Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuhatu, Adisanto Jozef
"ABSTRAK
Masalah waktu luang merupakan masalah yang semakin mendapat perhatian untuk ditelaah dengan melihat semakin dianggap pentingnya waktu luang dalam jaman yang semakin berkembang saat ini. Penulisan skripsi ini membahas mengenai pemanfaatan waktu luang pada satu kelompok masyarakat yang dianggap menempati posisi khusus dalam masyarakat, yaitu kelompok mahasiswa. Alasannya, selain masalah yang menyangkut kegiatan belajar semata, kegitan waktu luang mahasiswapun juga berperan dalam menunjang keberhasilan mahasiswa studinya. Untuk itu penulis mengambil sampel mahasiswa FISIP UI dan mahasiswa FK UI dalam melihat bagaimana mahasiswa memanfaatkan waktu luangnya. Khususnya dalam penelitian ini perhatian diberikan pada tiga sektor kegiatan yaitu kegiatan sektor intelektual kegiatan sektor seni, dan kegiatan sektor sosial" Perolehan data dilakukan melalui survei sampel dan penentuan sampelnya dilakukan secara proporsional dengan tekhnik random sederhana."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Lestari Suharso
"ABSTRAK
Akibat kemajuan jaman, masyarakat, maupun teknologi mengundang suatu permasalahan tersendiri dalam hal pemanfaatan waktu luangnya. Aneka ragam produk negara maju, baik yang berbentuk fasilitas maupun budaya, telah diadopsi oleh masyarakat yang siap atau tidak siap harus bertanggung jawab terhadap kansekuensi penggunaan produk ini (Sukadji, S, 1990). Banyak ahli ilmu sosial menganggap pertunya bimbingan terutama yang menyangkut penggunaan untuk mengisi waktu luang bagi remaja, khususnya pelajar SMU.
Sering dijumpai remaja-remaja yang masih berseragam sekolah berkeliaran di pusat perbelanjaan atau bergerombol di tepi jalan melihat orang-orang yang berlalulalang. Kegiatan semacam ini dirasakan kurang bermanfaat dan dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti mengganggu ketentraman, perkelahian dll. Bukanlah tidak mungkin dari berbagai situasi yang tidak nyaman seperti sekarang ini, keterlibatan siswa dalam tawuran merupakan wujud dari kurangnya pemanfaatan waktu luang secara maksimal. Dugaan ini dapat ditinjau lebih jauh melalui salah satu manfaat sosial dari pengisian waktu luang. Pelajar yang lebih sibuk dan menyukai kesibukan, umumnya memiliki waktu luang yang membuat Mareka cenderung kurang berminat pada kegiatan-kegiatan yang tidak berguna. Pengisian waktu luang yang kurang terarah, akan mendesak kegiatan yang kurang terarah seperti perbuatan negatif, merusak ataupun keterlibatan mereka pada tawuran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (dalam skripsi Dewi D.R. Kumala, 1979) bahwa waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh yang buruk bagi remaja.
Dan berbagai penelitian tampak bahwa makin bertambahnya usia dan tingkat pendidikan seseorang ternyata tidak hanya IQ (kecerdasan) yang berpengaruh pada prestasi akademik seseorang. Temyata ditemukan dimensi lain yang juga berpengaruh pada prestasi akademik (keberhasilan dalam akademik) seperti kepribadian, minat, motivasi dll. yang sebetulnya dapat diperoleh melalui pengisian kegiatan waktu luangnya. Hal ini bisa dimengerti karena pengisian waktu luang dapat bermanfaat untuk pengembangan diri, menambah pengetahuan juga memperluas pergaulan (Mursitolaksmi, 1988).
Pengertian waktu luang masih diasosiasikan sebagai waktu dimana seseorang tidak melakukan sesuatu atau saat orang bermalas-malasan, saat orang melakukan sesuatu seenaknya tanpa tergesa-gesa dan tidak perlu serius (Sukadji, S, 1990). Di lain pihak jika ditinjau dan kegiatan formal maupun non-formal, maka waktu luang adalah waktu di luar jam kerja atau sekolah, di luar kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat, kegiatan makan, tidur atau istirahat dan pemenuhan kebutuhan fisiologis lainnya (Catursari, 1990).
