Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadli Akbar Sani
"ABSTRAK
Biosorpsi adalah metode untuk memisahkan logam lantanida dengan bahan biologis dan dikembangkan sebagai teknologi alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan efisien. Karakteristik biosorpsi ion lantanum dan yttrium dari larutan akues dengan kulit durian telah diteliti sebagai fungsi dari pH, konsentrasi lantanum dan yttrium, dosis biosorben, waktu kontak, dan suhu. Kondisi terbaik multikomponen biosorpsi lantanum dan yttrium adalah pH 5, konsentrasi lantanum dan yttrium 250 mg/L, dosis biosorben 0,35 g, waktu kontak 120 menit dan suhu 300C. Multikomponen biosorpsi lantanum dan yttrium mengikuti Langmuir model dengan kapasitas adsorpsi maksimum untuk lantanum dan ytrrium masing-masing adalah 71 mg/g dan 35 mg/g. Konsentrasi, struktur, morfologi, dan komposisi di analisa dengan menggunakan XRF, FTIR, dan SEM/EDX. Efesiensi biosorpsi terbaik untuk lantanum dan yttrium masing-masing adalah 77,4% dan 85,2% pada kondisi konsentrasi 250 mg/L. Penelitian ini menunjukan bahwa kulit durian memiliki potensi sebagai biosorben effisien untuk penyerapan elemen lantanida dari larutan akues.

ABSTRACT
Biosorption is a method to separate lanthanide metal by biological material and developed as an alternative technology that were environmental friendly, cheap, and efficient. The biosorption characteristics of lanthanum and yttrium ions from aqueous solution by durian peel have been investigated as a function of pH, concentration of lanthanum and yttrium, biosorbent dosage, contact time, and temperature. The best condition for multicomponent biosorption of lanthanum and yttrium were pH 5, concentration of lanthanum and yttrium 250 mg/L, biosorbent dosage 0.35 g, contact time 120 minutes and temperature 300C. Multicomponent biosorption of lanthanum and yttrium follow Langmuir model with maximum adsorption capacity for lanthanum and ytrrium ions were 71 mg/g and 35 mg/g, respectively. Concentration, structure, morphology, and composition analyzed by using XRF, FTIR, and SEM/EDX. The best biosorption efficiency for lanthanum and yttrium respectively were 77.4% and 85.2% at concentration 250 mg/L. This study shows that durian peel has the potential of application as an efficient biosorbent for the removal of lanthanide elements from aqueous solutions."
2015
S59240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Fajrin
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, MOF disintesis sebagai adsorben ion logam kadmium (II) karena kerangka organik logam (MOF) memiliki area pori dan permukaan yang besar serta sifat potensial dan aplikasi seperti pengolahan air yang mengandung ion logam berat. Sintesis MOF dilakukan berdasarkan logam lantanida menggunakan lantanum dan itrium, dengan mereaksikan logam nitrat (Y (NO3) 3.6H2O dan La (NO3) 3.6H2O) dengan asam suksinat dan N, N-dimethylformamide (DMF) dan pelarut air menggunakan metode solvothermal. Dua MOF yang disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TGA, BET dan SEM. Hasil dari karakterisasi menyatakan bahwa La-succinate MOF lebih baik daripada MO-succinate Y. Selanjutnya, dua MOF yang disintesis digunakan sebagai adsorben ion logam kadmium (II) dengan berbagai variasi seperti pH, waktu kontak, jumlah adsorben dan konsentrasi adsorbat. Kapasitas adsorpsi yang dihasilkan oleh La-succinate MOF lebih besar dari Y-succinate MOF serta hasil dari isoterm adsorpsi oleh La-succinate dan MOF-succinate Y. La-succinate MOF memiliki R2 sebesar 0,9946 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 2.296 mg / g dan MO-succinate Y memiliki R2 sebesar 0.8812 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 1.543 mg / g.

