Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Indah Prathiwie
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Setiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Di dalam kehidupan individu terdapat berbagai masalah yang dapat menjadi Menurut Papalia, Sterns, Feldman, Cramp (2002), Santrock (1999) tekanan terus-menerus dan tanggung jawab ganda untuk merawat anak dan orangtua dapat menyebabkan stres pada seorang individu. Hal ini terutama berdampak pada wanita (Preto dalam Bird & Melville, 1994). Pada penelitian ini subjek yang dipilih adalah wanita dewasa madya yang tidak bekerja, mempunyai anak, tinggal bersama ibu mertua, suku bangsa WNI keturunan Tionghoa. Peneliti memilih salah satu kriteria tidak bekerja karena menurut Baruch, Biener, dan Barnett (dalam Cooper & Payne, 1991) wanita yang tidak bekerja mengalami stres yang lebih besar daripada wanita yang bekerja. Selain itu, kemungkinan ia untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tinggal di rumah yang dalam penelitian ini adalah anak dan ibu mertua lebih besar. Peneliti memilih subjek yang mempunyai anak karena salah satu sumber potensi stres yang besar bagi mereka yang berada pada usia dewasa madya adalah anak (Preto dalam Bird & Melville, 1994). Peneliti memilih salah satu kriteria dari penelitian adalah tinggal bersama ibu mertua karena hubungan menantu wanita dengan ibu mertuanya selalu digambarkan tidak akur (www.keluarga.org). Peneliti memilih salah satu kriteria subjek penelitian ini adalah WNI keturunan Tionghoa karena menurut Hariyono (1993), Taher (1997) terdapat ajaran yang berpengaruh dan mendarah daging dalam kehidupan orang Tionghoa sehari-hari yaitu konfusianisme yang mengajarkan bahwa penghormatan anak kepada orangtua memegang peranan yang penting, seseorang harus berbakti. Dalam konteks penelitian ini seorang anak (wanita dewasa madya selaku menantu) harus berbakti kepada orangtua (ibu mertua). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan stres yang dialami dan coping yang digunakan oleh wanita dewasa madya keturunan Tionghoa yang tinggal bersama dengan ibu mertua. Sumber stres yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber stres yang dikemukakan oleh Atwater (1983); Haber dan Runyon (1984) yaitu: frustrasi, konflik, tekanan, dan kecemasan. Coping yang digunakan dalam penelitian ini adalah coping yang dikemukakan oleh Folkman dan Lazarus (dalam Sarafino, 1998), yaitu: planful problem solving, confrontive coping yang tergolong dalam problem focused coping; mencari dukungan sosial yang tergolong dalam problem dan emotion focused coping', distancing, escape avoidance, kontrol diri, menerima tanggung jawab, posilive reappraisal yang tergolong dalam emotion focused coping. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi terhadap empat orang wanita dewasa madya tidak bekerja yang tinggal bersama ibu mertua. Observasi yang digunakan pada penelitian hanya dibatasi pada situasi lingkungan, ekspresi subjek pada saat wawancara berlangsung. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya kesamaan di antara keempat subjek dalam hal sumber stres yang berasal dari hubungan dengan ibu mertua. Sesuatu hal dapat menjadi sumber stres bagi seorang subjek namun tidak pada subjek yang lain. Sumber stres yang berasal dari hubungan dengan ibu mertua adalah perbedaan agama yang dianut diri subjek dengan ibu mertua, pengaturan rumah, ibu mertua yang sering berantakan ketika buang air besar, ibu mertua yang tidak mengkontrol jumlah makanan yang dimakannya, ibu mertua yang sering marah ketika teman-teman anak subjek datang, subjek yang merasa tidak dapat bebas karena tidak dapat pergi ketika hendak pergi. Pada sumber stres yang berasal dari hubungan dengan anak ditemukan satu kesamaan diantara keempat subjek yaitu anak yang sering pergi ke luar rumah. Pada tiga orang subjek perilaku anaknya tersebut disertai pulang pada larut malam. Sumber stres lainnya yang berasal dari hubungan dengan anak adalah dalam hal pergaulan anak, pasangan hidup anak, pengerjaan tugas rumah tangga, anak yang kadang-kadang harus disuruh terlebih dahulu untuk belajar, anak yang ingin langsing sehingga tidak ingin memakan makanan yang rasanya manis yang ditawarkan oleh subjek. Sumber stres yang banyak muncul dari keseluruhan permasalahan subjek adalah sumber stres yang berbentuk frustrasi dan kecemasan. Secara umum coping yang digunakan cenderung mengarah pada confrontive coping yang tergolong dalam problem solving coping. Cara coping ini merupakan satu-satunya coping yang digunakan bersama oleh keempat subjek. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitan pada wanita dewasa madya tidak bekerja yang tinggal bersama dengan ibu mertua dengan suku bangsa yang berbeda dengan penelitian ini. Penelitian dapat dilakukan pada dewasa madya yang suku bangsanya sama dengan ibu mertua namun berbeda dengan suku bangsa subjek pada penelitian ini. Penelitian dapat juga dilakukan pada dewasa madya yang suku bangsa dirinya dan ibu mertua berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian akan berbeda. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan pada wanita dewasa madya bekerja yang tinggal bersama ibu mertua untuk melihat apakah ada perbedaan mengenai stres yang mereka hadapi dan coping yang digunakan.