Penelitian mengenai kegiatan waktu luang, khususnya siswa SMU (sekolah menengah umum) yang dibandingkan dengan siswa SMUK (sekolah menengah umum kejuruan) memang masih sedikit. Ditinjau dan sistem pendidikan (kurikulum), maupun lingkungan antara SMU dengan SMUK, tampaknya ada karakteristik yang berbeda antara siswa dan SMU dan SMUK. Dimana siswa SMUK sudah banyak tertuju pada hal-hal yang lebih khusus sejak mereka menduduki kelas 1, misalnya SMEA, STM, SMT atau SMIP di yang masing-masing terdiri dari beberapa rumpun atau bidang kekhususan dan akan lebih banyak menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan jurusannya. Sementara siswa SMU lebih banyak menerima materi pelajaran yang bersifat umum sampai menduduki kolas 2 SMU, Perbedaan penerimaan materi pelajaran bar terlihat begitu siswa memasuki penjurusan di kelas 3 SMU, yaitu pada saat mereka di juruskan ke IPS, IPA atau Bahasa. Perbedaan ini kemungkinan besar juga akan membedakan dalam hal pengisian waktu luang mereka.
Berdasarkan laltar belakang masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan ?Bagaimana gambaran kegiatan waktu Iuang antara siswa SMU dengan siswa SMUK" dan ?Bagairnana gambaran pengisian waktu Iuang siswa SMU maupun SMK berkaitan dengan jurusannya masing-masing?"
Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi, khususnya guru bimbingan di sekolah baik SMU maupun SMUK agar kegiatan bimbingan waktu luang dapat diperkenalkan/ditingkatkan sehingga para siswa dapat diarahkan ke kegiatan yang positif sesuai dengan minat mereka. Dengan demikian diharapkan kegiatan yang tidak bermanfaat yang dilakukan pelajar dapat berkurang. Selain itu dengan kegiatan bimbingan ini, diharapkan siswa dapat memiliki gambaran yang lebih nyata mengenai kematangan karirnya, karena pemilihan kegiatan waktu luang juga banyak berkaitan dengan minat seseorang.
Penelitian ini dilakukan pada 489 siswa kelas 2 SMU/SMK di Jakarta, yaitu: SMUK 7, SMU YPM, SMU Muhammadiyah 14, Madrasah Aliyah Negeri 7 Lenteng Agung, SMUT Al-lzhar, SMK 29, SMK 57, dan SMK YPM. Seluruh siswa diberikan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertutup yang harus dijawab oleh siswa. Kemudian data yang terkumpul diolah dandi analisa berdasarkan perhitungan frekuensi dan % jawaban.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Gambaran kegiatan waktu luang antara siswa SMU dengan SMUK, maupun antara jurusan dan masing-masing SMU dan SMUK tampak tidak jauh berbeda. Kegiatan olahraga maupun kegiatan mengerjakan tugas sekolah dan rumah merupakan kegiatan yang umumnya dipilih oleh siswa SMU maupun SMUK. Hal yang menarik dan penelitian ini adalah bahwa bagi siswa SMU kegiatan ekskul merupakan kegiatan yang cukup diminati sebagai kegiatan di luar sekolah selain kegiatan mengerjakan tugas sekolah dan tugas rumah. Sementara bagi siswa SMUK justru tidak memiliki kegiatan di luar sekolah lebih diminati daripada mengikuti kegiatan ekskul.
Kegiatan belajar di rumah umumnya dilakukan di malam hari selama 1-2 jam.
Kegiatan waktu luang cukup positif bagi siswa dimana selain dapat menambah pengetauan juga untuk pengembangan diri. Ada pula yang menganggap dapat menambah teman. Namun hal yang perlu dicatat adalah, ada segelintir siswa yang menganggap kegiatan waktu luang sebagai sesuatu kegiatan yang membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat.
