Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stoppard, Miriam
London: Darling Kindesley , 1991
613.042 4 STO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brunsdon, Charlotte
New York: Routledge, 1997
791.430 8 BRU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1990
820.9 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Musdah Mulia
Bandung: Mizan, 2005
297.43 SIT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Barclay, Tessa
London: Headline, 1991
823.914 BAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muda Saputra
Abstrak :
Posisi perempuan dalam keluarga dan masyarakat terhubung erat dengan aspek sejarah, budaya, sosial, ekonomi dan demografi yang juga mencerminkan tingkat pembangunan masyarakat itu sendiri. Pentingnya studi otonomi perempuan dalam pembuatan keputusan dalam rumah tangga sejalan dengan hasil International Conference of Population and Development (ICPD) Cairo 1994 bagian pemberdayaan dan peningkatan status perempuan. Studi ini ingin mengidentifikasi variabel apa saja yang mempengaruhi adanya serta tinggi rendahnya otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Keputusan rumah tangga yang dianalisa meliputi keputusan: pengeluaran sehari-hari, keputusan untuk anak, pengeluaran untuk barang tahan lama, tabungan, sumbangan, serta keputusan apakah suami/istri yang memakai kontrasepsi. Analisa deskripsi tabulasi silang dan inferensia Model Log Linier dilakukan berdasarkan data Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga (Sakerti) 1997. Hasil analisa menunjukkan keputusan rumah tangga mengenai `siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi merupakan keputusan kedua setelah `keputusan mengenai pengeluaran sehari-hari'. Kedua keputusan tersebut mendahului `keputusan rumah tangga secara berturut keputusan tentang: anak, pengeluaran untuk barang tahan lama, pengeluaran untuk tabungan, dan pengeluaran untuk sumbangan'. Dalam tesis ini, definisi perempuan yang mempunyai otonomi dalam keputusan rumah tangga adalah perempuan yang membuat keputusan rumah tangga sendirian tanpa ada satupun pihak lain yang terlibat dalam membuat keputusan rumah tangga. Dengan definisi otonomi tersebut, 91 persen rumah tangga (sebagai persentase tertinggi) menyatakan bahwa pengeluaran sehari-hari diputuskan oleh istri, disusul dengan keputusan tentang anak, pengeluaran tabungan, tentang siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi, dan 66 persen rumah tangga (sebagai persentase terendah) menyatakan bahwa pengeluaran untuk barang tahan lama diputuskan oleh istri. Kesemua hal tersebut berarti bahwa perempuan mempunyai otonomi dalam pembuatan keputusan rumah tangga. Keberadaan ibu mertua (dari istri) sebagai anggota rumah tangga umumnya merugikan otonomi istri dalam keputusan rumah tangga. Dalam beberapa segi otonomi yang ditelaah, istri bekerja membuat otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga lebih tinggi; kecuali untuk pengeluaran sehari-hari dan keputusan tentang siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi yang keduanya tidak terpengaruh; serta otonomi perempuan dalam hal mengurusi anak yang malah lebih rendah. Jika istri bekerja, otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga yang lebih tinggi berkaitan dengan adanya tambahan uang yang masuk ke rumah tangga dari upah istri. Umur kawin istri dan otonomi istri dalam keputusan rumah tangga mempunyai korelasi negatif. Hal ini berkaitan dengan perempuan yang berumur tinggi yang menjadi faktor penting (selain pendidikan) dalam pengambilan keputusan yang matang dan bijak dalam bentuk memberi kesempatan pada pasangannnya atau orang lain untuk membuat keputusan bersama. Keputusan yang dibuat bersama antara istri dan pihak lain menurut definisi tesis ini diklasifikasikan sebagai istri yang tidak punya otonomi. Kecuali untuk otonomi perempuan pengeluaran barang tahan lama dan sumbangan, umumnya otonomi perempuan lebih tinggi jika pendidikan istri lebih tinggi. Putusan rumah tangga untuk pengeluaran barang tahan lama dan sumbangan diduga banyak dilakukan secara bersama antara istri yang lebih berpendidikan bersama suami yang dikategorikan sebagai tidak ada otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga tersebut diduga mempengaruhi hubungan yang negatif antara otonomi perempuan dengan pendidikan yang lebih tinggi. Di sisi lain, umumnya pendidikan istri yang pendidikan dan sedang belum mampu membuat lebih tinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Pendidikan istri yang lebih tinggi dari