Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmanul Yusuf Mugiharto
"Dalam mendukung perekonomian di negara berkembang, khususnya di 5 negara ASEAN, Obligasi Pemerintah merupakan salah satu instrumen pembiayaan utama untuk pembangunan. Obligasi Pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) terbagi menjadi 2 jenis yaitu bersifar konvensional disebut Surat Utang Negara (SUN) dan bersifat syariah disebut Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk). Peran investor dalam penerbitan SBN berpengaruh terhadap perkembangan dan pendalaman pasar keuangan yang ditentukan berdasarkan besaran yield SBN baik SUN maupun Sukuk. Besaran yield SBN mempengaruhi pola perilaku investor baik secara rasional maupun irasional dalam memutuskan berinvestasi dihubungkan dengan kondisi pasar SBN di negara lain. Pola perilaku investor yang irasional disebut herd investor. Dalam penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisa pola perilaku herd investor di pasar SBN pada 5 negara ASEAN yang dihubungkan dengan kondisi SBN di Emerging Market Asia dan US Treasury dikaitkan krisis ekonomi, ratings, serta adanya penghargaan maupun kritikan. Pendeteksian pola perilaku herd investor menggunakan metode Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) diterapkan pertama kali oleh Chang, Cheng, Khorana (2000). Sebagian besar penelitian sebelumnya menganalisa herd investor di pasar saham, sementara tidak banyak penelitian di pasar obligasi. Salah satu penelitian di pasar obligasi, dilakukan oleh Galariotis, et al (2015) di pasar obligasi Uni Eropa dengan data cleanprice 10Year Government Bonds Benchmark dengan menghubungkan krisis ekonomi serta makroekonomi informasi. Penelitian ini menggunakan data harian yield 10Year SUN periode Januari 2007 - Oktober 2020 dan data harian yield 10Year Sukuk periode Januari 2013 - Oktober 2020. Dengan metode CSAD, ingin mengetahui keterkaitan antara pengembalian yield SUN dan yield Sukuk dengan yield Emerging Market Asia dan US Treasury dikaitkan krisis ekonomi, ratings SBN, adanya penghargaan dan kritikan terhadap perilaku herd investor. Selain itu, ingin mengetahui hubungan antara SUN dan Sukuk di pasar SBN serta peran Pemerintah Indonesia dalam menghadapi perilaku herd investor. Hasil penelitian menyebutkan bahwa yield Emerging Market Asia kondisi normal dan yield squared Emerging Market Asia dikaitkan krisis ekonomi serta yield squared 10Year US Treasury dikaitkan dengan ratings SUN menunjukan hubungan negatif dan signifikan mempengaruhi pengembalian yield SUN, maka hal ini mengidentifikasikan terjadinya pola perilaku herd investor. Sedangkan, pada yield Sukuk terjadi herd investor hanya pada saat yield Emerging Market Asia kondisi normal. Adanya faktor kepemimpinan yang ditunjukan melalui variabel penghargaan dan kritikan baik pada SUN maupun Sukuk tidak terjadi herd investor. Hubungan antara SUN dan Sukuk menunjukan bahwa termasuk komplementer (melengkapi) dan bukan sebagai substitusi (pengganti) di pasar SBN. Selain itu, Peran Pemerintah dalam menyikapi perilaku herd investor dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT menentukan strategi strength-opportunities (SO) sebagai strategi yang paling tepat dalam kebijakan penerbitan SBN.