Tampaknya sebagian besar siswa menganggap bahwa kegiatan waktu luang yang mereka piiih merupakan pilihan mereka sendiri, dan oleh karena itu juga berhubungan dengan hobi mereka.
Berdasarkan basil penelitian tersebut, maka disarankan agar diperluas ke sejumlah siswa lain agar perbandingan antara siswa SMUN, SMU swasta, SMUK maupun SMU Beragama dapat seimbang, sehingga dinamika jawaban dari setiap sekolah dapat lebih tampak. Selain itu beberapa pertanyaan dapat diperluas dengan pertanyaan lain, seperti alasan mengapa siswa memilih beberapa kegiatan tertentu atau tidak memilih kegiatan apapun di luar kegiatan sekolahnya, atau mengapa siswa memiliki kegiatan belajar yang tidak tentu. Dengan mengetahui alasan jawaban siswa, akan lebih mudah bagi berbagai pihak untuk menciptakan suatu kebiasaan akan pentingnya membagi/mengatur waktu antara kegiatan sekolah dan di luar sekolah. Sebagai suatu kegaitan yang positif sebaiknya sekolah, atau guru khususnya, bahkan keluarga (orangtua) perlu menunjang siswa untuk mengisi kegiatan waktu luangnya. Sebab seperti telah diutarakan kegiatan apapun yang dipilih seseorang tidak dapat dilepaskan dan dukungan keluarga dan pihak sekolah selain penyediaan sarana juga dorongan untuk mengikuti kegiatan tertentu.
Disamping itu sebaiknya kegiatan bimbingan waktu luang maupun bimbingan karir perlu diperkenalkan pada siswa SMU agar siswa juga belajar menghargai waktu dan dapat mengatur waktu secara efektif dan proporsional dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Tentunya orangtua maupun pihak sekolah juga perlu menunjukkan bahwa pengisian kegiatan waktu luang tidak harus berkaitan dengan sesuatu yang sifatnya akademis, tetapi juga perlu diimbangi dengan hal-hal lain yang menunjang hobi mereka."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Maulida
"Waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat diibaratkan sebagai sumber daya. Karena jumlahnya terbatas yaitu sebanyak 24 jam selama satu hari. Terbatasnya waktu tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk beraktivitas setiap hari. Di Kecamatan Cakung kegiatan sektor industri merupakan kegiatan perekonomian yang paling mendominasi. Keberadaan sektor industri ini mendorong pertumbuhan pabrik yang membutuhkan penggerak kegiatan industri. Buruh pabrik merupakan satu dari banyak profesi yang muncul akibat pertumbuhan pabrik tersebut. Berdasarkan situasi geografi, pemanfaatan waktu luang buruh pabrik di Kecamatan Cakung cenderung beraktivitas di sekitar tempat tinggalnya. Karena berdasarkan situasi aktivitas waktu luang, lebih banyak melakukan aktivitas keluarga dan rumah. Kemudian berdasarkan situasi sosial, buruh pabrik cenderung beraktivitas bersama dengan individu lain.

