"Walini merupakan wilayah yang akan mendapatkan manfaat langsung dari Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pengembangan Walini dapat mengacu Silicon Valley, dimana tingkat pertumbuhan lapangan kerja naik 11,5 dan tingkat pengangguran turun menjadi 3.6 sejak 2007-2015. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pemetaan kawasan dan menganalisa rencana biaya investasi berbasis risiko di Walini sebagai technopark berbasis silicon valley dengan menggunakan metode deskriptif. Hasilnya, Walini mempunyai kesesuaian terhadap karakteristik technopark mengacu Visi, Peraturan dan Pemerintahan, Infrastruktur, Stakeholder dan Target Pasar. Selain itu, hasil dari analisa finansial berbasis risiko, nilai NPV Total turun Rp.32.162.318.205,13 dalam 1000 atau sebesar 35,21 dari NPV Total before risk Rp.123.501.671.470,13 dalam 1000. Lalu, masing-masing IRR per kawasan juga turun dengan nilai yang bervariasi, walaupun begitu, nilainya masih diatas suku bunga BI Rate 4,25. Investasi masih dinilai layak karena PI > 1, walaupun revenue-nya menurun dan jangka waktu pengembalian modal menjadi lebih lama. Walini Technopark yang diintegrasikan sebagai nilai tambah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, menghasilkan PI > 1, terjadi di tahun ke-33 dengan NPV Total Rp.135,498,626,555,68 dalam 1000 dan IRR sebesar 8,48. Sehingga, Walini Technopark dapat memberikan manfaat berupa revenue yang lebih cepat 9 tahun terhadap proyeksi yang semula 42 tahun.
Walini is an area that will get benefit from the Jakarta Bandung High Speed Railway project. Its development could comply of Silicon Valley, where the employment growth rate rose 11.5 and unemployment rate down to 3.6 from 2007 2015. The aim of this study are to plan mapping area and analyze investment funds plan nasedon risk of Walini as a technopark based on Silicon Valley using descriptive methods. The results, Walini has a compatibility from general technopark characteristic Vision, Regulation and Government, Infrastructure, Stakeholder and Market Target. Furthermore, investment based on risk made the Total NPV value decreased by Rp.32.162.318.205,13 in 1000 or by 35.21 before risk, which is Rp.123.501.671.470,13 in 1000. Then, the value of IRR from each area had variative result despite of still greater than BI Rate 4.25. The investment remains acceptable caused of the PI 1, even the revenue had a decreasement with a long term of payback period. In case Walini Technopark as a value added to Jakarta Bandung High Speed Railway, its has produced PI 1, happened in years 33 with Total NPV Rp.135,498,626,555,68 in 1000 and IRR 8,48. So that, Walini Technopark could give a benefit 9 years earlier than a formerly projection, which was a 42 years."