Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Radhitya
Abstrak :
Pengetahuan mengenai A. lumbricoides berperan penting dalam menanggulangi askariasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dalam peningkatan pengetahuan responden mengenai A. lumbricoides. Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pengisian kuesioner. Sampel penelitian merupakan santri Pesantren X, Jakarta Timur yang diambil dengan metode total sampling. Kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides. Dari hasil penelitian ini terlihat responden laki-laki berjumlah 91 orang (59,1%) dan responden perempuan berjumlah 63 orang (40,1%), responden dengan tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah berjumlah 81 orang (52,6%) dan Madrasah Aliyah berjumlah 73 orang (47,4%). Pada pengambilan data yang diperoleh sebelum penyuluhan, terlihat responden dengan tingkat pengetahuan yang tergolong baik berjumlah 6 orang (3,9%), cukup 34 orang (22,1%), dan kurang 114 orang (74,0%). Sesudah penyuluhan diperoleh data responden dengan pengetahuan yang tergolong baik berjumlah 16 orang (10,4%), cukup 62 orang (40,2%), dan kurang 76 orang (49,3%). Pada uji marginal homogeneity, didapatkan nilai p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil uji sebelum dan setelah penyuluhan. Dapat disimpulkan bahwa pe...
The acknowledgement of A. lumbricoides is the key of preventing ascariasis. The main purpose of this research is to know the effectiveness of health promotion towards the improvement of students? knowledge about A. lumbricoides. This research taken place in X Islamic Boarding School, East Jakarta. The data was collected on January 22nd 2011 by handing out questionnaires to the respondents. Due to the purpose of this research, total sampling method was applied to pick out the samples. The questionnaires given before and after the promotion were about the morphology and life cycle of A. lumbricoides. The results of this research shows there are; 91 (59,1%) male students, 63 (40,1%) female students, 81 (52,6%) Madrasah Tsanawiyah?s students, and 73 (47,4%) Madrasah Aliyah?s students. Before the promotion given, there were 6 (3,9%) good knowledge-categorised students, 34 (22,1%) fair students, and 114 (74,0%) poor students; and after the promotion given there were 16 (10,4%) good knowledge-categorised students, 62 (40,2%) fair students, and 76 (49,3%) poor students. Using marginal homogeneity test, there was found a significant difference (p<0,01) between the students? knowledge before and after the promotion given. To summarize, the health promotion is effective to improve students? knowledge about A. lumbricoides.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Fiorella Andani
Abstrak :
Penyakit cacingan yang disebabkan oleh A. lumbricoides masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Panti asuhan merupakan lingkungan tempat tinggal yang padat sehingga rentan terjadi infeksi dan penularan askariasis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai siklus hidup A. lumbricoides dan hubungannya dengan karakteristik demografi anak di Panti Asuhan X, Jakarta Timur pada tahun 2012. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 10 Juni 2012 dengan memberikan kuesioner berisi data demografi dan enam soal mengenai siklus hidup A. lumbricoides kepada responden (n=153) yang dipilih secara populasi total. Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan anak tergolong rendah (pengetahuan baik 0,7%; cukup 3,9%; kurang 95,4%) dan uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai p>0,05 pada setiap karakteristik demografi, sehingga disimpulkan tingkat pengetahuan anak tidak berhubungan dengan karakteristik demografi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena anak di panti asuhan hidup dalam lingkungan dengan sumber informasi yang sama, sehingga pengetahuan yang dimiliki anak relatif sama. Dengan demikian, perlu dilakukan penyuluhan mengenai A. lumbricoides kepada seluruh anak di Panti Asuhan X, Jakarta Timur secara merata tanpa memandang karakteristik demografi.