Time in daily life is a limited resource because there're only 24 hours a day. The limited time in a day should be used to the maximum in order to fulfill daily life. In District of Cakung, industrial sector is the main economic activities. The existence of the industrial sector is pushing the growth of the factory and as the result is the increasing demand of labors. Based on the geographic situation, labors usually doing free time activities near their house. The reasons is, based on their free time activities, they tend to do family activities and at home acivities. The social situation, labors tend to do activities together with other individuals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Surya Hutami
"ABSTRAK
Remaja yang rentan terhadap stress harus dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan baik untuk dapat mengurangi dampak negatif dari stress tersebut. Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan ialah mengisi waktu luang di restoran. Perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat membuat fungsi restoran tidak lagi hanya menjadi sebuah tempat untuk makan, tetapi juga menjadi salah satu sarana orang untuk melepas lelah dan sebagai salah satu bentuk leisure. Pemilihan lokasi restoran yang akan dikunjungi merupakan sebuah proses yang ditentukan oleh faktor pendorong yang berasal dari diri remaja yaitu motivasi, waktu tempuh dan asal keberangkatan. Ada juga faktor penarik yang berasal dari karakteristik lokasi restoran (site dan situation). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemilihan lokasi restoran untuk mengisi waktu luang remaja. Untuk mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan adalah melakukan analisis spasial dengan metode deskriptif berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada remaja. Hasil yang diperoleh yakni pola pemilihan lokasi restoran untuk mengisi waktu luang remaja beragam. Berdasarkan motivasinya, remaja dengan motivasi fisik dominan lebih mengutamakan situation dan remaja dengan motivasi sosial dominan lebih mengutamakan site dalam memilih restoran untuk mengisi waktu luang. Berdasarkan waktu tempuhnya, semakin cepat ditempuh lokasi restoran dari asal keberangkatan remaja, maka restoran itu akan semakin banyak dipilih oleh remaja. Berdasarkan asal keberangkatannya, remaja dominan pergi ke restoran dari kost.

ABSTRACT
Youth who are prone to stress should be able to use their leisure time well in order to reduce the negative impact of such stress. One of the activities that can be done is to go to a restaurant. Lifestyle changes that occur in the community make the restaurant function is no longer just be a place to eat, but also be one of the means of people to unwind and as a form of leisure. Selection of the location of the restaurant to be visited is a process that is determined by the driving factor that comes from youth is motivation, travel time and origin of departure. There are also pull factors derived from the characteristics of the destination location (site and situation). This study aims to determine selection pattern of restaurant location for spending youth's leisure time. To achieve the research objectives, the method used is to analyze the spatial analysis with descriptive methods. The results obtained by the pattern of the restaurant selection to fill youth leisure time are variety. Based on the motivation, dominant of youth with physical motivation prefers situation, and youth with social motivation prefer the site to choose the restaurant to spend their leisure time. Based on the travel time, the sooner reached the location of the restaurant from the original departure of youth, then the restaurant will be chosen by the youth. Based on the origin of departure. Dominant of youth went to the restaurant from the boarding house.
"
Universitas Indonesia, 2016
S61684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosemary Chrisanny D.
"Waktu Iuang kerapkali diasesiasikan dengan saat bersantai, bermalas-malasan, atau bersenang-senang belaka. Bahkan waktu Iuang sering dipandang sebagai hal yang kurang penting, misalnya bila dibandingkan dengan pekerjaan atau keluarga. Namun sebenamya, waktu Iuang, yang didefinisikan sebagai waktu yang tersedia setelah melakukan berbagai kewajiban sehari-hari, kaya akan manfaat bagi kehidupan seseorang. Terlebih dalam situasi Jakarta, yang hingar bingar dengan berbagai kesibukan, persaingan, dan tekanan, dimana waktu Iuang bisa membantu seseorang menjaga keseimbangan mental dan mengaktualisasikan dirinya.
Peran waktu Iuang dalam kehidupan manusia tidaklah remeh. Apa yang dialami seseorang dalam waktu luangnya bermanfaat bagi kesehatan fisik, mental, kepuasan hidup, dan perkembangan psikologisnya. Bahkan suatu penelitian mengemukakan bahwa bila dibandingkan dengan pekerjaan dan pernikahan, korelasi kepuasan terhadap aktivitas selain kerja dengan kesejahteraan psikologis seseorang tergolong tinggi.
Persoalan yang dihadapi sehubungan dengan waktu Iuang bukan sekadar ada atau tidak adanya waktu Iuang, namun lebih kepada bagaimana cara seseorang mengisi waktu Iuangnya ataupun bagaimana pengalaman yang diperolehnya melalui aktivitas waktu luangnya tersebut. Cara seseorang memanfaatkan waktu Iuang memang berpotensi untuk memberikan pengaruh yang positif maupun negatif bagi kualitas hidupnya.