In supporting economies in developing countries, especially in 5 ASEAN countries, Government Securities are one of the main financing instruments for development. Government Securities (SBN) are divided into 2 types, namely conventional ones called Government Bonds (SUN) and Islamic bonds called Government Sharia Securities (SBSN/Sukuk). The role of investors in the issuance of SBN has an effect on the development and deepening of the financial market which is determined based on the amount of yield on both SUN and Sukuk. The amount of yield SBN affects the behaviour patterns of investors both rationally and irrationally in deciding to invest in relation to SBN market conditions in other countries. Irrational patterns of investor behaviour are called herd investors. This study wanted to find out and analyzed the patterns of herd investor behaviour in the SBN market in 5 ASEAN countries which were related to the condition of SBN in the Asian Emerging Market and US Treasury in relation to the economic crisis, ratings, as well as the existence of awards and criticism. Detection of herd investor behaviour patterns using the Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) method which was first applied by Chang, Cheng, Khorana (2000). Most of the previous studies analyzed herd investors in the stock market, while there was not much research on the bond market. One of the studies on the bond market, conducted by Galariotis, et al (2015) on the EU bond market, uses the 10Year Government Bonds Benchmark clean price data by linking the economic crisis and macroeconomic information. This research uses daily data on yield of 10Year SUN for the period January 2007 - October 2020 and daily data on yield of 10Year Sukuk for the period January 2013 - October 2020. Using the CSAD method, we want to know the relationship between the yield on SUN and yield Sukuk with the yield on Emerging Market Asia and US Treasury. related to the economic crisis, SBN ratings, appreciation and criticism of herd investors behaviour. Apart from that, he wanted to know the relationship between SUN and Sukuk on the SBN market and the role of the Indonesian Government in dealing with herd investor behaviour. The result states that yield in Emerging Market in Asia is normal and yield squared in Emerging Market in Asia is associated with the economic crisis and yield squared of 10Year US Treasury associated with SUN ratings shows a negative and significant relationship affecting the return on yield SUN, so this identifies a pattern of herd investor behaviour. Meanwhile, the yield of Sukuk occurred only when the yield on Emerging Market Asia was normal. There is a leadership factor that is shown through the variable appreciation and criticism for both SUN and Sukuk, there is no herd investors. The relationship between SUN and Sukuk shows that it is complementary (complementary) and not a substitute (substitute) in the SBN market. In addition, the Government role in responding to herd investor behaviour by using the SWOT analysis approach determines the strength-opportunities (SO) strategy as the most appropriate strategy in the SBN issuance policy."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revita Widasari
"Metode jackknife empirical likelihood adalah suatu metode statistika untuk membentuk interval kepercayaan bagi suatu parameter. Metode jackknife empirical likelihood merupakan pengembangan dari metode empirical likelihood ketika parameternya berbentuk fungsi nonlinier. Metode empirical likelihood sendiri merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk interval kepercayaan untuk suatu parameter berdasarkan data yang diperoleh dari suatu pengamatan. Pada tugas akhir ini, akan dibahas mengenai pembentukan interval kepercayaan untuk mean absolute deviation dari suatu populasi menggunakan metode jackknife empirical likelihood. Mean absolute deviation itu sendiri merupakan salah satu dari ukuran penyebaran data, yaitu rata-rata harga mutlak dari simpangan data terhadap meannya. Distribusi asimtotik dari fungsi jackknife empirical likelihood ratio adalah suatu distribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas satu. Fungsi jackknife empirical likelihood ratio ini akan digunakan untuk membentuk interval kepercayaan untuk mean absolute deviation.
Jackknife empirical likelihood method is a statistical method to construct the confidence interval for a parameter. Jackknife empirical likelihood method is modification of empirical likelihood method when the parameter is nonlinear function. Empirical likelihood method itself is one of the statistical method used to construct the confidence interval for a parameter based on the data obtained from an experiment. In this paper, we will discuss the construction of the confidence interval for the mean absolute deviation of a population using jackknife empirical likelihood method. Mean absolute deviation itself is one of the measures of dispersion of data, which is the average of the absolute deviations of the data set from its mean. The asymptotic distribution of jackknife empirical likelihood ratio function is a chi square distribution with one degree of freedom. Jackknife empirical likelihood ratio function will be used to construct confidence interval for the mean absolute deviation."
2017
S66028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reiza Yusuf
"Optimisasi Portofolio bertujuan untuk melindungi investor dari segala risiko yang mungkin terjadi. Diversifikasi saham merupakan salah satu solusi untuk mengoptimalkan portofolio saham, dimana portofolio yang terdiversifikasi cenderung memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan yang portofolio yang tidak terdiversifikasi. Agglomerative clustering merupakan salah satu metode hierarchical clustering. Untuk mengaplikasikan konsep diversifikasi, Agglomerative Clustering digunakan untuk mengelompokkan 40 saham berdasarkan pada 7 rasio finansial EPS, PER, PEG, ROE, DER, Current Ratio dan Profit Margin. Genetic algorithm GA adalah metode pencarian berdasarkan prinsip seleksi alam dan genetika. Setelah saham dikelompokkan, Genetic algorithm dengan heuristic crossover diaplikasikan pada tiap klaster untuk menentukan proporsi dari tiap saham. Dalam skripsi ini, model optimisasi possibilistic mean-semi-absolute deviation digunakan dimana kardinalitas, kuantitas, dan biaya transaksi dipertimbangkan sebagai kendala, dimana return dari aset diasumsikan merupakan bilangan fuzzy. Implementasi metode menghasilkan tingkat return 29.77 dan Sharpe Ratio 18.7097 yang lebih tinggi dibandingkan dengan indeks S P 500 pada periode waktu yang sama 12.34 dan 2.7 secara berurutan.