ABSTRACT
In this research, MOF was synthesized as cadmium (II) metal ion adsorbent because the organic metal framework (MOF) has a large pore and surface area as well as potential properties and applications such as water treatment containing heavy metal ions. MOF synthesis was carried out based on lanthanide metal using lanthanum and yttrium, by reacting metal nitrate (Y (NO3) 3.6H2O and La (NO3) 3.6H2O) with succinic acid and N, N-dimethylformamide (DMF) and water solvents using the solvothermal method. Two MOF synthesized were characterized using FTIR, XRD, TGA, BET and SEM. The results of the characterization stated that La-succinate MOF was better than MO-succinate Y. Furthermore, two MOF synthesized were used as adsorbent of cadmium (II) metal ions with various variations such as pH, contact time, amount of adsorbent and adsorbate concentration. The adsorption capacity produced by La-succinate MOF is greater than Y-succinate MOF and the results of adsorption isotherms by La-succinate and MOF-succinate Y. La-succinate MOF has an R2 of 0.9946 with a Freundlich adsorption capacity value of 2,296 mg / g and MO-succinate Y has R2 of 0.8812 with a Freundlich adsorption capacity value of 1,543 mg / g."
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyu Nugroho
"ABSTRAK
Urea dan metanol merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam industri kimia. Keduanya merupakan bahan kimia yang mudah didapat dengan biaya yang murah dan pemisahan yang mudah saat produksi. Melalui pembentukan intermediet metil karbamat, keduanya dapat membentuk dimetil karbonat yang berperan sebagai green
reagent. Pada reaksi metanolisis ini, suhu optimum yang dapat dicapai sebesar 165 oC. Yttrium nitrat dapat mengkonversi urea sebesar 73,07% pada suhu 165 oC selama 4 jam. Adanya pengaruh anion yang terikat pada katalis yttrium dan kelarutan dalam metanol,
mempengaruhi besarnya konversi urea. Dari hasil karakterisasi, pada distilat, terdapat serapan baru pada bilangan gelombang 2902 cm-1 dan 1018 cm-1 yang berasal dari gugus CH3 dan C-O, sedangkan serapan dari gugus C=O, N-H, dan C-N juga masih ada pada bilangan gelombang 1620 cm-1, 3473 cm-1 dan 1159 cm-1. Analisa menggunakan
GC-MS bahwa terdapat satu puncak pada kromatogram pada waktu retensi 5,19 menit dan berat molekul 75 gr/mol menunjukkan bahwa produk yang terbentuk merupakan metil karbamat.

ABSTRACT
Urea and methanol are chemical reagent, that often be used in chemical industry. They can be obtained low cost and facile separation of production. They react to form dimethyl carbonate, that can be ?green reagent? over formation methyl carbamate. In this methanolysis reaction, the optimum temperature can reach is 165 oC. Yttrium nitrate can convert 73,07 % urea at 165 oC, 4 hour. Anion groups and solubility in the methanol can influence conversion of urea. Based on characterization product, in distillate, there are new absorption in wavenumber 2902 cm-1 and 1018 cm-1, that came
from CH3 groups and C-O groups, there are also can be found absorpstion, that came from C=O, N-H, and C-N groups in wave number 1620 cm-1, 3473 cm-1 and 1159 cm-1.mResult of measurement GC-MS showed that one single component which was eluted at
5,19 menit and with molecular weight 75 gr/mole. It shows that product are methyl carbamate"
Universitas Indonesia, 2011
S1691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Fakhriy Yahya
"Indonesia merupakan salah satu negara penghasil timah terbesar di dunia. Cadangan timah Indonesia menjadi yang terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dengan total 800 ribu ton. Penambangan timah menghasilkan produk samping berupa mineral pembawa LTJ, yaitu Monasit. Monasit pada penambangan timah di Bangka memiliki kadar 16,41 kg. Pemanfaatan monasit sebagai mineral pembawa LTJ menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekstraksi LTJ di dalamnya karena aplikasi LTJ yang semakin luas. Dekomposisi mekanokimia merupakan salah satu proses yang dapat digunakan untuk melakukan benefisiasi dari mineral monasit. Pencampuran dengan NaOH akan membentuk LTJ-hidroksida yang kemudian dapat menghilangkan pengotor fosfat pada mineral monasit. Serangkaian proses dilakukan pada penelitian ini dengan parameter penambahan 33 wt% NaOH, waktu penggilingan 120 menit, kecepatan penggilingan 650 rpm, temperatur roasting 120 oC, waktu roasting 120 menit, temperatur pencucian 70 oC, waktu pencucian 30 menit, kecepatan pengadukan 680 rpm, dan pengeringan pada temperatur 120 oC selama 120 menit. Variabel bebas dari proses ini adalah ukuran partikel, yaitu +65#, -65# +100#, -100# +140#, -140# +170#, dan -170#. Proses pembentukan pelet dan roasting dilakukan untuk mengubah bentuk LTJ hidroksida menjadi LTJ Oksida. Kemudian, pencucian akan melarutkan pengotor fosfat pada mineral monasit. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi menggunakan SEM-EDS, XRD, dan XRF untuk memberikan informasi mengenai perubahan kadar dari unsur Lantanum dan Yttrium pada mineral monasit. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pembentukan LTJ-oksida setelah proses roasting dan hilangnya senyawa Natrium Fosfat (Na3PO4) setelah proses pencucian. Dari kelima ukuran partikel didapatkan nilai %recovery dan grade terbesar dari lantanum adalah 70,08 % dan 1,543% berturut-turut pada ukuran partikel -65#+100#. Sedangkan pada yttrium didapatkan nilai %recovery dan grade terbesar adalah 23,31% dan 1,681% berturut-turut pada ukuran partikel +65#.