Semakin signifikannya topik mengenai waktu Iuang, semakin banyaknya kuantitas waktu Iuang akibat kemajuan teknologi, serta semakin bervariasinya alternatif pengisi waktu Iuang menyebabkan peneiiti menganggap bahwa hal ini penting untuk diteliti. Selain itu, penelitian yang berkaitan dengan penggunaan waktu Iuang ditinjau dari sudut pandang psikologi belum banyak dilakukan, terlebih dengan menggunakan subyek penelitian di Indonesia. Dengan demikian, peneliti mengangkat topik penelitian penggunaan waktu Iuang, dengan memusatkan perhatian pada orang dewasa muda. Fokus studi ini ditetapkan mengingat orang dewasa muda, yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja, tentunya memiliki waktu Iuang yang terbatas. Di samping itu, komposisi penduduk usia dewasa muda di Jakarta tergolong besar ketimbang kelompok usia lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan waktu Iuang dan makna psikologisnya bagi orang dewasa muda lajang yang bekerja penuh waktu. Penggunaan waktu Iuang yang diteliti meliputi waktu luang, aktivitas waktu luang, dampak aktivitas waktu luang, penilaian terhadap kuatitas penggunaan waktu luang berdasarkan 5 kriteria Ieisure dan arah leisure (positif/negatif), serta harapan terhadap waktu Iuang maupun aktivitas waktu Iuang. Subyek penelitian berjumlah 92 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling. Alat pengumpul data yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.
Dari hasii penelitian, diperoleh data bahwa kuantitas waktu luang subyek berkisar antara 1 sampai 4 jam per hari kerja. Sebagian besar subyek tetap menginginkan tambahan kuantitas waktu luang, walaupun mereka menilai bahwa kuantitas yang dimiliki saat ini sudah memadai. Hampir semua subyek menganggap waktu Iuang itu penting, sebagian besar adalah sebagai pengimbang rutinitas sehari-hari dan sarana untuk beristirahat. Masalah terbanyak dengan waktu luang terkait dengan pakerjaan responden, yaitu tersitanya waktu luang oleh kewajiban, dan gagal melakukan rencana kegiatan lainnya karena lelah. Hampir seluruhnya mengakui membutuhkan waktu luang, tahu apa yang akan dilakukan dalam waktu luang, serta cenderung menikmati waktu luang. Namun sebagian besar merasa bahwa penggunaan waktu Iuangnya kurang optimal dan perlu diperbaiki.
Aktivitas pengisi waktu luang terpopuler adalah menonton TV. Alasan untuk aktivitas tersering adalah untuk pengembangan diri, kesegaran, dan relaksasi, sedangkan alasan untuk aktivitas kedua tersering adalah untuk istirahat, karena berminat, dan karena faktor kemudahan. Subyek membutuhkan tenaga fisik yang agak besar maupun kecil, daya pikir yang tergolong sedang, serta keterlibatan emosi yang agak besar dan kecil untuk melakukan aktivitas waktu Iuangnya. Aktivitas yang dipilih cenderung di dalam ruangan, di dalam atau sekitar rumah, dilakukan seorang diri, serta bersifat fleksibel.
Dampak aktivitas waktu luang yang menonjol adalah untuk mendapatkan kesegaran baru. Secara umum, subyek juga merasakan leisure pada aktivitas waktu luangnya. Berdasarkan 5 kriteria leisure, umumnya subyek menilai bahwa aktivitas waktu luangnya dipilih secara bebas, memiliki motivasi intrinsik, mendatangkan rasa damai, membantu subyek memenuhi diri (self-fulfillment), serta signifikan dan berharga. Subyek juga menganggap bahwa aktivitas waktu luangnya terarah pada hal-hal yang positif. Harapan terbanyak terhadap waktu luang adatah ditambahkan kuantitas waktu luang, dan harapan terbanyak terhadap aktivitas waktu Iuang adalah melakukan aktivitas yang bersifat santai, produktif dan aktif.
