Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harefa, Sarikasih
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Kurang gizi masih menjadi masalah utama yang dihadapi dunia. Setiap tahunnya sekitar 55.000 orang meninggal karena kurang gizi. Dan dua per tiga dari jumlah yang meninggal ini adalah anak-anak. Di negara-negara berkembang, kontribusi kurang gizi terhadap kematian anak balita yang berhubungan penyakit infeksi meneapai 53%. Anak yang kurang gizi cenderung lebih rentan terhadap penyakit infeksi baik dalam hal jumlah kejadian (misalnya insidens) maupun durasi setiap kejadian penyakit Tahun 2006, jumlah penderita gizi buruk mengalami peningkatan dati tahun sebelumnya. Jumlah balita gizi buruk di Indonesia, menurut laporan UNICEF 2006 meningkat dari 1,8 juta pada tahun 200412005 menjadi 2,3 juta jiwa Peningkatan balita gizi buruk ini tentulah sangat mengkhawatirkan, karena depat menyebabkan "lost Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen pre-post test dengan jumlah sampel 114 yang terdiri dari 60 balita yang menerimn intervensi PMT-P dan 54 balita yang menerima konseling gizi. Untuk menguji hipotesis digwtukan uji t-test dan anova. Analisa multivariat dengan Analisis Regress!Berganda. Hasil: Hasil uji ststistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara Zsrore balila gizi buruk sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi. Konseling gizi berhasil meningkatkan Zscore belita gizi buruk sebesar 0.2237. Pemberian PMT- berhasil meningkatkan Zscore balita gizi blll1lk sebesar 0.2181. Untuk kelompok konseling, faktor-faktor yang mempengarohi peningkatan Zscore balita gizi blll1lk adalah status gizi {Zscore) balita di awal penelitian. Sedangkan untuk kelompok PMT-P, adalah umur analk, dan umur balita disapih. Kesimpulan : Setelah intervensi, prevalensi gizi buruk turon 38,6%. Darl kelompok konseling, prevalensi balita gizi buruk turun 50,0%, sedangkan prevalensi gizi buruk pada kelompok PMT-P turun 28,3%. Pada kelompok PMT-P juga ditemukan balita yang meningkat statusnya menjadi gizi balk. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan Zscore balita gizi buruk adalah status gizi {Zscore) balita di awal penelitiaa (konseling), umur anak, dan umur balita disapih {PMT-P).
Background : Poor nutrition still become prior problem in the world. Every year, about 55.000 people die due to malnutrition. And 2 out of3 death was children. Poor nutrition contributes to 1 out of2 death (53%) associated with infections diseases among children aged under five in developing country. Children with malnutrition more vulnerable to infection, both incidens and duration of diseases. In 2006, the number of malnutrition increased than in 2005. Unicef(2006) reports, the malnutrition children aged under five increased from I ,8 million in 2004/2005 to 2,3 million in 2006. This increasing was very concerned, leads to "lost generation". One of program conduct by government to care of children with malnutrition was nutritional intervention (supplementation). To cure dan care of malnutrition children, was conduct food supplementation breastfeeding for Methods : This research conduct quasi experiment design with pre-post test. The number of sample was 114 children, contain of 60 children in the food supplementation group and 54 children in the counseling group. For testing the hypothesis was conduct t-test dan one-way anova. Multivariat analysis with Multiple Linier Regression Analysis. Result : There is significant differences between Zscore weight for aged of under five chidren with malnutrition at the pre intervention and post intervention. Counseling program increased Zscore weight for aged of underfive chidren about 0,2237 SD. Food supplementation program increased Zscore weight for aged of underfive chidren about 0,2181 SD. In the counseling group, the factors related to the increasing Zscore weight for aged of underfive children malnutrition is the nutrition statue of children at the begining of intervention. In the food supplementation group, the factors is the children's aged and the children's aged while weaning. Summary : After intervention program, malnutrition prevalence decreased 38,6%. In the counseling group, prevalence decreased 50,0%, While in the food supplementation group prevalence decreased 28,3%. In the food supplementation group also found a child with nonnal statue. In the counseling group, the factors related to the increasing Zscore weight for aged of underfive children malnutrition is the nutrition statue of children at the beginning of intervention. In the food supplementation group, the factors is the children's aged and the children's aged while weaning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21026