Helminthiasis caused by A. lumbricoides remains a public health problem in Indonesia. An orphanage is a dense residential neighborhood, hence susceptible to infection and transmission of ascariasis. This research was conducted to determine the knowledge level of A. lumbricoides life cycle related to demographic characteristics of children in Orphanage X, East Jakarta in 2012. The study design was cross-sectional. The data were taken on June 10, 2012 by handing out questionnaires containing demographic data and six questions about A. lumbricoides life cycle to the respondents (n=153) whom were selected by total population. The results revealed, the knowledge level of the orphans was classified as poor (good knowledge 0,7%; fair 3,9%; poor 95,4%) and Kolmogorov-Smirnov test produced p>0,05 on every demographic characteristic, therefore concluded that the knowledge level was not related to demographic characteristics. This is likely due to children in orphanages living in an environment with the same resources, thus the knowledge among children are relatively the same. Accordingly, health promotions about A. lumbricoides need to be held for all children in Orphanage X, East Jakarta evenly regardless of demographic characteristics.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Rosyady
Abstrak :
Indonesia yang beriklim tropis merupakan tempat pertumbuhan yang baik bagi A. lumbricoides. Infeksi A. lumbricoides biasanya bersifat asimtomatik, namun dapat menimbulkan gejala seperti sakit perut, mual, diare, dan gangguan pernapasan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan manifestasi klinis askariasis dan hubungannya dengan karakteristik anak di Panti Asuhan Jakarta Timur. Pada penelitian ini digunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 melalui pengisian kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai manifestasi klinis askariasis. Kuesioner diberikan kepada 153 siswa; 64 laki-laki dan 89 perempuan. Sebanyak 90 orang berada di jenjang pendidikan SD, 58 orang SMP, dan 15 SMA. Siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 14 orang, cukup 47 orang, dan kurang 92 orang. Berdasarkan uji chi-square tingkat pengetahuan manifestasi klinis askariasis tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan jenis kelamin, usia, dan pengalaman cacingan, namun berbeda bermakna (p<0,05) pada tingkat pendidikan. Disimpulkan tingkat pengetahuan anak panti asuhan umumnya tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan pengalaman cacingan namun berhubungan dengan tingkat pendidikan. Berdasarkan hal tersebut tingkat pengetahuan perlu ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan kepada semua anak dengan memperhatikan tingkat pendidikan tetapi tidak memperhatikan jenis kelamin, usia dan riwayat cacingan.
Indonesia as tropical country is a good place for the growth of A. lumbricoides. Infection of A. lumbricoides usually asymptomatic, but it can manifest symptomps such as abdominal pain, nausea, diarrhea an respiratory disorder. This study was conducted to determine the knowledge of ascariasis clinical manifestations and its relation to the characteristics of children in the orphanage in East Jakarta. This study design used cross-sectional. Data collection was done on June 10, 2012 through a questionnaire containing five questions abaout the ascariasis clinical manifestations. The questionnaire was given to 153 students, 64 men an 89 women. A total of 90 people were ini elementary school education, 58 junior high an 15 senior high school. Students who are well knowledgeable as many as 14 people, middle 47 people, and less 92 people. Based on chi-square test of the level of knowledge of askariasis clinical manifestations was not significant (p>0,05) by sex, age and history of helminth infection, but significantly different (p<0,05) in the level of education. It concluded the knowledge of orphanage is generally classified as less an not associated with gender, agen and history of helminth infection but related to the educational level. Based on this study, levels of knowledge need to be increased by giving counseling to all children with pay attention to the education level but did not pay attention to gender, age and history of helminth infection.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Tania Rahmartani
Abstrak :