Indonesia is one of the largest tin-producing countries in the world. Indonesia's tin reserves are the second largest in the world after China with a total of 800 thousand tons. Tin mining produces by-products in the form of rare earth mineral carriers, namely Monasit. Monazite in tin mining on Bangka has a grade of 16.41 kg. The utilization of monazite as a carrier mineral for rare earth is an opportunity for Indonesia to extract rare earth in it due to the wider application of rare earth. Mechanochemical decomposition is one of the processes that can be used to carry out the beneficiation of monazite minerals. Mixing with NaOH will form REE-hydroxide which can then remove phosphate impurities in monazite minerals. A series of processes were carried out in this study with the parameters of adding 33 wt% NaOH, grinding time 120 minutes, grinding speed 650 rpm, roasting temperature 120 oC, roasting time 120 minutes, washing temperature 70 oC, washing time 30 minutes, stirring speed 680 rpm, and drying at 120 oC for 120 minutes. The independent variable of this process is the particle size, namely +65#, -65# +100#, -100# +140#, -140# +170#, and -170#. Roasting and forming pellets processes is chosen to change the form of REE-hydroxide into REE-oxide. Then, washing will dissolve the phosphate impurities in monazite minerals. In this study SEM-EDS, XRD, and XRF is used to provide information about changes in levels of the elements Lanthanum and Yttrium in monazite minerals. The results of this study indicate the formation of REE-oxide after the roasting process and the loss of sodium phosphate (Na3PO4) after the washing process. Of the five particle sizes, the highest % recovery and grade values of Lanthanum were 70.08% and 1.543% respectively at particle size -65#+100#. Meanwhile, for Yttrium, the highest % recovery and grade values were 23.31% and 1.681% respectively at +65# particle size.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauhibiya Shofa
"Serbuk fosfor yang terdapat di dalam lampu fluorescent bekas khususnya jenis lampu trichromatic masih mengandung beberapa logam beharga yang masih dapat digunakan kembali, salah satunya adalah logam yttrium. Pengambilan kembali logam yttrium dari limbah lampu fluorescent dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari lampu.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji selektifitas ekstraktan Cyanex 272 yang mengandung senyawa aktif bis (2,4,4,-trimethylpentyl) phosphinic acid terhadap logam yttrium, dimana ekstraktan ini telah terbukti mampu mengekstrak beberapa logam secara efektif. Pemisahan dilakukan secara ekstraksi cair-cair dengan menggunakan n-heptana sebagai pelarut ekstraktan Cyanex 272 dan larutan asam sulfat sebagai leaching agent serbuk fosfor.
Hasil penelitian menunjukkan proses ekstraksi logam yttrium dari limbah serbuk fosfor menggunakan ekstraktan Cyanex 272 mencapai titik maksimum pada saat konsentrasi asam sulfat sebesar 1 M, konsentrasi ekstraktan sebesar 0,4 M, serta nilai pH larutan fasa akuatik sebesar 5,0 dengan persentase leaching sebesar 62,61% dan persentase ekstraksi sebesar 96,69%.

There are some valuable metals that can be recycled from phosphor powder in spent fluorescent lamps, which one of them is yttrium metal. The recovery of yttrium from spent fluorescent lamps can be used to optimize the economical value of the lamps.