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Andreas Marlon Hasudungan
Abstrak :
Laporan magang ini bertujuan untuk melakukan evaluasi atas prosedur evaluasi restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh PT Bank A, selaku klien KAP ABC, terhadap debitur-debiturnya apakah telah sesuai dengan teori yang berlaku. PT Bank A merupakan Bank BUMN yang memiliki banyak debitur yang memiliki kendala terhadap skema kreditnya akibat dampak dari Pandemi COVID-19. Sehubungan dengan kondisi tersebut, PT Bank A telah melakukan restrukturisasi kredit atas beberapa debiturnya yang mengalami masalah. PT Bank A selanjutnya meminta KAP ABC untuk mereview prosedur evaluasi restrukturisasi kredit yang dilakukannya. Dalam menilai restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh PT Bank A, KAP ABC menggunakan suatu metode, yaitu Altman Z-Score, untuk menentukan apakah restrukturisasi yang telah dilakukan oleh PT Bank A sudah optimal atau belum. Laporan magang ini akan mengevaluasi dasar penilaian restrukturisasi kredit yang telah digunakan oleh KAP ABC, yaitu metode Altman Z-Score, dalam menentukan apakah restrukturisasi yang telah dilakukan oleh PT Bank A sudah optimal. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menyimpulkan bahwa prosedur yang dilakukan oleh KAP ABC telah sesuai dengan metode Altman Z Score yang berlaku. Selain untuk menjabarkan prosedur tersebut, laporan magang ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang refleksi diri penulis sebagai peserta magang. ......This internship report aims to evaluate the credit restructuring evaluation procedure carried out by PT Bank A, as a client of KAP ABC, to its debtors whether it is already in accordance with the existing theory. PT Bank A is a State-Owned Bank which debtors are experiencing problems with their credit schemes due to the impact of the COVID-19 Pandemic. Within these conditions, PT Bank A had restructured the loans of its debtors who are experiencing problems. PT Bank A asked KAP ABC to review the credit restructuring procedure that had been implemented. In assessing the credit restructuring implemented by PT Bank A, KAP ABC uses a method, namely the Altman Z-Score, to determine if the credit restructuring implemented by PT Bank A had been optimal. This internship report will evaluate the basis for assessing credit restructuring that was used by KAP ABC, namely Altman Z-Score, in determining if the restructuring implemented by PT Bank A had been optimal. Based on the evaluation that had been done by the author, the author concluded that the procedures carried out by KAP ABC are already in accordance with the existing Altman Z Score method. Other than describing the procedure, this internship report also aims to describe and explain the self-reflection of the student as an intern.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Bimo Budiman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis BUMN non jasa keuangan untuk dapat mengantisipasi kebangkrutan dan mendapatkan hasil antara Altman Z Score dan KEP-100/MBU/2002. Penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan dari tahun 2016-2018. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan sumber data sekunder dari laporan internal perusahaan dan website resmi lainnya. Hasil yang didapatkan dengan metode Altman Z Score di tahun 2016 terdapat 4 BUMN yang diprediksi bangkrut, di tahun 2017 terdapat 7 BUMN yang di prediksi bangkrut, dan di tahun 2018 terdapat 6 BUMN yang diprediksi bangkrut. Adapun dengan metode KEP-100/MBU/2002 tidak ada perusahaan yang berada di kategori tidak sehat. Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pengambil keputusan di BUMN untuk menghadapi tantangan dan meningkatkan performa perusahaan. ......Focus of this research is to analyze performance of nonfinancial sector state owned enterprises (SOE's) in Indonesia using Altman Z Score's bankruptcy prediction analysis and The Decree No. KEP-100/MBU/2002 issued by Ministry of Stated Owned Enterprises of Indonesia on June 2002 in order to find main factors that cause potential bankruptcy in the company and as a reference for company's performance improvement. This research is quantitative with the use of data from company's financial report from 2016-2018. The result based on Altman Z Score shows that in 2016 4 SOE's are predicted bankrupt, in 2017 7 SOE's are predicted bankrupt and in 2018 6 SOE's are predicted bankrupt. Whilst using KEP-100/MBU/2002 there is no SOE predicted bankrupt. This study could be used by SOE's decision makers to tackle the challenge and improve company's performance.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Senia Arini Putri