Daerah Bantargebang merupakan daerah tempat pembuangan sampah terpadu TPST kumuh serta memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga berisiko tinggi terjadinya askariasis Askariasis sering dialami oleh anak usia SD yaitu usia 7 12 tahun Untuk mencegah askariasis perlu dilakukan penyuluhan kepada murid SD Penelitian bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai A lumbricoides dengan karakteristik demografi murid SD Agar tercapai tujuan penyuluhan optimal dibutuhkan penyesuaian dengan karakteristik demografinya Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 58 murid SD X Bantargebang dengan metode total populasi Pengambilan data dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011 dengan cara mengisi kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang A lumbricoides Data dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan hasil perbandingan tingkat pengetahuan A lumbricoides dengan usia p 0 965 tingkat pendidikan p 0 610 sumber informasi p 1 000 dan info terdahulu p 1 000 Dari total 58 murid didapatkan murid yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 46 orang 79 3 cukup 10 orang 17 2 dan baik 2 orang 3 4 Dari analisis statistik didapatkan tidak ada perbedaan bermakna p 0 05 antara tingkat pengetahuan mengenai A lumbricoides dengan usia tingkat pendidikan info terdahulu dan sumber informasi Disimpulkan bahwa pengetahuan murid SD X mengenai A lumbricoides tergolong buruk dan tidak memiliki hubungan bermakna dengan karakterstik demografinya. ......Ascariasis often experienced by children of primary school age group aged 7 12 years Bantargebang is an area that has a landfield area slump and has a high population so that Bantargebang have a high risk of ascariasis This can be prevented either by providing counseling as a health promotion In order to achieve the optimal goal counseling needs to be adjusted according to the characteristic This study aims to determine the relationship of student rsquo s knowledge about A lumbricoides with their demographic characteristics Studies using cross sectional design applied on 58 students X elemetary school Bantargebang with total population method Data collection was done on December 17th 2011 by filling questionnaires which contains 5 question about A lumbricoides Data processing was performed using SPSS version 20 0 analyzed by Kolmogorov Smirnov test with the result shows relationship between student rsquo s knowledge about A lumbricoides with their age p 0 965 level of education p 0 610 source of knowledge p 1 000 and prior knowledge p 1 000 The result shows students who have poor knowledge was 46 students 79 3 fair 10 students 17 2 and good 2 students 3 4 Based on Kolmogorov Smirnov test there is no significant difference p 0 05 between the level of knowledge about A lumbricoides with age level of education prior knowledge and source of knowledge It was concluded that students have poor knowlege about A lumbricoides and has no significant relationship with their demographic charateristics
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Dionysios
Abstrak :
Askariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di lingkungan padat dengan higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Di Jakarta Timur terdapat pesantren padat penghuni dengan sanitasi terbatas sehingga rentan terhadap askariasis. Untuk mencegah askariasis, santri perlu diberikan pengetahuan melalui penyuluhan yang disesuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki dan karakteristik demografi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan mengikutsertakan semua santri. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides serta isian data karakteristik. Hasilnya menunjukkan 104 santri (67,5%) memiliki < 3 sumber informasi dan 50 santri (32,5%) memiliki > 3 sumber, dengan sumber informasi paling berkesan adalah dokter. Santri yang mempunyai tingkat pengetahuan baik berjumlah 6 orang (3,9%), cukup 34 orang (22,1%), dan kurang 114 orang (74,0%). Pada uji Kolmogorov-Smirnov terdapat perbedaan bermakna (p=0,002) antara tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides dengan jenis kelamin namun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan informasi paling berkesan. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides tergolong rendah dan berhubungan dengan jenis kelamin namun tidak berhubungan dengan pendidikan, sumber informasi dan informasi paling berkesan. ......Ascariasis is a health problem ini area with high population density and poor hygiene. Pesantren X, East Jakarta with its high population density and bad sanitation are more at risk of being infected. Therefore health promototion is needed. The aim of this research is to measure the level of knowledge towards A lumbricoides and its association wuth students characteristics. This cross sectional study used total sampling. Data are taken on 22nd of January 2011 by giving questionnaires to the students. The result shows that 104 students (67.5%) have 3 or less source of information and 50 students (32.5%) have > 3 sources. Doctors are the most impressive source of information.There are 6 students (3.9%) who have good level of knowledge, fair 34 students (22.1%), and poor 114 students (74.0%). On the Kolmogorov-Smirnov test there were significant differences (p = 0.002) between the level of knowledge of students about A. lumbricoides with sex but not significantly different (p> 0.05) with education level, number of information sources and most impressive source of information. Overall students' level of knowledge about A. lumbricoides is poor and is associated with sex but not associated with education level, information resources and most impressive source of information.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Tanojo