This study aims to test the selectivity of extractant Cyanex 272 that contain bis (2,4,4,-trimethylpentyl) phosphinic acid as its active compound, which is used to extract the yttrium metal from spent phosphor powder. Cyanex 272 is known for its good selectivity to extract some kind of metals. The recovery is done by using liquid-liquid extraction which n-heptana solution is used as the solvent of extractant Cyanex 272 and sulphuric acid solution is used as leaching agent of phosphor powder.
Experimental result showed that maximum condition of the yttrium extraction from phosphor powder using Cyanex 272 is reached by using 1 M sulphuric acid solution, extractant concentration is 0,4 M, and pH value of leaching solution is 5,0 with leaching percentage 62,61% and extraction percentage 96,69%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowsky, Geofrey
"Yttrium metal organic framework Y-MOF berhasil disintesis dengan metode solvotermal. Pada penelitian ini digunakan variasi suhu sintesis Y-MOF yaitu 100, 120, 140 oC. Hasil karakterisasi Raman dan XRD, menunjukkan bahwa sifat kristalin terbaik dari material Y-MOF terbentuk optimal pada suhu 120oC. Melalui hasil karakterisasi FTIR, 1H-NMR dan Raman dapat dikonfirmasi bahwa dalam material Y-MOF terdapat ligan DMF dan linker BDC yang terkoordinasi pada logam Yttrium trivalen dan dari hasil karakterisasi empat instrumen tersebut Y-MOF memiliki kemiripan karakter dengan Yb-MOF MB2. Adanya kemiripan karakter antara Y-MOF dengan Yb-MOF, diharapkan struktur Y-MOF menyerupai Yb-MOF. Y-MOF yang telah disintesis berkesempatan untuk diuji aktivitas katalitiknya pada reaksi transformasi glukosa menjadi 5-HMF. Reaksi katalitik diuji pada larutan glukosa 10 w/v dengan volume 3 mL dengan kondisi suhu 140°C dan variasi waktu 3, 6, dan 8 jam. Hasil terbaik yang di dapatkan berupa yield dari 5-HMF sebesar 5.58 pada waktu 8 jam.

Yttrium metal organic framework Y MOF was successfully synthesized by using solvothermal method. In this research, temperature variation 100o C, 120o C, and 140o C was introduced in this Y MOF synthesis. Characterization of Raman and XRD pointed out the best crystalline characteristic was generated in 120o C. Characterization of FTIR, 1H NMR, and Raman confirmed that Yttrium Trivalent has coordination bond with DMF as ligand and BDC as linker. These four characterizations concluded that Y MOF had similar character to Yb MOF MB2. With this similarity, it was expected that the structure would be similar too. This research also analyzed the catalytic activity on transformation reaction of glucose to 5 HMF. Catalytic reaction was carried out by using 3 mL glucose 10 w v in 140°C with time variation 3, 6, and 8 hours. The best yield result was 5.58 of 5 HMF in 8 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamid Sobirin
"Anoda Korban merupakan salah satu sistem proteksi katodik yang digunakan untuk melindungi material dari serangan korosi. Studi sebelumnya dari peneliti utama dengan Al-5Zn-Cu menunjukkan bahwa paduan ini mampu menjadi kandidat anoda korban karena memiliki laju korosi yang tinggi. Pengaruh unsur logam tanah jarang Itrium terhadap paduan Al-5Zn-0,5Cu dan Al-5Zn-1Cu  diteliti dengan pengamatan mikrostruktur menggunakan mikroskop optik, Scaning Elektron Microscope (SEM)- Energy Dispersive Spectorcopy/X-Ray (EDS), polarisasi dinamis siklik dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Kadar Itrium yang digunakan sebagai variabel adalah 0,1wt%, 0,3wt%, dan 0,5wt%. Pengamatan mikrostruktur dilakukan untuk melihat perubahan ukuran SDAS dan pembentukan presipitat. SEM-EDS dilakukan untuk mengidentifikasi morfologi spesimen dan transformasi fasa. Polarisasi siklik dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi anoda korban Al-5Zn-0,5Cu-xY dan Al-5Zn-1Cu-xY. EIS dilakukan untuk mengidentifikasi lapisan pasif anoda korban. Pengaruh Itrium dapat membentuk presipSEMitat pada batas butir dan mengurangi ukuran SDAS. Berdasarkan pengamatan SEM EDS kehadiran Itrium membuat distribusi homogen intermetalik fasa  yang tersebar di bagian batas butir. Hasil EIS menunjukkan ketidak stabilan lapisan pasif yaitu nilai n kurang dari 1 dan ditemukan adanya fenomena induktansi. Berdasarkan hasil Polarisasi siklik menunjukkan bahwa laju korosi menurun akan tetapi pada paduan tertinggi Al-5Zn-1Cu-0,5Y terindikasi bahwa hysterisis loop memiliki area yang luas membentuk pitting korosi . Logam tanah jarang Itrium pada varisasi 0,1wt%, 0,3wt%, dan 0,5wt% berpotensi sebagai penghalus butir (grain refinement) dan pada konsentrasi 0,5wt% pada paduan Al-5Zn-0,5Cu-0,5Y memiliki OCP sebesar 0,881 V vs SCE sehingga  bisa dijadikan sebagai kandidiat unsur tambahan pada Anoda korban “low voltage”.

