Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Nurulqolbi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspita Ningrum
Abstrak :
[ABSTRAK
Besarnya jumlah wanita bekerja di DKI Jakarta saat ini menunjukan bahwa para wanita saat ini memegang banyak peran dalam hidupnya. Semakin banyak peran yang dipegang meningkatkan resiko para wanita untuk mengalami role overload dan distres. Distres yang dialami seseorang diketahui memiliki dampak negatif pada diri dan lingkungannya. Wanita multiperan yang mengalami distres tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan bayi, konflik dengan pasangan, keluarga, rekan kerja, hingga orangtua. Telah diketahui bahwa pemberian intervensi menggunakan teknik manajemen stres menjadi salah satu alternatif untuk membantu mengelola stres yang dialami oleh para wanita yang memiliki anak. Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi teknik manajemen stres LivingSMART dan menggunakan bentuk intervensi kelompok. Tujuan dari pemberian intervensi ini adalah untuk memberikan teknik-teknik yang dapat membantu proses penyesuaian emosional dan menurunkan tingkat distres para wanita multiperan, khususnya pada ibu bekerja dalam periode postpartum. Program manajemen stres LivingSMART yang telah dimodifikasi kemudian dinamakan ?Stress Management Program for New Moms?. Program ini dilaksanakan selama lima sesi mingguan yang masing-masing berlangsung selama 90 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen stres dapat memberikan dampak positif pada para partisipan, seperti meningkatkan kemampuan mengenali stresor dan mengenali reaksi stres yang dialami, menurunkan tingkat stres, serta meningkatkan kemampuan penggunaan teknik relaksasi, meditasi, dan visual imagery
ABSTRACT
The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is known that the administration of the intervention using stress management techniques became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period. LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels, and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery.;The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is known that the administration of the intervention using stress management techniques became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period. LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels, and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery., The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is known that the administration of the intervention using stress management techniques became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period. LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels, and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery.]
2015
T44267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ratih Damayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis konsumsi makanan dalam rumah tangga. Konsumsi makanan dalam rumah tangga terdiri dari konsumsi makanan yang disiapkan di rumah dan konsumsi makanan dan minuman jadi. Salah satu faktor yang memengaruhi konsumsi makanan dalam rumah tangga yang dibahas dalam penelitian ini adalah wanita bekerja. Batasan wanita yang digunakan penelitian ini adalah wanita yang berperan sebagai kepala rumah tangga atau sebagai istri, dimana wanita yang memiliki peran tersebut diasumsikan mempunyai tanggung jawab dalam menentukan konsumsi makanan dalam rumah tangga. Analisis yang digunakan adalah regresi data panel fixed effect dengan data panel Susenas 2011-2013, Podes 2011, dan Podes 2014 untuk mengestimasi sistem permintaan dengan LA/AIDS. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jam kerja kepala rumah tangga berjenis kelamin laki-laki memiliki pengaruh positif terhadap proporsi pengeluaran makanan dan minuman jadi.
This research is to analyze food consumption in households. Food consumption in the household consists of consuming food prepared at home and consuming food away from home. One of the factors that influence food consumption in households discussed in this study is working women. The limits of women used in this study are women who act as the head of the household or as a wife, where women who have this role are assumed to have responsibility in determining food consumption in the household. The analysis used was a fixed effect panel data regression with Susenas panel data from 2011-2013, Podes 2011, and 2014 Podes to estimate the demand system with LA / AIDS. The results of the study show that the working hours of men who act as heads of households have a positive influence on the proportion of food away from home.