Abstrak :
Kebanyakan dari infeksi Ascaris lumbricoides sebagai bagian dari infeksi geohelminthes terjadi di Negara berkembang Seringkali hal ini menjadi penyebab terjadinya anemia kurang nutrisi dan terhambat pertumbuhan pada manusia Anak anak yang tinggal di daerah endemik menjadi rentan terhadap kondisi tersebut sebagai target utama dari infeksi geohelminthes Riset ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara infeksi A lumbricoides dan anemia pada anak anak sekolah di Nangapanda. Penelitian ini dilakukan di desa Nangapanda Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur Sebanyak 262 anak berusia di bawah 18 tahun berpartisipasi pada penelitian ini Data personal anak dari tingkat SD dan SMP di Nangapanda diperoleh dengan mengisi kuesioner Sebanyak 262 sampel darah dan tinja dikumpulkan Adanya infeksi cacing ditentukan dengan metoda RT PCR dan status anemia diperiksa melalui darah Informasi yang didapat lalu dievaluasi dengan metode Chi square Fisher rsquo s exact test dan Logistic regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi A lumbricoides adalah 4 2 dan prevalensi anemia 9 9 Uji statistik chi square menunjukkan bahwa infeksi A lumbricoides tidak cukup signifikan untuk menyebabkan anemia p 0 084. Kesimpulannya Tidak ada korelasi antara infeksi A lumbricoides dan anemia pada anak sekolah di desa Nangapanda kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur. ......Most Ascaris lumbricoides infections, as part of geohelminth infections, happen in the developing country. Frequently, this infection becomes the source of anemia, under-nutrition, and halted growth in human. Schood-aged children, as the main host of geohelminth infections, becomes vulnerable to the infection, especially those living in endemic area of geohelminth infections. This research describes the correlation between anemia and A. lumbricoides infection in school-aged children of Nangapanda. The research was conducted in Nangapanda, Ende, Nusatenggara Timur. Approximately 262 children under 18 years old participated. Personal data was collected through questionnaire to students of elementary school and junior high school. Around 185 blood and stool sample were then collected to be further analyzed by using 262 analysis and RT PCR to find the helminth infection and anemia status, respectively. The whole information was then evaluated by using Chi-square method, Fisher?s exact test, and Logistic regression. Result shows that A. lumbricoides infected around 4.2% and anemia prevalence is about 9.9%. Neverhteless, chi square study analysis shows that the result of A. lumbricoides infections can not significantly result in anemia (p=0.084). In conclusion, there is no correlation between A. lumbricoides infection and school children in Nangapanda, Ende district, Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irma Malyana Artha
Abstrak :
Salah satu anggota keluarga terinfeksi soil-transmitted helminthes (STH) merupakan faktor risiko infeksi STH terutama di daerah endemis. Penelitian pola infeksi STH pada keluarga belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola infeksi STH pada keluarga di Kalibaru, Jakarta Utara dan Batu Ampar, Jakarta Timur. Penelitian ini berdesain cross-sectional yang dilakukan di SD 07 Pagi Kalibaru dan SDI Al-Amin Batu Ampar pada Juni 2012- September 2014. Sampel penelitian sebanyak 118 keluarga (84 keluarga di Kalibaru dan 34 keluarga di Batu Ampar). Diagnosis STH dengan metode Kato-Katz. Data sosio-ekonomi keluarga diperoleh dengan kuesioner. Prevalensi A. lumbricoides pada siswa SD, ayah, dan ibu di Kalibaru berturut-turut 34,8%, 25,8%, dan 28,4%. Prevalensi T. trichiura berturut-turut 47%, 12,1%, dan 10,2%. Berbeda dengan di Batu Ampar, prevalensi A. lumbricoides berturut-turut 6,8%, 0%, dan 5,7%. Tidak ada infeksi T. trichiura di Batu Ampar. Intensitas infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura di Kalibaru tergolong ringan dan sedang. Intensitas infeksi A. lumbricoides di Batu Ampar tergolong ringan. Pola infeksi STH pada keluarga di Kalibaru lebih bervariasi dibandingkan di Batu Ampar. Secara statistik, terdapat perbedaan bermakna pola infeksi A. lumbricoides di Kalibaru dan Batu Ampar (p<0,05) dengan nilai OR 4,62 (95% CI 1,192-17,878). Lokasi penelitian merupakan faktor proteksi infeksi STH (OR = 0,75; 95% CI 0,582-0,966). Penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu anggota keluarga terinfeksi A. lumbricoides merupakan faktor risiko penularan A. lumbricoides di daerah endemis (Kalibaru).