Sacrificial Anode is one of the cathodic protection systems used to protect the material from corrosion attack. Previous studies with Al-5Zn-Cu showed that this alloy is capable of being a candidate for sacrificial anode due to its high corrosion rate. The effect of the rare earth element Itrium on Al-5Zn-0,5Cu and Al-5Zn-1Cu alloys was investigated by observing the microstructure using an optical microscope, Scaning Electron Microscope (SEM)- Energy Dispersive Spectorcopy/X-Ray (EDS), cyclic potentiodynamic polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Yttrium levels used as variables were 0.1wt%, 0.3wt%, and 0.5wt%. Microstructural observations were carried out to see changes in the size of the SDAS and the formation of precipitates. SEM-EDS was performed to identify specimen morphology and phase transformation. Cyclic polarization was carried out to determine the corrosion behavior of the sacrificial anodes Al-5Zn-0,5Cu-xY and Al-5Zn-1Cu-xY. EIS was carried out to identify the passive layer of the sacrificial anode. The effect of Yttrium can form precipitates at grain boundaries and reduce the size of SDAS. Based on SEM EDS observations, the presence of Itrium makes a homogeneous distribution of intermetallic phases that are spread over the grain boundaries. The EIS results show that the passive layer is unstable, namely the value of n is less than 1 and an inductance phenomenon is found. Based on the results of cyclic polarization showed that the corrosion rate decreased but the highest alloy Al-5Zn-1Cu-0,5Y indicated that the hysteresis loop had a large area to form corrosion pitting. The rare earth metal Itrium at 0,1wt%; 0,3wt% and 0,5wt% variations has the potential as a grain refiner and at a concentration of 0.5wt% in the Al-5Zn-0,5Cu-0,5Y alloy has OCP of 0,881 V vs SCE so that it can be used as a candidate for additional elements at the "low voltage" sacrificial anode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Anandito
"Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penghasil devisa terbesar sebesar 7,2 Miliar USD pertahun 2018 dan menyumbang 70% pembangunan infrastruktur di kota – kota besar Indonesia (ESDM 2018). Sumber daya nikel salah satunya, di negara Indonesia menempati urutan keenam di dunia, sebesar 6,5 milyar ton dan cadangan 3,1 milyar ton. Dengan berkembang dengan pesatnya industri nikel di Indonesia tidak menutupi bahwa setiap satu ton produksi smeter feronikel dapat memproduksi delapan ton terak feronikel (Mufakhir, et al., 2018). Terak feronikel di Indonesia hingga saat ini masih sangat jarang yang mampu mengolahnya menjadi produk berguna dan hanya menjadi limbah. Penelitian kali ini menjelaskan tentang proses benefisiasi logam tanah jarang berbahan baku terak feronikel dengan metode piro-hidrometalurgi. Variabel yang digunakan adalah 85% slag: 5% CaO : 10% lignite, serta 75% slag: 5% CaO : 20% lignite, dan 65% slag : 5% CaO, 30% lignite. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu dengan reduksi karbotermik 1100oC selama 90 menit, dilanjutkan dengan NaOH baking 300oC selama 90 menit, kemudian proses hidrometalurgi yang dilakukan dengan pelindian menggunakan H2SO4 0,5 M selama 120 menit dengan temperature 175oC. Hasil dari proses reduksi pirometalurgi di karakterisasi dengan XRD, XRF, dan SEM-EDS. Serta untuk hasil filtrat pelindian digunakan karakterisasi ICP-OES untuk mendapatkan %recovery logam tanah jarang yang tidak mengendap dan hasil logam tanah jarang yang mengendap pada residu dilakukan Analisa XRF. Pada penelitian kali ini, kondisi optimal untuk mendapatkan %recovery pengendapan unsur logam tanah jarang yttrium adalah dengan variasi lignite kadar terbanyak dengan proses reduksi piro-hidrometalurgi.

