Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zhou, Zuoren
Beijing: Renmin Wenxue Chubanshe, 2000
SIN 895.13 ZHO zz (1);SIN 895.13 ZHO zz (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fang, Percy Jucheng
Beijing: Foreign Languages Press, 1986
951.05 FAN z
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Changsha: Hunan People Publishing House, 2009
SIN 181.11 ZHU I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Estherlina Maskoen
"Sejak, 1949, menyusul berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC), di negri itu telah terjadi serentetan guncangan politik. Hal itu terutama terjadi setelah Mao Zedong melancarkan Gerakan Seratus Bunga pada tahun 1955. Akan tetapi dari sekian banyak guncangan politik yang terjadi di Cina itu, tidak ada yang menyamai kehebatan yang diakibatkan oleh Revolusi Kebudayaan {1966-1976). Gerakan yang nama resminya Revolusi Besar Kebudayaan Proletariat atau Whuchanjieji Wenhuca Da Geming itu telah mengakibatkan dampak yang besar atas seluruh bangsa Cina mulai dari golongan elitenya sampai ke lapisan mayarakat yang paling bawah. Dalam gerakan tersebut, para pemuda Cina yang tergabung dalam Pengawal Merah (Hongwebing ) yang mendapat inspirasi dari pemikiran Mao (Mao Zedong Sixiang) mengganyang semua bentuk sistem para pemimpin dan golongan yang mendapat cap reaksioner. Seperti yang dikatakan di atas, Revolusi Kebudayaan juga mengakibatkan jatuhnya banyak pemimpin Cina, bahkan pada waktu itu berada di puncak kekuasaan, antara lain Presiden Liu Shaoqi. Namun, dari segelintir pemimpin yang berhasil lolos dari serangan pengawal Merah adalah Zhou Enlai yang pada waktu itu menjabat sebagai Perdana Menteri Cina. Feranan Zhou Enlai dalam Revolusi Kebudayaan tahun 1966 sampai dengan 1959 ini perlu saya tulis karena tokoh Zhou Enlai sepanjang hayatnya merupakan tokoh yang menarik dan sepanjang pengetahuan saya belum ada penulisan skripsi yang menelaah topik ini."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sesanti Mulyaningrum
"ABSTRAK
Zhou Enlai lahir ditengah-tengah keluarga tradisional di Huaian ( Propinsi Jiangsu ). Ayahnya adalah seorang pegawai Departemen Keuangan di Propinsi Shandong. Pendidikan formal pertama didapatkan di Sekolah Dasar Misionaris Shengching, dilanjutkan di Sekolah Menengah Nankai ( dalam pengajarannya menggabungkan antara pendidikan Cina dan pendidikan Barat ). Setelah lulus, Zhou melanjutkan studi ke Jepang dan untuk pertama kalinya membaca artikel mengenai Marxisme yang ditulis oleh Prof. Hajime Kawakami.Kembali ke Cina pada tahun 1919 dan terlibat dalam Gerakan 4 Mei 1919. Seperti Mao Zedong, Zhou juga terlibat dalam kegiatan jurnalisme pelajar; ikut berpartisipasi dalam gerakan pelajar di Tianjin dan membentuk Yayasan Sadar Juewushe) sama seperti Perkumpulan Rakyat Baru ( .Xin Min Xuehui ); dan bergabung dalam grup belajar Marxist yang dibentuk Li Dazhao. Pada tahun 1920 melanjutkan studi ke Perancis, dimana dia menjadi seorang komunis (Marxis ). Bersama-sama anggota dari Xin Min Xuehui yang ada di Paris mendirikan cabang Partai Komunis Cina. Kembali ke Cina pada tahun 1924, ikut serta dalam front persatuan Partai Komunis Cina dan Partai Nasionalis Cina melawan pemerintah warlord utara; dan menjabat sebagai direktur politik Akademi Militer Whampoa

"
1996
S12988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qiuming
"The full name of Zuo Zhuan is Chun Qiu Zuo Shi Zhuan, which is one of the core Confucian classics Thirteen Classics. Zuo Zhuan is the first detailed narrative chronicle in China. It is said that Zuo Qiuming, the historian of the State of Lu in the late Spring and Autumn Period, compiled it based on the Spring and Autumn in the history of the State of Lu. In the twenty-seventh year of Lu aigong (468 before), it mainly records important events and important figures in the political, economic, military, diplomatic and cultural aspects of various countries during the 254 years of the Eastern Zhou Dynasty. It is a valuable document for studying the history of my country before the Qin Dynasty. ."
Nanjing : Dong nan da xue chu ban she, 2017
e20511215
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Qivany
"ABSTRAK
Pada masa pemerintahan dinasti Zhou Timur, Cina mengalami pergolakan politik dan perubahan sosial, sehingga mendorong para filsuf mengeluarkan pemikiran-pemikirannya demi menciptakan perdamaian di dunia. Periode ini dikenal sebagai ?Seratus Aliran Pemikiran? (诸子百家zhūzǐ bǎijiā). Salah satu filsuf pada masa ini adalah Mozi (墨子). Diantara pemikiran-pemikiran Mozi, pemikirannya yang paling terkenal adalah Jian Ai (兼爱). Banyak cendekiawan asing telah menganalisis teks Jian Ai, namun cendekiawan Indonesia justru belum pernah menganalisisnya. Oleh karena itu, pada penelitian skripsi ini penulis akan membahas makna Jian Ai dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks Jian Ai dikaitkan dengan latar belakang sejarah Cina kuno.