An infected household is risk factor in STH infection, especially in endemic area. The research of STH infection in household has not been studied. The aim of research was to know STH infection pattern of household in Kalibaru, Jakarta Utara and Batu Ampar, Jakarta Timur. This cross-sectional study held in SD 07 Pagi Kalibaru and SDI Al-Amin Batu Ampar on Juny 2012- September 2014. This research includes 118 families (84 families from Kalibaru and 34 families from Batu Ampar). STH infection was diagnosed through Kato Katz method. Socio-economic data of family was collected through questionnaire. In Kalibaru, the prevalence of A.lumbricoides in students, father, and mother in order are 34.8%, 25.8%, 28.4%. The prevalence of T.trichiura in order are 47%, 12.1%, and 10.2%. In Batu Ampar, the prevalence of A.lumbricoides in order are 6.8%, 0%, and 5.7%. There is no T.trichiura infection in Batu Ampar. Intensity of infection of A.lumbricoides and T.trichiura in Kalibaru is mild and moderate. Intensity of infection of A.lumbricoides in Batu Ampar is mild. STH infection pattern in Kalibaru is more varies than in Batu Ampar. Statistically, there is significance result of STH infection pattern in Kalibaru and Batu Ampar (p<0.05) with OR=4.62 (95% CI 1.192-17.878). The location of this research is a protection factor of STH infection (OR=0.75; 95% CI 0.582-0.966). This research supports that A.lumbricoides infection in one of household member become risk factor of A.lumbricoides transmission in endemic area (Kalibaru).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Tania Rahmartani
Abstrak :
Daerah Bantargebang merupakan daerah tempat pembuangan sampah terpadu (TPST), kumuh, serta memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga berisiko tinggi terjadinya askariasis. Askariasis sering dialami oleh anak usia SD yaitu usia 7-12 tahun. Untuk mencegah askariasis, perlu dilakukan penyuluhan kepada murid SD. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dengan karakteristik demografi murid SD. Agar tercapai tujuan penyuluhan optimal, dibutuhkan penyesuaian dengan karakteristik demografinya. Penelitian menggunakan desain cross-sectional pada 58 murid SD X Bantargebang dengan metode total populasi. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011 dengan cara mengisi kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang A. lumbricoides. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil perbandingan tingkat pengetahuan A. lumbricoides dengan usia (p=0,965), tingkat pendidikan (p=0,610), sumber informasi (p=1,000), dan info terdahulu (p=1,000). Dari total 58 murid, didapatkan murid yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 46 orang (79,3%), cukup 10 orang (17,2%), dan baik 2 orang (3,4%). Dari analisis statistik didapatkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dengan usia, tingkat pendidikan, info terdahulu  dan sumber informasi. Disimpulkan bahwa pengetahuan murid SD X mengenai A. lumbricoides tergolong buruk dan tidak memiliki hubungan bermakna dengan karakterstik demografinya. ......Ascariasis often experienced by children of primary school age group, aged 7-12 years. Bantargebang is an area that has a landfield area, slump, and has a high population so that Bantargebang have a high risk of ascariasis. This can be prevented either by providing counseling as a health promotion. In order to achieve the optimal goal, counseling needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to determine the relationship of student’s knowledge about A. lumbricoides with their demographic characteristics. Studies using cross-sectional design applied on 58 students X elemetary school Bantargebang with total population method. Data collection was done on December 17th, 2011 by filling questionnaires which contains 5 question about A. lumbricoides. Data processing was performed using SPSS version 20.0, analyzed by Kolmogorov-Smirnov test with