pendidikan sedang yaitu pendidikan tinggi, lama sekolah lebih dari 12 tahun baru mampu membuat lebih tinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Umumnya, kecuali untuk otonomi perempuan dalam menentukan siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi, otonomi istri lebih tinggi jika penghasilan istri lebih tinggi daripada penghasilan suami. Namun data sampel tidak mendukung kebenaran kesimpulan ini. Beberapa rekomendasi yang mempertinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga antara lain: kebijakan perawatan orang tua lanjut usia dengan konsep quasi resident jika konsep panti tidak dapat dijalankan, wajib belajar perlu ditingkatkan sampai umur 12 tahun yang juga secara tak langsung mendewasakan umur perkawinan perempuan. Jika wajib belajar umur 12 tahun belum bisa dilaksanakan, memasukkan materi kesetaraan gender dalam rumah tangga dalam pendidikan dapat menjadi bagian advokasi otonomi perempuan dalam pengambilan keputusan lewat jalur sekolah.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Massaile, Funna Maulia
Abstrak :
Dewasa ini konsepsi kecantikan didefinisikan dalam berbagai cara, seseorang mengatakan konsepsi cantik itu adalah yang berwajah mulus bebas jerawat dan memiliki rambut panjang, Lainnya mengatakan cantik itu adalah jika memiliki tubuh yang kurus dan langsing, dengan payudara yang besar. Jawaban setiap orang akan berbeda, akan tetapi konsepsi kecantikan masa kini ditentukan oleh media massa, definisi-definisi yang beragam tersebut (kemudian) memang sudah diterima secara umum karena begitulah yang sering ditampilkan oleh media massa demi kepentingan penjualan produknya yang lebih sering ditampilkan seolah-olah demi kepentingan wanita. Sehingga kemudian menjadi pertanyaan yang cukup penting adalah bagaimana konsepsi kecantikan yang ditampilkan di media massa modern. Menggunakan majalah Cosmopolitan sebagai obyek dari penelitian ini, alasan pemilihan majalah Cosmopolitan adalah karena majalah ini di Indonesia simbol dari majalah wanita modern, simbol modern ini dikarenakan majalah ini adalah majalah lisensi asing dan secara historis merupakan majalah lisensi asing pertama yang masuk ke Indonesia, dan secara ekonomis, sebagaimana seperti di negara asalnya Amerika, majalah ini menjadi best-selling. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kosepsi kecantikan yang dihadirkan di media massa dan menggambarkan bagaimana majalah cosmopolitan membingkai konsep kecantikan, selain itu juga untuk menguak ideologi apa yang ada dibalik konsep kecantikan yang dihadirkan media. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan feminis dan kritis, kajian kritis berupaya membongkar realitas dari budaya kapitalis yang berasal dari pemikir dari aliran frankfurt school sedangkan pendekatan feminis yang digunakan adalah feminis sosialis yang menganggap bahwa penindasan terhadap perempuan bukan hanya didominasi patriarki tetapi juga kapitalis. Paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan dengan metode analisis critical discourse analysis Norman Fairclogh yang terbagi menjadi tiga dimensi: analisa teks, analisa wacana dan analisa konsumsi teks. Adapun didalam analisa intertekstualnya digunakan konsep framing Gamson dan Modigliani. Framing Gamson dan Modigliani dilakukan pada berita yang menampilkan konsepsi kecantikan. Setelah dilakukan pengamatan menyeluruh terhadap majalah Cosmo edisi 200-2003 maka dipilih berita isu kecantikan yang sering dimunculkan sebanyak tujuh buah, semuanya berasal dari rubrik tetap majalah Cosmopolitan. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa konsepsi kecantikan yang ditampilkan oleh media massa modern adalah dengan eksploitasi tubuh. Tubuh dijadikan komoditi dan dicitrakan sebagai sempurna, konsep kecantikan di majalah cosmo dibingkai dengan nilai-nilai sensualitas dan dalam rangka promosi produk, kecantikan pada majalah Cosmo adalah pelayanan terhadap konsumerisme akan produk kecantikan yang berasal dari luar negeri. Perspektif feminis sosialis melihat bahwa karena majalah melayani kepentingan wanita pembaca dan kepentingan bisnis, maka majalah modern yang tadinya alih-alih membantu mengangkat posisi wanita justru malah sebaliknya menyebabkan wanita terdorong kedalam posisi yang lebih tertindas lagi didalam budaya patriarki, wanita disibukkan urusan mempercantik diri yang tujuannya hanya sebagai pajangan, disamping itu pembodohan ini dimanfaatkan oleh kapitalis, wanita sudah tidak lagi berpikir untuk terjun kedunia publik dikarenakan kesibukan berbelanja produk kapitalis.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F Sinta Mira W
