Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Machfud Nilriad
1996
S33570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelusuran wilayah kesesuaian budidaya bandeng dalam keramba jaring apung merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi bandeng, selain itu juga untuk mengurangi resiko kerugian yang dialami nelayan karena budidaya bandeng memerlukan investasi yang cukup besar. Wilayah kesesuaian budidaya bandeng perlu memperhatikan aspek fisik dalam hubungannya dengan persyaratan hidup ikan bandeng dan juga memperhatikan aspek pendirian keramba jaring apung serta pentingnya memperhatikan aspek tata ruang wilayah perairan sebagai faktor pendukung keberhasilan pembudidayaan bandeng dalam keramba jaring apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah kesesuaian budidaya bandeng di perairan Teluk Banten, diperoleh melalui korelasi keruangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi syarat hidup bandeng yaitu kedalaman, suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, kecerahan dan arus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan spasial, dengan cara menganalisa semua variabel untuk kemudian dikorelasikan dengan menggunakan teknologi SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah kesesuaian dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai terdapat di sepanjang perairan dangkal meliputi Pulau Pamudjan Kecil. Wilayah kesesuaian dengan tingkat kesesuaian kurang sesuai terdapat di sepanjang perairan sangat dangkal dan dalam meliputi pulau-pulau kecil yaitu Pulau Kambing, Pulau Lima, Pulau Kubur, Pulau Satu, Pulau Dua dan Pulau Pamudjan Besar, serta memiliki keadaan fisik yang tidak memungkinkan untuk dijadikan wilayah budidaya bandeng dalam keramba jaring apung.
Universitas Indonesia, 2009
S34049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Stevanus
Abstrak :
Penelusuran wilayah pengembangan tanaman cokelat merupakan salah satu upaya untuk meningkatakan kualitas dan kuantitas produk cokelat, selain itu juga untuk mengurangi resiko kerugian finansial yang dialami petani. Wilayah pengembangan tanaman cokelat perlu memperhatikan aspek fisik dalam hubungannya dengan persyaratan tumbuh dan juga memperhatikan aspek sosial sebagai faktor pendukung keberhasilan pengembangan tanaman cokelat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah potensial pengembangan budidaya tanaman cokelat di Kabupaten Lampung Timur, diperoleh melalui korelasi keruangan antara wilayah kesesuaian, jaringan jalan, permukiman, dan penggunaan tanah. Sedangkan wilayah kesesuaian diperoleh dari hasil korelasi keruangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi syarat tumbuh tanaman cokelat yaitu ketinggian, lereng, tanah, dan iklim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan spasial, dengan cara menganalisa semua variabel untuk kemudian dikorelasikan dengan menggunakan teknologi SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh wilayah potensial rendah, lalu diikuti oleh wilayah potensial sedang, dan wilayah potensial tinggi.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34070
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cinthia
Abstrak :
Kabupaten Pacitan terdiri dari Teluk Pacitan dan perairan Samudera Hindia yang dimanfaatkan nelayan untuk mencari ikan. Sebagian besar cara yang digunakan adalah dengan menggunakan rumpon. Penempatan rumpon didaerah yang sesuai dengan kondisi oseanografi dapat lebih meningkatkan hasil produksinya dibanding yang tidak menggunakan rumpon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui wilayah kesesuaian rumpon dan produksi perikanan pada wilayah kesesuaian rumpon, yang terletak pada wilayah dengan kondisi oseanogafi. Baik nelayan yang tanpa menggunakan rumpon dan yang memanfaatkan rumpon. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan Citra Landsat 8, dengan parameter yang digunakan pada penelitian ini diantaranya suhu, kecepatan arus, kekeruhan, salinitas, kedalaman dan kelimpahan klorofil-a. Metode analisis spasial yang digunakan yaitu analisis overlay dengan teknik SIG. Adapun untuk memperoleh data produksi pada wilayah kesesuaian rumpon dilakukan wawacara dengan nelayan. Hasil penelitian  menunjukkan pada wilayah kesesuaian rumpon, pada region 1 terdapat wilayah yang terkategori sesuai dengan sedikitnya terdapat wilayah yang sesuai. Pada region 2 tergolong wilayah yang sesuai dengan 5 % wilayah yang kurang sesuai. Pada region 3 tergolong sesuai. Produksi ikan dari nelayan yang menggunakan rumpon memiliki produksi 5 kali lipat atau lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan rumpon. Wilayah yang secara kualitas air sangat sesuai untuk penempatan rumpon, menghasilkan ikan dengan kualitas lebih baik, yakni 75 % hasil produksinya merupakan ikan pelagis besar. ...... The main fishing ground of Pacitan Regency are Pacitan Bay and Indian Ocean. In addition to traditional methods, Pacitan fishermen also use Fish Aggregating Devices(FADs) to catch fish. The use of FADs in areas that have suitable water quality can further improve their production. The purpose of this study was to determine effective fish production at FADs locations, which are located in areas with appropriate