the result shows relationship between student’s knowledge about A. lumbricoides with their age (p=0,965), level of education (p=0,610), source of knowledge (p=1,000), and prior knowledge (p=1,000). The result shows students who have poor knowledge was 46 students (79.3%), fair 10 students (17.2%), and good 2 students (3.4%). Based on Kolmogorov-Smirnov test, there is no significant difference (p> 0.05) between the level of knowledge about A. lumbricoides with age, level of education, prior knowledge and source of knowledge. It was concluded that students have poor knowlege about A. lumbricoides and has no significant relationship with their demographic charateristics.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Subahar
Abstrak :
Fecal contamination is a serious environmental problem at Angke River Jakarta. A cross-sectional study was conducted during April-June 2007 and the aim of the study is to assess the water quality of Angke River by detection of Ascaris lumbricoides eggs and the protozoan cysts. A total 24 L water of Angke River was collected from 8 sampling locations consisted of Kembangan/Duri Kosambi (upper reaches of river), Pesing Polgar (lower reaches of river), Teluk Gong (lower reaches of river), Pantai Indah Kapuk (estuary), River Mouth, left side of River Mouth, right side of River Mouth, and outer side of River Mouth. The water specimen was examined microscopically for A. lumbricoides eggs and protozoan cysts using a concentrated technique. Of 8 locations, 4 locations (50 %, 4/8), Kembangan/Duri Kosambi, Teluk Gong, Pantai Indah Kapuk and left side of river mouth were positive for A. lumbricoides eggs and 2 locations (25%, 2/8), Kembangan/Duri Kosambi and Pesing Polgar positive for Entamoeba histolytica cysts. Overall, 60 A. lumbricoides eggs and 2 E. histolytica cysts were found in 24 L water specimens. Among sampling locations, the most number of A. lumbricoides eggs were found at eastuary. The water of Angke River, Jakarta, has been contaminated by human feces contained A. lumbricoides eggs and E. histolytica cysts. The water was unsafe for drinking water.
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suriptiastuti
Abstrak :
Prevalensi STH pada anak di Jakarta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan dilakukan pengobatan masal dan penyuluhan kesehatan. Beberapa obat telah dicoba untuk pengobatan masal, namun prevalensi STH masih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar kemungkinan kontribusi anak Sekolah Dasar dalam transmisi A. lumbricoides setelah pemberian antelmintik. Telah diperiksa 861 tinja anak dari 3 SD Kalibaru, Jakarta Utara dengan Cara Kato Katz. Sebanyak 636 anak yang terinfeksi A.lumbricoides dibagi secara acak menjadi 2 kelompok masing-masing terdiri dari 318 anak, kelompok I diobati albendazol dan kelompok II diobati pirantel pamoat. Tinja anak yang tidak sembuh setelah pengobatan diblak dalam larutan kalium bikromat 2%, untuk melihat pertumbuhan telur menjadi bentuk Infektif. Prevalensi askarlasis ditemukan di Sekolah Dasar ini adalah 66,36%-78,74%, dengan Intensitas Infeksi sangat ringan (RTPG 4495 sampai 5959). Setelah pengobatan prevalensi askariasis pada kelompok I menjadi 3,59% dan pada kelompok II menjadi 6,02%. Terdapat penurunan jumlah telur dibuahi dan tidak dibuahi sesudah pengobatan albendazol maupun pirantel pamoat. Perbandingan jumlah telur dibuahi dan tidak dibuahi sesudah pengobatan dengan albendazol menjadi besar sedangkan dengan pirantel pamoat menjadi kecil. Pada pengamatan biakan telur ternyata pada kelompok yang diobati albendazol belum ditemukan telur yang berubah menjadi bentuk infektif sampai hari ke 26. Sedangkan pada kelompok pirantel pamoat, bentuk infektif telah ditemukan pada hari ke 19 (15,25%). Kesimpulan kontribusi anak yang belum sembuh dengan pirantel pamoat adalah 15,25% dari jumlah telur yang dikeluarkan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>