Abstrak :
Bank umum syariah mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992, namun sampai dengan saat ini market share perbankan syariah di Indonesia belum mencapai 5%, meskipun Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim. Dalam rangka memperkuat ketahanan dan daya saing perbankan, Bank Indonesia dilanjutkan dalam Peraturan OJK (POJK) mengatur kegiatan usaha dan perluasan jaringan kantor bank berdasarkan modal inti. Bank Indonesia membagi perbankan menjadi 4 (empat) kategori buku bank, dimana setiap kategori bank memiliki cakupan produk dan aktivitas yang berbeda. Berdasarkan kategori tersebut, semakin tinggi buku bank, semakin besar modal inti yang dimiliki dan semakin luas cakupan produk dan aktivitas yang dilakukan. Hingga tahun 2014, bank umum syariah di Indonesia yang berjumlah 12 bank masih berada pada kategori buku 1 dan buku 2. Dengan demikian, perlu dikaji dan dianalisa lebih mendalam mengenai ketahanan bank umum syariah yang terdapat dikategori buku 1 dan buku 2 dengan menggunakan model Altman Z score dan analisa industri perbankan syariah. Hasil dari penelitian ini adalah bank umum syariah buku 1 tidak lebih rentan dari bank umum syariah buku 2 dikarenakan memiliki nilai Z score yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modal inti belum tentu dapat menambah ketahanan bank. Hal yang mempengaruhi ketahanan bank adalah kualitas penyaluran pembiayaan dan efisiensi atas kegiatan usaha bank umum syariah. Dengan demikian, semakin besar size bank, diperlukan monitoring yang semakin ketat. ......Islamic banks started to operate in Indonesia in 1992, but until now their market share still can not reach 5%, despite the fact that Indonesia is a country with a Moslim majority population. In order to strengthen the resilience and competitiveness of the banking industry, Bank Indonesia and then continued by OJK in its Regulations (POJK), regulates banking business activities and expansion of branch network based on bank's core capital (namely BUKU). Bank Indonesia (and now OJK) divided banks into four buku (1 into 4), The higher the buku, the greater the core capital and broader ranges of products and activities undertaken. Until 2014, Islamic banks in Indonesia amounting to 12 banks were still in the category of BUKU 1 and 2. As such, it needs to have intensive study and analysis on the resilience of Islamic banks categorized in BUKU 1 and 2 by using a model of Altman Z Score Score and industrial analysis of the islamic banking industry. This study finds that BUKU 1 is not more susceptible than BUKU 2 because of its higher score of Z value. This shows that the higher core capital may not necessarily increases the resilience of banks. Things that affect the resilience of banks are the efficient of quality of finance portfolio and the business activities of Islamic banks. Thus, the larger the size of banks may require more stringent monitoring.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi sistem perbankan terhadap kemungkinan terjadinya penularan risiko likuiditas antar sistem perbankan pada periode 2000-2012. Dengan menggunakan metode regresi spasial untuk melihat pengaruh sistem perbankan di suatu wilayah terhadap sistem perbankan di wilayah lainnya, hasil penelitiian ini membuktikan bahwa probabilitas kebangkrutan suatu sistem perbankan secara signifikan berpengaruh positif terhadap probabilitas kebangkrutan sistem perbankan lain. Apabila terjadi kekurangan likuiditas pada salah satu sistem perbankan pada sistem yang terintegrasi maka hal tersebut dapat menyebabkan masalah likuiditas sistem lainnya. Selain itu penelitian ini juga membuktikan bahwa suatu sistem perbankandapat meningkatkan stabilitasnya apa bila ia dengan sistem perbankan yang lebih stabil.