The mining sector is one of the largest foreign exchange-producing sectors of 7.2 billion USD per year 2018 and accounts for 70% of infrastructure development in Indonesia's big cities (ESDM 2018). One of the nickel resources is Indonesia, which ranks sixth in the world, with 6.5 billion tons and reserves of 3.1 billion tons. With the rapid development of the nickel industry in Indonesia, it does not cover that every one tonne of ferronickel meter production can produce eight tons of ferronickel slag (Mufakhir, et al., 2018). Until now, ferronickel slag in Indonesia is still very rarely able to process it into useful products and only becomes waste. This study describes the rare earth metal beneficiation process made from ferronickel slag using the pyro-hydrometallurgical method. The variables used are 85% slag: 5% CaO: 10% lignite, and 75% slag: 5% CaO: 20% lignite, and 65% slag: 5% CaO, 30% lignite. The extraction method used is carbothermic reduction at 1100oC for 90 minutes, followed by NaOH baking at 300oC for 90 minutes, then the hydrometallurgical process is carried out by leaching using 0.5 M H2SO4 for 120 minutes at a temperature of 175oC. The results of the pyrometallurgical reduction process were characterized by XRD, XRF, and SEM-EDS. As well as for the results of the leachate filtrate, ICP-OES characterization was used to obtain the % recovery of rare earth metals that did not settle and the results of rare earth metals that precipitated on the residue were carried out by XRF analysis. In this study, the optimal condition for obtaining % recovery of the deposition of the rare earth metal element yttrium is with the highest variation of lignite content with a pyro-hydrometallurgical reduction process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Hasnah Dewi
"Bahan YIG didoping dengan unsur tanah jarang membentuk REiG (Rare Earth Iron Garnet) khususnya dari golongan lantanida dan gadolinium telah dibuktikan dapat meningkatkan kemampuan absorpsivitasnya terhadap gelombang mikro. Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis material Y3Fe5O12 menggunakan metode sol-gel auto combustion dengan perlakuan suhu sintering yang berbeda yaitu 900 ˚C, 1100 ˚C, dan 1300 ˚C. Berdasarkan hasil refinement pola XRD menggunakan metode Rietveld telah diketahui bahwa bahan ini menghasilkan fasa tunggal Y3Fe5O12 apabila dipanaskan pada suhu sintering 1300 ˚C selama 4 jam. Selanjutnya dari hasil analisis fasa pola XRD untuk sampel YIG yang didoping dengan Lantanum menghasilkan fasa tunggal Y3Fe5O12 pada komposisi x = 0,25 dan x = 0,5 namun akan menjadi multi fasa pada komposisi x = 0,75 dan 1,0 dengan terbentuknya fasa lain yaitu YLaFeO3. Untuk YIG yang didoping dengan Ga akan menghasilkan fasa tunggal Y3Fe5O12 pada semua komposisi ditandai dengan peningkatan volume unit sel dan ukuran kristalinnya. Adapun hasil analisis sifat megnetik dengan VSM diketahui bahwa YIG yang didoping La mengalami penurunan nilai magnetisasi seiring bertambahnya komposisi doping dalam rentang 22,8-17,5 emu/g sedangkan untuk YIG yang didoping Gd mengalami peningkatan nilai magnetisasi seiring bertambahnya komposisi doping dalam rentang 28,84-39,74 emu/gram. Dari hasil analisis efektivitas absorpsi gelombang mikro pada frekuensi X band oleh Y3Fe5O12 yang didoping dengan La dan Gd menunjukan hasil absorpsi maksimum pada komposisi doping La = 0,25, menghasilkan serapan dengan absorbansi melampau RL < -10 dB yaitu -13,097 dB dan bandwidth yang lebar 3,38 dengan persentase efektifitas absorpsi mencapai 93,56 %. Hasil ini jauh lebih baik dari studi sejenis yang menghasilkan absorbansi bahkan tidak mencapai RL< -10.