2019
T53958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawati Savitri
Abstrak :
Kelahiran anak pertama umumnya selalu ditunggu-tunggu setelah pasangan suami istri menikah karena anak dnpat menimbulkan kebahajaan. Namun studi yang dilakukan beberapa peneliti menyatakan bahwa saat pertama menjadi orang tua merupakan suatu krisis dan kepuasan perkawinan menurun drastis dengan kehadiran anak pertama. Hal ini disebabkan pasangan suami istri seringkali membuat harapan yang berlebihan tentang kebahagian anak. Namun setelah anak lahir, ternyata pengalaman mereka tidak sesuai dengan harapan yang sudah dibentuk sebelumnya sehingga anak dianggap mengganggu dan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan mereka (LeMaster dalam Bigner, 1994). Tetapi penelitian lebih lanjut menolak anggapan saat pertama menjadi orang tua sebagai krisis dan menggantinya dengan istilah transisi karena selain menimbulkan stres, individu juga mendapati reward dari perannya sebagai orang tua. Kehadiran anak dikatakan sebagai transisi karena suami istri memasuki tahapan baru dari perkembangan keluarga dan hal ini menimbulkan banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Apabila mereka tidak melakukan penyesuaian yang cepat sebagai reaksi terhadap perubahan ini, maka mana transisi dirasakan lebih sulit. Walaupun sulit, namun banyak juga pasangan suami istri yang dapat melalui masa transisi dengan baik. Menurut Bigner (1994), yang penting adalah bagaimana caranya suami istri mengatasi perubahan yang terjadi dan menyesuaikan diri dengan situasi yang baru ini. Penyesuaian yang dilakukan untnk mengatasi situasi yang sulit ini dinamakan coping (Lazarus, 1976). Mengingat pentingnya coping saat pertama menjadi orang tua dan karena penelitian terdahulu (Ventura & Boss, 1983) dilakukan terhadap subyek-subyek dengan latar belakang budaya Barat, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana coping keluarga di Indonesia saat pertama menjadi orang tua. Adapun yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah masalah, strategi coping dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri saat pertama menjadi orang tua. Karena menjadi orang tua mempunyai pengaruh yang lebih besar pada ibu daripada ayah, maka penelitian ini hanya terbatas pada wanita. Selain itu, subyek yang dipilih adalah ibu yang bekerja karena wanita yang bekerja akan mengalami perubahan yang lebih besar saat pertama menjadi ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk memperoleh data yang lebih kaya dan mendalam, dilakukan wawancara terhadap lima orang subyek. Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu adalah tugas yang semakin meningkat (mengurus rumah tangga, merawat anak sekaligus bekerja) menimbulkan tekanan fisik dan emosional pada wanita. Di tengah kesibukannya itu, wanita pun dituntut untuk tetap memberikan perhatiannya pada suami. Hal ini seringkali menimbulkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan dan mémbuai wanita tidak yakin apakah ia mampu mengatasi tuntutan-tuntutan yang ada. Umumnya coping yang digunakan oleh subyek adalah coping terpusat emosi, yakni mereka berusaha mengendalikan emosi-emosi yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari tuntutan-tuntutan tersebut. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri mereka saat pertama manjadi ibu adalah kesiapan untuk berperan sebagai orang tua, hubungan suami istri yang harmonis, komitmen yang tinggi untuk menjadi orang tua dan tidak membuat harapan yang berlebihan tentang kebahagiaan menjadi orang tua.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Rina
Abstrak :
Kehadiran anak selain membahagiakan ternyata juga rnenimbulkan sejumlah konsekuensi yang harus dihadapi oleh pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Ada 5 dimensi stres yang dikaitkan dengan masa transisi menjadi orangtua, yaitu tuntutan fisik; emosional; ketegangan dalam hubungan suami-istri; terbatasnya aktivitas sebagai orang dewasa; serta terbatasnya karir dan finansial. Pada wanita yang bekerja purna waktu, selain tuntutan tersebut di atas, tuntutan dari lingkungan kerja juga terus berjalan. Kedua tuntutan tersebut tampaknya mempengaruhi kondisi fisik dan emosional ibu bekerja karena mereka harus menghadapi kondisi- kondisi seperti berkurangnya waktu untuk mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Selanjutnya