2003
S3299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransiska D. H
Abstrak :
ABSTRAK
Pada masa dewasa madya, seorang wanita umumnya mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya menurun banyak terjadi pada ranah fisik dan psikososialnya (Papalia et al., 2001). Perubahan penampilan yang terjadi seiring dengan pertambahan usia seperti rambut yang memutih serta kulit yang mulai mengeriput, serta gejala-gejala fisik dan psikologis yang menyertai datangnya menopause seringkah mendatangkan keadaan yang tidak menyenangkan bagi para wanita yang mengalaminya. Tak hanya itu, perubahan psikososial yang berkaitan dengan mulai dewasanya anakanak juga dapat menimbulkan masalah, khususnya bagi para wanita yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja). Kedewasaan anak-anak membuat seorang wanita yang terbiasa menghabiskan hidupnya untuk mengasuh anak-anak kini kehilangan sumber kegiatan utamanya. Ia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh keluarganya, khususnya oleh anak-anaknya (Unger & Crawford, 1992). Kompleksitas masalah perubahan peran dan tanggung jawab serta perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang muncul tersebut dapat menimbulkan stres yang bertumpuk pada beberapa wanita dewasa madya (Papalia et al., 2001), terutama pada mereka yang merupakan ibu berperan tunggak Hal ini selanjutnya berkaitan dengan keadaan kesejahteraan psikologis mereka. Menurut Ryff (1989) orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah orang yang mampu merealisasikan dirinya secara kontinu, mampu menerima diri apa adanya, mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang laint memiliki kemandirian dalam tekanan sosial, memiliki arti dalam hidup, serta mampu mengkontrol lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif^ peneliti berharap dapat memperoleh gambaran dan pemahaman yang mendalam mengenai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui metode wawancara dan observasi Subyek dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. ini Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara umum wanita dewasa madya yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) memiliki kesejahteraan psikologis yang baik. Hal ini dapat terlihat dalam keenam dimensi kesejahteraan psikologis yang diajukan oleh Ryff (1989). Meskipun para ibu tidak bekerja ini pada masa dewasa madyanya mengalami berbagai perubahan, baik yang sifatnya fisik maupun psikososial ternyata mereka dapat menerima dan bereaksi secara positif terhadap perubahan-perubahan tersebut. Beberapa faktor yang nampaknya berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka antara lain adalah adanya dukungan dari keluarga dan pemahaman wanita yang bersangkutan terhadap proses yang dialaminya. Faktor lain yang juga cukup penting adalah karakteristik pribadi dari masing-masing wanita tersebut. Perbedaan karakteristik pribadi ini mempengaruhi cara mereka dalam bereaksi terhadap hal-hal yang teijadi di dalam maupun di luar diri mereka yang selanjutnya juga berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut, peneliti mengajukan beberapa hal yang dapat dilakukan agar para wanita berperan tunggal yang akan dan sedang memasuki masa dewasa madya dapat melewati masa itu dengan baik dan optimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan memberikan pemahaman kepada para wanita tersebut mengenai perubahan-perubahan yang mereka alami pada masa dewasa madya serta dengan meningkatkan dukungan keluarga bagi para wanita yang berada pada masa dewasa madya tersebut. Selain itu, para wanita yang bersangkutan juga perlu menyiapkan suatu aktivitas lain di luar rutinitas kehidupan rumah tangganya sebagai alternatif bila ia sudah tak banyak terlibat lagi dalam tugas pengasuhan anak. Untuk memperkaya hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang melibatkan subyek dengan latar belakang demografis serta keadaan keluarga yang lebih beragam sehingga hasil-hasil penelitian ini pada akhirnya dapat bermanfaat bagi lebih banyak wanita dari latar belakang yang beragam. Selain itu, perlu juga dilakukan penelitian perbandingan terhadap keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya yang berperan ganda (bekerja) agar dapat diketahui dengan lebih pasti aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang khas pada kedua kelompok tersebut. Terakhir, karena adanya keterbatasan kemampuan generalisasi pada pendekatan kualitatif^ maka sebaiknya dilakukan juga penelitian dengan pendekatan kuantitatif agar dapat diperoleh gambaran umum mengenai keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya, baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja.
2003
S3188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefi Liska
Abstrak :
ABSTRAK
Usia dewasa madya merupakan saat penuaan mulai dialami dan disadari oleh seseorang. Perubahan fisik akibat penuaan dinilai lebih negatif pada wanita dibandingkan pria karena standar penilaian sosial yang mementingkan penampilan fisik pada wanita dibandingkan pria. Hal tersebut dapat mempengaruhi body image dan menimbulkan aging anxiety pada wanita dewasa madya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara body image dan aging anxiety pada wanita dewasa madya. Partisipan penelitian adalah 67 orang wanita yang berusia 40-65 tahun di Jabodetabek. Berdasarkan hasil uji statistik, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara body image dan aging anxiety (r = -,365, p < ,05, two-tailed).
ABSTRACT
Middle age is the time when aging begins. Physical change, as an effect of aging, in women is valued more negatively than in men because of social standard which appraises women mostly based on their appearance. Such standard could influence body image and cause aging anxiety in the middle aged women. This research was conducted to find the correlation between body image and aging anxiety in middle aged women. The participants in this research were 67 women who aged between 40-65 years old, residing in Jabodetabek. The statistic test result reveals that there was a significant correlation between body image and aging anxiety (r = -,365, p < ,05, two-tailed).
2014
S53756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library