Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devieka Rhama Dhanny
"

Obesitas sentral adalah kondisi tubuh mengalami penumpukan lemak yang berlebih di bagian abdominal yang berdampak pada PJK dan sindrom metabolik. Obesitas sentral dan angka kesakitan pada polisi di Indonesia cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral pada polisi operasional lapangan di Polres Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini adalah menggunakan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 48,6% polisi tergolong obesitas sentral. Sebagian besar polisi memiliki IMT normal, sudah menikah, berpendidikan terakhir SMA, berpangkat bintara, pengetahuan obesitas sentral masih rendah, durasi tidurnya kurang, memiliki kebiasaan merokok, stres, asupan energi cukup, asupan lemak dan protein berlebih, asupan karbohidrat dan serat kurang. Berdasarkan analisis chi square, terdapat hubungan signifikan antara usia, riwayat obesitas sentral, aktivitas fisik, durasi tidur, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat dengan obesitas sentral. Tetapi, tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, stres, dan asupan serat dengan obesitas sentral. Asupan energi adalah faktor dominan obesitas sentral.

 

Kata kunci:

Dewasa; Faktor Risiko; Obesitas Sentral; Obesitas Abdominal; Polisi


Central obesity is the condition of the body excess fat accumulation in the abdominal area which affects CHD and metabolic syndrome. Central obesity and morbidity of police in Indonesia is enough high. The purpose of this study was to find out the dominant factors associated with central obesity in the police operational area in resort police of East Lampung. This study used a cross sectional study design. The results showed that 48.6% of the police had central obesity. Most of the police had BMI was normal, were married, last educated was senior high school, grade job was bintara, knowledge about central obesity was still low, sleep duration was low, had smoking habits, had stress, energy intake was enough, fat and protein intake was high, carbohydrate and fiber intake was low. Based on chi square analysis, there was a significant relationship between age, history of parent central obesity, physical activity, sleep duration, energy intake, protein intake, fat intake, and carbohydrate intake with central obesity. However, there is no relationship between smoking habits, factor stress, and fiber intake with central obesity. Energy intake was the dominant factor in central obesity.

 

"
Lengkap +
2019
T53516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Dwi Kartika
"Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 83 orang karyawan laki- laki bagian produksi di PT. Semen Padang Sumatera Barat pada bulan April- Mei 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, lingkar perut, dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 50,6 responden mengalami obesitas sentral. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat dengan obesitas sentral.

Abdominal obesity is one of the risk factors for various health problems such as cardiovascular disease. This study was conducted to assess the association of risk factors for abdominal obesity. This study used cross sectional study design on 83 male employees at PT. Semen Padang Sumatera Barat in April May 2017. Data collection was done by measuring body weight, height, percent body fat, abdominal circumference, and filling questionnaire. The results showed 50.6 of respondents had abdominal obesity. Based on bivariate analysis known that there were a significant relationship between BMI, percent body fat, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, and fiber intake with abdominal obesity."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Nuraini
"Diabetes mellitus, penyakit degeneratif yang terjadi akibat resistensi insulin pada sel tubuh, menyebabkan beberapa penyakit komordibitas dan sindrom metabolik seperti obesitas sentral. Obesitas sentral pada diabetisi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan, gaya hidup dan lain-lain. Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan obesitas sentral berdasarkan asupan energi dan faktor lainnya pada diabetisi. Penelitian ini dilakukan pada diabetisi di Puskesmas Jatinegara pada bulan April 2017. Desain penelitian ini menggunakan metode Cross-sectional dengan jumlah sampel 133 orang. Lingkar perut ditentukan berdasarkan pengukuran dengan menggunakan pita ukur, aktivitas fisik dan kebiasaan makan diketahui melalui kuesioner aktivitas fisik GPAQ, food recall 24 jam dan Food Frequency Questionnaire FFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengukuran lingkar perut sebanyak 85 diabetisi mengalami obesitas sentral. Uji Independent T-Test menyatakan bahwa variabel asupan lemak, kebiasaan sarapan dan tingkat pengetahuan memiliki perbedaan bermakna dengan obesitas sentral. Untuk menurunkan angka obesitas sentral pada diabetisi, disarankan untuk diberikan edukasi mengenai obesitas sentral dan pola makan pada diabetisi.

Diabetes mellitus is a degenerative disase caused by insulin resistance in body cells, it will also causes some diseases of comordibity and metabolic syndrome such as abdominal obesity. Abdominal obesity in diabetics can be influenced by various factors such as food intake, lifestyles and others. This undergraduate thesis aims to see the difference between abdominal obesity based on energy intake and other factors in diabetics. This study was conducted on diabetics in Puskesmas Jatinegara in April 2017. The design of this study used Cross sectional method over 133 people as sample size. Abdominal circumference is determined by measurement using measuring tape, physical activity and eating habits throughout GPAQ Physical Activity Questionnaire, 24 hour Food Recall and Food Frequency Questionnaire FFQ.
The results showed that based on abdominal circumference measurements as much as 85 of diabetics are abdominal obesity. The Independent T Test stated that the variable fat intake, breakfast habits and knowledge level had significant differences with abdominal obesity. In order to reduce abdominal obesity rates in diabetics, it is advisable to promote the education on abdominal obesity and diet for diabetics.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library