Abstrak :
ABSTRAK
Analisa Transaksional (Transactional Analysis) sebagai konsep yang diutarakan oleh Eric Berne di awal tahun 1960-an merupakan konsep yang menitikberatkan pada pola-pola perilaku. Studi Berne mengintegrasikan motivasi yang tidak disadari, transaksi interpersonal, dan pola-pola perilaku yang berulang. Dalam setting terapi perkawinan, Analisa Transaksional menawarkan suatu pendekatan yang terintegrasi untuk memahami dan mengatasi konflik perkawinan (Magran, 1981 ). Permasalahan yang terjadi dalam perkawinan sebagian besar terkait dengan masalah komunikasi. Dalam hal ini, pola interaksi yang didominasi oleh sikap negatif dan berbagai penyelesaian masalah dengan cara-cara negatif disebut sebagai distres dalam perkawinan. Salah satu bentuk transaksi dalam perkawinan yang sering terlihat pada pasangan yang bermasalah adalah transaksi yang sifatnya tersirat (Ulterior). Transaksi Ulterior ini adalah jenis transaksi yang merupakan landasan terjadinya games. Dalam Berne (1964) games dikatakan sebagai transaksi yang sifatnya masuk aka! (komplementer), namun mengandung unsur tersirat, dan memiliki basil akhir yang diprediksi (pay off). Berne ( 1964) juga menjelaskan tentang berbagai jenis games yang biasa te!jadi dalam lingkup perkawinan. Dalam penelitian ini, analisa games berupa gambaran tentang jenis-jenis gamesĀ· yang biasa dimainkan oleh pasangan, proses terjadinya, tujuan, dan dampaknya. Selain itu, untuk melengkapi gambaran yang diperoleh, penelitian ini juga memberikan gambaran tentang pola interaksi pasangan selama ini, ego state yang dominan berperan dalam interaksi, dan isi pesan script yang dimiliki. Dari interview terhadap 3 orang subyek yang mengalami distres dalam pemikahannya dengan berbagai latar belakang permasalahan, diperoleh jenis-jenis games yang biasa dimainkan yaitu : 'See What You Made Me Do', 'Now I Got You, You S.O.B ', 'Harried', 'Comer', 'Look How Hard I've Tried', dan' Uproar'. Kesernua games ini memang merupakan games yang biasa terjadi dalam lingkup perkawinan. Tujuan dari games tersebut sebagian besar adalah untuk menyalahkan pasangan (membuat pasangan berada da!am posisi Not Ok), kecua!i pada Harried yang membuat posisi diri Not OK. Dari paradigma transaksi juga terlihat kecenderungan menyalahkan sebagai bentuk ego state Orang Tua, memiliki pesan tersirat yaitu berisi berbagai kebutuhan-kebutuhan yang tidak bisa disampaikan selama ini. Misalnya kebutuhan untuk dipuji, untuk didukung, untuk tidak ditinggalkan, untuk dimaafkan, dan sebagainya. Dampak dari games ini pun nampaknya semakin memperburuk permasalahan yang ada. Pada 2 orang subyek, suaminya pergi dari rumah karena permasalahan yang dihadapi ini. Bahkan saat penelitian ini dilakukan, ketiga subyek sudah memiliki rencana untuk mengajukan cerai ataupun berpisah dari suaminya. Keterhatasan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh hanya dari sudut pandang istri. Sedangkan analisa games akan semakin baik jika diperoleh data dari kedua pasangan. Semakin baik lagi jika dilakukan dalam setting terapi perkawinan, sehingga hasil akhir yang diperoleh pun bisa berupa konseling untuk mengatasi games yang dimainkan ini.
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fatmawati
Abstrak :
Penelitian ini berlatarbelakang pada fenomena kekerasan terhadap perempuan, yang akhir-akhir ini semakin marak dibahas. Salah satu kekerasan terhadap perempuan adalah kekerasan terhadap perempuan pekerja seks komersial (PSK). Akibat dari kckcrasan yang diaiaminya, sangat rnungkin tirnbul dampak baik secara fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi cara PSK tersebut bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu peneliti mencoba untuk melihat kecenderungan berperilaku PSK yang memiliki pengalaman kekerasan dalam hidupnya melalui media Hand Test. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang perempuan PSK, berusia 15 - 35 tahun, dengan menggunakan data sekunder yang, didapat dari Bagian Klinis Dewasa Fakultas Psikologi Unrversitas Indonesia. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa perempuan pekerja seks memiliki respon yang tinggi pada kategori interpersonal, affection, dependence, aggression, environmental, active, withdrawal, description, dan failure untuk skor kuantitatif. Memiliki respon yang tinggi pada kategori automatic phrase, UTIIII, dau repetition untuk skor kualitatif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>