ABSTRACT
During the reign of Eastern Zhou dynasty, China experienced political turbulence and social change that encourage many philosophers to show their thoughts in order to achieve world peace. This era was known as ?Hundreds of School Thought? (诸子百家zhūzǐ bǎijiā). One of the philosophers during this era is Mozi (墨子). Among all his works, Mozi most famous work is Jian Ai (兼爱). Many foreign scholars have analyzed Jian Ai text, but Indonesian scholars have never analyzed it. Therefore, this essay will analyze Jian Ai meaning and the values of Jian Ai text in relation to historical background of ancient China."
2016
S64920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Farhana
"Film Shadow (Yǐng) adalah film bergenre Wuxia garapan Zhang Yimou yang dirilis pada 30 September 2018 di Cina. Film yang mengambil latar zaman Tiga Negara 三国時代 (220-280 M) mengisahkan tentang tokoh Jing Zhou yang menjadi bayangan tokoh Komandan Zi Yu, komandan Kerajaan Pei. Penelitian ini menggambarkan prinsip harmoni sesuai filosofi Yin-Yang melalui karakterisasi tokoh Jing Zhou dan Komandan Zi Yu. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan penerapan prinsip harmoni dalam filosofi Yin-Yang melalui karakterisasi tokoh Jing Zhou dan Komandan Zi Yu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa hubungan Jing Zhou dan Zi Yu menunjukkan konsep Yin-Yang. Jing Zhou mewakili prinsip Yin, sedangkan Zi Yu menggambarkan prinsip Yang. Zhang Yimou menunjukkan bahwa prinsip harmoni dapat tercapai setelah melalui berbagai kekacauan yang terjadi antara kedua tokoh utama. Kematian yang menimpa Zi Yu sebagai representasi Yang tidak menjadikan Yang hilang selamanya. Kekuatan Yang kembali muncul dari dalam diri Jing Zhou. Oleh karena itu, pada akhirnya Jing Zhou merepresentasikan dua prinsip sekaligus, yaitu Yin dan Yang.

Shadow (Yǐng) is a Wuxia film directed by Zhang Yimou, which was released on September 30, 2018, in China. Shadow, which takes backdrop of the Three Kingdoms Era 三国時代 (220-280 M) tells the story of Jing Zhou who becomes the shadow of Commander Zi Yu, the great commander of the Pei Kingdom. This research describes the harmony principle according to the Yin-Yang philosophy through the characterization of Jing Zhou and Commander Zi Yu. This study explains the application of harmony principle in the Yin-Yang philosophy through the characterization of Jing Zhou and Commander Zi Yu. The method used in this research is a qualitative method. The result of the study reveals that the relationship between Jing Zhou and Zi Yu shows the concept of Yin-Yang. Jing Zhou represents the Yin principle, while Zi Yu represents the Yang principle. Zhang Yimou shows that the harmony principle can be achieved after going through various chaos that occurs between two main characters. The death of Zi Yu as the representation of Yang doesn’t make Yang disappear forever. Yang power reappears from within Jing Zhou. Therefore, in the end, Jing Zhou represents two principles at once, namely Yin and Yang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosaline Elizabeth
"Zhou Enlai sebagai Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri RRC berkontribusi besar dalam peningkatan hubungan RI-RRC selama Perang Dingin berlangsung, khususnya sejak tahun 1951 hingga puncaknya di Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955. Oleh karena itu, hubungan RI-RRC sebelum KAA, prinsip ‘koeksistensi damai’ dalam diplomasi Zhou Enlai, penerapan prinsip tersebut terhadap Indonesia melalui diplomasi Zhou Enlai di KAA, dan peranan Zhou Enlai dalam peningkatan hubungan RI-RRC menjadi permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peranan Zhou Enlai terletak pada penyesuaian kebijakan luar negeri Cina terhadap Indonesia, pembangunan citra Cina yang baru melalui KAA, penyelesaian masalah dwikewarganegaraan etnis Cina, dan penarikan Indonesia menjadi mitra Cina di masa Perang Dingin. Dalam konteks kepentingan nasional Cina, diplomasi Zhou Enlai terhadap Indonesia pada tahun 1951-1955 sejatinya mengandung agenda Cina untuk membebaskan diri dari politik pembendungan AS serta memperkuat propaganda ‘koeksistensi damai’ di mata dunia dalam rangka memperoleh lingkungan internasional yang kondusif bagi pembangunan dalam negeri Cina, yaitu Pembangunan Lima Tahun Pertama (Pelita I) yang berlangsung sejak tahun 1953 hingga tahun 1957.

Zhou Enlai as the Prime Minister and Foreign Minister of the PRC contributed greatly to the improvement of Sino-Indonesian relations during the Cold War, particularly since 1951 to its peak at the Asian-African Conference (AAC) in 1955. Therefore, Sino-Indonesian relations before AAC, Zhou Enlai's principle of 'peaceful coexistence', its implementation on Indonesia through AAC, and the role of Zhou Enlai in improving Sino-Indonesian relations are the issues discussed in this study. This research is a qualitative research with a historical approach. The results indicate that Zhou Enlai's role lies in adjusting China's foreign policy towards Indonesia, building a brand new image of China through AAC, solving ethnic Chinese dual citizenship, and developing Sino-Indonesian partnership during the Cold War. In the context of China's national interests, Zhou Enlai's diplomacy towards Indonesia during 1951-1955 intrinsically embodied China's agenda to break free from US containment policy and to strengthen the propaganda of 'peaceful coexistence' internationally in order to provide a favourable international environment for China’s internal development, namely the First Five-Year Plan which took place since 1953 until 1957.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library