This research aims to determine the effect of banking system integration against probability of liquidity risk transmission across banking systems during 2000-2012. By using Spatial Regression to see how a region's banking system might affect other regions' banking systems, this research has proven that a banking system's probability of bankruptcy significantly affects other banking systems' probability of bankruptcy. Liquidity shortage of a certain banking system that is integrated to other banking systems, can cause liquidity shortage to the other banking systems as well. In addition, this study has also proven that a banking system can increase its stability by being connected to a more stable banking system.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fauzi
Abstrak :
"ABSTRAK
" The debtor must be insolvent rsquo; merupakan asas hukum kepailitan yang menekankan kepailitan hanya dapat dijatuhkan kepada debitur insolven. Tidak diaturnya asas tersebut secara tekstual dalam UUKPKPU nomor 37 tahun 2004 mendorong hakim untuk tidak mempertimbangkannya dalam membuat suatu putusan. Hal ini memberikan peluang dipailitkannya debitur yang solven. Secara khusus, permasalahan yang dibahas adalah ketaatan hakim terhadap asas tersebut dalam membuat putusan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif legal research dan perbandingan hukum comparative law . Adapun pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan pendekatan hukum dan pendekatan ekonomi untuk mengukur kesehatan keuangan debitur dengan Altman Z-score sebagai model insolvency test. Berdasarkan hasil analisis terhadap 4 putusan pengadilan niaga, 2 putusan kepailitan tidak mempertimbangkan adanya asas ini, yaitu dengan dipailitkannya Telkomsel yang kondisi keuangannya masih solven serta tidak dipertimbangkannya status insolvensinya Garuda. Analisis ini menunjukkan adanya inkonsistensi dalam menerapkan asas the debtor must be insolvent dalam putusan hakim niaga. Inkonsistensi penerapan terjadi karena asas tersebut tidak dijadikan sebagai syarat pengajuan proses kepailitan dan PKPU dalam undang-undang. Selain itu, asas juga masih sulit diterapkan oleh hakim karena belum diaturnya instrumen insolvency test yang dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan debitur. Untuk itu, asas tersebut harus diformulasikan secara tekstual dalam undang-undang sebagai sebuah syarat pengajuan permohonan agar hakim lebih terikat terhadap asas tersebut untuk dipertimbangkan dalam membuat putusan. Perubahan ketentuan dalam undang-undang ini harus dilakukan agar tercipta keadilan yang seimbang bagi kreditur dan debitur. "
" "ABSTRACT
" lsquo The debtor must be insolvent 39 is the principle of bankruptcy law that emphasizes bankruptcy is only able to be imposed to the insolvent debtor. The non regulation of the principle textually in UUKPKPU number 37 of 2004 encourages the judge not to consider it in making decision. This provides an opportunity for solvent debtor to be bankrupted. In particular, the issue discussed is the adherence of judges to the principle in making decisions. This method of research conducted was based on legal research and comparative law approach. Data were collected through the study of documents and conducting series of interviews, which were then qualitatively analyzed. The analysis was conducted by legal approach and economic approach to measure the financial health of the debtor with Altman Z score as the insolvency test instrument. Based on the analysis of four commercial court decisions, two bankruptcy decisions do not consider the existence of this principle that is with the bankrputcy status of Telkomsel with the solvent condition and not considered of Garuda insolvency status. This analysis shows the inconsistency in applying lsquo the debtor must be insolvent principle rsquo in the decision of commercial judges. The inconsistency of implementation occurs because the principle is not used as requirement for filing bankruptcy proceedings and moratorium in the law. In addition, the principle is also still difficult to apply by the judge because the insolvency test instrument that could be used to assess the financial condition of the debtor has not been regulated. For that reason, the principle should be formulated in a textual manner as a requirement for filing an application for judges to be more attached to the principle to be considered in making a decision. The changes to the provisions of this law should be taken to create fair equity for creditors and debtors.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandria Putri Ayu Ernanda
Abstrak :