Melihat hasil penelitian ini, peran waktu Iuang sebagai kompensasi bagi kebutuhan subyek yang tidak terpenuhi di pekerjaan perlu diperhatikan, juga pembiasaan diri mengisi waktu Iuang dengan aktivitas positif, tuntunan kegiatan avokasional, serta pengadaan program kegiatan pengisi waktu uang yang lebih membangun dan bersifat aktif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Marina Tiara
"Dalam dunia kerja saat ini terdapat pembagian bidang profesi sesuai stereotip jender. Sebagian besar perempuan berada pada bidang profesi feminin, walaupun adapula yang berada pada bidang profesi maskulin. Pengaruh sosialisasi peran jender sejak kecil menyebabkan berkembangnya sejumlah ciri kompetensi sesuai jender sehingga mengarahkan perempuan pada bidang profesi tertentu. Sosialisasi dilakukan diantaranya melalui aktivitas waktu luang, yaitu aktivitas yang dapat memberikan peluang bagi berkembangnya suatu kompetensi sesuai jenisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kaitan antara aktivitas waktu luang yang ditekuni perempuan pada masa remaja dengan keberadaannya pada bidang profesi feminin dan maskulin, sehubungan dengan ciri-ciri kompetensi yang dikembangkan dalam menekuni suatu aktivitas waktu Iuang.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif berbentuk ex post facto; membandingkan 2 kelompok subyek dalam bidang profesi feminin dan maskulin; sampel penelitian 130 perempuan; dipilih berdasarkan incidental sampling. Aktivitas waktu luang diteliti berdasarkan keikutsertaan pada suatu jenis aktivitas olah raga, organisasi, kesenian dan pengembangan ketrampilan. Aktivitas olah raga dan organisasi diteliti lebih dalam menggunakan kuesioner sesuai teori kompetensi kerja Spencer & Spencer, (1993) dan Skala Likert (Oppenheim, 1966).
Ada perbedaan yang signifikan antara perempuan pada bidang profesi maskulin dan feminin dalam hal jenis aktivitas waktu luang yang ditekuni semasa remaja. Sesuai aktivitas olah raga, perempuan pada bidang profesi maskulin menekuni jenis olah raga team games dan olah raga dengan pihak lawan yang mengembangkan ciri-ciri kompetensi achievement orientation, team leadership, self confident; sedangkan perempuan dalam bidang profesi feminin menekuni jenis olah raga yang solitaire, yang tidak mengembangkan ciri kompetensi diatas. Sesuai aktivitas waktu luang organisasi, perempuan dalam bidang profesi maskulin memiliki jabatan pimpinan yang mengembangkan achievement orientation, team leaderhip dan self condfident; sedangkan perempuan dalam bidang profesi feminin memiliki jabatan non-pimpinan yang mengembangkan interpersonal relationship dan relationship building. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam keikutsertaannya pada aktvitas kesenian dan pengembangan ketrampilan.
Ada kaitan yang erat antara aktivitas waktu luang yang ditekuni perempuan semasa remaja dengan keberadaan mereka pada bidang profesi feminin dan maskulin. Keikutsertaan perempuan pada aktivitas olah raga team games, olah raga dengan pihak lawan dan jabatan pimpinan dalam berorganisasi mengembangkan sejumlah ciri-ciri kompetensi yang sesuai dengan bidang profesi maskulin. Absennya perempuan pada aktivitas tersebut menyebabkan tidak berkembangnya karakteristik "maskulin" sehingga lebih berkembang karakteristik yang sesuai dengan stereotip jender dan hal ini mengarahkan perempuan pada bidang profesi feminin. Bagi para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya, aktivitas waktu luang anak sesuai stereotip jender akan menghambat perkembangan potensi mereka secara maskimal. Bagi penelitian selanjutnya rnengenai aktivitas waktu luang, dapat diteliti lebih spesifik ciri-ciri kompetensi yang berkembang dalam menekuni suatu jenis aktivitas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>