oceanic conditions. This applies for both fishermen who use fishing rods and those who use FADs. The data collection method in this study used Landsat 8 Imagery, with parameters used in this study including temperature, current velocity, turbidity, salinity, depth and abundance of chlorophyll-a. The method used in this research was Spatial with GIS technique. As for obtaining production data, an interview was conducted with fishermen. The results of the study show that the FAD conformity area, in region 1, is categorized according to at least the corresponding area. In region 2 it is classified as an area that corresponds to 5% of the regions that are not suitable. In region 3 it is considered appropriate. Whereas in quite suitable areas are in the waters south of Pacitan with very deep water conditions. Fish production from fishermen using FADs has 5 times higher production than those who do not use FADs. Areas that are highly suitable for the placement of FADs, produce better quality fish, which is 75% of its production is large pelagic fish.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris
Abstrak :
Kepulauan Karimunjawa menjadi daerah yang memang sangat berpotensial untuk budidaya rumput laut. Namun pada kenyataannya semakin lama potensi itu turun dikarenakan hasil budidaya yang tidak maksimal karena suatu penyakit. Upaya yang mungkin dapat dilakukan yaitu apakah wilayah sekitar Pantai Karimunjawa mempunyai kualitas air yang sesuai maupun potensial. Dalam kesesuaian diukur dari segi kondisi fisik maupun kimia dari suatu air. Kondisi dari potensialnya budidaya rumput laut dimana diukur berdasarkan jarak, aksesibilitas, lokasi, maupun penggunaan tanah sekitar. Maka dari itu tujuan penelitian ini adalah menganalisis sebaran budidaya rumput laut berdasarkan kesesuaian dan menganalisis wilayah yang berpotensi untuk lokasi pengembangan budidaya rumput laut. Kondisi fisik air yang digunakan seperti suhu permukaan laut, arah maupun kecepatan arus laut, dan TSS (Total Suspended Solid). Kondisi kimia air yang digunakan seperti salinitas dan oksigen terlarut. Data – data ini diperoleh dari citra Landsat 8 (OLI), citra MODIS, dan penggunaan algoritma. Pengolahan data selanjutnya akan di analisis secara overlay dimana hasilnya akan berupa persebaran dari wilayah kesesuaian yang terdiri atas wilayah sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai. Analisis yang kedua juga menggunakan analisis spasial deskriptif dalam menentukan wilayah yang berpotensial, cukup potensial, maupun tidak potensial. Hasilnya menunjukan bahwa wilayah yang terbagi atas tiga klasifikasi dalam pengambilan titik validasi. Klasifikasi titik validasi pertama dimana cukup sesuai untuk dibudidaya namun secara jarak, aksesibilitas, lokasi dan penggunaan tanah sekitar memiliki daerah yang potensial. Klasifikasi titik validasi yang kedua dimana memiliki wilayah kesesuaian yang sesuai, cukup sesuai, maupun tidak sesuai namun secara potensialnya merupakan wilayah yang cukup potensial. Klasifikasi ketiga dimana daerah wilayah secara kesesuaian merupakan wilayah yang sesuai namun secara potensial wilayah ini merupakan wilayah yang tidak potensial ......Karimunjawa Islands are become an area that is indeed very potential for seaweed cultivation. However in reality the longer of the potential become more decrease because the cultivation results are not optimal due to an illness. Possible efforts can be made, namely whether where the area around Karimunjawa Beach has suitable and potential water quality. In conformity measured in terms of physical and chemical conditions of a water. The conditions of potential seaweed cultivation are measured by distance, accessibility, and the use of surrounding land. So from that the purpose of this study was to analyze the distribution of seaweed cultivation based on suitability and analyze the potential areas for seaweed cultivation. The physical conditions of water used such as sea surface temperature, wave direction, speed of ocean currents, and TSS (Total Suspended Solid). The chemical conditions of water used such as salinity and dissolved oxygen. These data are obtained from Landsat 8 (OLI) imagery, MODIS imagery, and the use of algorithms. The processing of the data will then be analyzed in an overlay where the results will be in the form of a distribution from the area of suitability which consists of suitable appropriate area, quite appropriate, and not appropriate. The second analysis also uses descriptive spatial analysis in determining potential, quite potential, or not potential areas. The results show that the regions are divided into three classifications in taking validation points. The classification of the first validation point is quite suitable for cultivation but in terms of distance, accessibility, the use of surrounding land has a potential area. The second classification of validation points has an appropriate, sufficiently suitable, or inappropriate area of suitability, but potentially is a potential area. The third classification in which the area of the suitability is an appropriate area, but potentially this region is a potential area
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library