Skripsi ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh dari pandemi covid-19 terhadap risiko kebangkrutan perusahaan di industri pariwisata pada kawasan ASEAN Five (pada periode 2019 sampai dengan 2020). Risiko kebangkrutan pada penelitian ini dihitung menggunakan metode Altman Z Score modifikasi. Proses penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Analysis of Variance (ANOVA), dengan hasil penelitian bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan pada rata-rata nilai Z” score dari risiko kebangkrutan perusahaan pada periode sebelum pandemi, dan periode selama pandemi berlangsung. .....This thesis aims to analyze the effect of the COVID-19 pandemic on the risk of corporate bankruptcy in the tourism industry in the ASEAN Five region (in the period 2019 to 2020). Bankruptcy risk in this study was calculated using the modified Altman Z Score method. This research process was carried out using ANOVA analysis, with the results of the study that there was no significant difference in the Z” Score average of Corporate bankruptcy risk in the period before the pandemic, and the period during the pandemic.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nur`aini Ihsan
Abstrak :
ABSTRAK
Potential Bankruptcy On Islamic Banking Sector Facing Business Environmental Changes This research aims is to evaluate the soundness of Islamic banks and to predict the bankruptcy potency from the Islamic banks. The methods that used on this paper are RGEC method and the modified altman z-score analysis. The RGEC is represents by NPF, LR, risk profile, ROA, NCOM, and CAR. The altman z-score is represents by the ratio of networking capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and tax to total asset, and book value of equity to book value of debt. The result shown that the Islamic bank's soundness used RGEC methods is fit into healthy category in 2010-2014 periods. The altman z-score also show that the Islamic banks fit into safe zone in 2010-2014 periods.
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2015
330 JETIK 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reindel Zulfikar Ngabito
Abstrak :
Krisis moneter yang melanda Indonesia telah berubah menjadi krisis ekonomi yang menyebabkan banyaknya perusahaan yang gulung tikar dan tingkat pengangguran yang semakin besar. Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia. Dengan melihat adanya indikasi penurunan pendapatan perusahan BUMN mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai kemungkinan sualu perusahaan dikatakan layak usaha dengan menggunakan model Altman Z-Score. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah meningkatnya kemungkinan suatuperusahaan BUMN dikatakan layak usaha dapat diprediksi dengan Altman Z-Score. Dari 158 BUMN di Indonesia diambil 12 (duabelas) perusahaan BUMN yang terdiri dari 6 (enam) BUMN memiliki kriteria equity negatif dan mengalami penurunan pendapatan atau merugi dan 6 (enam) BUMN lain dengan kriteria equity positif dan mengalami penurunan pendapatan. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif, sehingga untuk mencapai basil penelitian perlu dilakukan analisis laporan keuangan dari obyek penelitian, Analisis laporan keuangan dilakukan dengan memanfaatkan model Altman Z-Score. Setelah melakukan perhitungan Z-Score, tahap berikutnya adalah meneari nilai Z proporsi untuk Z layak usaha dan Z bangkrut. Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman, dapat diketahui bahwa Z-Score untuk PT. A, PT. B, PT. C. PT. D. PT. E. PT. F dan PT. G pada tahun 2004 menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam kondisi tidak layak usaha atau bangkrut.Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman diperoleh bahwa untuk PT. H dan PT. I pada tahun 2004, Z-Score yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaan berada dalam kondisi ambang. Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman diperoleh bahwa untuk PT. J, PT. K dan PT. L pada tahun 2004, Z-Score yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaanperusahaan tersebut berada dalam kondisi Layak Usaha. Dari 12 (duabelas) BUMN yang menjadi obyek dalam penelitian ini. diketahui yang sering menjadi inasalah adalah X2 (terdapat 9 BUMN) dan X3 (terdapat 7 BUMN) yang merupakan casio rentabilitas/profitabilitas dengan nilai yang terlalu rendah bahkan negatif. Dengan menggunakan persamaan model Altman Z-Score diketahui beberapa BUMN berada dalam kriteria bangkrut. tetapi perusahaan-perusahaan BUMN tersebut masih terns menjalankan kegiatannva. Hal ini dapat dipahami karena dengan berbagai pertimbangan pihak pemerintah masih mengalokasikan dana untuk kelangsungan kegiatan usaha perusahaan-perusahaan tersebut.