Portfolio optimization aims to protect investors against any risks which they may experience. Stock diversification is one of the solutions to optimize stock portfolio, where a diverse portfolio tends to have less risk then the undiversified one. Agglomerative clustering is one of hierarchical clustering method. To apply diversification concept, Agglomerative Clustering is used to cluster 40 different assets based on their financial ratio scores EPS, PER, PEG, ROE, DER, Current Ratio and Profit Margin. Genetic algorithms GA are search methods based on principles of natural selection and genetics. After the stocks are clustered, Genetic algorithm with heuristic crossover is applied on each cluster alongside to determine the weight of each stock. In this thesis, a possibilistic mean semi absolute deviation optimization model is used where cardinality, quantity, and transaction cost are considered as constraints, where the returns of risky assets are assumed as fuzzy numbers. The implementation shows that the method gave a higher level of return 29.77 and Sharpe ratio 18.7097 compared to S P 500 index in the same period of time 12.34 and 2.7 respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Farhanto
"Herding behavior dapat didefinisikan sebagai perilaku individu yang memutuskan untuk mengikuti orang lain dan meniru perilaku kelompok daripada mengambil keputusan secara mandiri berdasarkan informasi yang mereka punya. Analisis kali ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan herd behavior yang dipengaruhi oleh investor attention. Dalam penelitian kali ini, Google Search digunakan sebagai proxy dari investor attention dengan dugaan bahwa ketika investor attention meningkat, maka jumlah investor yang menggunakan Google Search untuk mencari informasi akan meningkat sehingga nantinya investor akan memiliki informasi yang serupa dan kemudian membuat keputusan perdagangan serupa sehingga terbentuk herd behavior. Penelitian kali ini juga menganalisis pengaruh investor attention dalam pembentukan herd behavior pada periode market return negatif dan pada periode Pandemi COVID-19. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode cross-sectional absolute deviation (CSAD). Sampel penelitian yang digunakan adalah data berupa return harian dari IHSG pada periode Juli 2012-Juni 2022 yang diambil dari Refinitiv eikon dan data berupa frekuensi pencarian kata kunci terkait Pasar Modal Indonesia pada periode Juli 2012-Juni 2022 yang diambil dari Google Trends. Hasil dari penelitian kali ini adalah ditemukan keberadaan herd behavior yang dipengaruhi oleh investor attention, tetapi tidak ditemukan keberadaan herd behavior dalam periode market return negatif dan dalam periode Pandemi COVID-19.

Herding behavior can be defined as the behavior of individuals who decide to follow others and imitate group behavior rather than making decisions independently based on the information they have. This research aims to analyze the existence of herd behavior that is influenced by investor attention. In this study, Google Search is used as a proxy for investor attention with the assumption that when investor attention increases, the number of investors using Google Search to search for information will increase so that later investors will have similar information and then make similar trading decisions so that herd behavior are formed. This research also analyzes the influence of investor attention in forming herd behavior during the negative market return period and during the COVID-19 Pandemic. The method used in this study is the cross-sectional absolute deviation (CSAD) method. The research sample used is data of daily market return from the Indonesia Composite Index (ICI) for the period July 2012-June 2022 taken from Refinitiv eikon and search frequency data for keywords related to the Indonesian Capital Market in the period July 2012-June 2022 taken from Google Trends. The results of the present study found the existence of herd behavior influenced by investor attention, but no herd behavior was found during the negative market return period and during the COVID-19 Pandemic period."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norris, George Michael Chuck
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh munculnya informasi fundamental ke dalam bursa saham di Indonesia terhadap perilaku investor yang dilihat dari aktifitas herding yang terjadi di dalam bursa. Untuk melihat ada tidaknya perilaku herding, metode perhitungan Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel return IHSG, Fama Three-factor model, serta tanggal munculnya informasi fundamental yang masuk ke dalam bursa khususnya pada sector hasil industri untuk konsumsi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa informasi fundamental tidak berpengaruh secara signifikan pada sector hasil industry untuk konsumsi. Pada penelitian ini juga terdapat implikasi manajerial serta saran untuk penelitian selanjutnya.

This study discusses the effect of fundamental information towards investor behavior in Indonesia stock market. In this study, herding behavior measured using Cross-sectional Absolute Deviation (CSAD). Market return, Fama Three-factor Model, and particular date when fundamental information published set as independent variable and using CSAD as dependent variable . In this study, there is also a managerial implications and suggestions for further research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library