YIG material doped with rare earth elements to form REiG (Rare Earth Iron Garnet), especially from the lanthanide and gadolinium groups, has been shown to increase its absorptivity to microwaves. In this study, Y3Fe5O12 material has been successfully synthesized using the sol-gel auto combustion method with different sintering temperature treatments, namely 900 ˚C, 1100 ˚C, and 1300 ˚C. Based on the results of the XRD refinement process using the Rietveld method, it was found that the sintering temperature at 1300 ˚C for 4 hours resulted a single-phase material belong to Y3Fe5O12. From the results of phase analysis with XRD then refinement with the Rietveld method on YIG doped with Lanthanum formed single phase Y3Fe5O12 at x = 0.25 and x = 0.5 and had structural changes at x = 0.75 and x = 1.0 with the addition of impurity phase was observed as YLaFeO3. Gadolinium-doped YIG produced single-phase Y3Fe5O12 in all compositions but increased in volume and crystal size. From the results of the analysis of magnetic properties with VSM, it is known that the YIG doped with La have decreased in the magnetization saturation (Ms) value as the doping composition increased in the range of 22.8-17.5 emu/g while the YIG doped with Gd have increased in Ms value as the doping composition increased in the range of 28.84 - 39.74 emu/gram. Analysis of the effectiveness of microwave absorption at the X band frequency by Y3Fe5O12 doped with La and Gd shows maximum absorption results at the doping composition La = 0.25, resulted absorption which absorbance have exceeded RL < -10 dB in a wide bandwidth of 3.38 with the percentage of absorption effectiveness reached 93.56%. This result is much better than similar studies which resulted in absorption was not even reach RL <-10."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Rizky Rama Putra
"Anoda korban adalah jenis perlindungan korosi di mana logam kurang mulia dihubungkan oleh konduktor ke struktur yang dimaksudkan untuk dilindungi. Fokus penelitian ini adalah anoda korban berbahan dasar aluminium dengan paduan Zn dan Sn. Selain Zn dan Sn, paduan lain yang ditambahkan adalah Itrium (Y). Y merupakan salah satu unsur tanah jarang yang berpotensi sebagai penghalus butir dan membuat struktur menjadi homogen sehingga dapat meningkatkan efisiensi anoda korban. Pengaruh Y sebagai unsur tanah jarang dengan komposisi 0.1wt%, 0.3wt% dan 0.5wt% terhadap Al-5Zn-0.5Sn dan Al-5Zn-1Sn akan diselidiki. Proses penelitian meliputi pengamatan struktur mikro dengan Metalografi, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Xray Spectroscopy (SEM-EDS) dan menentukan perilaku korosi dengan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Cyclic Potentiodynamic Polarization (CPP). Diyakini bahwa dasar utama endapan adalah Sn. Pengujian mengungkapkan bahwa paduan Al-5Zn-1Sn-0.5Y memiliki laju korosi tertinggi 3,586 mpy.

Sacrificial anode is a type of corrosion protection in which less noble metal is connected by a conductor to the structure meant to be protected. The focus of this research is aluminum based sacrificial anode alloyed with Zn and Sn. In addition to the Zn and Sn, another alloy added is Yttrium (Y). Y is one of the rare earth elements that has the potential as a grain refiner and makes the structure homogeneous that can increase the efficiency of the sacrificial anode. The effect of Y as a rare earth element with a composition of 0.1wt%, 0.3wt% and 0.5wt% on Al-5Zn-0.5Sn and Al-5Zn-1Sn will be investigated. The research process includes observing the microstructure with Metallography, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Xray Spectroscopy (SEM-EDS) and determine corrosion behaviour with Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Cyclic Potentiodynamic Polarization (CPP). It is believed that the main base of the precipitate is Sn. The test revealed that the Al-5Zn-1Sn-0.5Y alloy has the highest corrosion rate of 3.586 mpy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>