Monetary crisis that happened in Indonesia brought many changed to our economy. Crisis causing many company became bangkrupted and a higher level of unemployment. It is happened, although our fundamental of economy in the past said to be strong and adored by the world bank. In spite of this there is some structurally weakness such as a stiff domestic trade regulation, monopoly of import that caused economy activity inefficiency and uncompetitive. This is happened in a flash and of course it had influenced much on private companies and the state owned enterprises (SOE). As we know that the SCE's is much more being a ridiculate company rather than flatered. Because of this long crisis the SOE's company should be brave to face the changed. Because of the SOE's indication of revenue decreased, giving the writer an idea to do a research about Implementation of Altman Z-score model to the SOE company in Indonesia. Moreover, writer doing an analysis to the result of this model and giving some recomendation to the manajer about what is going on in the company. It is true that the Altman Z-Score model can predict the bangkcrupty of the SOE's company. From 158 SOE's company, the writer select 12 (twelve) SOE's and the criteria will be 6 (six) companies that has a negative equity and has a revenue decreased problem. The other 6 (six) SOE's are companies that had a positive equity and a revenued decrease problem. This research is plan to be a quantitative research, so the analysis of the companies financial report are being done. From the Altman Z-Score model, it is find out that Z-Score for the company A, 13, C, D, E. F and G in the 2004 is in a bangkrupt condition. For company H and I the Z-Score result was in grey area. And for company 1, K and L the Z-Score result was in proper condition. From the analysis, the writer find also that X2 (9 SOE's) and X3 (7 SOE's) or the profitability ratio was score below and even negative. For the SCE's in Indonesia, although the resut was bangkrupt but those SOE's still running. It can be understand because with many kind of reason the government still alocate some extra money for those companies.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yeyen Fidyani
Abstrak :
Status gizi yang buruk terutama selama masa anak-anak berdampak negatif pada kehidupan awal, serta sepanjang siklus hidup manusia. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan status gizi anak-anak adalah bargaining power ibu. Penelitian-penelitian sebelumnya masih memiliki keterbatasan: (1) penggunaan data cross-sectional, padahal status gizi (stunting) merupakan akumulasi periode sebelumnya dan bargaining power merupakan suatu proses, sehingga untuk melihat hubungan kausalitas kurang tepat jika menggunakan data cross-sectional; (2) pengukuran bargaining power masih menggunakan pendekatan tidak langsung yang umumnya berkisar pada kepemilikan ekonomi, sementara ada indikator yang lebih baik yaitu dengan pendekatan langsung melalui pertanyaan tentang pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bargaining power ibu terhadap status gizi anak di Indonesia. Unit analisisnya adalah anak berusia 7-19 tahun (IFLS5) yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua (IFLS4). Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasilnya menunjukan bahwa bargaining power ibu signifikan dan positif memengaruhi status gizi anak yang diukur dengan z-score TB/U. Demikian juga dengan status bekerja ayah, pendidikan dan tinggi badan orang tua, jenis kelamin anak, pendapatan dan kepemilikan aset rumah tangga, serta status kota-desa. Sedangkan bargaining power ayah dan status bekerja ibu tidak signifikan, bahkan umur dan jumlah saudara kandung anak memiliki dampak negatif.
Poor nutritional status, especially during childhood, has a negative impact on early life as well as throughout the human life cycle. One of the factors that influence the improvement of children's nutritional status is the bargaining power of mothers. Previous studies still have limitations: (1) the use of cross-sectional data, whereas nutritional status (stunting) is the accumulation of previous periods and bargaining power is a process, so to see causality is less appropriate when using cross-sectional data; (2) the measurement of bargaining power still uses an indirect approach which generally revolves around economic ownership, while there are better indicators, namely a direct approach through questions about decision making in the household. This study aims to see the effect of bargaining power of mothers on children's nutritional status in Indonesia. The unit of analysis is children aged 7-19 years (IFLS5) who still have and live with parents (IFLS4). Using the OLS estimation method, the results show that maternal bargaining power is significant and positively influences the child's nutritional status as measured by the z-score TB/U. Likewise with the working status of the father, education and height of the parents, the sex of the child, income and ownership of household assets, as well as the status of the urban-rural. While the father's bargaining power and mother's working status are not significant, even the age and number of siblings have a negative impact.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>