hal ini juga akan mempengaruhi unjuk-kerja mereka di tempat kerja. Dengan adanya kemungkinan negatif yang dapat ditimbulkan dalam usaha menyeimbangkan tuntutan pengasuhan anak dan tuntutan pekerjaan, dibutuhkan penyesuaian terhadap sejumlah perubahan yang terjadi pada masa transisi menjadi ibu yang secara potensial dapat menimbulkan stres. Dalam hal ini, dukungan sosial dapat memperlancar proses penyesuaian (coping) tersebut. Yang dimaksud dengan dukungan sosial yaitu bantuan yang diterima individu dari lingkungannya yang membuat dirinya merasa diperhatikan, dicintai, dihargai serta memiliki keyakinan bahwa ia akan menerima bantuan saat membutuhkannya. Ada 5 tipe/bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, dan jaringan soial. Secara teoritis dikemukakan bahwa suatu sumber stres tertentu menimbulkan kebutuhan akan bentuk dukungan sosial tertentu pula. Agar dukungan sosial dapat berfungsi secara efektif; maka perlu ada kesesuaian antara bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan pada suatu situasi stres tertentu dengan bentuk dukungan sosial yang diterima. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran tentang bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Adanya orang-orang yang signifikan yang merupakan sumber dukungan sosial juga memainkan peran penting, sesuai dengan peran dan jenis hubungannya dengan individu. Selain itu, sumber dukungan juga bisa berbeda untuk suatu bentuk dukungan sosial tertentu yang ditimbulkan oleh stresor tertentu. Untuk itu, perlu diketahui pula sumber dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner. Subyek penelitiannya adalah wanita bekerja purna waktu , baru memiliki satu orang anak dengan usia 3-18 bulan, berpendidikan minimal SLTA clan memiliki suami yang bekerja di luar rumah pula. Hasil yang diperoleh dari 42 wanita bekerja purna waktu tersebut menunjukkan bahwa mereka merasa membutuhkan dan telah menerima kelima bentuk dukungan sosial tersebut saat pertama kali menjadi ibu. Namun demikian, secara umum, bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan lebih besar daripada bentuk dukungan sosial yang diterima. Disamping itu, diperoleh hasil bahwa suami merupakan sumber dukungan sosial utama yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Sementara hasil tambahan menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap penerimaan akan bentuk dukungan sosial tertentu; adanya kesesuaian antara bentuk dan sumber dukungan yang diterima serta hal-hal yang paling sulit dirasakan dalam merawat anak. Berdasarkan basil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk dukungan yang paling dibutuhkan adalah dukungan instrumental, informasi, dan penghargaan. Kemudian baru diikuti dengan dukungan emosional dan jaringan sosial. Sementara dukungan yang diterima terutama dukungan penghargaan, informasi dan instrumental. Selain itu, mereka juga menerima dukungan emosional dan jaringan sosial. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa bentuk dukungan penghargaan dan instrumental yang dibutuhkan berbeda secara signifikan dengan yang diterima. Berkaitan dengan sumber dukungan, suami merupakan sumber dukungan emosional utama yang dibutuhkan dan yang diterima selama menjalani masa ini. Sebagai tambahan, hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok ibu bekerja yang usianya lebih muda menerima dukungan instrumental, informasi dan jaringan sosial yang lebih besar. Selain itu, berdasarkan penghayatan subyek juga ditemukan adanya kesesuaian antara bentuk dan sumber dukungan yang dibutuhkan dan yang diterima; serta sejumlah pendapat tentang hal-hal yang dirasa paling sulit dalam mengasuh anak antara lain sewaktu anak sakit, saat anak rewel dan tidak mau makan serta saat anak menangis tanpa tahu sebabnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emeraldina Darmidjas
Abstrak :
