m2. Pelarut campuran amina TEA 5% wt + DEA 3% wt menunjukkan hasil terbaik dalam penelitian ini dengan koefisien perpindahan massa 0,0012 cm/s dan dapat menyerap 0,021 mol/L. Secara hidrodinamika, penurunan tekanan cairan pada membran mencapai 0,69 psi pada laju alir 500 mL/menit.

Gas CO2 is one of acid gas in natural gas and considered to be harmful since it is corrosive and can cause damage in piping system and utilities in the industry as well as reduce the value of heating calor when mixed with water. In this research, there will be acid gas removal and purification processes by absorption using membranes. Nano porous membrane contactor is economical and can cover the disadvantages of conventional coloumn to absorp CO2. Amine solvent is widely used in CO2 absorption because it is economical and reactive with CO2.
In this research, mixture of amine solvent of TEA/DEA is used to absorp CO2 with nano-porous spiral wound membrane made from poly-amide having area of 0.5 m2. The mixture of amine solvent by TEA 5% wt + DEA 3% wt shows the best result in this research with mass transfer coefficient 0.0012 cm/s and can absorp 0.021 mol/L. Based on hydrodynamic test, the pressure drop of liquid has approached 0.69 psi by the flow rate 500 mL/minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library