Secara hukum, wanita dan pria memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara Indonesia. Partisipasi wanita di Iapangan pekerjaan telah banyak dijumpai dalam berbagai bidang pekerjaan baik yang secara tradisional dianggap sesuai dengan ciri-ciri feminin wanita maupun di bidang non tradisional yang Iebih banyak didominasi pria. Alasan mengapa wanita memutuskan untuk bekerja dan melakoni tugas sebagai ibu rumah tangga pada saat yang bersamaan juga sudah berbeda-beda. Banyak wanita memilih untuk berkarya di luar rumah atas dasar keinginan sendiri dan bukan karena terpaksa dengan tujuan yang beragam pula (mencari pengaIaman, memanfaatkan ilmu, memanfaatkan waktu luang, menambah rasa percaya diri dan Iain-lain). Namun demikian, bagi wanita yang telah menikah, peran ganda yang dilakoni seringkali menimbulkan masalah seperti stress dan konflik dalam perkawinan akibat kelebihan beban tanggung jawab yang harus dipikul. Di satu pihak wanita dituntut untuk menjadi istri dan ibu rumah tangga sesuai dengan norma dan harapan masyarakat, dan pihak Iain ia juga dituntut untuk menampilkan unjuk kerja yang baik dan komit terhadap pekeriaan yang ditekuninya sesuai dengan tuntutan perusahaan dimana ia bekerja. Dapat dikatakan bahwa peran serta wanita dalam dunia kerja masih menimbulkan masalah dan diperdebatkan oleh berbagai pihak. Hal ini antara Iain disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat dan individu itu sendiri melepaskan diri dari sikap stereotip peran jenis kelamin tradisional yang menganggap wanita serba Iemah dan kurang bisa melibatkan diri dalam dunia yang penuh persaingan, membutuhkan rasa percaya diri atau kemampuan mengambil keputusan yang tepat seperti halnya daiam dunia kerja. Hidupnya pandangan seperti di atas pada masyarakat Indonesia, membuat wanita terhambat untuk bekerja di Iuar rumah dan mengembangkan karirnya. Dibandingkan dengan wanita, dalam meniti karir pria tidak menghadapi masalah yang timbul sebagai akibat dari tuntutan peran seperti yang dihadapi wanita. Tuntutan peran ganda inilah yang dengan sendirinya mempengaruhi wanita bekerja karena tidak jarang ia terpaksa meninggalkan dunia kerja atau karir yang sudah dirintisnya karena menikah atau melahirkan anak, atau bahkan karena suaminya tidak mengizinkan bekerja di Iuar rumah. Penelitian ini dikukan berkaitan dengan Iatar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan di atas untuk mengetahui apakah orientasi peran jenis kelamin dan penyesuaian perkawinan berhubungan secara signifikan dengan komitmen karir pada wanita menikah yang bekerja. Komitmen karir yang dimaksud di sini adalah keinginan individu untuk terus bekerja sepanjang hidupnya. Komitmen karir merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui motivasi berkarir pada seseorang. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa ternyata komitmen karir yang tinggi memiliki ciri-ciri motivasi kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi dan kecenderungan lebih rendah untuk menampilkan unjuk kerja yang tidak diharapkan. Dalam kaitannya dengan peran jenis kelamin, ditemukan bahwa karakteristik kepribadian maskulin mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap komitmen karir pada wanita bekerja. Suatu penelitian lain yang dilakukan di barat menemukan bahwa komitmen karir pada wanita sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di Iuar pekerjaan (extra-work variables) seperti kepuasan dan penyesuaian perkawinan. Mengacu pada temuan-temuan ini maka peneliti tertarik untuk melihat kecenderungan yang ada di Indonesia. Jumlah subyek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 orang dengan kriteria sudah menikah, sudah bekerja minimal selama 2 tahun, dan berpendidikan minimal akademi atau yang sederajat. Teknik pengampilan sampel adalah teknik insidental sampling, dimana subyek diambil berdasarkan kemudahan pengambilannya dan kebutuhan penelitian saja. Sedangkan alat yang dipakai untuk mangukur setiap variabel penelitian adalah berupa skala yaitu skala penyesuaian perkawinan (Dyadic Adjustment Scale), skala peran jenis kelamin dari Bem (Bem Sex Role Inventory) dan Career Commitment Scale untuk mengukur komitmen karir. Hasil yang didapat antara Iain adalah bahwa ternyata sebagian besar subyek wanita menikah yang bekerja memiliki tingkat penyesuaian perkawinan dan komitmen karir yang tergolong tinggi, serta memiliki aspek maskulinitas dan femininitas yang sama-sama tinggi (memiliki orientasi peran jenis kelamin androgin). Tidak ada kontribusi yang signifikan dan penyesuaian perkawinan terhadap komitmen karir, namun terdapat adanya signifikansi dan orientasi peran jenis kelamin feminin terhadap komitmen karir. Selain itu, ditemukan juga bahwa ternyata ada total masa kerja subyek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen karirnya.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>